Bab 635 Godaan yang Disengaja
"Benarkah Qiao Shaojing sengaja melakukan ini?"
Sheng Youran yang telah mendengar penjelasan Mu Yibei, hampir menyaksikan seluruh kejadian tadi.
Qiao Shaojing mencari Xie Shanshan bukan karena api lama berkobar lagi, tidak ada hubungan masa lalu di antara mereka, hanya karena perempuan ini cukup patuh.
Secara khusus memanggil Ye Mo'er, hanya untuk membiarkan Ye Mo'er yang sedang bosan melihat Xie Shanshan menggoda Ye Mo.
"Lalu bagaimana?" Mu Yibei memegang cawan anggur, alisnya terangkat perlahan seperti penonton yang sudah selesai menonton drama, "Dia tidak mungkin tertarik pada bahan kelas rendah seperti Xie Shanshan, hanya Ai Ke'er yang mau percaya."
Sheng Youran menghela napas lega, sambil membantah, "Melihat langsung hal seperti ini, wajar saja jika muncul keraguan. Hanya kalian yang tahu kelasnya Xie Shanshan."
Mu Yibei malas menghiraukan.
Tiba-tiba dia teringat sesuatu, menyelipkan kalimat tambahan, "Jadi melihat langsung pun belum tentu benar, bukan?"
Mu Yibei melirik ke arahnya, dengan santai meletakkan cawan anggur, "Apa yang ingin kamu sindirkan?"
“Melihat belum tentu percaya, soal kejadian sebelumnya, kamu seharusnya… tidak terlalu mempermasalahkannya lagi, kan?” Suara Sheng Youran melembut beberapa nada, berkedip lalu menatap wajahnya.
Begitu kata-kata itu terucap, raut wajah Mu Yibei langsung berubah dingin seolah diselimuti lapisan es.
Peristiwa yang dia maksud selain dirinya dan Ye Yunting, tak mungkin yang lain.
Lelaki itu menekan bibirnya rapat-rapat, menatap pipi kecilnya yang tanpa senyum sama sekali. Setelah lama terdiam baru berkata, “Kenapa, masih merasa benar?”
Saat kehilangan ingatanlah dia bertemu kembali dengan Ye Yunting, bahkan tinggal serumah dengannya sekian lama.
Terakhir saat pria itu mencari orang tersebut, dia malah menyembunyikannya di kamarnya selama setengah bulan.
Bisakah ini dibandingkan dengan urusan Joe Shaojing?
“Oh, masih marah ya, kukira kamu sudah tidak marah...”
Mu Yibei mengulurkan tangan mengangkat dagunya, menatapnya sekelirik.
Awalnya ingin bertanya: Jika hal itu terjadi saat ingatannya pulih, apakah dia masih akan melakukannya?
Tapi beberapa pertanyaan lebih baik tidak diajukan. Apapun alasannya, selama kemungkinan pilihan yang sama masih ada, dia takkan pernah puas.
Jawaban dari pengandaian seperti itu pun tak ada artinya.
Apapun yang diucapkannya, selalu ada kemungkinan lain.
Di ambang ucapan, dia mengganti kalimat, “Untuk sementara kuanggap ini sebagai balas nyawa. Tapi, tidak ada lain kali.”
Takkan ada kesempatan lagi. Bahkan jika dia harus menangani Ye Yunting, takkan diberitahukan padanya.
Tak ingin lagi menemui hasil seperti ini untuk kedua kalinya.
Sheng Youran mendongak, mengulurkan tangan memeluknya balik.
Apapun keraguan yang tadi sempat muncul padanya, intinya dia tetap belum bisa menerima hal ini.
Lain kali?
Dia yakin tidak akan ada 'lain kali' lagi.
Ye Yunting pernah bilang, mereka tidak akan bertemu lagi.
Dia juga 'sudah tidak mengingat' dirinya.
"Suami ayo kita pulang!" Matanya tak berkedip memandangnya, bergumam pelan, "Lihat raut wajah Ye Mo sudah seperti itu. Sekarang dia tidak bisa menemukan Qiao Shaojing, hati-hati nanti dia melampiaskan amarahnya padamu."
Sebenarnya ini cuma keributan kecil, karena kemungkinan Ye Mo menyentuh perempuan yang bahkan Qiao Shaojing tidak mau sentuh lebih rendah lagi.
Orang sepertinya, sekilas sudah kelihatan bukan tipe yang sembarangan bersentuhan dengan orang-orang yang berantakan.
Bagi Ye Mo Er, metode bodoh seperti ini mustahil bisa menipunya, karena jelas-jelas ini ulah Qiao Shaojing yang disengaja.
Qiao Shao Jing seharusnya juga tidak mungkin mengira Ye Mo Er akan mempercayainya.
Tapi tetap saja dia menuangkan sebotol anggur merah ke kepala Xie Shan Shan, mungkin ada perbedaan antara melihat dan benar-benar tahu ya?
Sheng Youran memperhatikan raut wajah Ye Mo yang semakin muram, menduga meski awalnya ini cuma permainan yang sengaja dibuat Qiao Shao Jing, sekarang sudah masuk ke tahap serius.
"Tapi, apakah Ye Mo Er tidak apa-apa?" Sheng Youran menggenggam lengan Mu Yibei, tampak khawatir, "Waktu itu dia benar-benar ingin pergi. Tanpa alasan khusus pasti tidak akan kembali. Entah apa yang terjadi."
“Mengapa dia kembali itu urusannya sendiri, kamu sedang mengandung Baby, akhir-akhir ini jangan terlalu menyangkut dengannya.” Suara Mu Yibeu terdengar berat, “Jika dia tahu batas, seharusnya dia pahan tidak boleh melibatkanmu lagi.”
*
“Nona Ye, silakan masuk mobil.”
Di luar hotel, pengawal hampir putus asa.
“Ini agak lucu.” Mo Shi menyeringai sinis, “Kenapa aku tidak boleh mengantarnya pulang? Meski aku baru datang ke Kota Suci dan belum kenal wilayah, tapi kenapa aku juga dilarang naik mobil?”
Pengawal hanya melirik ke arah Mo Shi.
Sang bos sedang marah, tujuan membawa Nona Ye pulang memang karena pria ini, tentu tidak mungkin mengizinkannya ikut.
Tapi ini Ye Mo'er, jika dia bersikeras tidak mau masuk mobil, pengawal pun tidak bisa berbuat banyak.
Meski dia terluka, mereka bisa memaksanya masuk mobil, tapi apakah pantas dilakukan?
“Benar, bukankah Tuan Kedua Mo adalah tamu? Tidak boleh mengantar sebentar?” Ye Mo'er tersenyum santai.
“Nona Ye, Guru Mo ini meskipun tamu, bukan tamu kita. Dia tamu Tuan Lu.” Pengawal mengingatkan, “Lagipula dia tinggal di hotel ini, kami tidak perlu mengantarnya.”
Mo Shi mengangkat alis menambahkan, “Aku tidak bilang mau diantar ke hotel. Apa aku tidak boleh jalan-jalan di sini?”
Pengawal merasa lelaki ini mungkin akan mengulur waktu dengan alasan, langsung tak menghiraukan dan hanya mengingatkan, “Nona Ye, bos akan... tidak senang. Lebih baik naik mobil, luka di tubuhmu belum sembuh, pulanglah beristirahat.”
“Kamu terluka?”
Ye Mo Er mengangkat wajah dengan senyuman tipis yang menunjukkan ketidakpedulian, hanya menggelengkan kepala kepada Mo Shi sebagai isyarat bahwa dirinya baik-baik saja.
"Tenang, dia tidak akan marah." Kelengkungan senyuman di sudut mulutnya semakin dalam, "Dia sangat sibuk, dan lelaki berkelas seperti itu tidak akan mudah tersinggung."
Pengawal; "...Berkelas?"
"Bukankah tadi dia dengan penuh kelasan menyuruh kalian mengantar Nona yang malang itu keluar? Ini pertama kalinya kulihat Kakak Ye Mo begitu gentleman, bukankah dia biasanya tidak mau ikut campur urusan orang?"
Pengawal teringat pada perempuan itu. Saat Lao Da memberi perintah, jelas-jelas maksudnya adalah untuk membuat perempuan itu menderita.
Bagaimana bisa di mulut Ye Mo Er disebut sebagai sikap gentleman?
Sebelum sempat menjelaskan, tatapannya menangkap sosok di belakang Ye Mo Er.
Wajah dingin dengan garis tajam itu terbentuk sempurna di bawah cahaya lampu emas, namun pupil matanya memancarkan hawa dingin yang menusuk.
"Nona Ye..." Pengawal segera memberi kode dengan sorot matanya.
Mo Shi menoleh sambil mengaitkan bibirnya, "Tuan Ye Mo, kehormatan bagi saya. Sebelumnya tidak tahu identitasmu dan bahwa Mo'er adalah adikmu, harap jangan tersinggung. Kesempatanku ke sini jarang, ingin meminta Mo'er mengajakku berkeliling, tentu tidak masalah kan?"
Sorot mata Ye Mo yang dingin dan tanpa emosi melampaui Mo Shi, mendarat pada sosok di sampingnya.
Perempuan itu mengangkat dagu, menatapnya balik dengan senyum tanpa kata.
"Putuskan sendiri dengan bijak." Suara Ye Mo terdengar sangat berat, bahkan menyimpan nuansa peringatan.
"Ketika suara itu terdengar, langkahnya sudah melewatinya. Suara yang jelas meluncur ke telinganya."
Pengawal membuka pintu mobil.
Dia tidak meliriknya sama sekali, langsung masuk ke kursi belakang mobil.
"Mo'er..."
Mo Shi baru membuka mulut, tiba-tiba dipotong.
"Tuan Kedua Mo, hari ini aku masih ada urusan yang harus diselesaikan." Tatapan Ye Mo'er beralih dari Ye Mo, "Bagaimana kalau lain kali saja?"
Bukan untuk berkonfrontasi dengan Ye Mo dalam urusan tak masuk akal ini, justru sebaliknya, dia harus benar-benar menghindari membuatnya kesal.
