Di tebing, seekor burung terbang besar yang telah menutup sayapnya berdiri tegak. Di bawah sinar bintang, matanya berbinar-binar sambil kepala miring ke kiri dan kanan.
Di sampingnya, Chao Shenghuai dan saudara He berdiri berjajar, memandangi arah tempat Niu Daomei dan kawanannya jatuh.
“Wu ao…”
Suara jeritan samar terdengar. Karena jaraknya jauh, volumenya kecil, namun di wilayah sunyi yang dalam ini terdengar jelas. Burung itu mengeluarkan suara “gubrak-gubrak”, lehernya mengkerut lalu menjulur lagi sambil mengawasi dengan sigap.
Ketiganya saling pandang, raut wajah penuh tanda tanya.
He Youchang heran: “Kenapa ada suara auman harimau?”
Tak ada yang tahu. Mereka kembali mengamati arah tersebut beberapa saat, namun tak ada suara gemuruh pertempuran yang diantisipasi.
He Youjian bingung: “Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba sunyi?”
He Youchang: “Mungkinkah Kupi Luocha terlalu cepat mengakhiri pertarungan? Sehingga tak sempat ada kegaduhan? Apa beruang itu sudah terbunuh oleh Kupi Luocha?”
Cahaya berkilatan di mata Chao Shenghuai: “Ayo, kita periksa ke sana.”
He Youjian mengulurkan tangan menghalangi, "Jangan ceroboh, kenapa aku merasa misi ini ada kejanggalan?"
Chao Shenghuai: "Senior punya kebijaksanaan apa?"
He Youjian bergumam pelan: "Aku terus merasa pemimpin di antara mereka itu ada yang tidak beres. Meski sopan pada kita, tapi aura tenangnya terasa bukan praktisi independen. Perempuan itu kultivasinya jelas lebih tinggi tapi malah berperan sebagai asistennya. Tidakkah kau merasa aneh? Lagipula, setelah perlakukan kita tadi, pasti mereka tahu kondisi berubah. Tapi bukannya kabur, malah menetap di bawah. Ada yang tidak beres!"
Situasi tidak berkembang seperti yang mereka bayangkan.
Visi ketiganya berkedip serempak ke kiri. Beberapa murid Pintu Binatang Buas muncul dari hutan di dahan pohon, sepertinya juga terbangun oleh auman harimau.
Chao Shenghuai berkata: "Paman Guru Ma ada di sana. Aku akan minta beliau memimpin para saudara seperguruan untuk memberi bantuan."
He Youchang: "Bagaimana kalau kita mengalah saja?"
Kemarahan sekejap muncul di wajah Chao Shenghuai, "Hal ini sudah dilakukan, masih bisa mundur? Harus temukan orang hidup atau mayatnya! Kalau ada yang kabur dan melapor, konsekuensinya fatal bagi kita semua."
He Youzhang menampakkan sedikit ekspresi kesal, dalam hatinya kesal. Sikap "penguasa ini" sama sekali tidak memperlakukannya sebagai senior seperguruan. Namun tak ada cara, latar belakang orang itu memang kuat, tak baik untuk disinggung. Dengan menahan emosi ia berkata: "Adik seperguruan, perkataan kakakku memang ada benarnya. Gerombolan itu memang agak tidak normal, mungkin memang menyembunyikan status. Bisa jadi mereka benar-benar orang dengan asal yang tak biasa."
Chao Shenghuai: "Kukatakan padamu, Senior, gunakan otakmu! Justru karena asal mereka mungkin tak biasa, kita TIDAK BOLEH membiarkan mereka keluar hidup-hidup! Laporan orang biasa takkan berguna. Jika benar mereka orang dengan pengaruh, barulah itu masalah besar. Jika kasus ini terbongkar, kita semua akan sial. Tak perlu ragu-ragu lagi, pergilah!" Setelah berkata demikian, ia menjentikkan jari ke arah burung terbang di sampingnya dengan suara "Prak!"
Burung terbang melompat dari tebing dan mengepakkan sayapnya, dialah yang pertama melompat naik.
Sudah tahu asalmu mungkin tidak biasa, berani-beraninya kau melawan sebelumnya? He Youzhang memandang dengan mata berkilat murka, namun beberapa perkataan hanya bisa disimpan dalam hati.
He Youjian menarik lengan baju saudaranya, sedikit menggelengkan kepala, menyilakan untuk menahan diri.
Kedua orang melompat bersama-sama, mendarat di punggung burung terbang. Ketiganya mengendalikan burung itu menuju ke kiri tempat munculnya sosok.
Di mahkota pohon tempat beberapa orang berdiri, mereka menengadah menyaksikan burung terbang yang mendekat.
Burung itu tiba-tiba terjungkal, mengepakkan sayap dan mendarat di mahkota pohon. Sayap raksasanya yang bergetar memantik angin kencang menggoyangkan dedaunan, juga menghancurkan asap kehijauan yang membubung dari bawah hutan bagaikan awan yang tercerai-berai.
Di bawah telah dibakar beberapa dupa besar, asap kehijauan yang mengepul berasal dari dupa-dupa tersebut. Aroma asap ini persis seperti rumput pengusir cahaya, namun lebih pekat hingga menyengat hidung.
Ketiga orang itu juga mendarat di depan beberapa sesama anggota sekte, serempak memberi hormat, "Paman Guru."
Paman Guru yang bertubuh agak gemuk ini bernama Ma Jin, untuk sementara bertanggung jawab atas penanaman rumput pengusir cahaya di wilayah ini. Matanya melirik ke arah sumber suara gemuruh tadi, bersuara berat bertanya, "Tadi suara apa itu? Ada hubungannya dengan kalian?"
Susah untuk tidak curiga. Burung terbang tadi dipinjam dari sini, dan mereka tahu rombongan ini pernah datang ke area ini.
Chao Shenghuai mengulurkan tangan menyilakan, "Paman Guru, bisakah kita bicara di tempat lain?"
Ma Jin tidak membenarkan maupun menyangkal, namun melayang ke mahkota pohon lain dan berdiri dengan tangan di belakang.
Chao Shenghuai segera menyusul, mulai berdiskusi dengan Ma Jin.
Kecuali saudara He, tak seorang pun di mahkota pohon ini tahu apa yang mereka bisikkan di sana...
Di tebing gunung, sekelompok orang yang bersembunyi dalam kegelapan akhirnya muncul, berjalan menuju tepi jurang, terpana oleh pemandangan fantastis nan megah yang terbentang di depan mata.
"Benar-benar pantas menyandang gelar 'Dunia Ilusi'." Luo Yuangong memuji dengan tulus.
Mereka adalah rombongan Sekte Shangqing pimpinan Tang Yi. Niu Daomei menyuruh Tang Yi pergi dari Dunia Ilusi, tapi sang ketua sekte ini diam-diam membawa anak buahnya menyusul dalam gelap, memanfaatkan kondisi mencekam untuk tidak ketahuan.
Dalam rahasia melihat Niu Daomei dan yang lain turun dari tebing, awalnya ingin menyusul untuk melihat kebenaran, namun ternyata melihat murid Wan Shou Men yang bersama Niu Daomei kembali, terpaksa terus bersembunyi sebentar, baru kali ini muncul lagi.
"Ternyata meninggalkan wilayah perlindungan rumput pengusir cahaya dan masuk ke sini, tidak akan bermasalah?" Su Po bertanya dengan kaget.
Tang Yi menunjuk suatu arah, "Lihat, orang-orang Wan Shou Men juga ada di sini. Tadi dia bersama mereka, sepertinya sudah mempersiapkan, seharusnya tidak akan ada masalah."
Luo Yuangong mengamati ke kiri-kanan, "Mereka dibantu orang Wan Shou Men, bisa masuk ke zona ini. Kita tidak punya, jadi tidak ada cara untuk terus mengikuti lagi!"
Su Po: "Akan segera terjadi sesuatu, entah apa sebenarnya. Tingkatannya sih sekarang sudah berbeda, sudah punya hubungan dengan Pintu Binatang Buas, kita agak ketinggalan."
Mereka diam-diam mengikuti sepanjang perjalanan, melihat murid Pintu Binatang Buas memandu Niu Daomei berwisata seperti turis, perlakuan khusus yang tidak terlihat ada yang lain, mengira Niu Daomei punya hubungan baik dengan Pintu Binatang Buas.
Karena Niu Daomei mengatakan akan ada kejadian, Tang Yi tidak mau pergi. Niat baiknya adalah untuk mempersiapkan bantuan dari murid Sekte Shangqing jika terjadi keadaan darurat.
Tang Yi menoleh kiri-kanan, lalu menunjuk ke arah medan berliku di sisi tebing. Ia memimpin sekumpulan orang dari Sekte Shangqing untuk bersembunyi di sana, mempersiapkan diri menunggu dan mengamati kondisi. Memasuki wilayah mistik di bawah tebing itu jelas tidak mereka berani...
“Langit tinggi bumi rendah, bahkan orang seperti apa pun tidak tahu, berani-beraninya melawan? Sungguh keterlaluan!” Ma Jin menatap Chao Shenghuai sambil mencela habis-habisan.
Chao Shenghuai memberi hormat sambil berkata: "Paman Guru, murid tahu salah. Tapi jika mereka benar-benar pulang melapor, hukuman untukku tidak masalah, yang memalukan adalah Kakekku."
Kakeknya adalah guru Ma Jin.
Perkataan ini membuat wajah Ma Jin berubah-ubah. Dalam hatinya ada dorongan untuk menampar si brengsek ini. Lebih baik dia tidak memberitahuku, tapi setelah tahu, jika aku tinggal diam dan terjadi masalah, mungkin aku tidak bertanggung jawab. Tapi bagaimana guru akan memandangku? Beberapa hal lebih kejam daripada hukuman terbuka.
Ma Jin menggigit gigi: "Tempat ini seharusnya kau tahu. Kita yang masuk dengan gegabah pun tidak bisa bertahan lama."
Ini pertanda setuju. Chao Shenghuai girang, mengangguk berkali-kali: "Paman Guru benar. Mari cari, kalau benar tidak ketemu juga tidak ada cara."
Ma Jin geram. Jika bukan karena dia cucu gurunya, pasti sudah dihajar habis. Tapi tidak bisa, masalah sudah sampai ke sini. Nanti saat mempertanggungjawabkan ke guru, apakah bisa memperbaiki situasi ini satu hal, melakukan atau tidak adalah hal lain.
Keduanya melompat kembali. Ma Jin cepat-cepat memanggil beberapa murid dari lokasi.
Saudara He saling pandang. Mereka paham pikiran masing-masing - punya koneksi memang enak, bahkan Paman Guru bisa digerakkan.
Dengan cepat, empat ekor burung terbang membawa dua belas orang terbang ke angkasa, menyerbu ke arah lokasi tempat Niu Daomei dan kawanannya mendarat.
Begitu tiba di atas lokasi target, empat orang tetap di belakang mengendalikan empat ekor burung terbang, sementara sembilan orang sisanya Sruukk" Sruukk" mendarat masuk ke dalam hutan.
Begitu menginjak tanah, mereka langsung siaga mengawasi sekeliling. Sembilan orang itu segera melihat bangkai Rakshasa bersayap putih tergeletak di tanah. Ma Jin memimpin Chao Shenghai dan dua lainnya mendekat untuk memeriksa, menyimpulkan korban tewas oleh tusukan pedang.
Ma Jin melirik ke sekeliling, berkata: "Cari tahu apakah ada jejak yang bisa dilacak."
Sekelompok orang itu segera patuh, sambil menyisir area mereka tetap waspada.
Di kejauhan, dalam lubang pohon raksasa yang mampu menampung belasan orang, Niu Daomei dan rombongan bersembunyi.
Mereka memilih tempat persembunyian ini karena memiliki sudut pandang jelas ke lokasi target.
Menyaksikan tambahan pasukan murid Pintu Binatang Buas bergabung, Niu Daomei mengerutkan kening. Ia bingung membaca situasi - jangan-jangan Pintu Binatang Buas benar-benar ingin menyingkirkannya? Setelah menimbang kronologi kejadian, ia merasa ini mustahil.
Setelah merenung sejenak, ia memiringkan kepala dan berbisik: "Sudah sampai di ubun-ubun, tak perlu main manis lagi. Akan kulihat sendiri ilmu apa yang dimainkan Pintu Binatang Buas. Tangkap hidup-hidup tiga target itu, sisanya...Bunuh!"
Guan Fangyi di sampingnya gemetar ketakutan: "Kamu gila! Apa kamu sudah bosan hidup?!"
Niu Daomei: "Jika benar Pintu Binatang Buas ingin menyerang kita, mereka menguasai pintu masuk dan keluar. Menurutmu apakah kita masih bisa keluar dengan lancar? Lebih baik kita memperbesar skala masalah, idealnya bisa menarik pasukan elit Pintu Binatang Buas ke sini. Dengan kesempatan menangkap ikan di air keruh ini, mungkin kita bisa menyelinap keluar."
Guan Fangyi ekspresi kejang-kejang, hari ini dia baru menyadari sisi kejam penjahat dalam diri pria ini. Jika dipojokkan, dia berani melawan siapapun.
"Roar..."
"Ah..."
Guan Fangyi menoleh ke belakang, melihat Yuan Gang sedang berkomunikasi dengan si Rakshasa Darah itu sambil melambaikan tangan dan melakukan gerakan latihan perkelahian.
Lubang pohon ini memang sarang Rakshasa Darah itu, mengeluarkan bau aneh.
"Lao Niang hidup tenang di Qi Jing, bertemu dua brengsek seperti kalian, delapan kehidupan sial! Lambat laun kalian akan menguburku hidup-ham..." wajah Guan Fangyi penuh kemarahan. Dia tahu tak bisa mencegahnya, dan tak punya cara lain selain mengutuk dari samping.
Yuanfang dengan wajah tak bersalah melirik kiri-kanan, gugup. Dia juga takut, tapi tak punya hak suara saat ini. Hanya bisa menatap penuh harap sambil berdoa dalam hati pada Dewata, memohon perlindungan.
"Bergumam apalagi?" Guan Fangyi menoleh, menyemburkan kata-kata ke Yuanfang.
Yuanfang lemah tak berdaya: "Membaca mantra!"
Guan Fangyi kehilangan kata, memutar mata. Sadar dirinya terjebak dalam sekumpulan orang aneh - manusia macam apa ini?
