Merahasiakan dari Yuan Gang? Shang Shuqing bingung, Niu Daomei sudah membalikkan badan pergi, sama sekali tak memberi penjelasan.
Memandang kepergiannya, Meng Shanming bertanya: "Anda yakin dua batu yang dia letakkan tadi adalah pesan untukmu?"
Shang Shuqing yang juga menyaksikan kepergian itu wajahnya berkerut kompleks, tersenyum getir: "Sebelumnya masih ragu, sekarang sudah pasti."
Meng Shanming mengangguk penuh arti, "Bagaimana maksudmu?"
Shang Shuqing: "Hingga sesaat lalu, dia sama sekali tak menunjukkan kejanggalan. Baru setelah bertemu Tuan Gongsun dan kami beri tahu bahwa ini lokasi rahasia produksi persenjataan, dia langsung bilang mau ke Jinzhou. Aku tak percaya ini keputusan dadakan tanpa pertimbangan matang. Batu-batu itu adalah sandi untukku. Setelah meletakkannya, dia menghindari Yuan Gang, lalu menunggu di sini... Tentu dia takkan terus menunggu."
Meng Shanming merenung perlahan: "Mengerti. Dia sedang menguji kesungguhan kita. Jika kita diam, dia pun takkan bertanya, berarti takkan ke Jinzhou."
Shang Shuqing: "Dia sudah tahu hubungan antara dua batu itu, seharusnya sejak lama menyadari sesuatu. Mungkin selama ini menunggu kita bicara, tapi tak kunjung dapat. Kali ini menaruh batu itu untuk ditunjukkan padaku, seolah memberi kita kesempatan terakhir! Jika kita tetap menyembunyikannya, aku punya firasat buruk—kita mungkin tak bisa menyimpannya lagi. Dia mungkin akan pergi jauh dengan Yuan Gang, bukan ke Jinzhou!"
Meng Shanming tersenyum getir: "Aku mengerti. Dia sedang menimbang-nimbang apakah ini layak. Rupanya dia merasa perjalanan ini berisiko!"
Shang Shuqing agak cemas. Dia juga menyadarinya, tapi tak bisa mencegah. Sekte Giok Surgawi dan Feng Lingbo tak akan memberi mereka waktu lama. Saat ini, kesempatan mencaplok Kabupaten Pegunungan Hijau hanya ini. Di sisi lain, setelah melihat kemampuan Niu Daomei, dia berharap kepiawaiannya bisa membantu mereka.
Namun sikap ini membuatnya merasa bersalah—keegoisannya memaksa orang lain menanggung risiko...
"Ke mana?"
Di paviliun, Yuan Gang yang baru selesai berlatih terkejut mendengar kabar itu.
Niu Daomei berkata datar: "Mencari perlengkapan yang diperlukan untuk kultivasi."
Yuan Gang mengangguk halus. "Kapan berangkat?" Rupanya dia ingin mempersiapkan segalanya lebih dulu.
Niu Daomei: "Besok. Kau tak perlu ikut. Aku akan bawa Lao Xiong saja."
Tak ikut? Yuan Gang membeku, tak menyangka Niu Daomei tak mengizinkannya menemani.
Niu Daomei menjelaskan: "Tidak ada masalah juga, kabur dari sini tidak perlu khawatir diawasi orang. Jika pulang ke Kabupaten Canglu lewat terowongan rahasia lalu berangkat, justru berbahaya, mungkin bisa dilacak musuh. Jadi aku akan membawa Lao Xiong langsung menyusuri pegunungan. Jalur gunung ini cukup sulit, kalau kamu ikut mendaki terus-menerus akan jadi masalah."
Yuan Gang terdiam sejenak, berpikir masuk akal, bertanya: "Berapa lama perginya? Kapan pulang?"
Niu Daomei: "Kita belum pernah menjelajah dunia luar sendirian, banyak kondisi yang belum dipahami. Aku juga tidak bisa jelaskan detailnya sekarang, tapi seharusnya tidak terlalu lama."
Yuan Gang: "Aku tunggu di sini?"
Niu Daomei: "Bisa di sini, atau ke Kabupaten Canglu juga boleh. Lihat pengaturan Shang Shuqing. Kalau urusanku selesai, mungkin akan diam-diam langsung kembali ke Kabupaten Canglu. Kalau kamu ke sana, awasi anak buah Lao Xiong. Juga Lu Shengzhong itu, kalau rencana Shang Chaozong berjalan lancar, gunakan dia sebagai bidak caturnu."
Yuan Gang mengangguk, lalu menoleh ke Yuanfang: "Kalau ikut Tao Ye pergi, harus waspada dan gesit. Jangan sampai aku harus mengantar para biksu itu menemui Buddha."
Yuanfang wajahnya kejang-kejang, memaksakan senyum: "Tenang saja, Tuan Yuan."
Keesokan harinya, di depan meja rias, Shang Shuqing merapikan rambut Niu Daomei dengan penuh perhatian. Di cermin, sosok yang duduk tegak itu tetap diam dengan mata terpejam.
Setelah keluar dari kamar, Yuanfang sudah menunggu di luar dengan tas pinggang di punggung. Yuan Gang menyajikan pedang Niu Daomei dengan hormat.
Niu Daomei meraih pedangnya lalu berjalan cepat pergi, Yuanfang mengikuti dari belakang.
Shang Shuqing dan Yuan Gang keluar dari paviliun untuk melepas kepergian mereka, sementara Meng Shanming yang duduk di kursi roda juga mengawasi dari sudut tertentu.
Dengan tempo stabil mereka meninggalkan desa, tiba-tiba Niu Daomei dan Yuanfang melesat cepat - yang satu di depan dan yang lain di belakang - menuju puncak gunung tinggi.
Keduanya berhenti di puncak. Yuanfang mengikuti pandangan Niu Daomei yang menatap desa tersembunyi di balik pegunungan itu. Kemudian masing-masing memasukkan sehelai daun hijau kecil ke dalam mulut. Daun tak bernama ini oleh penduduk desa dijuluki "Pembersih Hati", mampu menangkal kabut beracun yang menyelimuti pegunungan.
"Pergi!" seru Niu Daomei. Tubuhnya meluncur dari puncak seperti anak panah yang dilepaskan dari busur. Energi Qi dalam tubuhnya membentuk sayap transparan, memanfaatkan kecepatan luncur dan ketinggian untuk terbang mengarungi angkasa.
Yuanfang mengerahkan Qi-nya untuk meluncur mengejar dari belakang.
Menghadapi tebing yang mendekat, kedua sosok itu dengan lincah berbelok memanfaatkan daya apung udara, meliuk di antara dua gunung bagaikan sepasang burung raksasa.
Desiran angin menderu di telinga.
Kultivasi Yuanfang jelas tak sebanding Niu Daomei. Sayap Qi-nya mulai pecah setelah gesekan udara berkepanjangan, memaksanya mendarat darurat dan berlari kencang di lereng gunung sebelum meluncurkan diri kembali. Niu Daomei dengan interval pergantian napas yang lebih panjang, sesekali berhenti menunggu agar Yuanfang tidak tertinggal.
Dua orang melesat cepat di dataran dengan gerakan naik-turun, saat menemui bukit kecil mereka hanya melintas atau mengitari, saat menghadapi gunung tinggi mereka menapak tebing curam dan melambung tinggi, hingga mencapai puncak lalu kembali terpental ke udara, meluncur cepat bagaikan burung.
Di tengah pegunungan nan luas, dua sosok itu bergerak berurutan bagaikan burung yang bebas melayang di angkasa...
Setengah hari kemudian, kontur pegunungan mulai merata, kabut beracun di lereng pun tak terlihat lagi. Niu Daomei memperkirakan mereka telah keluar dari wilayah itu.
Hingga melihat jalan resmi yang berkelok seperti pita, barulah mereka berhenti. Yuanfang sudah kelelahan seperti anjing mati, "Cih!" Ia meludahkan daun dari mulut, bersandar pada pohon besar sambil terengah-engah. Cara seperti ini yang terus-menerus selama setengah hari benar-benar tak tertahankan baginya.
Wajah Niu Daomei juga tak enak dilihat. Tenaga magisnya terkuras parah. Kalau bukan karena terburu-buru, takkan sampai seperti ini. Dalam kondisi lemah seperti ini, jika ada yang minta ganti rugi sungguh akan merepotkan.
Keduanya bersembunyi di hutan dekat jalan resmi, makan minum seadanya lalu bersila bermeditasi untuk memulihkan diri.
Niu Daomei pulih lebih cepat. Pertama, konsumsinya tak separah Yuanfang. Kedua, ia bisa memanfaatkan Jimat Warisan Ilmu dalam tubuhnya.
Proses pemulihan Yuanfang agak lambat, baru pulih mendekati senja. Memang tak ada cara lain, mereka tak membawa pil spiritual pemulih cepat. Ia harus pulih perlahan.
Awalnya Niu Daomei sempat punya sedikit, ditemukan dari tubuh tiga kakak-beradik seperguruan Song Yanqing, habis dipakai untuk eksperimen. Dari tubuh Lu Shengzhong juga ditemukan, semua diberikan ke Yuanfang, dan Yuanfang yang belum pernah merasakan langsung mencoba menghabiskannya.
Dalam level tertentu, keduanya termasuk orang miskin di dunia kultivasi, dan itu pun miskin sampai tak tersisa sepeser pun.
Menghadang kereta yang lewat di jalan resmi, setelah menanyakan arah, satu koin emas membuat kereta tersebut mengubah rute menuju kabupaten terdekat.
Dengan kecepatan tinggi, kereta akhirnya berhasil mengantar mereka berdua masuk kota sebelum gerbang kota ditutup saat senja.
Di dalam kota, mereka menginap di sebuah penginapan. Niu Daomei memesan meja penuh hidangan lezat untuk menghadiahi Yuanfang.
Di meja makan, Yuanfang bertanya pada Niu Daomei yang sedang memandang jalanan di luar jendela dengan ekspresi berpikir: "Tao Ye, kita mau ke mana ini?"
Niu Daomei menjawab datar: "Ibu Kota Jinzhou."
Yuanfang bergumam: "Sepertinya masih jauh sekali perjalanannya."
Niu Daomei: "Cepatlah makan, setelah ini masih ada urusan."
"Oh!" Yuanfang langsung melahap makanannya dengan cepat.
Saat membayar, Niu Daomei melempar koin perak ke pelayan sebagai tip. Pelayan itu mengangguk dan membungkuk gembira bukan main.
Niu Daomei melambaikan tangan, uangnya jelas tidak diberikan cuma-cuma, "Pelayan, kutanyakan sesuatu padamu."
Pelayan buru-buru menjawab: "Silakan Tuan, silakan."
Niu Daomei bertanya: "Tahukah kau di mana rumah Cheng Yi Li kabupaten ini?"
Pelayan berpikir sejenak, menunjuk suatu arah dan berkata: "Tidak jauh dari kantor kabupaten, di gang sebelah kiri seberang kantor kabupaten terdapat rumah Li Cheng Yi. Tanya saja di sana. Apakah Tuan mencari Pejabat Li ada urusan?"
Niu Daomei tersenyum: "Tidak ada yang penting. Temannya meminta saya mengantarkan surat untuknya."
Setelah memberi penjelasan singkat, dia membawa Yuanfang meninggalkan penginapan dan langsung menuju lokasi yang disebut pelayan. Mereka menemukan rumah Cheng Yi Li.
Tujuan menemui orang ini jelas: untuk mendapatkan identitas resmi agar bisa meminjam Kuda Pos dari pos peristirahatan. Bukan karena tidak mampu membeli kuda, tetapi kuda pos memungkinkan pergantian kuda di setiap pos sepanjang perjalanan, mempercepat perjalanan. Tidak perlu ancaman kekerasan, justru kontraproduktif. Cukup menghantam dengan uang.
Segenggam koin emas ditaburkan di meja. Cheng Yi Li langsung setuju. Kedua pihak sepakat bertemu esok pagi.
Keesokan harinya di pinggiran kota, Li Cheng Yi membawa dua ekor kuda pos dan dua set seragam penjaga pos. Surat resmi juga dibawa, sekaligus meminta mereka mengantarkan surat tersebut - menggabungkan kepentingan pribadi dan dinas.
Sesuai prinsip "barang dan uang ditukar langsung", segenggam koin emas lain diberikan kepada Li Cheng Yi sesuai perjanjian.
Niu Daomei dan Yuanfang berganti pakaian, lalu menaiki kuda. Mereka melesat cepat sambil terus berganti kuda di setiap pos, tak henti menuju Kota Prefektur Jinzhou.
Dua hari kemudian, kedua pria berdebu itu tiba dengan selamat di Kota Prefektur Jinzhou. Mereka menyerahkan surat resmi ke kantor pemerintahan dan meninggalkan kuda pos di sana untuk menghindari masalah.
“Penginapan Fuling!” Ketika dua orang tiba di depan penginapan, Yuanfang memegang sekuntum bunga di tangannya yang sangat mencolok. Seorang pria segera mendekati mereka dan berbisik, "Fang Zhe."
Niu Daomei mengamati pria itu dari ujung kepala hingga kaki. "Niu Daomei."
Fang Zhe yang disebutkan itu menghela napas lega, lalu mengulurkan tangan mengundang, "Tao Ye, silakan!" Ia memimpin mereka masuk ke penginapan menuju kamarnya.
Adegan ini terjadi karena sebelumnya telah direncanakan dengan Shang Shuqing. Shang Shuqing mengirim pesan darurat ke Shang Chaozong, memintanya mengirim petugas penghubung sebelumnya di Jinzhou untuk bertemu Niu Daomei.
Di dalam kamar, Fang Zhe menutup pintu dan berbalik bertanya, "Wangye menyuruh saya bekerja sama dengan Tao Ye. Bagaimana cara saya membantu?"
"Situasi!" Niu Daomei membalas, "Ceritakan semua detail yang kau ketahui tentang Hai Ruyue."
"Baik!" Fang Zhe segera memaparkan informasi yang dimilikinya secara rinci.
Niu Daomei sesekali menyela dengan pertanyaan. Percakapan mereka berlangsung cukup lama sebelum berakhir.
Setelah mendapatkan gambaran umum, Niu Daomei berdiri dari tempat duduknya, "Kita istirahat semalam. Siapkan kamar untuk kami besok pagi, lalu antarkan saya ke Kediaman Bupati."
Fang Zhe ikut berdiri, "Tao Ye, besok mungkin tidak tepat. Besok adalah ulang tahun ke-40 Hai Ruyue. Banyak tamu akan datang, dia mungkin enggan menemui Anda... Bahkan saya saja mulai dianggap mengganggu."
Niu Daomei menjawab, "Tidak masalah. Katakan padanya bahwa Wangye mengirim tabib khusus untuk putranya. Meski sedang merayakan ulang tahun ke-40 atau bahkan menikah lagi, dia pasti akan meluangkan waktu untuk saya."
