Bab 645 Tak Ada yang Rela Perasaan Tulusnya Diinjak-injak
Raut wajah Ye Mo berubah dingin seiring ucapannya.
Ye Mo Er tidak hanya mempercayai R, bahkan membuat Sheng Youran juga ikut mempercayai R.
R sudah menjadi orang sepenting ini baginya.
“Di bandara kemarin, R mengambil risiko besar karena Ye Mo'er menyelamatkanku. Ditambah setelah Ye Mo'er pergi, dialah yang merawat dan menjaganya tetap aman. Menurutku dia orang yang bisa dipercaya, kalau tidak, Ye Mo'er tidak akan begitu mempercayainya.” Sheng Youran menjelaskan, “Jadi kalau dia bilang ada hal penting, berarti memang ada hal penting.”
Udara dingin yang mengalir di ruangan seolah membuat tekanan udara di ruang VIP turun drastis.
Perkataan Qiao Shaojing membuatnya paham: apapun alasan mereka berpisah bertahun-tahun lalu, tapi Ye Mo sangat memperhatikan Ye Mo'er di lubuk hatinya. Maka R pasti menjadi duri di matanya sekarang, dianggap sebagai lelaki yang punya hubungan khusus dengan Ye Mo'er.
“Aku hanya memberinya alamat samar. Lagipula aku tahu Ye Mo'er dikarantina olehmu. Meski tahu lokasinya, belum tentu dia bisa langsung menemukannya.” Sheng Youran melanjutkan, “Kau juga tahu, kepulangan Ye Mo'er ada alasannya. Meski dia tak bisa bicara dan aku tak tahu kenapa, tapi pernyataan R tentang hal penting ini membuatku harus menghubungkannya.”
“Hanya karena dugaannya yang tak berdasar?” Ye Mo membalas dengan nada dingin.
Sheng Youran tiba-tiba tertawa kecil, “Jadi yang kau khawatirkan sebenarnya adalah kemungkinan dia diselamatkan lagi oleh R? Kemarin kau lengah, sekarang sudah siap siaga penuh. Tapi kurasa, kali ini dia sama sekali tidak berniat kabur seperti dulu.”
Sorot mata lelaki itu berkedip sebentar.
Saat Ye Mo'er berkata begitu, sebenarnya dia tidak begitu percaya.
“Sekarang Sheng Youran juga berkata begitu.”
“Tapi perempuan ini, apakah benar-benar memahaminya?”
“Lanjutkan.”
“Dia tidak bodoh, kepulangannya kali ini jelas-jlas datang ke sarang musuh. Belum melakukan apapun, takkan kabur begini. Jika karena urusan lain, dia takkan membiarkan diri terperangkap dalam karantina. Awalnya, dia pasti sengaja membiarkanmu mengkarantinanya. Munculnya R, kurasa juga terkait hal yang ingin dia lakukan.”
Ye Mo menyeringai dingin, “Sheng Youran, jika kuberitahu bahwa tujuan kedatangannya ke Kota Suci mungkin berkaitan dengan nyawa suamimu, apa kau masih mau membelanya?”
Sheng Youran tertegun sejenak, lalu tersenyum tanpa tekanan, “Dia pembunuh bayaran yang disewa, mungkin itu alasannya datang. Tapi kurasa dia takkan melakukan itu.”
“Bagaimana kau tahu dia tidak berencana menyerang saat pernikahanmu?”
Sheng Youran menundukkan sorot mata, melihat botol arak di meja Ye Mo.
Setelah berpikir, dia berkata dengan nada datar, “Ternyata dia benar. Bahkan terhadapmu, tak ada sedikitpun kepercayaan. Aku tak tahu kesalahpahaman apa yang berakar antara kalian, membuat reaksi pertamamu selalu menuduhnya dengan hasil terburuk. Tapi aku tidak.”
“Dia bilang apa padamu?” Ye Mo membalas dengan tenang.
Sheng Youran teringat pembicaraan dengan Ye Mo Er di Amerika dulu.
“Sebenarnya tidak mengatakan apa-apa, hanya aku melihat langsung bagaimana dia berulang kali disalahpahamimu. Sebenarnya bisa berdalih, tapi memilih diam. Karena dia tahu penjelasan seperti ini tidak berguna, jelas kali ini, masih ada kali berikutnya. Kau selamanya, tidak akan pernah mempercayainya. Bagi dia, situasi seperti ini sudah biasa sampai mati rasa, tapi tidak setiap kali bisa mati rasa sampai tidak melukainya. Kaulah orang paling penting di hatinya, tapi di hadapanmu, dia membiarkanmu salah paham dengan mudah.”
Kaulah orang paling penting di hatinya...
Ye Mo merasakan detak jantungnya berdegup keras. Yang awalnya hanya memandangi Sheng Youran, tiba-tiba berdiri.
“Apa sebenarnya yang dia katakan padamu?”
“Dia ingin meninggalkanmu.” Sheng Youran menatap ke atas, “Sebelum diselamatkan R, sebelum kabur ke laut dari kapal pesiar, dia memang tidak berniat kembali. Dia tidak akan lagi menyimpan harapan padamu, hanya dengan meninggalkanmu selamanya dia bisa hidup lebih baik.”
Ye Mo mengeluarkan kata demi kata seolah terjepit dari celah gigi, “Kapan dia pernah menyimpan harapan padaku?”
Melihat reaksi Ye Mo, dia menggelengkan kepala sambil tersenyum, “Aku tahu kau tidak percaya. Lihat, baru sebentar saja, aku sudah menjadi sama seperti dia, mengira apapun yang dia katakan tidak akan kau percayai. Perasaannya padamu, tidakkah kau sadari sedikitpun? Mengapa kau lebih memilih menyangkalnya daripada menerima kenyataan ini? Dia sama sekali tidak mencintai R, dia hanya terlalu putus asa padamu sampai akhirnya menyerah.”
"Ye Mo terdiam lama, bibir tipisnya mengatup kencang. Setelah lama, suaranya melengking serak, 'Dia tidak punya alasan untuk menceritakan ini padamu yang baru dikenalnya.'"
"'Katanya Luo Sangshang akhirnya berkesempatan kembali. Kalau tidak percaya padaku, tanyalah dia. Tapi kau mungkin tidak akan dapat jawaban darinya - kurasa Sang Sang lebih memilih menutupi kebenaran. Perasaan seperti ini kalau diungkap hanya akan jadi bahan tertawaan. Apalagi, hidup Sang Sang sendiri sudah seperti terkurung dalam kegelapan, mana mungkin dia tega membiarkan Ye Mo Er mengikuti jejaknya. Tapi aku tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang. Ada hal-hal yang tak bisa dipalsukan. Jadi ketika dia bilang, aku percaya.'"
"Sheng Youran berhenti di depan pintu, 'Kalau tak percaya, anggap saja aku tidak pernah bicara hari ini. Sebenarnya, dia pasti tak ingin aku memberitahumu ini. Tak ada yang rela perasaan tulusnya diinjak-injak.'"
"Andai bukan karena terpaksa, dia juga tak ingin gegabah mengungkap semua ini."
"Hanya mempertimbangkan kondisi saat ini yang istimewa, dia harus melakukan sesuatu."
"Entah kata-kata ini bisa mengguncang hati Ye Mo atau tidak, setidaknya harus ada gunanya."
"Kalau gagal, dia bisa menyangkal kemudian - semua ini hanya karangannya sendiri."
"'Lao Da, ada masalah.'"
"Belum sempat Ye Mo bernapas, telepon darurat dari anak buahnya berdering."
"Melihat panggilan dari villa, suaranya berat, 'Apa yang terjadi?'"
"'Ye Mo Er kabur.'"
"Sorot mata Ye Mo membeku tiba-tiba."
"'Apa maksudnya kabur? Dia seorang diri bisa kabur?'"
"Belum lagi apakah dia bisa kabir sendirian, dia juga sudah memberinya obat."
"Kami baru tahu, mungkin dua hari ini dia hampir tidak makan. Lagipula... lagipula dia terluka, kami tidak berani main fisik lagi. Dia memanfaatkan ketakutan kami untuk bertindak, lalu menerobos keluar dengan paksa."
Saat Ye Mo kembali ke villa, dia melihat genangan darah di lantai.
Dialah yang memecahkan cawan anggur hingga melukai tangannya sendiri.
Pelayan mengira dia bunuh diri, tapi dia justru memanfaatkan situasi itu untuk memulihkan kesadarannya.
"Lao Da, Nona Ye Mo'er sudah berhasil ditangkap kembali."
Ye Mo tidak menunggu di tempat, dengan wajah dingin dia menyambar keluar dari villa.
Di taman luar villa, Ye Mo'er dibawa menghadap ke hadapannya.
Goresan berdarah di pergelangan tangan, beberapa luka tusuk tidak terlalu dalam di tubuhnya.
Setelah pemberian obat selama ini, dua hari puasa bukanlah cara untuk pulih.
Akhirnya tenaganya benar-benar melemah.
"Ye Mo..." suara Ye Mo'er gemetar, "Aku mau ke Swiss."
