Pertanyaan ini muncul bukan karena alasan lain, tapi karena dia benar-benar tak mendapat informasi tentang Niu Daomei belakangan ini.
Gunung Dazen tak peduli utang piutang pribadimu. Keamananmu kami yang jamin, masih mau apa lagi?
Gunung Dazen punya logika sederhana: Kejadian saat kamu nekat menghabisi keluargamu sendiri itu hampir menjerumuskan kami. Belum cukup? Kami tak ingin kamu terus-terusan berkonflik dengan Niu Daomei, tak ingin ada misi aneh-aneh lagi.
Jadi, Gunung Dazen pada dasarnya tidak akan lagi membocorkan informasi apapun tentang Niu Daomei kepadanya. Bahkan mereka melakukan blokade informasi tertentu, khawatir dia akan kembali melamun. Mereka berharap dia fokus mengelola Provinsi Bei dan mengurusnya dengan baik untuk kepentingan mereka.
Di pihak Su Zhao, karena tidak mengikuti instruksinya dan diam-diam bertindak terhadap Niu Daomei tanpa sepengetahuannya, maka tidak ada juga informasi tentang Niu Daomei yang diberikan kepadanya.
Bagi Shao Pingbo, meskipun sangat sibuk, dia tetap memikirkan Niu Daomei. Namun sejak Niu Daomei tiba di Qi, dia praktis kehilangan intelijen tentangnya.
Beberapa kali dia mengirim pesan kepada Su Zhao menanyakan rencana kuda perang, sekaligus menanyakan kondisi Niu Daomei. Jawaban dari pihak Su Zhao selalu menyatakan masih dalam pemantauan.
Dari sudut pandang tertentu, Su Zhao masih belum menyerah dan terus mencari kesempatan untuk turun tangan.
Tanpa informasi pasti tentang Niu Daomei, Shao Pingbo selalu merasa ada kegelisahan dalam hati. Dia terus merasa sesuatu akan terjadi. Semakin begitu, dia semakin berhati-hati. Sekali lagi dia menarik diri dan memerintahkan Su Zhao untuk tidak mencari masalah dengan Niu Daomei sebelum urusan kuda perang benar-benar tuntas.
Dia bahkan terang-terangan mengatakan: "Si itu tidak bisa dianggap remeh! Kau bukan lawan sepadannya!"
Sebenarnya, menurut norma, tidak pantas menyebut nama Niu Daomei di hadapan Tang Yi. Tapi kekhawatirannya yang terpendam membuatnya merasa Niu Daomei terlalu diam. Pergi ke Qi untuk mengurus kuda perang tapi tetap tenang? Keadaan ini terasa tidak wajar baginya, akhirnya dia tidak tahan lagi dan melontarkan pertanyaan itu!
Tang Yi berdiam sejenak, menggelengkan kepala perlahan: "Tidak terlalu memperhatikan kondisinya, untuk sementara belum mendengar kabar apa pun!"
Faktanya, dia sudah menerima peringatan dari Gunung Dazen, Sekte Shangqing diperintahkan untuk menutup mulut!
Yang ini juga tidak tahu? Shao Pingbo dipenuhi keraguan, apa sebenarnya yang dilakukan Niu Daomei itu?
Setelah kejadian dengan Paviliun Salju Es, dia dikendalikan ketat oleh Gunung Dazen, sulit berinteraksi dengan kekuatan dunia kultivasi lain karena mereka takut dia mengirim faksi lain untuk membuat masalah. Sekte-sekte kecil di wilayah Provinsi Bei pun sudah diperingatkan.
Dia ingin mengutus Song Shu dan Chen Guishuo untuk menyelidiki, sayangnya kini kedua orang itu harus mengawasi jalur sungai yang merupakan Peristiwa Besar saat ini!
Setelah berpikir panjang, dia memutuskan melawan keinginan Gunung Dazen dan mempersiapkan Shao Sanxing untuk mencari cara diam-diam.
Setelah mengambil keputusan, dia memiringkan kepala memandang Tang Yi. Wanita dengan alisnya seindah lukisan ini, profil cantiknya membuat hatinya beriak, "Tang Yi!" panggilnya.
Tang Yi menoleh, pandangan mereka bertemu.
Shao Pingbo mengulurkan tangan untuk menggenggam tangannya, namun sebelum jarinya menyentuh, Tang Yi dengan cepat menghindar sambil bersuara berat: "Tuan Muda harap jaga diri!" Wajahnya memerah karena marah.
Dia bukan Guan Fangyi. Sejak kecil dia dididik dengan nilai-nilai ortodoks, belum pernah mengalami urusan perempuan. Nafsu birahinya dikendalikan mati-matian. Tindakan nekat seperti ini tak bisa diterima, dan takkan pernah dia lakukan sembarangan.
"Shao Pingbo, biasanya kamu hanya menunjukkan sikap ambigu, tapi berani macam-macam, memperlakukannya seperti apa? Ini penghinaan baginya, benar-benar membuatnya marah!"
Shao Pingbo merasa canggung, tersenyum menjawab: "Maaf, sulit menahan perasaan sesaat!"
Tang Yi: "Saya wanita bersuami, harap Tuan Muda jangan lagi bicara demikian, ini menghina Yang Rendah Hati!"
Usai berkata, hatinya gelap tak tertahan. Niu Daomei akan segera menikah lagi, bisakah dia masih berkata begitu nanti?
Shao Pingbo waspada pada Zhao Xionge. Jika benar-benar terjadi masalah, Gunung Dazen pun harus bersujud di hadapannya. Tak berani memaksa Tang Yi hingga jadi anjing terpojok. Ia menoleh ke depan, sedikit menyipitkan mata, kegelapan terpancar dalam pandangannya...
Di paviliun gunung palsu, Linghu Qiu dan Hongxiu memandang jauh. Mereka hanya bisa melihat Niu Daomei dan Guan Fangyi pulang bersama dari luar, masuk ke paviliun Guan Fangyi.
Waktu berlalu sebulan. Guan Fangyi terlalu erat mengikuti Niu Daomei. Sisi ini benar-benar tak menemukan celah untuk bertindak.
Ingin menggoda dengan Se, harus menunggu Guan Fangyi tidak ada. Jika Guan Fangyi ada, meski Niu Daomei punya niat mesum, pasti akan mengurungkan niatnya.
"Guru, jika ditunda terus, atasan masih bisa dimaklumi, tapi urusan Wei Chu, pihak Niu Daomei tidak bisa ditunda lagi!" Hongxiu berbisik.
Linghu Qiu mengerutkan alisnya. Awalnya masih merasa risih dengan rencana godaan Se dua wanita ini. Namun seiring berjalannya waktu, keresahan itu memudar. Justru dia mulai khawatir karena kedua wanita itu belum juga mendapat kesempatan bertindak. "Begini, laporkan lagi kondisinya ke atasan. Biar mereka yang merancang jebakan. Pilih hari baik untuk memancing Guan Fangyi keluar!"
Sebenarnya mereka berencana merancang jebakan sendiri untuk memancing Guan Fangyi keluar. Namun Guan Fangyi sudah "mencuci tangannya dengan baskom emas" - tidak menerima pesanan lagi dan hampir tidak menerima tamu. Sungguh sulit memancingnya keluar. Masalah lain adalah, memancingnya keluar harus memberi waktu cukup bagi kedua wanita. Jika tidak, begitu Guan Fangyi kembali, semuanya akan ketahuan. Benar-benar tidak bisa asal memancingnya keluar dari Taman Fufang.
"Baik!" Hongxiu mengangguk penuh kepastian.
Di dalam paviliun, di bawah naungan pohon, Niu Daomei berbaring di kursi malas sambil pura-pura tidur. Pikirannya sibuk memikirkan kabar dari Gongsun Bu: di pulau terpencil, modifikasi kapal-kapal itu diperkirakan hampir selesai.
Saat pikirannya sedang melayang-layang, tiba-tiba terdengar suara. Matanya terbuka lebar sambil menoleh cepat. Sebuah kantong kecil terbang menghantam perutnya.
Guan Fangyi yang sedang mengipaskan kipas bulatnya berjalan mendekat dengan pinggangnya yang lentik bergoyang. Barang yang mengenai itu jelas lemparannya.
Niu Daomei mengambil kantong itu dan membuka mulutnya. Terlihat banyak butir lilin berisi Pil Spiritual Yuan, jumlahnya cukup banyak.
Guan Fangyi menyentakkan bangku bundar dengan kakinya lalu duduk di samping kursi malas. Kipas bulat di tangannya terus berkibar-kibar. "Seratus buah!"
Niu Daomei curiga: "Apa maksudnya?"
Guan Fangyi: "Aku lihat kamu kultivasi tanpa Pil Spiritual Yuan, terus mengandalkan ilmu keras untuk menyerap vitalitas. Lao Niang kasihan, ini untukmu."
Bicara soal ini, Niu Daomei juga sedang merenung. Jimat Warisan Ilmu dalam tubuhnya sudah terkuras satu lagi, kini tinggal lima!
Dia memperkirakan tak lama lagi harus pakai Pil Spiritual Yuan untuk kultivasi. Tapi kecepatan kultivasinya pasti jauh melambat.
Sedikit menyesal, seandainya seluruh kultivasi Dongguo Haoran bisa diubah jadi Jimat Warisan Ilmu untuknya. Pasti bisa langsung cepat naik ke Tingkat Pil Emas. Tapi itu cuma mimpi indah yang tidak realistis. Kalau kultivasi Dongguo Haoran utuh, pasti dia masih hidup dan tak perlu mewariskan ilmu.
Tas kecil di tangannya digoyang-goyang, "Aku sama sekali tak punya uang untukmu!"
Guan Fangyi mendengus, kipas bulatnya menepuk-nepuk dadanya, "Kau pegang nuranimu dan katakan, kapan pernah Lao Niang yang tidak membayar saat kita jalan-jalan? Pernahkah kau keluarkan satu koin tembaga? Tak pernah kau bicara soal uang, sekarang baru ingat?"
"Hahaha!" Niu Daomei tertawa kaku, "Ini salah paham. Aku memang tak biasa bawa uang."
Kalau tidak diingatkan, dia benar-benar lupa. Selama di ibukota, setiap habis bersenang-senang langsung pergi, sama sekali tak terpikir bayar. Memang dari dulu kalau ada orang lain, dia tak pernah bayar.
Hal ini memang sebuah salah paham. Saat Hei Mudan dan yang lain pergi, mereka sama sekali tidak terpikir untuk meninggalkan uang untuknya. Kebiasaan yang sudah terbentuk antara mereka membuatnya terjebak di ibukota tanpa isi dompet. Sebelumnya, biaya hidupnya memang selalu ditanggung oleh Linghu Qiu dan kawan-kawan.
Sekarang dipikir-pikir, akhir-akhir ini sepertinya benar-benar terus menerus makan gratis.
Guan Fangyi: "Tenang, aku tidak mempermasalahkan ini. Aku juga sudah terbiasa. Bertahun-tahun ini tak sedikit uang yang kuhamburkan untuk para pria tampan. Satu orang lebih atau kurang seperti kamu tidak berpengaruh."
Niu Daomei langsung tertawa getir: "Jadi aku dianggap pemakan nasi basi? Aku tidak terbiasa makan nasi basi!" Tangannya mengulurkan kantong kecil untuk mengembalikan uang.
Guan Fangyi menahan gerakannya dengan kipas bulat, "Bukan makan nasi basi. Ini utang. Nanti kembalikan sampai ke pokoknya. Jalan rezekiku sudah terputus. Kau harus ingat untuk menghidupiku nanti, asal jangan berubah sikap tidak mengakui orang lain!"
Ini semua karena intensitas interaksi yang memunculkan pemahaman baru.
Sebagai orang yang berpengalaman membaca karakter manusia, setelah lebih dari sebulan berinteraksi setiap hari, dia mulai memahami pribadi Niu Daomei.
Meski Huyan Wei terkesan kasar, dia tidak bodoh. Seperti yang dikatakannya pada Yuan Gang, ada daya tarik dalam diri Niu Daomei yang layak dijadikan teman.
Guan Fangyi juga menyadari hal serupa. Lelaki yang selalu bersamanya ini benar-benar berbeda dengan semua pria yang pernah dikenalnya.
Setidaknya jika dibandingkan dengan semua pria yang pernah masuk ke kamarnya, dia benar-benar lain. Tidak ada kepura-puraan yang disengaja, tidak ada sandiwara. Secara alami terdapat kualitas dan karakter yang mengendap dalam dirinya - itu lah karisma sejati!
"Terutama setelah dia mengetahui dengan cara berbelit-belit bahwa Niu Daomei secara aktif mengirim pergi semua orang di sekitarnya, tidak mengajak mereka berbagi risiko, melainkan tetap tinggal sendirian menghadapi bahaya untuk berdiplomasi, sungguh membuatnya terkejut!"
Sedangkan Niu Daomei sendiri sama sekali tidak menyinggung hal ini.
Sejak saat itu dia menyadari: dia telah bertemu penjahat yang layak diinvestasikan!
Ketika Guan Fangxi menyebutkan masalah terputusnya sumber penghidupan, Niu Daomei diam sejenak. Satu pil Spiritual Yuan seharga 100 koin emas, 100 buah berarti 10.000 koin emas - bagi kultivator biasa, ini bukan nominal kecil!
Masalahnya, Guan Fangxi yang kehilangan sumber penghidupan masih harus menanggung puluhan orang bawahan. Selain biaya sehari-hari, ada juga pengeluaran untuk sumber daya kultivasi - semua ini membutuhkan dana besar.
"Hongniang, berapa sisa uang yang kamu miliki sekarang?" tanya Niu Daomei.
Sebenarnya kali ini dia juga tidak membawa banyak uang. Hasil keuntungan sebelumnya memang sudah hampir habis. Sekte Giok Surgawi bersikap tidak mau mengeluarkan dana sebelum melihat hasil nyata, pembagian keuntungan dari penjualan minuman belum diberikan kepadanya.
Mengenai pembelian kuda perang, selama bisa mendapatkan kuda perang, Sekte Giok Surgawi sudah menyanggupi akan membiayainya!
Guan Fangxi langsung bereaksi berlebihan: "Untuk apa? Sudah menipu Lao Niang, sekarang mau menipu uang Lao Niang juga?"
Niu Daomei: "Lihatlah dirimu, aku hanya bertanya."
Guan Fangxi: "Privasi pribadi, tolak menjawab!"
Niu Daomei terkekeh, "Tampaknya tahun-tahun bekerja sebagai makelar tidak sia-sia, memang berhasil mengumpulkan harta yang cukup."
Guan Fangyi menyandarkan badan ke kursi malas, kipas bulat di tangannya mengipasi dirinya sendiri sekaligus menghantarkan wewangian khas tubuhnya ke hidung Niu Daomei, "Bukan tidak boleh jika kau ingin merampas hartaku! Dulu pernah kukatakan, selama orang yang kunikahi adalah pilihanku, seluruh milikku termasuk harta warisanku akan menjadi haknya. Bagaimana jika aku berbesar hati, kau nikahi aku secara resmi?"
"Aiyo! Lelah sekali, kepalaku pusing-pusing. Aku tidur dulu!" Niu Daomei memiringkan kepala dan menutup matanya, menggunakan cara ini untuk menolak permintaan tersebut.
Guan Fangyi dengan ekspresi geram menyala-nyala, langsung mencubit daging lengan Niu Daomei dan memuntirnya kuat-kuat.
Niu Mouren bagai babi hutan tak takut air panas, tetap membeku tak bergerak, matanya terpekat erat, keras kepala menolak merespons...
