"Ha?..." Yuanfang terpaku menatapnya. Sebenarnya sejak awal ia sudah curiga, tapi pengakuan polos yang terkesan wajar ini justru membuatnya sulit percaya. Mengingat sebelumnya orang ini sengaja membocorkan rahasianya di depan umum, ia menundukkan kepala sedih: "Tao Ye, mengapa kau sakiti aku? Saat Kuil Nanshan membantu Song Yanqing, aku benar-benar terpaksa!" Ia mengira masih ada dendam tersisa.
Niu Daomei menepuk bahunya: "Kau terlalu banyak berpikir. Ini bukan menyakitimu, tapi membantumu."
Yuanfang tercengang mengangkat kepala: "Membantuku?" Ekspresi wajahnya jelas mengatakan: Bukankah ini menjerumuskanku?
Tangan yang ditepuk-tepuk terasa lembap, Niu Daomei melepas genggaman dan menciumnya, aroma kecap sangat kuat. Ia menyeka tangan di bagian bersih pakaian Yuanfang sambil berkata: "Cara bersembunyi begini bukan solusi. Waktu itu kau tidak sendirian, sekelompok kepala plontos. Sekarang dia malu untuk menyelidiki secara terbuka, tapi begitu serius ditangani, bisakah kau terus bersembunyi? Makanya, komplikasi di kemudian hari, lebih baik selesaikan dengan cepat."
Takutnya malah mati cepat! Yuanfang bergumam dalam hati, tetap memohon: "Tao Ye, kasihanilah kami, lepaskan kami boleh? Aku akan membuatkan tablet leluhur untukmu di depan patung Buddha di Kuil Nanshan, berdoa setiap hari untuk umur panjangmu!"
Niu Daomei bertongkat pada pedang di tanah, serius berkata: "Pergi boleh, tapi kuperingatkan: begitu melangkah keluar pos peristirahatan ini, ikatan kita putus. Ingin kembali lagi tak akan mudah."
Hantu saja yang mau berteman denganmu! Biksu ini ingin sekali putus hubungan! Yuanfang menyimpan kekesalan dalam hati. Hampir tiap hari dipukuli di sini, mana ada keinginan tinggal. Cepat-cepat menyatukan telapak tangan: "Jika Tao Ye merestui, di depan Buddha Kuil Nanshan aku takkan ingkar janji, atau biarlah aku masuk neraka."
Niu Daomei mengangguk, menghela nafas: "Semangka dipaksa dipetik tidak akan manis. Karena kau nekat pergi, pergilah! Niu Daomei doakan selamat jalan, jaga diri baik-baik!" Ia melambaikan tangan ke arah Yuan Gang.
Yuan Gang menghampiri, Niu Daomei menghela nafas: "Monyet, harus tahu mengampuni saat perlu. Jangan persulit mereka, biarkan pergi. Sebagai orang baik, mari beri kuda sebagai kendaraan." Usai bicara, langsung mengangkat pedang dan pergi dengan gesit.
Yuan Gang tertegun. Melepaskan mereka plus memberi kuda? Benarkah? Meragukan keputusan Tao Ye ini. Tapi tahu pasti ada alasan di baliknya, mendengus lalu berkata pada Yuanfang: "Tidak usah diantar!"
Yuanfang berterima kasih sambil menyatukan telapak tangan: "Amitabha, baiklah baiklah! Tablet leluhur di hadapan Buddha pasti takkan melupakan Tuan Yuan."
Tablet leluhur? Yuan Gang tak percaya omong kosong ini. Siluman tua ini takkan mengutuknya mati saja sudah bagus. Mengabaikan basa-basi munafik, berbalik mengikuti langkah Niu Daomei.
Masuk ke dalam ruangan pos, bertanya pada pengawal kerajaan Shang Chaozoruk tentang kamar ganti baju yang disisakan untuk mereka, lalu masuk berganti pakaian.
Niu Daomei tak berganti baju. Berdiri bertongkat pada pedang, memejamkan mata bermeditasi mengalirkan qi. Kabut tipis mulai mengepul dari tubuhnya, semakin pekat.
Yuan Gang sambil berganti baju bertanya: "Tao Ye, benarkah kita lepaskan Siluman Beruang itu?" Sebenarnya ia enggan, merasa siluman tua ini cocok menemani perjalanan mereka. Di mana pun, lebih banyak tangan membantu takkan merugikan. Apalagi dengan menaklukkan siluman ini berarti menguasai semua biksu Kuil Nanshan, sekaligus dapat banyak kurir.
Niu Daomei yang sedang menutup mata berkata dengan datar: "Pergi? Kemana dia bisa lari? Apakah kapalku bisa dinaiki dan ditinggalkan sesuka hati? Percaya atau tidak, nanti dia akan menangis...memohon-mohon untuk tinggal."
Yuan Gang yang baru selesai mengganti celana tertegun, Bagaimana mungkin? Setelah merenung sejenak, ia tersadar, akhirnya memahami mengapa sebelumnya Tao Ye sengaja membocorkan Yuanfang. Sudut bibirnya naik, menandakan ia tersenyum.
Tepat seperti dugaan, tak lama setelah pakaian Niu Daomei kering, terdengar suara "Tok tok" ketukan pintu dari luar. Suara lemah Yuanfang yang tak berdaya juga bergema, "Tao Ye, Yuan Ye, bolehkah aku masuk?"
Yuan Gang berjalan ke pintu dan membukanya. Melihat senyum genit Yuanfang yang sambil mengangguk dan membungkuk di depan pintu, ia kasar berkata: "Mau pergi ya pergi! Jangan banyak cingcong, pergi sana!" Braak! Pintu ditutup kembali, hampir menghantam muka Yuanfang.
Di dalam ruangan, Niu Daomei tersenyum tipis. Dengan santai ia membuka jendela, memandang langit biru dan awan putih di luar sambil berkomentar, "Ya ampun, hujan ini datang cepat perginya juga cepat, sungguh tak menentu!"
Baru saja kata-katanya berakhir, suara ketukan pintu kembali terdengar disertai suara lirih Yuanfang: "Tao Ye, Yuan Ye."
Yuan Gang yang sedang membereskan pakaian basah kembali berteriak: "Pergi sana!"
Kriiik~ Pintu terbuka. Yuanfang bukannya pergi, malah memaksa masuk dengan muka tak tahu malu.
Yuan Gang melempar pakaian basah di tangannya, mengepal tangan mendekat, siap untuk memukul.
Yuanfang mundur ke tepi dinding, terus melambaikan tangan sambil berkata, "Tuan Yuan, tunggu dulu jangan langsung bertindak, dengarkan dulu kata-kata saya, Tuan Yuan, Tuan Yuan..."
"Monyet, kapan kamu bisa mengubah sifat buru-burumu ini? Meski sudah putus hubungan dan masing-masing punya jalan sendiri, mendengarkan penjelasan tidak akan merugikanmu. Biarkan orang menyelesaikan ucapannya." Niu Daomei yang membelakangi ruangan sambil menghadap jendela berkata dengan datar.
Yuan Gang mengangkat tinjunya yang hendak menghantam, melayang di udara sebentar sebelum diturunkan, "Cepat bicara! Kalau mau ngomong, ngomonglah!"
Yuanfang yang sedang berjongkok di sudut sambil memeluk kepala langsung bangun seolah mendapat pengampunan surgawi, "Benar-benar Tuan Tao yang murah hati dan bijaksana!"
Niu Daomei masih menatap ke luar jendela bertanya, "Bukannya kamu buru-buru mau pergi? Ngapain balik lagi?"
Ekspresi Yuanfang berubah kompleks. Sebenarnya dia ingin pergi, tapi ketika mengumpulkan para biksu dan hendak meninggalkan pagar yang mengelilingi pos peristirahatan, di bawah pengawasan pasukan di luar, tiba-tiba menyadari sesuatu yang salah - Permaisuri sedang mengawasinya. Sekarang pergi, mau lari ke mana? Di bawah Permaisuri ada banyak ahli bela diri yang jauh lebih menakutkan daripada Niu Daomei. Masih mau kabur di wilayah Kabupaten Guangyi yang sudah diawasi?
Dengan sedikit berpikir bisa dimengerti mengapa Feng Ruonan belum bertindak: karena dia berada di pihak Niu Daomei, termasuk dalam kelompok Shang Chaozong. Jika bertindak kasar terhadapnya, pasti akan terjadi konflik kedua belah pihak. Tapi jika melepaskan perlindungan dari pihak ini dan pergi ke tempat sepi, akibatnya bisa dibayangkan. Pergi sekarang sama saja mencari maut!
“Masih mau masing-masing membawa seekor kuda pergi? Kegaduhan sebesar ini pasti ketahuan! Berjalan kaki? Biksu Kuil Nanshan lari pakai kaki, takut tidak jauh sudah dihadang!”
Baru sekarang ia sadar, pemberian kuda dari Niu Daomei sama saja tidak memberi. Kedermawanan di mulut ini membuat mereka tak bisa menikmatinya dengan paksa.
Menyadari telah dijebak, dia mulai curiga apakah Niu Daomei sengaja melepas mereka pergi untuk melepaskan tanggung jawab atas kejadian malam itu. Baginya, mereka tak punya nilai guna bagi Niu Daomei.
"Itu, Tao Ye, kami untuk sementara tidak mau pergi." Yuanfang terkekeh kaku.
"Tadi mati-matian mau pergi, sekarang tiba-tiba tidak mau? Berarti nanti masih mau pergi juga! Lao Xiong, begini tidak asyik, main-main dengan saya?" Niu Daomei tetap membelakangi.
"Tidak berani! Tidak berani!" Yuanfang cepat-cepat mengelak, mengitari Yuan Gang dan mendekat, "Tao Ye, maksud saya bukan begitu, begini ceritanya..."
Niu Daomei sama sekali tak mau dengar penjelasannya, "Usir! Keluarkan dari pos! Beri tahu pihak luar: Orang ini sudah tak ada hubungan dengan kami. Berani masuk tanpa izin—hukum mati!"
Yuanfang terbelalak panik: "Tao Ye, Oh..."
Yuan Gang menyambar, Braak! Tinju keras menghantam perutnya, mematikan suaranya. Tangan mencengkeram kerah bajunya menyeret keluar.
“Tao Ye, Anda tidak boleh begini, tidak bisa menghancurkan jembatan setelah menyeberangi sungai!” Yuanfang memetik lengan Yuan Gang, beradu tenaga dengannya, enggan pergi, terus-menerus menjerit seperti hantu. Sebenarnya kekuatannya saat ini tidak kalah dengan Yuan Gang, sebelumnya hanya khawatir akan keselamatan biksu Kuil Nanshan sehingga tidak berani melawan. Kali ini benar-benar panik, perbuatan Niu Daomei ini seperti ingin mencabut nyawa mereka!
Niu Daomei tiba-tiba berbalik, “Menghancurkan jembatan setelah menyeberang? Baik! Jangan bilang aku tidak mau berdebat, kuberi kau kesempatan lagi untuk memilih: pergi atau tinggal!”
“……” Yuanfang yang sedang beradu tenaga dengan Yuan Gang tertegun sejenak, akhirnya berkata lemah: “Untuk sementara tidak pergi dulu!”
Niu Daomei: “Sementara? Terus makan minum gratis satu porsi, lalu menepuk pantat pergi? Di dunia mana ada kabar baik seperti ini? Pergi atau tidak, putuskan sekarang! Kesabaranku terbatas!” Melihatnya ragu, segera menoleh memberi isyarat ke Yuan Gang: “Antar tamu!”
Yuanfang segera berteriak: “Tinggal! Kami tinggal!”
Niu Daomei mengibaskan tangan, Yuan Gang melepaskan genggamannya. Niu Daomei mendekat: “Lao Xiong, ini pilihanmu sendiri, jalan yang kau pilih harus bertanggung jawab. Yakin mau tinggal?”
Yuanfang hampir menangis, menunduk: “Tinggal!” Dalam hati bergumam: Orang bijak tidak melawan saat situasi sulit, selama ada kesempatan, baru kabur juga tidak terlambat.
"……" Pada saat itu, seseorang mengetuk pintu dari luar. Tanpa menunggu jawaban, pintu langsung didorong terbuka. Wen Li muncul di ambang pintu, masuk ke dalam, dan mengarahkan pandangannya ke Yuan Fang sambil menunjuk, "Kau, ikut aku! Permaisuri ingin bertemu!"
Yuan Fang langsung panik. Wanita itu adalah orang yang berani memukul suaminya sendiri di kamar pengantin. Ia buru-buru memandang Niu Daomei meminta pertolongan: "Tao Ye!"
Niu Daomei berdiri menghalangi di depannya sambil bertongkat pada pedang, berkata pada Wen Li: "Tidak pergi!"
Wen Li tertegun. Siapa orang ini berani begitu arogan? Wajahnya berubah masam: "Dengar baik-baik, ini perintah Permaisuri!"
Niu Daomei berkata dengan datar: "Wangye bilang, semua urusan harus melalui persetujuannya, terutama yang berkaitan dengan Permaisuri." Ia tak peduli, langsung melempar tuduhan ke Shang Chaozong. Pokoknya selama dia tidak mau, Shang Chaozong pun tidak bisa memerintahkannya. Pas dijadikan tameng, toh Feng Ruonan juga tidak berani membunuh Shang Chaozong, paling-paling cuma memukulinya lagi.
"……" Wen Li terpojok tak bisa membalas. Ia berbalik badan sambil mengancam, "Kalian tunggu saja!"
Niu Daomei menoleh ke Yuan Fang yang sedang lega: "Tenang, selama aku di sini, dia tidak akan berani menyentuhmu. Mulai hari ini, kita akan berbagi daging dan arak, menikmati keberuntungan bersama, dan menghadapi bahunya bersama-sama!"
"Terima kasih Tao Ye! Terima kasih Tao Ye!" Yuan Fang terus mengucap terima kasih, tak menganggap serius janji Niu Daomei.
Namun belum lama kemudian, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa.
Braak! Pintu kamar dihancurkan dengan tendangan, Feng Ruonan muncul dengan wajah penuh aura mematikan, diikuti beberapa orang dari belakang.
Melihat situasi kacau ini, Niu Daomei mengerutkan kening. Dia merasa wanita tomboi ini gila - urusan ranjang pengantin antara suami-istri, apa perlu terus-terusan dipermasalahkan?
