Alasannya, Niu Daomei dianggap licik, dan Feng Entai kemungkinan besar terjebak dalam tipu dayanya.
Sekalipun Feng Entai bersalah, semua masalah berawal dari Niu Daomei. Sekte Giok Surgawi tak mau membersihkan kotoran Niu.
Setelah barang diserahkan ke Niu, terserah mau disimpan, diberikan ke orang lain, atau dijual - Sekte Giok Surgawi tidak akan ikut campur. Yang penting jangan ada lagi hubungan dengan mereka.
“Jika Niu Daomei tidak menyanggupi, membuat Sekte Giok Surgawi kesulitan, dia Niu Daomei juga jangan harap bisa tenang. Apakah keuntungan minuman keras itu akan berkurang atau tidak, Sekte Giok Surgawi tidak akan peduli lagi. Mereka akan segera mengirim orang ke Kabupaten Pegunungan Hijau, menghancurkan seluruh kekuatan tiga sekte dan Niu Daomei sekaligus.”
“Tentu saja, Sekte Giok Surgawi bukanlah pihak yang ingkar janji. Namun syaratnya adalah tidak boleh membahayakan diri mereka sendiri. Selama Niu Daomei menyanggupi, janji Feng Entai untuk memberikan keuntungan minuman keras kepada tiga sekte akan ditepati. Peng Zaiyou sebagai Pemimpin Sekte telah memberikan jaminan, sama sekali tidak akan mengingkari!”
“Terakhir, surat ini secara terang-terangan memberitahu Feng Entai: Surat ini boleh diperlihatkan kepada Niu Daomei!”
Isi surat ini bahkan membuat Linghu Qiu yang melihatnya merasa gigi ngilu.
Ekspresi Niu Daomei justru menjadi tenang. Dia mengembalikan surat itu kepada lawannya.
Feng Entai menerima surat dan menyerahkannya kembali ke murid di sampingnya. Dengan senyum kecut dia bertanya pada Niu Daomei: “Adik, sudah mengerti semuanya?”
Niu Daomei dengan santai menjawab: “Kakak Feng, lupa memberitahumu. Aku berasal dari pelosok, sebenarnya banyak huruf tidak kukenal, tidak bisa membaca. Ah, hari ini cuacanya bagus.” Tangannya disatukan di belakang punggung, hendak pergi.
“Ahem!” Linghu Qiu mengepal tangan dan berpura-pura batuk, menahan tawa dengan susah payah.
“……” Feng Entai langsung tercengang. Tidak bisa baca? Alasan macam apa ini? Cepat-cepat menarik lengan Niu Daomei, merampas kembali surat dari tangan muridnya, dan menyodorkannya ke tangan Niu Daomei. “Adik, lihat lagi.”
“Liat apa? Sudah kubilang aku buta huruf, nggak bisa baca. Kalian aja yang pelan-pelan baca sendiri.” Niu Daomei menolak mengambil alih.
“Jangan!” Feng Entai menarik lengannya erat, “Kalau nggak ngerti, kubacakan ya? Boleh kan?”
Niu Daomei berbalik seraya merampas surat itu, menuding hidung Feng Entai: “Feng, lo paling tau sendiri cerita sebenarnya! Ngapain bilang aku licik? Ngapain bilang lo kena jebakanku? Ngaku! Laporan kacau apa yang lo kirim buat ngelesin tanggung jawab?”
“Kurang ajar!” Murid Sekte Giok Surgawi yang berdiri di samping maju menghalangi sikap tak sopan Niu Daomei pada pangeran mereka.
“Mau berantem? Hei! Aku malah nungguin biar makin rame!” Niu Daomei tersenyum sinis lalu berteriak: “Datang orang!”
Braak-braak! Sekelompok kultivator langsung membanjiri ruangan hingga terasa sempit.
“Lo siapa? Kok berani-beraninya ikut campur?” Niu Daomei melengos ke arah murid itu, “Ayo, berani sentuh aku? Percaya nggak, kubunuh lo juga Peng Zaiyou nggak bakal ngomong!”
Murid itu langsung memerah muka, tangan mencengkeram gagang pedang.
“Turun! Pergi sana! Ini bukan urusanmu!” Feng Entai menyeret murid itu sambil melambaikan tangan menyuruh orang lain mundur.
Hei Mudan mengangguk. Murid tiga sekte pun berangsur keluar.
Murid Sekte Giok Surgawi itu terpaksa pergi dengan menanggung malu.
Niu Daomei malah berusaha menahan, "Jangan pergi! Aku baru saja merasa jengkel melihat kalian orang Sekte Giok Surgawi. Bagaimana murid-murid Peng Zaiyou semuanya sampah?"
Murid itu (Huo Ran) menoleh tajam. Feng Entai mengibaskan tangannya menyuruhnya segera pergi, lalu tersenyum pada Niu Daomei, "Adik, perlu sekali kau bermusuhan dengannya? Kau sengaja mencari masalah!"
Niu Daomei terkekeh, "Aku memang sengaja cari masalah! Aku memang benci Sekte Giok Surgawi! Apa salahnya memaki mereka beberapa kali? Ada keberatan?"
"Tidak ada keberatan, tidak ada keberatan. Adik tenangkan amarah..." Feng Entai menepuk-nepuk punggung tangannya untuk menenangkan, "Tugas penting harus diutamakan, selesaikan urusan utama dulu!"
Niu Daomei: "Kalau penting, kenapa tidak kau selesaikan segera?"
Feng Entai: "Berdandan seolah tidak melek huruf? Kontennya sudah kau lihat. Sekte memerintahkan ini menjadi tanggungjawabmu. Aku tidak berani melawan!"
Niu Daomei: "Aku yang menyelesaikan? Coba jelaskan bagaimana caranya?"
Feng Entai membersihkan tenggorokannya, "Bukankah suratnya sudah jelas? Barangnya bisa kau simpan, hadiahkan, atau dijual." Ucapannya sendiri terasa tidak tenang.
Niu Daomei: "Wah! Dibilang mudah begitu, lalu apa bedanya kau yang urus atau aku? Lao Feng, sampai segitu tidakmampuanmu? Sampai Sekte Giok Surgawi tidak percaya menyelesaikan urusan sederhana? Buat apa mereka mengirimmu?"
Feng Entai sesuai dengan penampilannya yang gemuk dan ramah, memang bisa menanggung malu, menghela napas berkata: "Adik, aku mengaku tidak sebaikmu, bagaimana? Cepatlah selesaikan! Tidak bisa ditunda lagi."
Niu Daomei: "Bagaimana menyelesaikannya? Aku simpan? Barang yang kalian tidak berani simpan malah kusimpan? Aku ini lebih mirip mencari maut karena merasa umurku panjang! Diberikan ke orang? Bagaimana caranya? Ke siapa? Berani terang-terangan minta? Diam-diam memberi juga tidak ada gunanya, meski dikirim diam-diam, pasti pihak pertama yang akan membunuhku untuk menutupi kejahatan! Dijual? Siapa yang berani beli terang-terangan? Banyak orang di luar sedang mengawasi, kau bilang mau kujual ke siapa? Ajari aku cara menjualnya! Sekalipun kuhancurkan di depan umum, kaisar pasti pertama kali akan menuntut ganti rugi dariku, orang pertama yang ingin dibunuhnya adalah aku!"
"Yang bermarga Feng, kukatakan kau memang hebat, masalah yang kau picu sekarang malah harus kubersihkan? Kau suruh aku membantumu stabilkan dulu, hasilnya malah begini? Sekte Giok Surgawi cuma memberiku ini? Aku yang mempercayaimu sepenuhnya, begini caramu membalasku?" Sambil menepuk-nepuk surat di tangannya, dia memaki habis-habisan.
Feng Entai canggung menjawab: "Kalau bukan karena kau berani macam-macam dengan Putri Mahkota itu, mana ada masalah ini."
Niu Daomei tertawa sinis: "Kalau begitu baiklah, jalan lebar menuju langit, masing-masing pilih jalannya sendiri! Kabupaten Pegunungan Hijau biar Sekte Giok Surgawi urus semaunya, aku tidak akan kembali ke sana, tidak boleh? Aku tidak percaya tidak bisa hidup tanpa Sekte Giok Surgahimu."
“Aduh！” Feng Entai kembali menariknya, "Adik tenangkan amarah, Adik tenangkan amarah! Ini salah bicaraku. Maksudku, kita masih bisa mencari cara lain."
Niu Daomei berkata: "Baik, bantu aku cari solusi. Asal kau punya ide bagus, aku bersedia turun tangan."
Feng Entai menghela napas: "Kalau ada cara sudah kubilang dari dulu, kenapa baru sekarang? Kau sengaja mempersulitku."
"Baik!" Niu Daomei tiba-tiba berubah nada, dengan tenang berkata: "Aku tak akan mempersulitmu lagi. Aku yang sial bertemu kalian. Begini saja, kalian pergi, biar aku yang tanggung. Tidak boleh?"
Linghu Qiu, Hei Mudan dan yang lain langsung bergegas memandangnya.
Feng Entai tercengang, "Benarkah?"
Niu Daomei mengangguk: "Tidak bohong. Pergilah kalian."
Feng Entai: "Kalau begitu, kembalikan kontrak yang saya tulis."
Niu Daomei menunjuk ke arah tungku api di samping, menunjukkan abu sisa pembakaran barang dari Yuan Gang tadi, "Sudah dibakar!"
"Dibakar?" Feng Entai tak percaya, buru-buru mendekati tungku api. Ekspresinya langsung kejang-kejang melihat abu yang jumlahnya tidak wajar. Kontraknya cuma selembar tipis, mana mungkin jadi abu sebanyak ini. Ia bangkit sambil berkata: "Adik, jangan bercanda."
Niu Daomei: "Aku serius. Kalian pergi atau tidak? Jika tidak, kamilah yang akan pergi."
“Adik, kamu boleh memaki dan bertengkar, Kakak sudah melakukan kesalahan, menahan diri, dan mengakui. Tapi aku tidak punya jalan mundur, membunuhku pun tak ada gunanya.” Feng Entai bergumam dua patah kata, memeluk lengannya sambil menatap atap, berlagak tak mau pergi.
Pergi kemana? Dia tak mungkin pergi. Bagaimana bisa pergi tanpa dokumen yang ditulisnya? Jika dia pergi, pihak sini langsung menunjukkan bukti bahwa barangnya diberikan ke Sekte Giok Surgawi. Dengan begitu banyak pengepungan, mampukah dia kabur dari perbatasan Qi? Bahkan jika lolos, bagaimana dengan masalah yang ditimbulkan bagi Sekte Giok Surgawi?
Niu Daomei takkan mungkin melepaskan Niu Daomei sebelum dokumen itu diserahkan.
Saat Feng Entai lengah, Niu Daomei memberi kode mata pada Linghu Qiu.
Setelah menangkap maksudnya, Linghu Qiu mendekat dan menarik Feng Entai keluar, “Lao Feng, kamu keluar dulu, nanti kubantu membujuknya.”
“Jangan mengibuli aku! Jika dia kabur, harus cari siapa?”
“Mengibuli apa? Suruh saja orang berjaga di sini.”
Feng Entai akhirnya ditarik keluar. Ruangan pun menjadi sunyi. Niu Daomei yang tadi mengamuk bagai petir kini mendadak tenang, duduk di samping meja sambil memandangi surat rahasia Sekte Giok Surgawi dan sepuluh kertas dokumen di atasnya, mengerutkan alis tanpa bicara.
“Tao Ye, bagaimana? Benarkah kita harus membuang niat di Kabupaten Pegunungan Hijau?” Hei Mudan mendekat dan bertanya pelan.
“Aduh!” Niu Daomei menghela napas ringan: “Wangye menaruh harapan besar padaku, putri kabupaten merendahkan martabatnya selama bertahun-tahun melayaniku seperti pelayan dengan menyisir dan menggelung rambutku. Persahabatan semacam ini, mana mungkin bisa dibuang begitu saja? Jika benar-benar melakukannya, aku akan menjadi pengkhianat tak berprinsip. Dasar yang sudah dibangun di sana sayang untuk dibuang. Orang yang menghianati tuannya akan dipandang rendah tiga tingkat di tempat baru, mungkin tak dipercaya, dan tak akan mendapat kelonggaran seperti dari Wangye dan putri kabupaten. Meski Sekte Giok Surgawi bertindak keterlaluan, saat ini mereka memang tidak boleh terjadi masalah. Kita masih butuh perlindungan mereka.”
Hei Mudan: “Lalu tadi sikapmu pada Feng Entai...”
“Kau pikir aku terlalu kasar memakinya?” Niu Daomei tertawa hehe: “Dia harus tahu kesulitanku yang sesungguhnya agar bisa memaksanya memberi kelonggaran, membuat Sekte Giok Surgawi sadar telah berhutang pada kita. Jika terlalu cepat mengambil alih semuanya, bukankah mereka akan menganggap pengabdianku sebagai kewajiban?”
Derap langkah terdengar dari luar, percakapan dalam ruangan langsung terhenti.
Linghu Qiu masuk dengan langkah lebar, langsung duduk di samping Niu Daomei, “Kau suruh aku mengeluarkannya, apa maksudmu? Jangan-jangan kau benar-benar ingin menanggung ini?”
Niu Daomei: “Saat ini kita harus melangkah selangkah demi selangkah. Kakak, saat ini aku butuh bantuanmu.”
Linghu Qiu tersenyum getir: "Jangan menyusahkan saya, jaringan kontak saya ini cuma terdengar bagus di mulut, sebenarnya saya cuma makelar perantara, tidak punya kemampuan sehebat yang kalian bayangkan. Dengan kekuatan Kaisar Qi, mencoba membuat gelombang di tangannya, saya khawatir bahkan tidak cukup untuk mengisi celah giginya. Adik, soal ini saya benar-benar tak punya solusi!"
Niu Daomei: "Kakak, dengarkan dulu penjelasan saya sampai selesai sebelum menolak."
Linghu Qiu: "Katakanlah."
Niu Daomei: "Orang-orang dari tiga sekte di pegunungan sekitar ini, apakah Kakak mengenal mereka?"
