Kemarahan dalam hatinya tak bisa dimengerti siapa pun. Kemerosotan keluarga sampai-sampai memaksa seorang perempuan lemah yang biasa memegang kuas tinta untuk turun ke medan perang membantu menyemangati moral pasukan. Jika terjadi sesuatu pada adiknya, dia takkan bisa memaafkan diri sendiri dan merasa malu bertemu arwah orang tua serta kakak-kakaknya yang telah tiada.
"Kakak, aku baik-baik saja." Shang Shuqing menggelengkan kepala dengan lemah.
Niu Daomei justru mendekat. Dengan cepat dia menekan jalur energi Shang Shuqing untuk menghentikan pendarahan, meraba denyut nadinya, lalu memeriksa kondisi punggungnya. Terhadap wanita ini, Niu Daomei sungguh tak tahu harus berkata apa. Sebenarnya, dalam situasi berbahaya seperti ini, menghindari risiko adalah hal yang wajar baginya. Tak perlu mempertaruhkan nyawa untuk orang lain. Namun ketika wanita ini malah berlari ke medan perang, timbul perasaan ambigu dalam hatinya - seperti merasa sedikit malu.
Tentu saja, tak ada jejak rasa malu yang terlihat di wajahnya.
Kini dia justru mengkhawatirkan Yuan Gang. Bahkan dirinya saja merasa bersalah, apalagi Yuan Gang yang dia hentikan tadi - pasti sedang merasakan perasaan yang kompleks. Dalam hati, dia tersenyum getir.
"Wangye, Putri Kabupaten tidak apa-apa. Hanya kehilangan banyak darah. Dengan istirahat yang cukup akan pulih. Hanya lukanya yang cukup lebar di punggung, mungkin perlu dijahit agar tidak meninggalkan bekas yang besar." Niu Daomei melaporkan hasil pemeriksaannya pada Shang Chaozong.
Mendengar kabar baik itu, Shang Chaozong sedikit lega. Tapi saat mendengar kata "dijahit", dia bertanya curiga: "Dijahit? Bagaimana carunya?"
"Ha…" Niu Daomei tertegun sebentar, baru teringat konsep ini tak ada di sini, menjelaskan: "Maksudku, lukanya dijahit seperti menjahit baju, menggunakan jarum dan benang. Selain mempercepat penyembuhan, juga meminimalisir bekas luka. Lebih baik dibanding membiarkannya terbuka."
Shang Chaozong menarik napas tajam. Dicoret golok pun takkan seberapa, tapi mendengar kulit dan daging dijahit layaknya kain, bulu kuduknya merinding. "Tubuh daging-darah bukanlah kain, apa Tao Ye sedang bercanda?"
Niu Daomei mengusap keningnya. Persepsi yang sudah mendarah daging sulit diubah. Sekeras apa pun penjelasannya mungkin sia-sia. Setelah berpikir sejenak, ia memilih untuk tak melanjutkan. Biarlah!
Shang Shuqing yang lemah bertanya, "Tao Ye, apakah penjahitan luka benar-benar bisa mempercepat pemulihan?"
Niu Daomei mengangguk: "Tentu."
Shang Shuqing: "Bisakah Tao Ye membantu menjahit luka kawan-kawan yang terluka di bawah ini?"
"Ssss…" Prajurit pengawal yang terluka di sampingnya menghela napas dingin. Tulang punggungnya terasa menggigil. Tangan menutupi luka, langkahnya spontan mundur. Merasakan hal yang sama dengan Shang Chaozong - menjahit tubuh sendiri bagai kain? Bercanda apa ini?!
Shang Chaozong mengerutkan alis: "Qing'er, masalah seperti ini tak pantas…"
Shang Shuqing memotong: "Kakak, aku yakin Tao Ye punya alasan. Jika efektif, ini akan menjadi kabar baik bagi yang terluka." Matanya menyapu para pengawal yang panik di sekeliling, lalu tegas: "Tao Ye, jahit lukaku dulu!" Jelas ingin memberikan contoh.
Niu Daomei tertawa kecil, menoleh dan berkata: "Monyet, siapkan perlengkapan, rebus air untuk disinfeksi!"
Yuan Gang mengangguk, berbalik untuk mempersiapkan. Dengan segera, Yuanfang dan para biarawan Kuil Nanshan berlari kecil mengikuti untuk membantu.
Lan Ruoting berjongkok di samping, mengambil tas pinggang. Dari dalamnya dia mengeluarkan dua botol keramik, mengeluarkan pil merah dan pil hijau, menyuruh Shang Shuqing menelannya.
Niu Daomei memandang pil-pil itu dengan familiar. Dia pernah melihat deskripsinya di buku-buku. Memperhatikan banyak korban luka yang tampaknya mengonsumsi ini, dia bertanya: "Pil Qi dan Darah dengan Pil Pendingin?"
"Benar!" Lan Ruoting mengangguk.
Niu Daomei manggut. Pil Qi dan Darah mudah dipahami. Pil hijau Pendingin itu bisa mencegah luka bernanah. Menurut pemahamannya, ini sebenarnya antibiotik - persediaan standar di medan perang dunia ini.
Shang Chaozong tidak hanya menemani adik perempuannya. Saat ini dia tidak bisa demikian. Banyak prajurit yang terluka di bawah, bahkan yang gugur. Meski khawatir, dia mempercayakan Shang Shuqing pada Niu Daomei, lalu pergi menangani urusan lain.
Ketika 30 jenazah pengawal kerajaan terkumpul, Shang Chaozong terdiam. Matanya menatap bendera perang Ying Yang dan Wu Lie Wei yang berkibar di sampingnya.
Tiga puluh tiga orang gugur di medan perang, sekitar seratus orang mengalami cedera dengan tingkat keparahan berbeda. Meskipun hasil pertempuran ini jelas merupakan kemenangan, bagi pasukan yang dimilikinya saat ini, kerugian ini cukup signifikan. Beberapa kali pengurangan seperti ini tidak akan bisa ditahan.
Di kejauhan, Feng Ruonan sesekali melirik Shang Chaozong yang seluruh tubuhnya berlumuran darah, lalu menengok ke Shang Shuqing yang terluka. Mengingat kejadian sebelumnya di mana seorang pangeran kabupaten dengan gagah berani memimpin serangan tanpa mempedulikan nyawa, sementara seorang perempuan lemah mengangkat bendera perang dan menyerbu ke medan pertempuran - gaya kepemimpinan Keluarga Ning Wang benar-benar membuatnya terkesima. Ia tak bisa menahan decak kagum, "Pantas saja Pangeran Ning bisa membentuk pasukan yang mengguncang dunia!" Ia juga harus mengakui bahwa sebelumnya telah berprasangka dan meremehkan kakak-beradik ini, meski takkan diakuinya secara terbuka.
Namun akhirnya ia menghampiri Shang Shuqing dan bertanya dengan nada datar, "Putri Kabupaten tidak apa-apa?"
"Bunda, tidak apa-apa!" jawab Shang Shuqing dengan suara lemah.
Feng Ruonan mendengus, tatapannya beralih ke Niu Daomei di sampingnya dengan jijik. Saat semua orang maju bertempur, penyihir ini malah bersembunyi di belakang. Belum pernah ia melihat Penyihir Pengawal seperti ini. Dengan suara mendesis ia mencibir, "Dasar pengecut tak tahu malu!"
"......" Niu Daomei ingin membalas, tapi setelah berpikir panjang, akhirnya memilih untuk menahan diri kali ini.
Feng Ruonan memanggil Wenli untuk merawat Shang Shuqing. Di pihak Shang Chaozong tidak ada wanita lain, sehingga akan merepotkan jika para pria harus merawat seorang wanita yang terluka.
Tenda sementara didirikan, Yuan Gang telah menyiapkan semua perlengkapan. Shang Shuqing tengkurap di atas permadani.
Niu Daomei yang sedang bersiap di sampingnya mengulurkan tangan ke punggungnya lalu membeku. Teringat konsep "laki-laki dan perempuan harus menjaga jarak", ia ragu-ragu berkata: "Putri Kabupaten, mungkin aku harus merobek sedikit pakaian di punggungmu."
Shang Shuqing memahami maksudnya - akan memperlihatkan kulit punggungnya. Gigi peraknya menggigit bibir halus, malu tersembunyi, namun dia menjawab: "Di medan perang, pertolongan medis tidak mengenal tata krama. Aku percade pada Tuan Tao bukanlah orang tak sopan." Kalimat terakhir jelas berisi sugesti halus: Jangan macam-macam!
Niu Daomei menghela napas pendek. Saat merobek pakaian dan membersihkan darah di lukanya, ia terkesima: Meski wajah wanita ini rusak, kulit punggungnya halus, putih seperti porselen. Sungguh ironi melihat kulit seindah ini terluka mengerikan.
"Sayang tak ada alkohol untuk disinfeksi. Harus cari kesempatan membuat..." gumam Niu Daomei sambil mengambil jarum-jahit yang sudah direbus. Peralatan darurat ini jelas tak ideal - jarum biasa dengan benang katun, tapi terpaksa diakali.
Melihat Niu Daomei mulai menjahit lukanya, Shang Shuqing gemetar ketakutan. Dengan cepat ia memalingkan muka, tak tega menyaksikan.
Niu Daomei menekan titik mati rasa di tubuhnya untuk menghilangkan rasa sakit, kemudian dengan cepat menjahit lukanya. Dilakukannya dengan telaten, berharap luka itu sembuh sempurna tanpa meninggalkan bekas yang mencolok, sebagai bentuk penebusan rasa bersalah dalam hatinya.
Wen Li yang menyaksikan dari samping baru menyadari apa yang terjadi. Wajahnya pucat ketakutan, dada sesak, tangan dan kaki dingin. Bagaimana bisa mereka memperlakukan daging manusia seperti kain yang dijahit? Sungguh mengerikan!
Setelah semuanya selesai, Niu Daomei membantu Shang Shuqing bangkit. "Sudah. Jangan menarik-narik jahitannya. Setelah luka sembuh dan benang dicabut, bekasnya takkan terlalu kentara."
"Bekas luka tak masalah." Shang Shuqing menggelengkan kepala. Bekas di tubuhnya seburuk apapun takkan menyaingi noda jahat di wajahnya. Yang ia pedulikan adalah kemampuan memulihkan luka kawan-kawan secepat mungkin. Pasukan yang mereka miliki memang tak banyak, setiap orang yang bisa cepat pulih sangat berharga. Tubuhnya bergerak sedikit, ternyata tak separah yang dibayangkan. Dengan senyum ia berkata, "Mohon Tao Ye membantu menjahit luka kawan-kawan yang lain."
Niu Daomei terkekeh, berkata pada Yuan Gang, "Kau saja yang urus. Bawa juga Lao Xiong dan yang lain, biar mereka belajar praktik. Dengan banyaknya yang terluka, lebih banyak tenaga akan mempercepat proses." Ia tak mungkin menjahit satu per satu sendiri.
Yuan Gang berbalik pergi.
Wen Li membantu Shang Shuqing mengenakan jubah.
Niu Daomei menoleh melihat Shang Shuqing yang wajah pucat, tak bisa menahan desah, "Kau ini, jelas-jelas tidak ahli menyerbu ke medan perang, mengapa nekat memaksakan diri?"
"Kami saudara tidak punya kualifikasi menyembunyikan kepentingan pribadi melihat kawan-kawan pergi bunuh diri. Jika semua egois, tak akan ada Ying Yang dan Wu Lie Wei." Penjelasan datar Shang Shuqing membuat Niu Daomei canggung lagi - dialah yang menyembunyikan kepentingan pribadi di antara mereka. Shang Shuqing meliriknya, tiba-tiba bertanya: "Tao Ye, kalau Tuan Yuan yang charge ke medan perang, apakah Tao Ye akan ikut?"
"Tergantung situasi.” Niu Daomei melempar kalimat sambil tertawa, menyelinap keluar Tenda, tak ingin membahas lebih lanjut.
Setelah menempatkan Shang Shuqing, Wenli cepat kembali ke sisi Feng Ruonan, memberitahu apa yang dilihat. Feng Ruonan berubah wajah, menjahit kulit dan daging manusia hidup seperti baju?
Bai Yao menyela, “Ini perbuatan orang dari jalan kegelapan!” Pandangannya ke arah Niu Daomei di kejauhan mengandung kewibawaan.
Namun Shang Shuqing sudah memberi contoh, pengawal kerajaan Shang Chaozong yang cedera tak bisa menghindar. Yuan Gang memimpin rombongan Kuil Nanshan menjahit luka prajurit. Teknik ini sederhana, cepat dipelajari, tinggal berani atau tidak. Di bawah ancaman tinju Yuan Gang, Yuanfang dan lainnya terpaksa nekat menjahit meski hasil jahitan kasar tak bisa dipuji.
"Maka para pengawal kerajaan Shang Chaozong yang terluka mulai menjerit seperti babi disembelih. Padahal para pria sejati ini tak takut kehilangan kepala, tapi justru takut akan hal ini. Niu Daomei yang sedang berjalan memeriksa sambil melipat tangan di belakang hanya menggelengkan kepala. Tentu saja, ini juga ada hubungannya dengan ketidaktahuan Yuan Gang dan kawan-kawan tentang titik akupresur untuk meredakan nyeri."
"Mendengar pasukan Ying Yang dan Wu Lie Wei juga menjalani perawatan serupa, Feng Ruonan curiga. Jangan-jangan ini metode pengobatan khusus mereka? Kini dia berniat mempelajari berbagai teknik pasukan tersebut, sehingga memutuskan melihat langsung ke lokasi. Namun naluri kewanitaannya membuatnya gemetar ketakutan, dada sesak, napas tersengal, hingga tak tega memandang. Ditambah jeritan kesakitan para pengawal yang seperti babi disembelih, akhirnya dia segera mengurungkan niat untuk menerapkan perawatan serupa pada pasukannya sendiri."
"Fajar telah tiba. Rombongan tidak melanjutkan perjalanan melewati Taring Serigala dalam gelap, melainkan mencari bukit yang mudah dipertahankan namun sulit diserang untuk berkumpul, menunggu matahari terbit sebelum berangkat."
"Laporan kerugian perang dan situasi darurat telah dikirimkan melalui burung Jin Chi ke Feng Lingbo. Sekte Giok Surgawi juga kehilangan belasan kultivator, sehingga memerlukan tambahan personel dari sekte tersebut. Namun ini semua merupakan urusan belakangan."
