Bab 643 Pikir istriku mudah di-bully ya
Tubuh Ye Mo Er ikut kaku, “Maksudnya apa?”
Seumur hidup?
Menurut pengetahuannya tentang dia, bagaimana mungkin dia masih ingin memiliki ikatan seumur hidup dengannya?
Bagaimanapun dulu dia membunuh anak buahnya yang paling dipercaya, juga saudaranya. Dan...
"Tentu saja makna harfiah." Ye Mo menggigit dagunya, berkata dengan suara dingin kata demi kata, "Hal-hal yang kau sembunyikan akan kuselidiki satu per satu. Untuk lelaki yang mencarimu itu, coba tebak - apakah dia bisa keluar dari Kota Suci dalam keadaan hidup?"
Ye Mo Er melihat kemarahan yang tersembunyi di kedalaman sorot matanya, merambat keluar lapis demi lapis.
"Ye Mo..." Sebelum Ye Mo menarik lengannya, Mo Er tiba-tiba meraih pergelangan tangannya, memaksakan diri untuk tenang, "Kujelaskan, apa maksudmu sesungguhnya? Apa yang benar-benar kau inginkan?"
Sorot mata Ye Mo menyeringai dingin, melirik tajam wajah Mo Er yang mulai menunjukkan kepanikan.
Baru kali ini dia merendahkan diri memohon padanya, itu pun demi lelaki lain.
"Ye Mo beri aku waktu." Mo Er mencengkeram lengan dengan erat, tahu jika kali ini Ye Mo pergi, tak akan ada lagi kesempatan untuk berbicara.
Tindakan pengurungannya tak berarti dia akan menemuinya setiap hari.
Mungkin hanya mengurungnya sendirian.
R masih belum keluar dari Kota Suci, hatinya tetap menggantung.
Jika R tidak ada, bagaimana dengan orang yang selalu dilindunginya?
Apalagi R terjebak bahaya karena dirinya, dia tak bisa membiarkannya celaka.
"Beri aku waktu, sebulan cukup? Dalam sebulan pasti akan kuberi tahu." Mo Er mengatupkan gigi, senyum sehari-harinya telah lenyap bagai asap, suaranya kaku memelas, "Sekarang benar-benar tak bisa kuungkap, ada yang mengancamku. Ye Mo, kau tak bisa membantuku..."
"Dia tidak pernah memohon seperti ini sebelumnya, bahkan di masa lalu."
Dulu ketika dia meninggalkan Kota Shengyue, tidak ada sepatah kata penjelasan, hampir tanpa keraguan langsung pergi.
Ye Mo perlahan berdiri, menarik lengannya sedikit demi sedikit dari genggaman wanita itu.
Dia berdiri tinggi di samping memandangnya, "Ancamanmu sudah tidak menarik bagiku. Ye Mo'er, aku pernah memberimu kesempatan, kau sendiri yang menolak."
"Apa benar-benar yang kau inginkan!!!" Teriakan Ye Mo'er yang kebablasan, matanya memerah memandang lelaki dingin itu, "Kau benar-benar ingin memaksa aku bunuh diri?"
Senyum tipis tanpa emisi mengembang di bibir Ye Mo, "Dengan membunuhnya, berarti aku memaksamu mati?"
Dia bangkit dari ranjang, mundur, dalam pandangannya hanya ada Ye Mo'er yang terus bertanya apa sebenarnya yang diinginkannya.
Apa sebenarnya yang diinginkan?
Dia sendiri pun tidak tahu.
Ada masa ketika dia merasa mungkin hanya dialah yang paling penting dalam hidupnya.
Tapi bagi wanita itu, tidak demikian.
Di matanya tak pernah ada keseriusan, semua lelaki sama baginya, bahkan dirinya pun tak berbeda.
*
Waktu berlari cepat, hari pernikahan semakin dekat.
Tinggal satu minggu lagi menuju akad nikah.
"Mengapa tidak boleh menemuinya?" Tanya Ai Ke'er heran.
Sheng Youran yang sudah memilihkan gaun pengantin untuk Ye Mo'er, malah diberitahu bahwa dia tak diizinkan bertemu.
Pertemuan terakhirnya dengan Ye Mo'er dulu tidak seekstrim ini.
“Kemudian, karena telah membocorkan lokasi Ye Mo Er kepada R, dia merasa bersalah dan tidak pernah menyebutkan hal ini, hanya bertanya secara tidak langsung.”
Tapi dari mulut Mu Yibei, sama sekali tidak bisa mendapatkan informasi apapun.
Dia sama sekali tidak peduli dengan hidup-mati Ye Mo Er, sementara Ye Mo juga tidak akan melaporkan hal terkait Ye Mo Er kepada mereka.
Jika dia bertanya terlalu banyak, khawatir akan terlihat ada yang tidak beres.
Seandainya R bertindak sempurna tanpa celah, sama sekali tidak ketahuan oleh Ye Mo, maka masalah di pihaknya ini justru akan mengganggu ular di rumput.
Jadi meskipun dia sangat ingin tahu, tetap tidak ada cara.
Akhirnya hanya bisa memohon bantuan Ai Ke'er.
Mungkin pihak Joe Shaojing adalah yang paling mungkin untuk ditembus.
“Aku juga tidak tahu, kurasa mungkin ada sesuatu yang terjadi.” Sheng Youran yang baru saja selesai menyesuaikan ukuran gaun pengantin, melihat gaun bridesmaid pilihannya untuk Ye Mo Er dengan hati sedih, “Menurutku sekarang, dia dikarantina lebih ketat.”
“Maksudmu, setelah kamu membocorkan alamat Ye Mo Er ke R itu, mungkin malah membawanya masalah?” Ai Ke'er bermuram durja, “Aku sudah menyebutkan ke Joe Shaojing, tapi dia juga tidak berkata apa-apa, lagipula aku tidak terlalu dekat dengan Ye Mo Er.”
Tapi di pesta keluarga Lu sebelumnya, Ye Mo Er pernah membantunya sekali, membuatnya sangat berkesan.
Ditambah dia adalah orang yang menyelamatkan Sheng Youran, secara tidak sadar dia mengelompokkannya ke dalam kategori orang baik.
“Tapi tidak apa, kali ini aku akan langsung bertanya padanya tentang Ye Mo Er ini.” Ai Ke’er bersumpah, “Menurutku kalau aku bertanya langsung, seharusnya tidak ada masalah. Mereka pasti tidak mungkin mencurigai hubunganku dengan R itu, aku bahkan belum pernah bertemu.”
“R apa?”
Suara yang tiba-tiba muncul membuat mereka berdua kaget.
Sheng Youran berbalik dan melihat Mo Shi yang entah sejak kapan sudah masuk ke toga pengantin, dengan ekspresi curiga, sorot matanya bolak-balik memandangi mereka.
“Mo Shi? Kenapa kamu di sini? Bukannya kamu sudah pergi?”
Sheng Youran ingat beberapa waktu lalu, Mo Shi memilih pulang ke tanah air karena tidak bisa menemukan Ye Mo Er.
Seharusnya dia juga tahu, bertanya padaku terus-terusan juga percuma.
“Aku memang pergi, ada urusan perusahaan. Tapi urusan itu sudah selesai.” Mo Shi menyipitkan matanya, masih tetap curiga memandangi mereka, “Begitu urusan di London selesai, aku langsung terbang ke sini. Ye Mo Er masih di sini, bukan?”
Melihat mereka berdua diam, dia memandang Ai Ke’er yang tampak lebih mudah di-bully, sorot matanya berbinar, “Anda istri Qiao ya? Tadi aku seperti mendengar kamu menyebut nama Ye Mo Er, Hm?”
Ai Ke’er berkata polos, “Tapi aku juga tidak tahu dia dimana.”
“Kalau begitu beri tahu dulu siapa R itu?” Mo Shi bersikeras.
Meski hanya mendengar sepenggal kalimat, instingnya mengatakan bahwa R ini adalah petunjuk.
Ai Ke'er mengangkat tangan, "Aku juga tidak kenal. Kalau kamu benar-benar mendengar apa yang kukatakan tadi, seharusnya kamu tahu aku sama sekali tidak mengenal orang itu."
Mo Shi masih ingin berbicara lagi, pelayan toko yang gelisah karena tidak bisa menyela berkata, "Tuan, mohon Anda keluar."
"Apa toko kalian menulis 'pria dilarang masuk'?" kata Mo Shi dengan gusar.
"Bukan." Pelayan itu menatap pria yang sudah masuk pintu dan perlahan mendekat, "Tuan Qiao bilang, suruh kamu menjauh dari istrinya."
Mo Shi: "......"
Dia tertegun sejenak, lalu berkata, "Aku tidak tertarik pada istrinya. Aku hanya......"
Begitu melihat Joe Shaojing datang menjemputnya, Ai Ke'er segera berlari beberapa langkah mendekat dan menuduh Mo Shi, "Dia mengancamku! Menggangguku!"
Raut wajah Mo Shi langsung kaku. Paling-paling dia hanya sedikit terburu-buru, mana ada mengancam?
Perempuan ini benar-benar jago mengadu.
Ai Ke'er pura-pura menjadi korban perundungan, sembari melirik diam-diam ke Sheng Youran, lalu melanjutkan, "Dia memaksaku untuk memberitahu di mana Ye Mo Er."
Semua orang tahu Mo Shi sedang mencari Ye Mo Er.
Tapi kehadiran Mo Shi yang terus mengganggu Sheng Youran juga merepotkan, akhirnya dia menggunakan cara ini agar Joe Shaojing mengusirnya.
Joe Shaojing menyunggingkan senyum, memeluk Ai Ke'er sambil menatap Mo Shi, "Tuan Kedua Mo, pikir istriku mudah di-bully ya?"
