Niu Daomei memberi hormat: "Hamba Niu Daomei, hormat untuk Jenderal Feng!"
Benar, jenderal wanita ini adalah putri bungsu dari tiga anak Feng Lingbo, Feng Ruonan. Mendengar itu, alisnya sedikit terangkat, "Kenalan? Aku dan kamu termasuk kenalan jenis apa?"
Niu Daomei tersenyum menjawab, "Jenderal masih ingat rakit bambu di tepi Sungai Kabupaten Ziyun dulu? Niu sangat berkesan dengan Jenderal. Walau menghindar dari panah Jenderal, nyaris mati kedinginan di sungai."
Feng Ruonan melengkungkan sudut bibirnya. Peristiwa itu memang berkesan baginya. Bahkan tanpa laporan dari rombongan Shang Chaozong, nama Niu Daomei sudah melekat di ingatannya. Setelah melemparkan token dan pergi, baru terpikir: Jangan-jangan si bocah itu mati beku di sungai? Pasca kejadian, sempat ingin kembali memeriksa, tapi mengingat aliran sungai, diputuskan untuk mengurungkan niat. Kemudian, kesan itu semakin mendalam ketika anggota Sekte Shangqing membawa tokennya untuk verifikasi apakah benar pernah berinteraksi dengan Niu Daomei. Barulah tahu si bocah cerdik di rakit itu bernama Niu Daomei yang telah bergabung dengan Sekte Shangqing - fakta yang hingga kini belum diketahui Niu Daomei.
Baru-baru ini, begitu mendengar nama Niu Daomei sebagai penyihir pendamping Shang Chaozong dari Sekte Shangqing, langsung teringat. Menurut informasi yang baru dibacanya pagi ini, Niu Daomei bahkan berhasil mengalahkan tiga saudara seperguruan Song Yanqing berturut-turut - prestasi yang mengejutkan mengingat baru beberapa tahun bergabung dengan sekte. Lembing yang dilemparkannya tadi bermaksud menguji, namun tak disangka dicegat oleh Yuan Gang.
“Ternyata kau!” Feng Ruonan menunjukkan sikap meremehkan, wajahnya penuh ejekan: “Kenapa? Hari ini datang untuk membalas dendam pada hamba?”
Niu Daomei: “Tidak berani, hari ini hamba datang ke kabupaten untuk berbelanja atas perintah Wangye. Teringat ada kenalan di sini, sengaja datang mengunjungi.”
Feng Ruonan: “Hanya untuk ini?”
Niu Daomei terkekeh kaku: “Tentu, ada sedikit urusan ingin meminta bantuan Jenderal.”
Feng Ruonan tak bisa menahan senyum sinis, ekspresinya jelas berkata, atas dasar apa aku harus membantumu? Tapi mulutnya tetap lancar menjawab: “Bicarakan dulu.”
Niu Daomei mengusap kedua tangannya, agak canggung berkata: “Ingin meminjam uang dari Jenderal, tidak tahu apakah Jenderal sedang punya kelonggaran?”
Pinjam uang? Feng Ruonan jelas tertegun sejenak, penuh curiga bertanya: “Pinjam berapa?”
Niu Daomei tersenyum lebar mengacungkan satu jari, “Tidak banyak, cuma 10.000 koin emas!”
Wajah Feng Ruonan berubah, bercanda apa ini? Langsung minta 10.000 koin emas. Jumlah ini baginya tidak besar tapi juga tidak kecil. Hubungannya dengan Niu Daomei belum sampai bisa meminjamkan uang sebanyak itu, apalagi pihak lawan terlibat dengan kelompok Shang Chaozong. Langsung tanpa basa-basi diusirnya: “Sama sekali tidak ada kelonggaran! Penyihir cari orang lain saja. Datang orang, antar tamu!”
Seketika seorang perempuan berbaju hitam muncul di bawah panggung, mengulurkan tangan: “Silakan!”
Niu Daomei mengangkat tangan memberi isyarat untuk menunggu, `merah padam berkata: "Jenderal boleh mengajukan syarat, bagaimana agar bersedia meminjamkan?" Melihat lawannya tak sabar dan sama sekali tidak ingin melanjutkan pembicaraan, pikirannya berputar cepat. Ia merasa harus membangkitkan rasa ingin tahu lawannya, segera mengubah perkataannya: "Satu shichen, hanya pinjam satu shichen! Satu shichen kemudian akan segera dikembalikan!" Jarinya kembali menunjuk angka satu.
10.000 koin emas dipinjam selama satu shichen? Feng Ruonan benar-benar penasaran apa maksud si ini. Dengan nada dingin ia berkata: "Mengapa aku harus percaya? Jika kau lari membawa uang, pada siapa aku harus menagih?" Ini hanya retorika. Di wilayah kekuasaannya, ia sama sekali tidak takut Niu Daomei bisa lari kemana dalam satu shichen.
Niu Daomei menepuk dadanya: "Tidak akan lari! Bagaimana jika aku jadi sandera di sini? Jika dalam satu shichen uang tidak dikembalikan, terserah hukumanmu! Siap dibunuh atau dipotong-potong!"
Feng Ruonan berkata dengan nada meremehkan: "Untuk apa nyawamu? Nyawa kecil ini sepertinya cepat atau lambat akan diambil keluarga Song, bukan?" Ternyata ia sudah tahu perihal Niu Daomei membunuh Song Yanqing.
Niu Daomei tertawa terbahak-bahak: "Nyawaku tak semudah itu diambil keluarga Song! Tapi jika Jenderal berpikir demikian, aku ingin bertaruh. Jika kalah, dalam satu shichen 10.000 koin emas akan kubayar menjadi 100.000 termasuk bunganya! Tidak akan ingkar janji!"
100.000 koin emas? Jumlah yang benar-benar tidak kecil. Beberapa perempuan berbaju hitam saling memandang.
Feng Ruonan sedikit tertarik, 100.000 koin emas cukup untuk membayar gaji seluruh pasukan Kabupaten Guangyi selama beberapa gelombang. Namun mulutnya masih tajam, mengejek: "Kau bahkan harus meminjam 10.000 koin emas, dari mana kau bisa memberiku 100.000?"
Niu Daomei: "Meski tak bisa menyediakan 100.000 koin emas, kami pasti akan memberikan barang senilai itu sebagai jaminan. Meski Wangye kami tak punya uang tunai, masih ada beberapa harta berharga. Jika Jenderal tidak percaya, saya bersedia menyerahkan benda ini sebagai bukti." Ia mengeluarkan sebuah token dari balik jubahnya dan melemparkannya - token ini dipinjamnya dari Shang Chaozong sebelum keberangkatan, sebagai alat konfirmasi identitas saat menemui Feng Lingbo dan untuk memerintah pengawal kerajaan.
Perempuan berbaju hitam di seberang menerima dan memeriksanya sebelum menyerahkan ke Feng Ruonan. Setelah melihat berkali-kali, Feng Ruonan yakin token pangeran kabupaten milik Shang Chaozong ini asli, terbukti dari cap kerajaan yang rumit yang sulit dipalsukan. Nilai token ini bergantung pada pengaruh pemiliknya - bagi Shang Chaozong yang kini jatuh, tokennya tak berharga. Namun bagi Shang Chaozong sendiri, ini menyangkut reputasi dan harga diri. Singkatnya, tak berharga bagi orang lain, tapi sangat berharga bagi dirinya.
Memegang token ini, Feng Ruonan merasa tenang tak perlu khawatir Shang Chaozong ingkar janji. Memainkan token di tangannya, ia berkata dengan tenang: "Taruhan apa yang kau ajukan?"
Niu Daomei: “Masih dengan kalimat yang sama, pinjam 10.000 koin emas dari Jenderal, akan saya kembalikan dalam satu shichen, token ini sebagai jaminan.”
Feng Ruonan menggerakkan token di tangannya, “Aku tanya bagaimana cara bertaruh?”
Niu Daomei mengutuk dalam hati, nafsu wanita ini benar-benar besar, rupanya benar-benar ingin mendapat 100.000 koin emas. Taruhan yang dimaksudkannya hanya untuk memancing minit agar pembicaraan bisa lanjut, jangan sampai diusir setelah beberapa kalimat, ia tertawa kaku: “Buat apa bertaruh?”
Feng Ruonan mengangkat alisnya, wajahnya berubah dingin, “Berani-beraninya kau mempermainkanku?”
“Tidak berani, baiklah! Mari kita bertaruh!” Niu Daomei mengangkat kedua tangannya, gestur menyerah, merumuskan syarat taruhan: “10.000 koin emas, pinjam satu shichen, saya bertaruh Jenderal tidak akan meminta saya melunasi utang, malah membebaskan saya keluar dari area kemah militer dengan selamat. Jika saya menang, 10.000 koin emas ini tidak perlu dikembalikan. Jika kalah, akan membayar utang sampai ke pokoknya 100.000 koin emas, bagaimana pendapat Jenderal?”
Feng Ruonan merenung sejenak, merasa ada yang janggal dengan taruhan ini, matanya berkilat sambil tersenyum sinis: “Menurutku tidak bisa. Lebih baik ganti syarat taruhan: Aku pinjamkan 10.000 koin emas, harus dikembalikan dalam satu shichen. Jika tepat waktu, kau boleh pergi dengan selamat. Jika terlambat, bayar 100.000 koin emas plus bunganya, dan kau...” Ia menganggukkan dagu ke arah Yuan Gang, “Jika gagal melunasi tepat waktu, dia harus bergabung dengan pasukanku. Setuju?”
Niu Daomei nyaris tertawa getir, menyadari wanita ini benar-benar tipe yang tidak mau rugi. Dengan cara bertaruh seperti ini, pihak manapun tidak akan dirugikan. Dengan sengaja ia berpura-pura ragu, "Jenderal, metode taruhanmu ini sepertinya sama sekali tidak menguntungkanku!"
Feng Ruonan membelalakkan mata, "Bukankah kemampuanku meminjamkan uang padamu adalah sebuah keuntungan? Kira-kira siapa lagi yang bisa meminjam dariku? Apa, kau tidak yakin bisa melunasi dalam satu shichen? Kalau begitu, apakah maksudmu datang kemari untuk menipu?"
Niu Daomei tersenyum getir, "Aku rela menjadi sandera di sini, mana mungkin ini penipuan?"
Feng Ruonan membentak, "Kalau yakin bisa membayar tepat waktu, mengapa takut? Taruhan atau tidak?" Tangannya meraih gagang pedang di pinggang, seolah ingin marah dan menghunus senjata.
Niu Daomei hanya bisa menghela napas, "Baiklah, baiklah! Aku ikut taruhanmu, Jenderal!"
Feng Ruonan menatap Yuan Gang, "Hei si raksasa, kau setuju?"
Yuan Gang mengangguk. Feng Ruonan langsung melambaikan tangan, "Bawakan 10.000 koin emas!"
Tak lama, beberapa orang menggotong peti berat masuk. Tutup peti dibuka, memperlihatkan tumpukan koin emas berkilauan. Sebuah peti kosong ditaruh di sampingnya. Di depan Niu Daomei dan Yuan Gang, mereka memindahkan koin ke peti lain—pada dasarnya menghitung ulang.
Setelah memastikan jumlahnya tepat, Feng Ruonan kembali melambaikan tangan, "Alat tulis! Siapkan kontrak taruhan!"
Segera seseorang menyodorkan alat tulis. Kontrak pun ditulis, lalu dibawa untuk dicap jempol. Feng Ruonan, Niu Daomei, dan Yuan Gang sama-sama membubuhkan tanda tangan. Masing-masing pihak mendapat satu salinan.
“Proses meminjam uang akhirnya selesai. Yuan Gang berjongkok sambil berseru ‘Hai!’, menghembuskan nafas dan mengangkat peti yang biasanya butuh beberapa orang untuk mengangkatnya. Dengan satu lengan, dia menyandarkan peti itu di bahunya. Aksi ini membuat mata Feng Ruonan berbinar-binar, dalam hati memuji: Pria sejati! Tenaga luar biasa! Layak jadi jenderal perang!
“Jenderal, saya akan mengantarnya ke gerbang sekalian menyampaikan pesan terakhir,” Niu Daomei melapor pada Feng Ruonan. Bagaimanapun dia sudah setuju menjadi sandera.
Feng Ruonan melambaikan tangan dengan santai. Dia tak khawatir Niu Daomei bisa kabur dari wilayah kekuasaannya.
Setelah berjalan agak jauh, Niu Daomei menengok ke belakang lalu bergumam pada Yuan Gang yang masih memanggul peti: “Wanita ini bermaksud jahat. Nafsu kekuasaannya besar! 90% dia mau menjerumuskanku. Nanti kita lihat dia bagaimana menangis!”
Yuan Gang berkata: “Tuan Tao, kalau kau memperdayanya begini, dia bisa membencimu seumur hidup.”
Niu Daomei tertawa Hehe, “Bukannya aku sedang membantunya? Ngomong-ngomong, Houzi, ukuran tubuh wanita itu cocok banget denganmu!”
“Pandanganmu bermasalah!” Yuan Gang memandang dengan hina, lalu menambahkan: “Kalau kau bisa membuatnya setuju, aku tidak keberatan!”
“Hmm…” Niu Daomei terkekeh kaku: “Lupakan saja. Kuda liar ini bukan sembarang orang bisa naiki. Kita bersaudara ini tak pantas menikmatinya. Biarkan orang yang punya berkah saja yang menikmati!”
Di Jiangtai, Feng Ruonan menyaksikan kedua orang itu pergi jauh, lalu berkata kepada pengawal di sampingnya: "Ikuti mereka! Cari tahu rencana licik apa yang mereka sembunyikan. Jangan biarkan mereka kabur! Jika diperlukan, segera tutup keempat gerbang kota atas perintahku! Dan bersiap-siaplah – jika benar mereka bisa melunasi utang tepat waktu, halangi perjalanan pulang mereka! Taruhan ini pasti aku menangkan. Uangnya untukku, orangnya juga harus jadi milikku!"
Empat pengawal wanita bernama Mei, Lan, Zhu, dan Ju tersenyum kecut mendengarnya. Mereka sudah tahu niat licik sang majikan. Zhu dan Ju mengangguk patuh, lalu pergi mempersiapkan segalanya.
