Ruangan yang sempit dipenuhi prajurit yang terpojok. Dengan senjata gemetar di tangan, mereka terus mendesak maju meski melihat rekan-rekan di depan berjatuhan. Mayat-mayat pun terinjak-injak.
Prajurit kasta terbawah mana paham situasi? Mereka hanya tahu: membangkang perintah berarti mati lebih cepat. Dengan jeritan "Ao Ao", mereka menyerbu seperti gerombolan serigala kelaparan.
Shang Chaozong dan kawan-kawan langsung waspada. Golok dan tombak diayunkan mati-matian, namun ruang gerak mereka semakin terdesak ke sudut dinding.
Brak! Beberapa siluet seseorang terbang masuk dari luar rumah, menubruk dan menjatuhkan sekelompok orang di dalam.
Di tengah jeritan kesakitan, Yuan Gang mengayunkan goloknya masuk dengan tubuh berlumuran darah. Dia baru saja menerobos kerumunan orang di luar, bahkan dirinya sendiri tak tahu berapa banyak yang telah dibunuhnya selama perjalanan. Siapapun yang menghalangi jalannya, tewas di bawah goloknya.
Belasan anak panah menancap di punggungnya, beberapa panah di bagian depan telah jatuh. Tubuhnya penuh luka sayatan dan tusukan senjata tajam.
Ying Qigong-nya saat ini hanya bisa menahan pukulan benda tumpul. Awalnya dia khawatir melihat banyak pemanah, sehingga merobek pintu kayu sebagai tameng. Setelah terkena panah, barulah sadar: meski kulitnya tak bisa menahan senjata tajam, tapi setelah menembus permukaan tubuhnya, tenaga senjata itu sudah berkurang. Otot di bawah kulitnya mampu mengunci panah agar tak masuk lebih dalam. Barulah dia melepas serangan habis-habisan.
Tak ada cara menghindari panahan. Seorang diri melawan kerumunan orang plus pemanah-pemanah itu, mustahil bertahan sempurna.
Dengan aura mengerikan, Yuan Gang menerjang ke dalam ruangan seperti dewa kematian. Goloknya menebas beberapa korban lagi. Melihat Shang Chaozong yang terjepit di sudut dalam situasi kritis, Yuan Gang tak berani lengah. Golok Sanhou-nya mengayun membelah kerumunan, membuka jalan berdarah di tengah jerit kesakitan.
Kekuatan dahsyatnya tak tertahankan. Setiap senjata yang bertabrakan dengan goloknya pasti terpental. Tak ada yang mampu menghentikan lajunya.
Meski tubuhnya berlumuran darah, tapi ukurannya yang besar mudah dikenali. Pandangan Shang Chaozong dan yang lain langsung berseri - itu Yuan Gang! Orang-orang Niu Daomei akhirnya datang. Moral pasukan yang bertahan mati-matian pun langsung melambung.
Kemunculan mendadak orang ini untuk memecah kepungan tak boleh dibiarkan oleh saudara Feng. Situasi sudah sampai di titik ini, keluarga Feng tak punya jalan mundur lagi. Kegagalan bukanlah pilihan.
Feng Ruojie tiba-tiba melompat, menginjak pilar penopang, lalu menerjang dari udara melintasi kerumunan di bawahnya. Tombaknya bergetar menusuk liar ke kepala Yuan Gang.
Di tengah serangannya, Yuan Gang yang terus berputar sambil menghujamkan pedang mengayunkan lengannya menyambar gagang tombak yang menusuk dari atas. Tangannya mencengkeram erat lalu menarik gagang tombak ke bawah sebelum mendorongnya ke atas dengan kekuatan penuh.
Brak! Ujung tombak menghantam perut Ruojie. Matanya melotot bagai ditimpa palu seribu kati. Dari mulutnya muncrat darah segar ke udara.
Ia tak menyangka kekuatan Yuan Gang bisa sebegitu mengerikan. Andai tak memakai baju zirah pelindung, tombak itu mungkin sudah menembus tubuhnya.
Gagang tombak terlepas dari genggaman. Seluruh tubuhnya terlempar ke atap, menghantam balok lalu jatuh menimpa beberapa orang di bawah.
"Lao Er!" Teriak panik Feng Ruoyi. Ia pun melompat, menginjak bahu prajurit di bawahnya sambil berlari membawa tombak.
Yuan Gang yang telah merebut tombak mengayunkan senjata itu sepanjang satu lingkaran. Dalam dentuman "brak-brak", kavaleri yang mengepungnya tercerai-berai. Mereka yang terkena ayunan entah muntah darah atau tulangnya remuk.
Melangkah melewati Feng Ruojie yang baru bangun sambil muntah darah, kilatan pedang Yuan Gang menyambar.
"Aaa!" Teriakan memilukan menggema saat Feng Ruojie yang berbalik hendak kabur kembali terjatuh. Tubuhnya terbelah dua dari bahu, zirah dan daging terpotong sempurna oleh satu tebasan pedang yang menembus armor.
"Matilah kau!" Raungan Feng Ruoyi yang matanya melotot penuh amarah.
Yuan Gang memukul ke belakang dengan gagang tombaknya.
Prak! Dua tombak bertubrukan. Gagang tombak Feng Ruoyi terlempar, telapak tangannya terkoyak oleh gaya dahsyat yang membuat darah muncrat. Badannya terhempas ke kerumunan orang oleh gagang tombaknya sendiri.
Yuan Gang tak sempat menghiraukan, buru-buru membantu Shang Chaozong dan kawanan.
Ruangan terbatas dipenuhi terlalu banyak orang. Ketidakmampuan menggunakan panah membuat Yuan Gang leluasa mengamuk: satu tangan menebas pedang, satu tangan mengibas tombak. Di mana pun ia melintas, jeritan kesakitan bergema. Segera saja pengepungan terhadap Shang Chaozong berhasil dikosongkan.
Intinya, bagi para prajurit, Yuan Gang terlalu mengerikan. Sedikit bersentuhan saja pasti tewas atau cacat. Masih bisa bergerak lincah meski tubuhnya dipenuhi anak panah - bahkan Feng Ruojie pun sudah terbunuh.
Pasukan pengepung gemetar ketakutan, mundur panik membubarkan diri.
Di dalam ruangan mayat berserakan horizontal, genangan darah di lantai. Yuan Gang yang menginjak tumpukan jenazah akhirnya bertemu dengan Shang Chaozong dan yang lain.
Shang Chaozong dan kawan-kawan terengah-engah. Shang Shuqing buru-buru bertanya: "Di mana Tao Ye?"
Yuan Gang tidak menjawab. Melihat mereka baik-baik saja, ia memutar badan dan mengayunkan golok kembali bertarung.
Di dalam ruangan tak ada yang berani melawannya lagi. Panah tak bisa menjatuhkan, tombak tak bisa menusuk, golok tak bisa membunuh - mustahil dilawan. Lebih mengerikan dari kultivator.
Dalam kadar tertentu memang benar demikian. Kultivator biasa meski punya tenaga magis, tapi fisiknya tak sekuat ini. Kultivator hanya sulit dilukai - jika terluka parah seperti Yuan Gang, kultivator mana pun tak akan sanggup, mungkin sudah jadi bubur daging dihujani golok.
Ditambah lagi Yuan Gang punya kekuatan tak terbatas, seolah tenaganya tak pernah habis.
Melihatnya kembali menyerang, sekelompok prajurit panik kabur dari ruangan.
Nong Changguang menarik Feng Ruoyi yang masih menggeram, memilih mundur sementara menghindari kekuatannya.
Yuan Gang sebelumnya juga tak tahu dirinya bisa bertarung sehebat ini. Pertama kali berhadapan langsung dengan banyak lawan.
Ruangan sudah kosong, sementara aman. Tujuan Yuan Gang tercapai. Ia tak mengejar lagi, menyelinap ke sudut ruangan dan berdiri di atas tumpukan mayat: "Wangye, kalian baik-baik saja?"
Mereka sementara aman, justru mengkhawatirkan Yuan Gang. Dengan luka-luka di tubuh dan anak panah menancap di punggung, pemandangan itu membuat gemetar ketakutan.
Shang Chaozong balik bertanya: "Tuan Yuan, kau baik-baik saja?"
“Tidak apa-apa!” Yuan Gang membalas, baru bisa mengosongkan tangannya untuk mencabut anak panah yang menancap di punggungnya satu per satu.
Meng Shanming yang duduk di genangan darah sambil bertongkat tombak mengangguk halus: “Saudara Yuan benar-benar pemberani tiada tanding, merebut kepala jenderal dari tengah lautan pasukan pun tak sehebat ini!”
Setelah pertarungan sengit, tulang rentanya benar-benar kelelahan. Nafas perang yang dikerahkan mulai mengendap, membuatnya lemas tak berdaya.
Shang Shuqing bertanya lagi: “Sudahkah Tao Ye datang?”
Yuan Gang tak banyak bicara, tetap membela wibawa Niu Daomei: “Tao Ye masih harus berdiplomasi dengan Sekte Giok Surgawi, untuk sementara belum bisa muncul. Kami diperintahkan untuk bantu darurat!”
Di luar, Yuan Feng dkk terjepit situasi genting. Pasukan musuh yang berjumlah seperti lautan terus menghujani anak panah. Belasan orang telah tumbang. Mereka hanya bisa bergantian berlindung di balik rintangan sambil membalas tembakan, mencegah musuh mendekat—namun persediaan anak panah mereka terbatas.
Niu Lin dan rombongannya kabur ke menara. Kehabisan anak panah, mereka merampas senjata panjang dan bertahan di koridor tangga. Berhadapan dengan gelombang penyerbu tak berujung, penderitaan mereka tiada tara.
Untung Yuan Gang tak meninggalkan mereka. Setelah memberi penjelasan singkat pada Shang Chaozong, ia kembali menerobos keluar. Beberapa kali bolak-balik menyambut, akhirnya semua kawan berhasil dimasukkan ke aula utama.
Setelah berkutat, dari sekitar sembilan puluh orang hanya enam puluh yang berhasil mundur. Lebih dari tiga puluh gugur di medan perang. Niu Shan yang terkena dua anak panah di punggungnya digendong kembali.
Bukan karena ketidakmampuan mereka, melainkan fungsi utama mereka memang bukan untuk berhadapan langsung dengan pasukan besar, apalagi dalam lingkaran pengepungan. Yuan Gang tidak akan memaksa kawan-kawan mengambil risiko seperti ini jika bukan dalam kondisi darurat.
Begitu para pasukan mundur ke aula utama, mereka segera mengumpulkan jenazah untuk menutup celah pelapukan. Busur perang yang tertinggal diambil untuk bertahan sambil saling tembak dengan musuh. Ditambah keberanian Yuan Gang yang mempertahankan posisi, untuk sementara berhasil mencegah musuh mendekat.
Meng Shanming yang duduk di sudut dinding berkata: "Blokade berkepanjangan bukanlah solusi. Jika musuh berhasil mengangkut busur silang, kita takkan bisa bertahan. Harus segera mencari cara keluar. Apakah Tao Ye punya arahan?"
Yuan Gang menoleh melihat asap kebakaran dari rumah tetangga di luar jendela: "Pasukan musuh terlalu banyak. Pasti seluruh kota sudah terbangunkan. Dengan pengepungan pasukan besar ini, mustahil kita kabur dengan kekerasan. Semoga Sekte Giok Surgawi melihat sinyal asap ini dan segera menekan kekacauan."
Lan Ruoting yang berkeringat bertanya: "Apakah Sekte Giok Surgawi masih di dalam kota?"
Yuan Gang menjelaskan: "Bukan Sekte Giok Surgawi yang ingin membunuh kalian. Feng Lingbo rupanya menemukan cara untuk memindahkan semua anggota sekte ke tembok ibu kota untuk bertahan."
Lan Ruoting bertanya lagi: "Apakah anggota Sekte Giok Surgawi akan datang?"
"Beberapa situasi sulit dijelaskan seketika, sekarang bukan waktu untuk penjelasan detail. Intinya, Tao Ye telah memberikan tekanan besar pada Sekte Giok Surgawi. Mereka tidak berani tidak datang!" Yuan Gang menjawab sambil memegang golok.
Lan Ruoting segera menyambung pertanyaan: "Jika anggota Sekte Giok Surgawi tidak datang?"
"Maka paling banyak aku hanya bisa membawa satu orang kabur dengan kekerasan. Belum tentu bisa keluar kota!" Visi Yuan Gang menyapu semua orang, lalu menetap di Shang Chaozong.
Meski terdengar kasar, ini kenyataan. Walau dia jago bertarung, di bawah serangan pasukan besar, dia tak bisa menjamin keselamatan banyak orang. Tak mungkin mengecilkan orang ke dalam kantong. Dengan satu orang hidup di sampingnya, meloloskan satu orang saja sudah usaha maksimal.
Seketika semua paham - jika harus memilih satu orang, tentu Shang Chaozong lah...
Di dalam prefektur, Feng Lingbo berlari ke pekarangan. Kakinya tersandung saat menaiki menara, memandang sinyal asap api yang membubung di sekitar paviliun target. Wajahnya langsung pucat pasi.
Sampai sekarang belum ada kabar keberhasilan, malah melihat aktivitas mencurigakan ini. Bukankah ini akan memancing Sekte Giok Surgawi datang?
Ekspresi Feng Lingbo mulai berubah. Menoleh ke bawahan sambil berteriak parau: "Sampaikan perintahku! Pasukan di sekitar segera berangkat membantu kedua Tuan Muda memberantas pencuri! Beri tahu mereka - rebut kembali apapun pengorbanannya, cepat!"
Sikapnya nyaris histeris.
"Siap!" Utusan menerima perintah dan buru-buru pergi.
……
"Ada apa ini?"
Di antara kultivator Sekte Giok Surgawi yang dibawa Peng Yulan dengan alasan inspeksi, tiba-tiba seseorang menunjuk ke langit.
Seketika beberapa orang melesat dari jalanan ke atap rumah, termasuk Peng Yulan, mendarat di atasnya sambil memandang ke kejauhan.
Mengarahkan pandangan ke lokasi tersebut, wajah Peng Yulan membeku. Entah ilmu setan apa yang sedang terjadi di sana, bagaimana bisa asap api terlihat? Apakah mereka tidak takut Sekte Giok Surgawi mengetahuinya?
Ia pun tak tahu apakah misi mereka sudah berhasil atau belum.
"Senior, sepertinya ada masalah. Mari kita periksa?"
Seorang murid Sekte Giok Surgawi baru saja bicara ketika Peng Yulan mengacungkan tokennya, berseru keras: "Semua orang tetap di posisi! Pelanggar akan dihukum berat sesuai peraturan sekte!"
Usai mengeluarkan perintah, ia sendiri justru melesat pergi dengan cepat. Tak peduli lagi menahan rekan-rekan sektanya, ia harus mengetahui kebenarannya.
Jika mereka belum berhasil, maka sebagai ibu mertua, di bawah sorotan ribuan mata ini, ia terpaksa membunuh menantunya sendiri. Pencemaran nama tak lagi dipedulikan - jalan mundur benar-benar tertutup.
Ia sangat paham: memanipulasi dan menggerakkan murid Sekte Giok Surgawi tanpa izin, jika sampai sekte ini memiliki pilihan lain, bahkan Peng Zaiyou takkan bisa melindungi mereka. Peng Zaiyou harus memberikan hukuman agar bisa mempertanggungjawabkannya pada seluruh penghuni sekte.
