Tiga orang yang saling membelakangi itu tegang luar biasa. Sepertinya tak ada pilihan lain. Melawan mati-matian? Mampukah? Beranikah?
"Zichun, semuanya tergantung padamu." Seorang pria meletakkan pedangnya.
"Zichun, kami percaya padamu." Pria lain juga menurunkan senjata. Percaya atau tidak, tak ada pilihan lain.
Jelas terlihat, kedua pria itu sendiri telah menyetujui jadi sandera.
Xuan Zichun memandang Niu Daomei dengan mata berapi penuh kemarahan terpendam. Bukankah dia buru-buru datang ke sini demi suatu hari bisa seberpengaruh Niu Daomei ini? Bisa sesombong ini? Bisa seangkuh ini?
"Baik!" teriak Xuan Zichun: "Sepakat! Aku terima! Besok pagi, pertarungan di Panggung Air Terjun Gunung Utara luar kota. Berani penuhi undangan?"
"Begitu saja!" Niu Daomei mengangguk, melambaikan tangan: "Lepaskan dia pergi!"
Orang-orang yang mengepung membuka jalan, Xuan Zichun keluar dari lingkaran pengepungan. Ia berbalik dan perlahan mundur sambil memandangi rekan-rekannya.
Para pengepung langsung maju merebut senjata dua pria itu. Mereka menaruh batasan magis di tubuh keduanya, lalu menahan mereka sebagai sandera.
Kedua pria itu tidak melawan. Mengingat mereka telah menyanggupi jadi sandera, perlawanan pun tak diperlukan. Mereka memandangi Xuan Zichun yang terus mundur.
Akhirnya, Xuan Zichun berbalik dengan tegas dan pergi dengan langkah besar.
Linghu Qiu dan Feng Entai saling pandang. Ada nuansa aneh dalam tantangan ini. Alih-alih Xuan Zichun yang menantang, seolah Niu Daomei-lah yang memaksanya.
Feng Entai berseru, "Kalau kau terus menerima begini, tantangan ini takkan pernah berakhir!"
Niu Daomei: "Tolak pun tetap akan ada yang datang silih berganti."
Linghu Qiu: "Tak mungkin kau terus-terusan terima tantangan seperti ini?"
"Bila urusan kecil saja tak sanggup kuhadapi, lebih baik aku tak usah berkeliaran di luar." Senyum Niu Daomei tanpa kehangatan. Tiba-tiba ia memberi isyarat ke luar paviliun, menghentikan gerombolan yang hendak membawa dua sandera itu.
Semua berhenti menunggu instruksi berikutnya.
Tak disangka, Niu Daomei berkata datar: "Penggal kepala mereka berdua! Besok kirimkan ke Xuan Zichun!"
Kerumunan tertegun.
Dua sandera itu tersentak kaget.
Seorang berteriak marah: "Niu Daomei, kau pengkhianat!"
Orang lain berteriak panik: "Niu Daomei, mengingkari janjinya itu perbuatan picik!"
Baru saja berseru, langsung diseleh hingga bisu oleh seseorang, berjuang mati-matian pun sia-sia, benar-benar pergumulan sengit sebelum ajal.
Niu Daomei dengan wajah datar, santai meneguk anggur dari cawan sambil mencicipi perlahan, tak lagi melirik ke luar.
Maka semua orang mengkonfirmasi maksudnya - bukan sekadar ancaman, tapi benar-benar akan membunuh!
Dua pria segera didorong ke depan taman bunga. Dua kilatan dingin, golok diayunkan - darah menyembur deras menghujam bunga, ranting bergoyang basah tetesan merah, dua tengkorak utuh telah menggelinding di tanah.
Linghu Qiu dan Feng Entai saling pandang bisu. Tadinya mengira kedua sandera akan dipakai sebagai jaminan, ternyata malah mengambil nyawa mereka. Keduanya bahkan tak sempat melawan - ditahan, tewas, sesederhana itu!
Padahal sebelumnya bicara tentang "perkelahian akan memancing Penyihir Penjaga Ibu Kota", nyatanya sama sekali tak ada aksi fisik. Niu Daomei dengan ucapan singkat langsung memenggal kepala mereka mulus tanpa gejolak.
Hari ini Linghu Qiu dan Feng Entai menyaksikan langsung tangan dinginnya yang bekerja semudah membalik telapak tangan. Sungguh pembunuh berhati baja yang tangan tak ternodai setetes darah.
Mereka juga mendapat persepsi baru tentang Niu Daomei: meski terlihat muda, seolah telah menumpuk bau darah tak terhitung di tangannya.
"Melalui kejadian ini, semua orang tiba-tiba merasakan bahwa kedatangan Niu Daomei kali ini sepertinya tidak membawa niat baik. Siapa pun yang berani macam-macam dengannya, dia takkan segan-segan—ini urusan nyawa!"
Linghu Qiu melirik ke arah lokasi pembersihan di luar, mengingatkan dengan datar: "Adik, kau sudah membunuh dua orang mereka. Besok bagaimana menjelaskannya pada Xuan Zichun?"
"Aku dan mereka tak punya permusuhan, tapi mereka malah datang mencari masalah. Berani berbuat harus siap mental." Niu Daomei mengangkat gelasnya ke arahnya sambil tersenyum bertanya: "Perlu penjelasan?"
Hei Mudan diam-diam memandangi Niu Daomei beberapa kali. Tanpa sadar, dia terguncang oleh aura intimidasinya!
Duan Hu yang baru saja mengantar Xuan Zichun pergi, kembali melihat proses pembersihan dan pengangkatan jenazah. Sedikit tertegun, tapi tetap bergegas masuk ke dalam paviliun sambil menyerahkan surat lagi, "Tao Ye, ada yang datang menantang lagi."
Linghu Qiu dan Feng Entai saling pandang sambil menggelengkan kepala, tersenyum getir.
"Tak perlu lihat." Niu Daomei tidak menerima surat itu, malah mengambil surat tantangan di meja dan memberikannya ke Duan Hu, "Aku tak punya waktu untuk urusi mereka. Pakai surat tantangan ini untuk menolak tamu di gerbang. Jika ada yang datang lagi, katakan: Aku sudah menyanggupi pertarungan besok dengan Xuan Zichun di Panggung Air Terjun Gunung Utara luar kota. Yang mau menantang, tunggu sampai duelku dengan Xuan Zichun selesai. Bilang pada mereka jangan buru-buru—satu per satu!"
"Siap!" Duan Hu mengangguk, menerima surat tantangan Xuan Zichun lalu pergi.
Feng Entai bertanya: "Kau benar-benar mau meladeni satu per satu?"
Niu Daomei: "Selama ada yang menantang."
Feng Entai: "Lalu kau masih sempat mengurus masalah kuda perang?"
Niu Daomei: "Buka jalan di gunung, bangun jembatan di sungai. Masalah diselesaikan satu per satu, tak bisa dipaksakan."
Linghu Qiu terdiam. Sepanjang perjalanan mereka santai berkeliling, bahkan masih ada waktu luang menghadapi satu per satu penantang. Apakah orang ini benar-benar datang untuk mengurus kuda perang? Sulit dimengerti apa sebenarnya tujuan si ini. Sayangnya mulutnya tertutup rapat, pertanyaan yang tak ingin dijawabnya akan sia-sia.
Feng Entai juga bingung. Melihat ke kiri-kanan, bertanya: "Apakah ada tempat tinggal di sini? Jika ada, sisakan untukku."
Sekte Giok Surgawi mengirim pesan padanya: Niu Daomei ini punya kemampuan. Terkait kepentingan Sekte Giok Surgawi di seluruh Nan Zhou, selama bisa dapatkan kuda perang, dalam kondisi tertentu perlu bekerja sama dengannya.
Hasilnya menunggu tak kunjung datang. Setelah lama akhirnya datang, tapi tak bisa dimengerti. Ia ingin tinggal untuk melihat apa rencara gelap si ini.
"Ada." Niu Daomei tersenyum pada Hei Mudan: "Tolong atur untuk Lǎo gē Feng."
Baginya, sebagai pendatang baru, memiliki lebih banyak ahli bela diri di sekitar untuk memperkuat posisi bukanlah hal buruk.
"Ya!" Hei Mudan mengangguk...
Seperti diduga, satu per satu penantang datang. Dengan alasan Xuan Zichun, mereka terus menolak. Kabar segera tersebar di komunitas kultivator ibukota, menimbulkan gejolak besar.
"Dengar belum? Niu Daomei langsung menerima tantangan saat tiba. Besok pagi akan bertarung di Panggung Air Terjun Gunung Utara luar kota!"
"Tahu, Xuan Zichun, wanita itu aku kenal. Dulu waktu ingin bergabung dengan kediaman jenderal, dia dihina sampai malu oleh kultivator dari kediaman itu."
"Begitu dengar kabar, aku langsung buru-buru mengirim surat perang. Tapi ternyata terlambat, wanita ini sudah lebih dulu mengambil kesempatan."
"Menurut kalian Niu Daomei itu mudah dihadapi? Si itu bisa membunuh utusan Yan di tengah sekumpulan kultivator, bahkan menghabisi Zhuo Chao. Masih ada yang menganggapnya mudah ditaklukkan?"
"Siapa yang pernah dengar dia unggul dalam kekerasan? Hantu saja tidak percaya dia bisa mengalahkan Zhuo Chao. Pasti ada alasan tersembunyi!"
"Kalau bukan karena dia membunuh Zhuo Chao tapi tak ada yang membalas, dengan kultivasi Tahap Fondasi-nya, kesempatan seperti ini langka. Siapa yang tidak ingin mencoba?"
"Xuan Zichun hari ini pasti bersembunyi. Kalau tidak, bisa-bisa ada yang merasa dia menghalangi jalan lalu menyingkirkannya."
"Coba berdiri di kawasan semarak ibukota, siapa berani bertindak kasar? Tapi menghindari sorotan pasti tetap dilakukan."
"Menurutku sekalipun Xuan Zichun mengalahkan Niu Daomei, lalu bagaimana? Tidak takut nanti ada yang menantangnya lagi?"
"Omong kosong! Niu Daomei yang membunuh utusan Yan, Niu Daomei yang membunuh Zhuo Chao. Mengalahkan Niu Daomei vs mengalahkan Xuan Zichun, langsung atau tidak langsung itu beda! Lagipula Niu Daomei Tahap Fondasi, Xuan Zichun Tahap Pil Emas. Mana yang lebih pasti dikalahkan? Kan jelas-jeras karena kultivasi Niu Daomei rendah baru ada yang berani menantang!"
"Aku tetap yakin Niu Daomei tidak semudah itu dihadapi. Lihat saja besok kebenarannya."
Di area perbukitan dalam kota, terdapat sebuah rumah makan di pinggang gunung. Jalanannya sulit dilalui, kebanyakan pengunjungnya adalah kultivator. Tempat ini juga menjadi lokasi berkumpulnya para kultivator ibukota untuk berkomunikasi. Saat ini ramai dengan perbincangan.
Di Baiyun Jian, Qin Mian berjalan dari kedalaman gedung bunga menuju area sepi di pekarangan belakang, lalu menerobos masuk ke kamar tidur khusus putri Su Zhao.
Bak mandi mengeluarkan uap panas mengepul. Su Zhao sedang mandi. Qin Mian menutup pintu dan mendekat, tersenyum: "Pemilik, sesuai perkiraan, benar ada yang berani menantang Niu Daomei."
Su Zhao menoleh bertanya: "Dia menerima tantangan?"
Qin Mian tertawa renyah: "Sudah! Mata-mata kita terus mengawasi di sana. Orang pertama yang mengirim surat perang, langsung diterima Niu Daomei. Yang datang belakangan ingin menantang, pihak Niu Daomei sudah umumkan jawaban: satu per satu!"
Su Zhao tampak girang, memiringkan badan menatapnya: "Bagaimana kekuatan sang Penantang?"
Qin Mian merenung sebentar, "Seorang praktisi independen bernama Xuan Zichun. Tingkat kultivasinya lumayan, sudah mencapai Tahap Pil Emas. Tapi soal kemampuan sebenarnya, termasuk kelas bawah. Tidak bisa dibilang kuat."
Su Zhao terkekeh, "Ternyata banyak yang ingin memanfaatkan ketenaran Niu Daomei. Kekuatan tidak penting, toh masih ada yang berebut maju?"
Qin Mian: "Pemilik, menurutku Niu Daomei ini ada yang tidak beres. Begitu ada yang menantang, langsung diterima. Bukankah persetujuannya terlalu mudah? Haruskah kita kirim pesan ke Tuan Muda Shao untuk meminta pendapatnya?"
Su Zhao mengangkat lengan basah yang sedang menggosok badannya sambil melambaikan tangan, "Kami tidak terlibat langsung dalam hal ini, jadi tidak ada hubungan dengan kami. Tidak akan ada masalah. Jangan beritahu dia, kalau tidak dia mungkin akan menghalangi. Masalah kecil tidak perlu dia repotkan. Lagipula, saat Jin Chi pulang-pergi ke Provinsi Bei, hasil pertarungan pasti sudah jelas. Lebih baik kita tunggu besok. Atur saja, besok aku juga mau melihat, sekalian mengamati seperti apa si Niu Daomei itu."
Malam hari, istana yang megah dan dalam.
Di beberapa paviliun atau area gelap, terlihat kultivator-kultivator dengan tatapan elang yang waspada, menjaga ketat keamanan istana.
Di area terbuka, sesekali terlihat barisan prajurit berbaju zirah membawa golok dan tombak berpatroli, pengawasan yang sangat ketat.
Di pekarangan yang diterangi lentera, seorang perempuan muda berbusana pengembara menenteng pedang, menggoyang-goyangkan kuncir kecilnya yang menjuntai, berlari keluar dari kamar.
Di belakangnya, seorang wanita berteriak mengejar, "Putri! Putri! Yang Mulia tidak boleh keluar!"
Seorang wanita berbaju sederhana menghalang di pintu dengan gerakan kilat, sedikit membentak, "Putri, sudah larut malam, mau ke mana?"
Kulit seputih porselen halus, mata berbintang yang jernih, perempuan muda bersinar mempesona dengan keindahan memikat. Kemewahan yang dibumbui pesona siluman, bibir montoknya mengernyit sambil menaikkan dagu dengan angkuh, "San Niang, jujurlah padaku! Apa benar ada hal menarik di luar istana? Kau sengaja menyembunyikannya dariku?"
