Mengapa dianggap dipermainkan, bukan karena pihak kita yang salah paham?
Logikanya sederhana: Niu Daomei sengaja bertingkah mencolok dan mengancam di depan Huang Tong!
Semua kepanikan sia-sia ini hanyalah ketakutan sendiri. Dari jauh datang tergesa-gesa hanya mencari masalah. Benar-benar dipermainkan habis-habisan!
Meski tahu diperdaya, tak ada cara lain. Terpaksa melanjutkan pembicaraan. Bukankah surat masih harus disampaikan? Nanti juga harus bernegosiasi lagi.
Untungnya, seperti kata Shao Pingbo: Jika gagal, pertahankan status quo. Biarkan kedua kekuatan saling menyeimbangkan.
Yang paling menyebalkan: Tak bisa memberitahu enam sekte bahwa mereka dimanfaatkan Niu Daomei. Masakan bilang awalnya tak mau berunding, tapi dipaksa Niu?
Benar-benar memakan kerugian tanpa bisa protes, pahit tapi tak terucap.
Sudah kuduga! Atas dasar apa Niu Daomei bisa menggerakkan enam sekte membagi Bei Zhou?
"Tampaknya Shao Pingbo ketakutan oleh si pencuri kecil ini, sedikit saja ada gerakan langsung dianggap serius. Tapi Shao Pingbo tidak salah bicara, pencuri kecil ini memang harus disingkirkan, harus kita bantu Sekte Giok Surgawi... Mencari maut sendiri, jangan salahkan orang lain." Huang Lie mengatupkan gigi bergumam.
Di bawah sinar bulan, Huang Tong dan rombongan yang menemani juga terlihat muram, mengangguk perlahan menyetujui perkataan pimpinan sekte. Kali ini benar-benar dipermainkan, mustahil tidak marah.
"Apa kita harus membebaskan Shao Pingbo?" tanya Huang Tong.
Huang Lie mendengus, "Niu Daomei tidak ada kerjaan, kenapa repot-repot mengganggu kami? Menurutku itu semua ulah si brengsek itu, terus tahan! Kalau tidak mau mengaku, biar dia merenung dulu, beri pelajaran!"
Semua orang masih geram, perut penuh kehinaan, sebelumnya harus tersenyum paksa di hadapan Enam Sekte Besar...
Secara formal, kedatangannya baru pertama kali berkunjung, namun negosiasi rahasia tetap berlanjut.
Tidak berani berinteraksi terang-terangan, mengingat Shao Pingbo sudah memperingatkan kemungkinan ada mata-mata Niu Daomei di Pintu Binatang Buas, tentu tidak mau dirugikan.
Kekuatan Yan dan Han juga saling menyembunyikan informasi, takut intervensi pihak lain yang akan mengganggu pengambilalihan Provinsi Bei.
Di permukaan tampak tenang, namun diam-diam mengirim utusan bertemu di luar wilayah Pintu Binatang Buas.
Berdiskusi ke sana kemari, muncul titik sengit. Gunung Dazen tidak ingin melepaskan keuntungan di Provinsi Bei, namun kekuatan Yan-Han juga tak mungkin terus membiarkan Gunung Dazen menguasai Bei Zhou. Bergabung secara saja tak ada gunanya - jika kendali nyata masih di tangan kalian, kapan saja bisa memberontak.
Kedua belah pihak, sebenarnya tiga faksi yang bernegosiasi sekitar ini.
Tentu ini semua sengaja diciptakan Gunung Dazen, ingin membuat perundingan gagal. Jika akhirnya tak ada kesepakatan, ya kembali ke kondisi semula.
Mengetahui Niu Daomei hanya bermain sandiwara, pihak kami semakin percaya diri.
……
Di lereng gunung, tepi anak sungai kecil di depan tirai sulur, Niu Daomei mondar-mandir bertanya: "Benar tak ada kontak lagi?"
Suara Chao Shenghuai terdengar dari balik sulur: "Sungguh! Setidaknya saya tak lihat mereka berinteraksi lagi. Sesama penjaga pintu dari enam sekte juga sudah kukonfirmasi - Huang Lie hanya mengunjungi enam sekte sekali, setelah itu tak pernah datang lagi. Juga tak terlihat anggota enam sekte berhubungan dengan orang Gunung Dazen."
Niu Daomei: "Pastikan Huang Lie belum meninggalkan Pintu Binatang Buas?"
Chao Shenghuai: "Niu Daomei, apa perlu aku membohongimu? Banyak sekte yang bermukim di Pintu Binatang Buas kami akhir-akhir ini, wajar karena situasi Butterfly Dream Realm. Lagipula, Huang Lie sekarang juga sedang mengunjungi sekte-sekte lain satu per satu."
Kekesalannya karena tak tahu maksud Niu Daomei.
Niu Daomei: "Baik! Segera beri tahu aku jika Huang Lie pergi."
Chao Shenghuai: "Apa sebenarnya rencanamu? Kuperingatkan, jangan berani macam-macam lagi!"
Niu Daomei: "Dia persis berhutang 4 juta padaku, aku harus mencari cara menagih utang darinya. Tak mungkin kubiar dia kabur begitu saja. Awasi dia, setelah urusannya selesai, akan kutagih utang itu."
"......" Chao Shenghuai kehilangan kata-kata, merasa seolah harus membantu mengawasinya.
Setelah mengusir orang ini, Niu Daomei duduk sebentar di tepi sungai sebelum pulang.
Sesampainya di tebing gunung, Yuan Gang yang menunggu di sana melirik area tanaman merambat, berbisik bertanya: "Bagaimana?"
Niu Daomei menjelaskan secara singkat situasi yang disampaikan Chao Shenghuai.
Yuan Gang ragu: "Jika kita menunggu laporan Chao Shenghuai saat dia hendak pergi, apakah tidak terlambat? Mungkin ada kecerobohan kecil?"
Niu Daomei terkekeh: "Sudah terjerat kail, mana mungkin kabur? Sekalipun lari, bisa kita tarik kembali."
Yuan Gang: "Menurutmu mereka bernegosiasi diam-diam?"
Niu Daomei: "Menurutmu untuk apa dia bertahan di sini? Hehe, masih ada Sekte Giok Surgawi yang enggan pergi, berdalih menunggu seseorang. Kulihat mereka semua bermaksud jahat."
Yuan Gang: "Bagaimana jika ternyata tidak ada negosiasi? Atau mereka sadar dan menghentikan rencana lebih awal?"
"Surat sudah dikirim. Dia tak punya pilihan kecuali bernegosiasi. Sekalipun sadar, kecuali mereka tahu surat itu tidak sampai ke Han..." Niu Daomei mengangguk pelan, "Tiga sekte memang tak bisa dijamin tidak ada mata-mata dalam... Di titik ini, tak boleh ada kesalahan. Baiklah, untuk keamanan, sepertinya harus mentraktir."
Yuan Gang bingung: "Mentraktir?"
Niu Daomei tertawa berkata: "Tentu saja mengundang Pemimpin Sekte Huang itu, apakah dia berunding diam-diam di belakang kita? Coba selidiki pasti ketahuan!"
"Bisa diundang?"
"Biasanya mungkin sulit, tapi kali ini pasti berhasil."
……
Surat undangan dikirim oleh Xu Laoliu.
Di antara paviliun, Huang Lie yang telah membaca surat itu membusungkan dada sambil mondar-mandir.
Huang Tong yang juga membaca surat itu tersenyum sinis, "Jamuan makan? Dia pikir dia siapa? Jangan dihiraukan. Kalau mau bertemu, suruh dia datang sendiri menghadap."
Huang Lie melepaskan satu tangan dan melambaikan, "Penjahat ini bisa melawan Sekte Giok Surgawi di Nan Zhou, memang bukan orang sembarangan. Sekarang kita perlu lumpuhkan dia, kalau tidak dia pasti akan membuat kekacauan lagi. Stabilkan dulu, jangan sampai ada masalah baru. Tunggu dia meninggalkan Pintu Binatang Buas, baru kita hukum dia!"
……
Tamu penting datang, Niu Daomei sendiri memimpin rombongan menyambut di luar pintu.
Huang Lie hanya membawa dua orang untuk menunjukkan keberanian. Bawa banyak orang justru akan melemahkan aurnya. Apa yang perlu ditakutkan?
"Berpisah di Paviliun Salju Es beberapa tahun lalu, karisma Pemimpin Sekte Huang semakin bersinar. Hormat dari junior ini!"
"Kau juga sudah mulai menghilangkan kekanakanmu, terlihat lebih dewasa. Kesombonganmu juga semakin menjadi."
"Tidak berani! Di hadapan Pemimpin Sekte Huang mana berani sombong? Silakan masuk."
Hongniang menemani Niu Daomei dengan senyum menyambut tamu, berperan sebagai pengawal pribadi - siapa suruh talismannya banyak.
Saat masuk, Huang Lie melirik Hongniang. Mereka saling kenal, pernah bertemu di Qi Jing dulu.
Hanya saja, Gunung Dazen pada masa itu tidak sebaik sekarang, dan dia juga belum menjadi Pemimpin Sekte. Dia mengenal Mak Comblang, tapi Mak Comblang tidak mengenalnya.
Dulu bahkan tidak sempat berbincang, masih terasa penyesalan yang samar. Kini tentu dia takkan membahasnya lagi. Mak Comblang sekarang sudah tidak layak dianggapnya, pertemuan berikutnya hanya diiringi helaan napas senyap.
Di atas meja batu dalam pos pemeriksaan, terhidang sepiring makanan.
Menurut aturan dunia kultivasi, tuan dan tamu mengobrol ringan di luar pos terlebih dahulu. Setelah para anggota Gunung Dazen memeriksa keamanan makanan, barulah kedua pihak masuk dan duduk.
Hanya Niu Daomei dan Huang Lie yang berhadapan. Dua Kepala Suku yang dibawa Huang Lie menolak duduk sejajar, memilih berdiri di kiri-kanan belakangnya.
Setelah sedikit meneguk gelas, Huang Lie tak lagi menyentuh sumpit. "Kupikir jamuan ini cuma kedok. Lebih baik bicara langsung, katakan maksudmu!"
"Pemimpin Huang memang bermata tajam." Niu Daomei tersenyum, menatap Huang Tong yang berdiri. "Apakah peringatanku pada Kepala Suku Huang sudah disampaikan?"
Huang Lie bersikap dingin. "Kau benar-benar tidak tahu langit tinggi bumi rendah. Tak takut kubunuh kau sekarang?"
Niu Daomei terkekeh. "Ini wilayah Pintu Binatang Buas. Pemimpin Huang bukan Wen Xinzhao. Tanpa kemampuan bertahan, mana berani aku kemari? Lagipula nasihatku tulus. Asal Gunung Dazen menyanggupi satu syarat, kujamin keamananmu."
Huang Lie seolah mendengar lelucon. "Kalau begitu, aku ingin dengar syarat macam apa ini."
Niu Daomei berserius: "Aku ingin kepala Shao Pingbo! Menukar satu kepalanya dengan kedamaian Gunung Dazen, tidak berlebihan kan?"
Huang Lie: "Aku sudah bertemu enam pemimpin sekte. Tipuanmu yang konyol itu langsung ketahuan. Layakkah disombongkan? Aku ke sini bukan untuk pesta, tapi memperingatkanmu: Tahu batas! Jangan terus-terusan, nanti kau sendiri yang terbakar."
Guan Fangyi di samping mengedipkan mata indahnya, tak paham teka-teki apa yang sedang dipertukarkan.
Niu Daomei penuh makna: "Pemimpin Huang, lewat desa ini tak ada warung lagi. Pintu Binatang Buas ini sarang naga. Masuk mudah, keluar sulit."
Huang Lie sama bermaknanya: "Bagimu, memang begitu."
Pandangan mereka bertaut. Senyum angker merekah, lalu serentak tertawa terbahak ke langit, masing-masing menyimpan agenda tersembunyi.
"Terima kasih nasihatnya. Tapi mungkin Tuan belum tahu: Ambisi Shao Pingbo bukan main. Gunung Dazen tak bisa membelenggunya. Kira Shao Pingbo orangmu? Dia sebenarnya anggota Paviliun Bulan Sabit. Diam-diam dia sudah berbuat banyak. Tahu dari mana kuda perang 30.000 ekor di Nan Zhou? Sejujurnya..."
Niu Daomei mulai bercerita pada Huang Lie tentang peristiwa penculikan 30.000 kuda perang Shao Pingbo di Qi. Detail rahasia tentu dirahasiakan, tapi cukup membuat senyum Huang Lie memudar menjadi wajah datar.
Tentu saja, Shao Pingbo mengirim orang untuk membunuhnya secara diam-diam, serta berkolusi dengan Sekte Giok Surgawi untuk membahayakannya, semua ini dijadikan satu cerita rekaan.
Setelah tamu pergi, Niu Daomei yang mengantar di luar pintu membusungkan dada dan menghela napas: "Aduh, beberapa perkataan yang diucapkan langsung terasa sangat melegakan."
Yuan Gang: "Apa gunanya mengatakan ini kepada mereka sekarang?"
Niu Daomei tersenyum: "Tentu ada gunanya. Aku khawatir mereka akan melepas Shao Pingbo. Setidaknya untuk sementara harus membantu mengendalikannya dengan baik, awasi terus, jangan sampai kesempatan kabur muncul."
Dia sama sekali tidak peduli apakah Shao Pingbo anggota Paviliun Bulan Sabit atau bukan - kemungkinan besar juga bukan, paling-paling hanya saling memanfaatkan.
Tapi di saat seperti ini, bukanlah waktu untuk berdebat fakta dan logika. Tepat saat harus menghabisi Shao Pingbo, segala bentuk menjatuhkan batu ke sumur, memecah belah, selama bisa digunakan akan ditimpakan ke Shao Pingbo.
Yuan Gang: "Lebih baik langsung berhadapan terang-terangan."
Ini adalah gaya kerjanya yang tegas dan tangkas.
Niu Daomei menyaksikan siluet yang menjauh, dagunya sedikit terangkat, "Main! Biarkan mereka bermain. Jika tidak membuat enam sekte besar ketakutan, bagaimana mereka akan tahu rasa takut? Saat timingnya tepat, baru bisa dibabat habis sekaligus!"
