Niu Daomei meliriknya dengan senang, di dalam hati terus mempertanyakan satu hal: sebenarnya apa yang diinginkannya dari dirinya? Dirinya sudah jelas-jelas ingin mengincar wanitanya, tapi ternyata masih setia menemani. Sudah sampai tahap ini, bahkan hingga akhir masih belum mau pergi.
Setelah menghabiskan secangkir teh, Linghu Qiu pergi sambil mengibaskan lengan bajunya yang lebar. Tak lama kemudian, dia memanggil Hongfu datang.
Awalnya ingin berpesan pada Hongfu untuk merawat Niu Daomei, namun saat melihat pandangan tak senonoh Niu Daomei ke Hongfu, dia mengubah keputusan. Akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama Niu Daomei dengan alasan paviliun Niu Daomei hanya tinggal sendirian.
Niu Daomei juga tidak menolak. Dia mengeluarkan sepuluh lembar dokumen perjalanan lintas negara, menggenggamnya lalu pergi ke luar.
"Mau ke mana kau?" tanya Linghu Qiu. Tak mendapat jawaban, dia segera meletakkan cangkir teh dan bergegas menyusul.
Di gerbang utama, Hongxiu sedang berjaga. Karena tak ada orang lain lagi, hanya dia dan Hongfu yang bisa bergantian menjaga pintu.
Niu Daomei melewatinya, langsung keluar gerbang, menuruni tangga di luar, lalu berdiri di tengah gang sambil mengangkat sepuluh dokumen perjalanan di tangannya.
Begitu dia muncul, para pejalan yang berpura-pura lewat di gang itu satu per satu menatapnya dan benda di tangannya. Semua orang tiba-tiba membeku. Linghu Qiu beserta dua pengikutnya juga berdiri kaku di pintu menatapnya.
"Barang yang kalian incar ada di sini! Siapa berani mengambil? Gratis!" teriak Niu Daomei tiba-tiba sambil mengerahkan sihir dan mengumpulkan qi.
Kedua kelompok yang membeku itu saling pandang, ragu-ragu.
“Ada yang berani ambil? Ada yang berani ambil...” Niu Daomei meneriakkan beberapa kali, perlahan berbalik sambil mengangkat barang di tangannya dan melirik ke sekeliling.
Sekeliling sunyi senyap, tidak ada yang bersuara maupun bergerak, hanya riuh rendah dari jalanan jauh yang samar terdengar.
Tiba-tiba terjadi keributan di mulut gang, muncul sekelompok orang. Niu Daomei menoleh dan melihat Pei Sanniang muncul dengan Chai Fei dan lainnya di belakangnya.
Melihat Pei Sanniang, Linghu Qiu setengah lega. Sebelumnya Pei Sanniang pernah berkata jika kaisar bersedia memberikan toleransi, dia akan datang membawa kabar. Jika tidak, dia takkan muncul. Dia berharap tidak ada lagi kejutan.
Niu Daomei meletakkan barang di tangannya, menyilangkan lengan di depan perut, memandangi Pei Sanniang dan rombongan yang mendekat.
Pei Sanniang berhenti tepat di hadapannya, melirik barang di tangannya, lalu berbalik dan memimpin rombongan masuk ke paviliun.
Niu Daomei kembali mengangkat barangnya dan menggoyang-goyangkannya ke arah orang-orang yang memperhatikannya, lalu menyilangkan tangan di belakang punggung sambil membawa barang itu kembali ke dalam paviliun.
Di aula utama, Linghu Qiu memerintahkan Hongfu segera menyiapkan teh.
Pei Sanniang mengabaikannya, menatap Niu Daomei yang baru masuk: "Apa yang kau lakukan tadi?"
Niu Daomei: "Menunggu ke kiri kanan tak kunjung datang. Semua orang sibuk menyelamatkan diri. Orang-orang di sekitarku satu per satu meninggalkanku. Kini hanya saudara angkatku yang tersisa. Menurutmu apa lagi yang bisa kulakukan?"
“Saudara angkatmu?” Pei Sanniang memiringkan kepala ke arah Linghu Qiu. Baru sekarang dia tahu bahwa Niu Daomei dan Linghu Qiu adalah saudara angkat.
Linghu Qiu mengernyitkan sudut bibir.
Pei Sanniang menoleh, berkata dengan datar: "Saudara Niu, Yang Mulia telah menyetujui permintaanmu. Asalkan tugas ini kau selesaikan dengan baik, kami akan memberimu celah hidup!"
Linghu Qiu tersenyum girang, menyeringai ke arah Niu Daomei.
Niu Daomei mengisyaratkan tangan mengundang duduk, mempersilakan Chai Fei dan yang lain untuk duduk juga. Setelah menemani Pei Sanniang duduk, dia bertanya: "Kenapa baru datang sekarang? Tadi kau lihat sendiri, andai terlambat selangkah lagi, aku sudah menghancurkan barang itu di depan semua orang."
Pei Sanniah: "Beberapa hal perlu dikoordinasikan dengan sekte, juga mempersiapkan barang yang kau minta." Mengeluarkan botol keramik kecil, mendorongnya ke hadapan Niu Daomei, "Kabar akan disebarkan hari ini. Lelang dijadwalkan besok pagi. Fajar nanti orang dari Daqiu Sect akan menjemputmu untuk pengawalan ke lokasi lelang. Di dalam ada 10 butir lilin yang sudah diracik, tampak tak berwarna dan tak berbau. Remas saat akan digunakan. Ingat, sebelum berangkat besok, oleskan isi botol ini ke paspor keluarmu. Satu dokumen hanya untuk satu olesan."
Niu Daomei mengambil botol keramik itu, membuka sumbatnya, menuangkan isinya ke telapak tangan. Benar ada 10 butir lilin kecil.
Memasukkan kembali barang itu ke dalam botol dan menutupnya, dia mengangguk: "Tercatat. Terima kasih atas bantuanmu, Kak Pei. Budi baikmu akan kubalas di kemudian hari!"
“Hati-hatilah!” Pei Sanniang berkata sambil bangkit dan pergi, teh di meja bahkan tidak disentuh sedikit pun.
Niu Daomei berdiri dan mendesak, "Apakah Yang Mulia masih ada perintah lain?"
Postur tubuh Pei Sanniang terhenti di ambang pintu, kepalanya sedikit miring melihat ke belakang, "Tidak!" Ucapnya lalu melangkah keluar, membawa Chai Fei dan yang lain pergi.
Linghu Qiu mengantar barisan itu pergi secara pribadi. Saat bergegas kembali, ia melihat Niu Daomei memegang botol keramik kecil dengan tatapan kosong. Ia mendekat sambil tertawa, "Adik, kita selamat dari jurang maut! Asal bisa melewati ujian besok, sepertinya semuanya akan baik-baik saja."
"Semoga saja!" Niu Daomei menghela napas ringan, penuh perenungan...
Di luar kota, di padang rumput luas yang dikelilingi pegunungan, sekelompok orang bercadar yang mengepung Feng En'tai dan lainnya segera menghilang.
Mereka dihadang untuk diperiksa, setelah membujuk penghalang jalan dengan kata-kata manis, tidak ada perlawanan.
Orang-orang bercadar itu menggeledah mereka namun tak menemukan barang yang dicari, akhirnya pergi tanpa membuat masalah.
Menyaksikan rombongan bercadar itu melesat dan menghilang, semua orang melirik ke sekeliling. Tak melihat kemunculan siapa pun lagi, mereka lega. Ini sudah menjadi pemeriksaan kedelapan yang mereka alami sepanjang perjalanan.
"Sepertinya tak ada lagi yang akan menghalangi." Hei Mudan mengamati sekeliling sambil berkata, dalam hatinya masih ada rasa jijik - seorang wanita yang dirabai tubuhnya beberapa kali.
Feng En'tai berkata, "Mari segera tinggalkan zona bahaya ini. Nanti setelah desas-desus mereda, kita bisa kembali."
Hei Mudan: "Tuan Feng, sepertinya kami hanya bisa menemani para hadirin sampai di sini."
Feng En'tai heran, "Kalian mau ke mana?"
Hei Mudan: "Berdasarkan perjanjian antara Sekte Giok Surgawi dengan Tao Ye, Tao Ye telah menanggung insiden ini. Tugas tiga sekte dan kami sudah selesai. Kami tentu harus kembali ke Kabupaten Pegunungan Hijau. Kira-kira Sekte Giok Surgawi tidak akan membatalkan perjanjian lagi, kan?"
Feng Entai mengerutkan kening: "Kalian tidak menunggu Niu Daomei?"
Hei Mudan: "Ini keinginan Tao Ye."
Feng Entai ragu-ragu untuk berbicara, akhirnya tetap diam.
Sebenarnya ada nasihat yang ingin disampaikan: Jika Niu Daomei mengalami masalah dan meninggal di sini, tidak ada gunanya kalian pulang. Tanpa pengaruh kuat Niu Daomei terhadap Shang Chaozong, akankah Shang Chaozong membantu mencegah Sekte Giok Surgawi mengusir kalian? Jika Niu Daomei sudah tiada, masih mau bagi hasil keuntungan minuman? Jika kalian meninggalkan Niu Daomei, Shang Chaozong pasti akan sangat marah.
Namun sebagai murid Sekte Giok Surgawi, beberapa hal sulit diungkapkan. Tidak pantas mengatakan hal buruk bahwa Sekte Giok Surgawi akan menarik janji. Mana ada sekte yang tidak mempertimbangkan keuntungan sendiri? Kalian tidak berkontribusi apa-apa, kenapa harus memberikan ratusan ribu koin emas per tahun secara cuma-cuma?
"Baiklah! Kami masih harus melanjutkan urusan kuda perang. Mari kita berpisah di sini!" kata Feng Entai dengan datar.
"Tuan Feng, jaga diri baik-baik! Kami pamit!" Hei Mudan memberi hormat dengan tangan terkepal.
Feng Entai membalas hormat, "Selamat jalan!"
"Pergi!" Hei Mudan melompat naik kuda, berteriak memimpin gerombolan orang yang melesat dengan gemuruh.
Setelah berlari beberapa jarak, Wu Shaohuan yang hanya tersisa satu lengan menunggang kuda dengan cepat, menyusul Hei Mudan sambil bersuara berat: "Hei Mudan, meninggalkan Niu Daomei begitu saja, ini tidak bisa dibenarkan."
Hei Mudan menoleh bertanya: "Maksudmu?"
Wu Shaohuan: "Kalian, juga kepentingan tiga sekte kami, semuanya bergantung pada Niu Daomei! Kedekatan Wangye dengan Niu Daomei harusnya kau tahu, bahkan Putri Kabupaten pun melayaninya di sisinya. Jika sesuatu terjadi pada Niu Daomei dan Pangeran Kabupaten Yongping tahu kita meninggalkannya tanpa peduli nyawanya, dia pasti akan murka! Jika Wangye sudah tidak menyukai kita, dan Kabupaten Qingshan tidak benar-benar membutuhkan kita, sementara Sekte Giok Surgawi ingin menimbun sendiri keuntungan perdagangan minuman - dengan semua faktor ini, Sekte Giok Surgawi bisa dengan mudah berniat jahat. Saat itu Kabupaten Qingshan mungkin tidak akan menerima kita lagi. Kita tidak bisa pulang seperti ini!"
Dulu dia memimpin pasukan untuk membantai Sekte Shangqing namun gagal sampai harus memotong lengannya sendiri, kemudian memimpin orang ke Paviliun Salju Es untuk membunuh Niu Daomei. Kini malah khawatir akan keselamatan Niu Daomei. Hal ini membuktikan bahwa dunia fana selalu berubah, kehidupan seperti sandiwara, semua didorong oleh kepentingan.
Hei Mudan tersenyum: "Wawasan yang baik, Sesepih Wu. Tentu kita tidak bisa pulang seperti ini. Pergi ke timur dulu adalah ilusi penglihatan. Setelah melepaskan diri dari mata-mata yang mungkin ada, kita akan berbelok arah menuju tempat lain."
Wu Shaohuan: "Bisakah penjelasannya diperjelas dulu?"
"Tidak bisa! Ini arahan Daoye, untuk sementara harus dirahasiakan!" Hei Mudan menolak tegas, lalu bertanya pada Gongsun Bu: "Saudara Gongsun, bukankah sebaiknya kau tinggalkan beberapa orang di sini untuk memudahkan komunikasi Daoye dengan kita?"
Gongsun Bu berkata: "Tao Ye sudah lama mengatur, masih ada orang dari Gunung Wuliang yang menyusup di ibukota tanpa ketahuan. Tao Ye tahu di mana mereka berada, akan menghubungi sendiri jika ada masalah."
Hei Mudan memandang dengan sorot mata berkilat, pantas saja sebelumnya memanggil yang satu ini untuk berangkat. Tuan ini bahkan tidak menunjukkan niat untuk berpamitan pada Tao Ye... Rupanya Tao Ye sudah berkomunikasi dengannya secara diam-diam...
Menjelang sore, sebuah informasi tiba-tiba menyebar di komunitas kultivator ibukota: Besok siang, Niu Daomei demi melepaskan diri dari kesulitan, akan mengadakan lelang dokumen ekspor 100.000 ekor kuda perang di Pulau Bulan, Danau Cermin Surgawi yang terletak 50 li di utara ibukota!
Niu Daomei yang duduk di bawah bubungan atap menerima kertas dari Linghu Qiu. Isi kertas tersebut persis membahas kabar ini.
Setelah melihat, Niu Daomei tersenyum, "Kakak kedua, kau benar-benar bisa mengetahui urusan dunia tanpa keluar rumah. Tidak kulihat kalian pergi mengumpulkan informasi, juga tidak ada orang khusus, tapi informasi luar tetap bisa kau kuasai kapan saja."
Linghu Qiu terkekeh kikuk dua kali untuk menyamarkan diri, "Masih kenal beberapa orang di ibukota Qi."
Kertas dikembalikan padanya, Niu Daomei bertanya, "Bagaimana kondisi Danau Cermin Surgawi ini, cocok untuk lelang?"
Linghu Qiu bergumam pelan: "Sepertinya masih cocok, Danau Tianjing luasnya mencapai ratus li, di tengah danau ada pulau bernama Pulau Bulan. Bila ada yang berniat meraih barang lelang, informasi sudah terbuka sekarang. Mereka bisa mengirim pasukan lebih dini untuk persiapan. Dengan area seluas ini, jika kabur lewat sungai setelah dapat barang, akan sulit dilacak darimana mereka naik ke darat atau pergi. Apalagi jika ada kerja sama tim dan topeng pengecoh, sangat sulit melacak siapa yang bawa barang dan lewat mana."
Niu Daomei mengangguk pelan: "Kalau begitu, besok peserta lelang pasti banyak. Badai akan datang! Entar peserta lelangnya seperti apa ya."
Linghu Qiu: "Sepertinya dari berbagai negara, hanya sektesekte kelas menengah. Sekte besar yang bisa pengaruhi negara, pasti langsung urus dengan pengadilan Qi untuk kuda perang, tidak sudi saling bunuh berebut ini. Peserta saingannya mungkin punya latar belakang mirip Shang Chaozong, pangeran perang daerah."
