Jika "suami" itu benar-benar Tao Ye, bagaimana perasaan Tao Ye?
Sebagai wanita, bahkan dari sudut pandang perempuan, Hei Mudan berpikir: pria mana yang berani bertindak demikian di depan umum? Perempuan mana yang bisa menerimanya?
Keempatnya tahu status Niu Daomei. Ucapan Niu Daomei ini terdengar penuh cemochan, seolah menguatkan kebenaran rumor.
Dengan wajah tenang, Tang Yi menatap Niu Daomei: "Tuan Muda, siapa gerangan ini?"
Shao Pingbo menjelaskan singkat: "Utusan yang dikirim ke Zhao, bawahan Utusan Zhuge Xun, Zhang San!"
Bawahan Utusan Zhuge Xun dari Han? Tang Yi tak tahu bagaimana dia bisa menjadi bawahannya Zhuge Xun, tapi yakin nama itu palsu. Ia mengatupkan tangan tanpa komentar.
Niu Daomei membalas hormat, lalu mengalihkan pandangan ke Su Po dan Tang Susu. Karena tak ada yang berani membongkar identitasnya, ia pun lega.
“Kosongkan orang yang tidak berkepentingan di rumah makan.” Shao Pingbo mengarahkan jarinya ke sebuah rumah makan di tepi sungai, memberikan perintah.
Niu Daomei segera mengarahkan pandangannya, mengamati medan tempat rumah makan itu berdiri. Separuh di daratan, separuh menjorok ke sungai, dengan balkon menghadap pemandangan sungai yang memukau. Kelasnya cukup tinggi.
Tak lama kemudian, semua tamu rumah makan diusir keluar. Orang-orang di dermaga berpindah ke rumah makan. Yang berhak masuk pun tak banyak. Tukang masuk tentu termasuk yang berhak.
Shao Pingbo dan Tang Yi berjalan berdampingan masuk ke rumah makan, langsung menuju balkon pemandangan tepi sungai di belakang, penuh dengan nuansa romantis.
Niu Daomei yang masuk belakangan dengan cepat mengamati lingkungan dalam rumah makan. Ia langsung diantar ke dapur. Shao Pingbo benar-benar memperlakukannya sebagai tukang masak.
Dapur rumah makan cukup luas. Lima enam staf dapur mengawasi mereka. Sang koki berkepala besar mendekat sambil memberi hormat: “Boleh tahu teman ini koki andalan rumah makan mana?”
Pemberitahuan mendadak ini—bahwa mereka didatangkan koki baru untuk dibantu—membuatnya tak nyaman. Sebagai orang berpengalaman di bidang ini, nada bicaranya mengandung tantangan.
Dasar! Benar-benar menganggap Laozi sebagai tukang masak! Niu Daomei menggerutu dalam hati. Perasaannya juga tak enak karena ulah Tang Yi. Katanya mau bertemu, eh malah disuruh jadi koki. Menyaksikan kemesraan Shao Pingbo dan Tang Yi, nanti masih harus menyajikan hidangan lezat untuk pasangan mesum itu—sungguh memalukan!
Braak! Niu Daomei tiba-tiba mencabut separuh pedangnya, meminta lawannya membuka mata lebar-lebar.
“……” Sang koki tertegun, lalu menyembunyikan kepalanya, memimpin beberapa orang pergi dengan malu.
Pedang kembali ke sarung, Niu Daomei berbalik ke kultivator yang mengawasi di belakang: "Dapur zona terlarang, mohon menyingkir."
Orang itu bertanya: "Sejak kapan dapur menjadi zona terlarang?"
Niu Daomei: "Resep masakan kami tidak diajarkan ke luar. Melanggar aturan berarti tak boleh makan."
“……” Kultivator itu tak membantah, perlahan berbalik pergi.
"Tunggu!" Niu Daomei memanggilnya lagi, "Ambilkan alat tulis!"
Kultivator itu berhenti dan menengok, "Untuk apa alat tulis di dapur?"
Niu Daomei menunjuk sekeliling dapur: "Bumbu khas kami kurang. Aku akan menulis daftar untuk kalian beli."
Setelah kultivator pergi, Niu Daomei berkeliling mengamati dapur.
Kultivator segera kembali membawa alat tulis.
Setelah mengolah tinta, Niu Daomei menulis puluhan item. Mengelupas kertas dan menyodorkannya: "Belilah ini!"
Kultivator menerima daftar, memeriksa sebentar lalu pergi.
Hei Mudan dan yang lain saling bertukar kode mata—entah untuk apa Niu Daomei membutuhkan begitu banyak bumbu?
"Jangan intip!" Niu Daomei menengok kiri-kanan, menyuruh Hei Mudan menjauh. Cepat-cepat menulis sesuatu, mengeringkan kertas, lalu melipatnya.
Di paviliun tepi sungai, kultivator dari dapur menyerahkan daftar ke Shao Pingbo: "Semuanya tanaman obat."
Tang Yi di samping tetap membisu, namun telinganya menyaring setiap kata.
Melihat-lihat daftar barang, Shao Pingbo bertanya: "Di makanan yang dimakan sebelumnya sepertinya juga ada tanaman obat ya?"
Kultivator menjawab: "Ada, yang saya lihat sepertinya ada jahe dan bawang putih."
Daftar dikembalikan, Shao Pingbo: "Beli sesuai yang tercantum di daftar ini."
Di dapur, seseorang yang tak seharusnya masuk muncul. Tang Susu memasuki ruangan dengan wajah kaku.
"Tao Ye!" Hei Mudan memberi peringatan.
Niu Daomei yang berdiri di depan jendela menoleh melihat pendatang, lalu berbalik perlahan. Pedangnya tertancap di tanah sementara senyum sinis mengembang di wajahnya.
Keduanya berhadapan muka. Tang Susu bersuara berat: "Untuk apa kau ke sini?"
Niu Daomei: "Aku bebas pergi ke mana saja. Urusanmu apa?"
Tang Susu: "Kau pikir aku tidak berani membunuhmu?"
Niu Daomei: "Kau sudah berkali-kali mencoba membunuhku, tapi kapan berhasil? Kali ini pun takkan bisa!" Melihat kemarahan mulai memuncak di lawannya, "Apa? Mau berkelahi? Kau pasti tahu apa yang Dongguo Haoran tinggalkan padaku. Satu dua seranganmu takkan mempan. Jika sampai ribut, Shao Pingbo yang bertanya, terpaksa aku buka hubunganku dengan Tang Yi. Aku ingin lihat berani muka apa lagi Sekte Shangqing!"
Ekspresi Tang Susu semakin mengerikan.
"Tenang saja. Kalian tak punya muka, aku masih punya!" Niu Daomei mengeluarkan dokumen yang sebelumnya ditulisnya, "Mulai sekarang jembatan kembali ke jembatan, jalan kembali ke jalan. Tak ada lagi hubungan antara aku dan Sekte Shangqing! Jika masih dihantui, akan kuhapuskan sekte ini dari dunia kultivasi. Aku menepati ucapanku!"
"Tang Susu menerima kertas lipat, membukanya, tertegun sejenak, lalu mengangkat pandangan dengan ekspresi rumit ke arah Niu Daomei. Ia mengangguk halus: 'Baik! Asalkan janjimu tidak diingkari, Sekte Shangqing takkan lagi terlibat denganmu!'"
Niu Daomei: "Takkan kuingkari!"
Tang Susu menoleh pergi. Niu Daomei berbalik menatap jendela.
Hei Mudan dan yang lain saling pandang. Diam-diam mereka bertanya-tanya: Benarkah pemimpin sekte itu istri Tao Ye?
"Tao Ye!" Hei Mudan tiba-tiba menyadarkan.
Niu Daomei menengok—Su Po kembali masuk dengan wajah tanpa ekspresi.
Berhadap-hadapan, Niu Daomei berkata: "Semua sudah kujelaskan ke Tang Susu."
Su Po juga bermuka ruwet. Setelah berdiskusi dengan Tang Susu dan melihat bukti, matanya menyapu Hei Mudan: "Bisa bicara di tempat lain?"
Niu Daomei: "Mereka bagian dariku."
Su Po menghela nafas: "Jangan salah paham. Pemimpin berjuang keras demi sekte. Sebagai wanita tunggal, tekanan Shao Pingbo terhadap Shao Dengyun memaksanya berkompromi. Hubungan mereka murni formal."
Alis Niu Daomei berkerut. Kalimat "pengaruh Shao Pingbo terhadap Shao Dengyun" menyentak kesadarannya, menguatkan spekulasi sebelumnya tentang Shao Pingbo.
Su Po melanjutkan: "Mungkin kau tidak tahu, Pemimpin Sekte secara resmi telah mengakui dirimu sebagai suaminya. Kepada kami para senior, dia juga berpesan untuk membawamu kembali setelah Shangqing stabil. Dia bahkan berjanji akan menyerahkan posisi Pemimpin Sekte padamu setelah berhasil membuka jalan! Kini Shangqing telah melewati badai dan berdiri kokoh. Tak perlu lagi memperlakukanmu seperti dulu. Urusan masa lalu adalah kesalahan sektaku. Untuk masalah sekarang, mari cari solusi bersama. Kembalilah!"
Niu Daomei tersenyum tipis: "Semua yang perlu kusampaikan sudah jelas."
Su Po: "Bila tak menghargai kami para senior, setidaknya hormati gurumu sendiri!"
Niu Daomei: "Justru karena menghormatinya, aku terus menahan diri. Hutangku pada Shangqing sudah lunas. Kepala Suku Su, biarkan masa lalu berlalu. Mari kita berjalan di jalan masing-masing."
Su Po hendak bicara lagi, namun Niu Daomei mengangkat tangan menghentikannya.
Su Po menghela nafas, "Bagaimana dengan Wei Duo?"
Niu Daomei: "Tak kenal. Kepala Suku Su, jangan ganggu pekerjaanku." Tangannya melambai memberi isyarat.
Hei Mudan dan yang lain maju, dengan paksa mengantar Su Po keluar.
Di luar rumah makan, beberapa penunggang kuda turun. Para komandan berbaju zirah itu bergegas menuju paviliun tempat Shao Pingbo berada.
Menyaksikan hal ini, Tang Yi mencari alasan untuk mengundurkan diri dari paviliun.
Baru saja masuk ke dalam, Tang Susu yang telah menunggu segera menyapanya. Sepucuk kertas disodorkan sambil berbisik, "Pemimpin, semuanya sudah berakhir."
Tang Yi membuka selembar kertas, gigi peraknya langsung menggigit bibir dengan kencang, mata dinginnya menatapnya. "Kau memaksanya?"
Hubungan interaksi kedua pihak sudah jauh berbeda dari dinamika kuat-lemah sebelumnya. Setelah kekuasaan Tang Susu direnggut, ia juga belum pulih sepenuhnya. Setelah melalui berbagai pasang surut, Tang Yi pun bukan lagi sosok penurut yang dulu, telah menggenggam erat kekuasaan Sekte Shangqing di tangannya sendiri dengan sikap yang sangat dominan!
Pada level tertentu, ini justru merupakan harapan yang diinginkan Tang Susu.
Tang Susu menundukkan kepala sambil berkata: "Pemimpin ini telah menuduh hamba yang tua ini dengan sia-sia. Begitu bertemu, dia langsung memberikan ini, jelas-jelas sudah ditulis sebelumnya. Jika Pemimpin tidak percaya, silahkan tanya langsung padanya."
"Dia dimana?" Tang Yi bertanya singkat.
Tang Susu membungkuk sedikit menjawab: "Dapur!"
Tanpa bicara panjang, Tang Yi langsung menuju dapur.
Sering ada orang yang berlari ke dapur, Niu Daomei telah menyuruh menutup pintu dapur, beberapa orang sedang berpura-pura mencuci sayur di dalam dapur.
Hei Mudan dan yang lain merasa ada yang tidak beres, apa hubungan pekerjaan mereka dengan pembuatan daging merah kecap itu?
Gerakan Niu Daomei yang membingungkan itu muncul, beberapa orang yang mulai sedikit memahami Niu Daomei sudah mengendus akan terjadi masalah.
Tang Yi mendorong pintu masuk, Niu Daomei dan yang lain menoleh sambil melihat.
Memandang Niu Daomei yang sedang memegang golok memotong daging, tatapan kedua orang bertemu, di otak Tang Yi tiba-tiba muncul gambaran-gambaran: ritual sembahyang langit-bumi, malam pertama di kamar pengantin, di bawah pohon persik yang cerah bagai mega senja!
Sekte Shangqing juga tidak menyangka bahwa Shang Chaozong bisa berdiri kokoh begitu cepat. Di sini sudah menerima kabar bahwa Shang Chaozong berhasil menyerbu Kabupaten Pegunungan Hijau.
Tentu saja mereka juga mengetahui peristiwa Niu Daomei membunuh utusan Yan yang kemudian diputus hubungannya oleh Shang Chaozong. Tang Yi tak pernah menyangka bahwa pemuda malas di bawah pohon persik itu bisa melakukan hal yang menggemparkan dunia! Tekanan yang datang bertubi-tubi bisa dibayangkan - mana mungkin Kerajaan Yan akan mengampuninya!
Mungkin penyembunyian identitasnya terkait dengan hal ini. Tang Yi tidak tahu apa yang dialaminya selama ini, tapi melihatnya memegang golok seperti tukang masak, tiba-tiba ada kepahitan hati yang tak terungkap.
Perlahan mendekatinya, bertanya pelan, "Setelah turun gunung, apakah baik-baik saja?"
Pandangan Hei Mudan dan yang lain diam-diam mengintip kedua orang itu, merasa kejadian sambung-menyambung seperti sedang berakting, terlalu spektakuler!
"Berkat restu Pemimpin Sekte Tang, baik-baik saja!" Niu Daomei tersenyum, meletakkan golok, tangan berminyaknya menunjuk pakaiannya, "Ini tempat bagi orang rendahan seperti kami, tidak pantas untuk Pemimpin Sekte Tang. Silakan kembali sebentar, sayur akan segera kami kirim untuk Tuan Shao dan Yang Mulia."
