Yuan Gang yang berdiri di samping diam mematung, mengamati reaksi Chu Anlou dengan mata dingin. Siasat Tao Ye pura-pura gila ini tidak bisa dan tidak akan ia lakukan.
"..." Chu Anlou tercekat bisu. Sang kepala pengawas menyuruhnya melayani tamu dengan baik, katanya ada urusan yang harus diselesaikan orang ini. Bagaimana penjelasannya kalau sampai kabur?
Setelah sadar, ia balik bertanya, "Maksudmu aku yang membahayakanmu?"
Niu Daomei cepat-cepat melambaikan tangan, "Tidak, tidak."
Chu Anlou: "Kamu tidak boleh pergi sekarang."
Niu Daomei: "Aku sudah melepas mereka, aku pergi juga tidak boleh?"
Chu Anlou tak tahu bagaimana menjelaskan, menegaskan lagi, "Kukatakan sekali lagi, Penginapan Pelangi tidak akan terlibat permusuhan kalian. Kalau kau coba memanfaatkan penginapan untuk menangkis masalah, itu namanya cari masalah sendiri! Berani-beraninya memanfaatkan Paviliun Salju Es, akibatnya tidak akan sanggup kau tanggung!"
Niu Daomei: "Mana berani aku memanfaatkan Paviliun Salju Es. Aku hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk bernegosiasi dengan berbagai faksi. Kalau berhasil, mereka mau mengampuniku ya sudah. Kalau gagal, aku juga tidak berani meminta Paviliun Salju Es membantuku."
Chu Anlou sangat ingin bertanya: Kalau ini bukan memanfaatkan, lalu apa?
Tapi masalah utamanya, orang ini tidak boleh pergi meski tidak memanfaatkan - pihaknya tidak akan mengizinkannya.
Chu Anlou tidak berkata apa-apa, berbalik lalu pergi.
“Chu pemilik kedai…” Niu Daomei memanggil beberapa kali tetapi tak berhasil menahan kepergiannya.
Yuan Gang menuju pintu untuk memastikan Chu Anlou telah pergi, lalu bergegas kembali sambil berbisik, “Mereka sudah pergi.”
Niu Daomei berkata perlahan, “Dia tidak punya wewenang untuk hal ini, pasti pergi meminta instruksi.”
Tak lama kemudian, beberapa pelayan dari bawah naik ke sini, berjaga-jaga dan melarang siapapun keluar-masuk, efektif mengurung mereka di tempat.
Chu Anlou keluar melalui pintu belakang penginapan.
Seluruh bangunan penginapan menyerupai tebing terjal, sementara di belakangnya terdapat jurang sejati dengan air terjun braak-braak mengalir deras dari atas. Di kedua sisi tebing terhampar tangga batu berkelok naik.
Chu Anlou tidak menggunakan tangga, melainkan melompat langsung ke atas menuju satu-satunya area subur nan hijau di tengah salju dan es, di mana bangunan giok megah tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan.
Di dalam menara giok, sekelompok wanita berbaju putih ada yang berdiri, duduk, memegang pena menulis, atau bolak-balik mengantarkan pesan. Di luar, burung Jin Chi terbang bolak-balik membawa pesan terus masuk dan keluar di sini.
Tempat ini merupakan pusat pemerintahan tempat Daftar Alkemis dibuat.
Di aula yang bersih tanpa debu, seorang wanita berjubah abu-abu dengan uban di pelipis berjalan mondar-mandir di antara para perempuan sambil sesekali memeriksa tulisan mereka - Han Bing, kepala pengawas Paviliun Salju Es.
Setelah ada yang memberi tahu, Han Bing meninggalkan aula luas tersebut.
Chu Anlou yang menunggu di luar segera membungkuk memberi hormat, “Kepala Pengawas.”
Han Bing bertanya datar: "Ada apa?"
Chu Anlou mengikutinya turun dari tangga batu giok, "Lapor Kepala Pengawas, Xuanyuan Dao itu ada masalah."
Han Bing terus berjalan sambil bertanya, "Masalah apa?"
Chu Anlou: "Identitas asli Xuanyuan Dao sebenarnya adalah Niu Daomei yang membunuh utusan Yan."
"Perlu kamu yang menyelidiki identitasnya?" Han Bing berkata datar: "Aku sudah tahu dia Niu Daomei. Lalu kenapa? Hanya minta dia melukis, ada masalah?"
"Melukis?" Chu Anlou tercengang. Sudah tahu itu Niu Daomei? Baru sekarang dia tahu tujuan sebenarnya.
Han Bing: "Dia pernah melukis untuk Sha Huanli. Sha Huanli mengundang nona muda untuk menikmatinya bersama. Nona menyukainya, sesederhana itu. Kita hanya perlu Xuanyuan Dao melukis, tak perlu membongkar identitasnya dan ikut campur. Mengerti?"
Chu Anlou berkeringat dingin, "Kepala Pengawas, bukan saya yang membongkar, tapi identitasnya sudah terbongkar..." Dia menjelaskan situasinya.
Han Bing mendengus berkali-kali, "Benar-benar orang tak tahu maut, berani memanfaatkan Paviliun Salju Es."
Chu Anlou: "Saya akan cari pelukis terbaik lain untuk nona."
Han Bing menggeleng sambil berjalan: "Terbaik tak berguna. Nona bilang lukisannya sangat unik, satu-satunya di dunia!"
"..." Chu Anlou bingung, "Sehebat itu?"
Han Bing: "Kabar sudah disampaikan ke nona. Nona akan pulang dari luar negeri beberapa hari lagi. Biarkan dia menunggu."
Chu Anlou: "Maksud Anda..."
……
Di lantai teratas penginapan, saat bertemu kembali dengan Niu Daomei, Chu Anlou hanya mengucapkan satu kalimat, "Segera bebaskan tahanan!"
Niu Daomei menganggukkan kepala ke arah Hei Mudan, "Lakukan seperti yang dikatakan Manajer Chu."
"Ya!" Hei Mudan bergegas pergi dengan perasaan was-was.
Chu Anlou juga berbalik dan pergi.
Yuan Gang berbisik di telinga Niu Daomei, "Apa akan ada perubahan?"
Niu Daomei memiringkan kepala dan membalas bisikan, "Seharusnya tidak. Kalau tidak, dia langsung akan membebaskan mereka. Tak perlu repot datang memberi tahu kita dulu dengan sopan."
Keduanya kemudian keluar dari kamar dan melihat Chu Anlou berdiri dengan tangan di belakang di tengah aula bundar.
Hei Mudan mengetuk pintu kamar satu per satu untuk memberi tahu. Tak lama kemudian, Wu Kong dari Sekte Giok Surgawi, Gao Mulan dari Kediaman Wan Dong Tian, Mei Shikai dari Gunung Dazen, Wu Shaohuan dari Sekte Liuxian, Cao Heng dari Sekte Awan Melayang, Li Huoyun dari Gunung Lingxiu, dan lainnya muncul berturut-turut.
Rentetan suara di luar membuat Nyonya Pei dan yang lain membuka pintu untuk melihat situasi.
Chu Anlou menoleh dan bertanya pada Niu Daomei, "Hanya ini?"
Niu Daomei mengangguk.
Chu Anlou segera memberi hormat ke arah semua orang, "Para hadirin, maafkan saya. Ini kelalaian saya sehingga membuat kalian tidak nyaman. Penginapan Pelangi tidak akan terlibat dalam urusan luar, tidak akan campur tangan dalam masalah kalian. Saya Chu Anlou mohon maaf. Kalian semua boleh pulang."
Langsung dibebaskan begitu saja? Yuan Gang memiringkan kepala melihat Niu Daomei. Ini tidak sesuai dengan perkiraan Tao Ye bahwa Paviliun Salju Es membutuhkan bantuan mereka.
Niu Daomei muka tegang sebentar, tak menyangka Paviliun Salju Es begitu kejam, ingin kuda lari tapi tak diberi makan!
Dengan tegas ia berseru: "Para hadirin, utang piutang antara kita tak ada hubungannya dengan Penginapan Pelangi. Semua ini kemauanku pribadi. Tolong beritahu para pemimpin sekte untuk segera berkumpul di Paviliun Salju Es!"
Chu Anlou tiba-tiba menoleh ke arahnya. Niu Daomei berdiri dengan wajah datar.
Chu Anlou kembali menoleh, memberi hormat ke arah semua orang: "Saudara-saudara, seperti katanya, ini tak ada hubungannya dengan Penginapan Pelangi. Setelah dia meninggalkan penginapan, hidup matinya tak ada sangkut paut dengan kami. Balas dendam atas keluhan, balas dendam atas keburukan, kami takkan campur tangan!"
Niu Daomei mengangguk halus: "Benar!"
Aksi duet! Dalam hati para tahanan rumah memaki Chu Anlou, pelacur yang masih ingin mendirikan tugu keperawanan.
Para hadirin mengatupkan tangan ke arah Chu Anlou, mengabaikan Niu Daomei, lalu satu per satu pergi.
Nyonya Pei yang mengintip di pintu saling pandang, tak mengerti sandiwara apa ini.
Setelah semua orang menghilang, Niu Daomei bertanya pada Chu Anlou: "Manajer Chu, bolehkah kami pergi sekarang?"
“Tinggallah sementara beberapa hari, nanti Tuan Pemilik Vila akan menemuimu.” Chu Anlou berkata sambil menyatukan tangan di punggung, wajahnya hampir menempel ke muka Niu Daomei, berbisik: “Niu Daomei, aku ingin menyadarkanmu, keuntungan yang layak kauambil juga sudah kau dapat, anggap saja sebagai upah untuk tugasmu nanti. Tapi sampai di sini saja, jangan pernah lagi menggunakan nama Paviliun Salju Es untuk melakukan apapun. Tubuhmu lemah, rejeki sebesar ini takkan sanggup kau tanggung, bisa menghancurkan nyawa.” Usai berkata, ia menepuk-nepuk pipi Niu Daomei dua kali dengan keras.
Niu Daomei tetap berdiri tak bergerak, tidak menghindar. Pipinya memerah bekas tepukan, sementara tangan kanannya mencengkeram pergelangan tangan Yuan Gang erat-erat, mencegahnya bertindak gegabah.
Wei Duo yang bertatapan dengan Niu Daomei menghentikan langkah, mengepal kedua tangan sambil menundukkan kepala.
Chu Anlou mengalihkan pandangan ke Yuan Gang yang gelisah, “Aku ada di Penginapan Pelangi, kalau ada keberatan silakan datang kapan saja!”
Makna tersiratnya: Ingin balas dendam? Silakan datang kapanpun, aku akan menunggumu di sini.
Dengan tatapan merendahkan terakhir, ia membalikkan badan sambil menyatukan tangan di punggung. Sejujurnya, dia memang tak perlu takut akan balasan mereka.
Aula bundar sunyi senyap.
Hei Mudan dan yang lain memandang Niu Daomei, melihat bekas merah di pipinya, terpaku tak tahu harus berbuat apa.
Mereka tak pernah menyangka bahwa Tao Ye yang di mata mereka serba bisa ini ternyata menerima penghinaan yang biasanya hanya dialami praktisi independen seperti mereka.
"Nyonya Pei dan yang lain saling memandang. Siapa pun yang tidak buta pasti bisa melihat bahwa dia dihina oleh pemilik kedai Chu. Bukankah sebelumnya mereka bersikap sopan?"
Mengikuti sosok Chu Anlou yang menghilang di bawah tangga, Yuan Gang yang menatap tangga dengan pandangan dingin berbisik: "Aku akan ambil beberapa ton bubuk mesiu untuk menghias penginapannya."
"Tamparan ini layak kita terima, karena kesalahan kita sendiri. Masih ada urusan, jangan main-main." Baru sekarang Niu Daomei melepaskan pergelangan tangannya.
Yuan Gang: "Apa kita akan mengalah begitu saja?"
"Apakah termasuk mengalah, kita lihat situasinya dulu. Mengucapkan ancaman kosong tak ada artinya." Niu Daomei berbisik, lalu berbalik melambai pada Hei Mudan.
Hei Mudan mendekat, "Tao Ye!"
Niu Daomei: "Situasi berubah. Segera pergi ke toko Kediaman Wan Dong Tian. Beri tahu Gao Mulan bahwa permintaan memanggil Pemimpin Sekte mereka hanya candaan. Katakan juga aku tidak akan ikut campur urusan Buah Zhu Yang Merah, jangan dipikirkan. Bawa Lei Zongkang untuk berjaga-jaga."
Campur tangan Shao Pingbo telah menambah terlalu banyak perubahan tak terkendali. Rencana aslinya kini kacau sepenuhnya. Kali ini benar-benar kecolongan oleh Shao Pingbo, terpaksa mengaku kalah.
"Ya!" Hei Mudan menjawab, lalu pergi bersama Lei Zongkang.
"Sudah, tidak ada masalah lagi. Pulang dan istirahatlah." Niu Daomei kembali melambai pada yang lain.
"Nyonya Pei dan yang lain perlahan mendekat. Nyonya Pei melihat bekas tamparan di wajah Niu Daomei, ragu-ragu untuk berbicara: "Ada apa ini?""
Niu Daomei tersenyum tipis: "Aku melakukan sesuatu yang membuat orang tidak senang. Tenang, tidak apa-apa. Kalian bisa tinggal dengan nyaman. Jika masih tidak tenang, kalian bisa pindah tempat tinggal, tidak dipaksa.""
Dua hari kemudian, Nyonya Pei dan rombongan tetap pergi. Saat berpamitan, mereka menyapa Niu Daomei dan yang lain. Ia tidak menyebut soal taruhan, Niu Daomei juga tidak membahasnya.
Seorang pria mengendarai elang raksasa berbulu emas turun dari langit, diikuti dua elang emas raksasa lain tanpa beban, mendarat di tebing.
Nyonya Pei dan yang lain menarik paksa Hao Qingqing, lalu melompat ke punggung elang-emas. Tiga elang raksasa itu membawa mereka terbang menjauh.
Pemandangan ini membuat banyak orang di dalam dan luar ngarai berdecak kagum. Perlu diketahui, hewan tunggangan terbang sebesar ini harganya bisa mencapai puluhan juta koin emas per ekor. Sedikit sekali orang di seluruh dunia yang mampu memilikinya, apalagi sekaligus tiga ekor.
"Sayang sekali taruhannya tidak ditagih!" Niu Daomei yang mengantar kepergian mereka di tebing itu menyaksikan tiga titik hitam melesat ke cakrawala, bergumam sinis dengan senyum masam...
