Di padang terbuka luar Kota Wanxiang, Cheng Yuandu dan beberapa murid Sekte Giok Surgawi sedang berjaga.
Setelah menerima kabar dari Pintu Binatang Buas bahwa Niu Daomei akan pamit undur diri, mereka segera meninggalkan Kota Wanxiang untuk melakukan persiapan, menunggu informasi jejak Niu Daomei.
Dari kejauhan, dua murid melesat mendekat.
Begitu menginjak tanah, Cheng Yuandu langsung bertanya, "Ke mana si pencuri itu pergi?"
Kedua murid saling pandang. Seorang di antaranya memberi hormat dan berkata, "Deputi Kedua, setelah keluar dari Pintu Binatang Buas, Niu Daomei bersama Pemimpin Sekte Gunung Dazen Huang Lie dan lainnya terbang menggunakan dua ekor burung."
Cheng Yuandu tercengang, "Apa maksudnya ini?"
Murid itu menjelaskan lagi, "Niu Daomei naik kendaraan tunggangan terbang dan pergi. Jejaknya tidak diketahui."
“……” Cheng Yuandu langsung tercengang, datang dari jauh, menunggu lama, hanya dapat hasil seperti ini? Setelah menyusun pikiran, bertanya: "Dari mana kendaraan tunggangan terbang itu? Dari Pintu Binatang Buas?"
Murid menjawab: "Sesama anggota sekte yang keluar dari Pintu Binatang Buas menyelidiki, katanya itu kendaraan tunggangan terbang milik Niu Daomei sendiri."
“……” Cheng Yuandu kehilangan kata, kenapa Niu Daomei punya benda ini tapi tak pernah disebut junior dalam sekte? Apa ini berarti menindas dirinya yang sudah lama tak ikut campur urusan duniawi?
Tidak mungkin main seperti ini, suruh dirinya naik kuda mengejar kendaraan tunggangan terbang? Bagaimana mau menghadang untuk membunuh? Ini bukan candaan?
……
Di angkasa, dua burung terbang telah mulai melayang stabil.
Berada di ketinggian seperti ini, memandang hamparan bumi luas di bawah, semua terlihat kecil. Huang Lie merasakan sensasi superioritas memandang dunia dari atas, rasanya memang menyenangkan.
Tapi juga agak mual, Niu Daomei ternyata punya dua kendaraan tunggangan terbang, sementara dia sebagai Pemimpin Sekte Dazen yang terhormat baru pertama kali merasakan nikmatnya mengendalikan kendaraan terbang.
Tapi masih bisa cari alasan menghibur, Sekte Dazen toh aliran resmi terhormat, tak mungkin berlaku tak punya muka seperti Niu Daomei. Dua kendaraan terbang ini kalau dibilang kasar adalah hasil pertukaran melalui perjodohan Qi Jing yang menjual tubuh. Sekte Dazen mustahil mau menghabisi nasi basi seperti ini, kalau tidak bagaimana mau menghadap orang?
"Pemimpin, sepertinya Sekte Dazen juga perlu punya satu kendaraan terbang seperti ini, agar kelak perjalanan Pemimpin lebih mudah."
Kepala suku yang ikut dalam perjalanan juga sudah merasakan sensasi itu, memberikan saran.
Huang Lie menggelengkan kepala perlahan: "Tidak bisa, sampai puluhan juta, level Gunung Dazen kita belum sampai situ. Sebagai Pemimpin Sekte, menuruti nafsu pribadi terlihat tidak pantas."
Seperti katanya, bukan tidak mampu membeli. Gunung Dazen yang terhormat kalau dipaksakan masih bisa membeli. Tapi memang tidak etis. Biasanya mengendalikan pengeluaran mi, tapi Pemimpin Sekte malah membeli barang mahal untuk dinikmati sendiri. Bagaimana murid-murid bawahannya melihat ini?
Huang Tong menyela: "Pemimpin, tidak bisa juga bicara begitu. Ini untuk memudahkan urusan misi. Saat ada keadaan darurat di Suo nanti, semua bisa pakai agar tidak membuang waktu."
Huang Lie tak bisa menahan senyum kecil. Rupanya semua ingin ikut menikmati kemuliaan. "Nanti lihat lagi. Berbagai pengeluaran Suo juga besar. Sekali ambil sepuluh juta memang tak pantas, bisa mengganggu anggaran lain. Nanti kita lihat apakah Niu Daomei menepati janji. Kalau benar mengirim seekor, kita simpan di Suo. Saat darurat, semua bisa pakai."
Meski bicara begitu, hatinya terasa berat. Shao Pingbo telah mengabdi pada Gunung Dazen bertahun-tahun, tapi hubungan mereka malah sampai seperti ini. Sungguh tak ingin ia melihat hasil ini.
Dua Kepala Suku terus mengangguk setuju. Visi mereka beralih ke Niu Daomei yang sedang terbang di burung mitos sejauh 100 zhang. Tapi yang terlihat justru Niu Daomei berpelukan dengan Guan Fangyi.
Sebenarnya bukan berpelukan, melainkan Guan Fangyi yang bahu-membahu membelit Niu Daomei. Lengannya menyampir di leher Niu Daomei sambil membisikkan sesuatu, sehingga terlihat seperti sedang berpelukan.
“Jujur ngaku, dua ekor kendaraan tunggangan terbang ini dapet dari mana? Apa ada hubungannya sama transformasi ajaib Pintu Binatang Buas malem itu?” Guan Fangyi nempelkan mulutnya di kuping Niu Daomei sambil nanya, badannya juga otomatis nempel rapat.
Tapi dia gak peduli, dia tau si brengsek Niu Daomei ini juga gak bakal peduli soal beginian.
Niu Daomei melirik Chen Bo yang lagi mengendalikan burung terbang di depan, miringkan kepala dan berbisik: "Udah nebak semuanya ngapain masih nanya?"
Guan Fangyi kaget, "Brengsek! Berani banget lu nyolong barang orang, berani-beraninya bawa ke depan pintu rumah mereka, nyari mati ya?"
Niu Daomei: "Ngapain takut? Masa tiap liat orang naik kendaraan Pintu Binatang Buas langsung ditanya ini punya mereka atau bukan? Banyak yang punya barang kaya gini, bisa aja ini hadiah buat gue!"
Guan Fangyi: "Elu kayaknya bukan tipe yang mampu pake barang kaya gini. Barang mereka baru ilang, elu malah pamer, pasti langsung dicurigain!"
Niu Daomei mendengus, "Mata mana yang liat barang mereka ilang? Mereka aja gak ngomong kehilangan, ngapain sok sibuk?"
Guan Fangyi: "Elu anggap mereka bodoh ya? Dua ekor gede kaya gini ilang, masa mereka gak sadar?"
Niu Daomei tertawa sinis, "Beneran gak sadar, malah mereka gak tau kalo barangnya ilang."
"Bercanda apa ini? Masa mereka gak tau berapa banyak punya barang kaya gini?"
"Pokoknya pas dihitung-hitung, jumlahnya tetap lengkap."
"Maksud lu apa sih?"
“Tidak ada maksud khusus, cuma begitu. Jangan khawatir, aku sudah bilang di depan murid Wan Shou Men, ini hadiah dari orang lain. Kamu kan kenal banyak pria kaya, mana mungkin mereka tidak mungkin memberi dua ekor ini.”
Guan Fangyi menggigit giginya: “Brengsek, kamu sedang menyindir Lao Niang ya? Baik! Kalau kamu bilang dua ekor burung terbang ini milikku, mulai hari ini memang jadi milik Lao Niang!”
Niu Daomei menoleh ke belakang, memandangnya dengan ekspresi aneh, “Nafsu segitu kecilnya, dua ekor saja sudah puas?”
“……” Guan Fangyi kehilangan kata, lalu curiga, “Jangan-jangan masih ada?”
Niu Daomei mengacungkan satu telapak tangan, mengucapkan dua kata, “Lima ekor!”
“……” Guan Fangyi membelalakkan mata, “Benar atau bohong?”
Niu Daomei: “Tentu benar! Bukankah aku sudah bilang mau memberi hadiah? Lima ekor kendaraan tunggangan terbang untukmu, puas tidak?”
Kejutan ini datang terlalu mendadak, Guan Fangyi tidak percaya, “Tiga ekor lainnya dimana?”
“Tidak bisa muncul bersama-sama. Monyet dan yang lain sedang mengurus di belakang, nanti akan bertemu kita. Gimana? Hadiah ini masih tidak bisa memuaskanmu?”
“Gok gok!” Guan Fangyi berbunga-bunga, kejutan besar! Lima ekor Giok Hitam, nilai eksistensinya minimal 50 juta koin emas! Mana mungkin tidak senang, tanpa sadar dia mengait lehernya dan langsung mencium pipinya. “Sudah disepakati, ini untukku, tidak boleh menarik kembali!”
“Jangan berpelukan, tidak pantas dilihat.” Niu Daomei mengusap wajahnya.
"Takut apa? Setinggi ini, takkan ada yang lihat. Lao Niang aktif merebahkan diri, kau harusnya bersenang-senang diam-diam, jangan bertingkah setelah dapat keuntungan."
"Bertingkah? Aku masih muda hijau ini, menurutku ini kerbau tua makan rumput muda!"
"Kau bilang apa? Coba ulangi! Percaya tidak Lao Niang akan menendangmu turun?"
Teriakan ini terdengar keras. Chen Bo menoleh dan melihat Niu Daomei mengkerut leher dipeluk Guan Fangyi yang sedang berpose ingin melecehkan.
Ia benar-benar tak tahan melihatnya, terus menggelengkan kepala. Nyonya bos ini semakin tak terkendali.
Dalam kabut, Guan Fangyi mulai memetik jari-jari. Merasa memelihara terlalu banyak burung terbang berlebihan, mempertimbangkan menjual tiga ekor. Menukarnya dengan puluhan juta koin emas lebih aman. Membiarkannya hanya akan menguras koin emas tiap tahun, benar-benar merugikan.
Niu Daomei hanya mendengarkan, membiarkannya berkhayal. Malas memercikkan air dingin - barang ini bukan untuk sembarang orang. Pembeli pasti lewat jalur resmi yang terjamin, siapa mau beli darimu?
Setelah hitung utang, Guan Fangyi berkomentar, "Awalnya kukira kau datang balas dendam untuk Hei Mudan, ternyata benar-benar untuk urusan ini."
Niu Daomei wajahnya dingin, tak ingin banyak membahas hal ini. Utang hanya dia sendiri yang paling tahu dalam hati. Balas dendam sudah dimulai, Chao Jing telah dijerumuskan ke dalam masalah. Untuk menjatuhkan Chao Jing baginya sudah tak ada kesulitan lagi. Hanya, seandainya cuma membunuhnya, itu terlalu murah bagi Chao Jing. Mana mungkin membiarkannya mati dengan mudah? Dan demi balas dendam sampai harus mengorbankan diri sendiri juga tak perlu.
Pandangan Guan Fangyi menyapu anggota Gunung Dazen di kejauhan. Sepanjang perjalanan yang membosankan ini, dia kembali mendesak Niu Daomei untuk menjelaskan detail kasusnya.
Terjebak di angkasa, sulit menghindar. Sudah sampai tahap ini, tak ada lagi yang perlu disembunyikan. Niu Daomei pun menjelaskan secara garis besar.
Setelah memahami seluruh cerita, Guan Fangyi menghela napas panjang penuh kekaguman.
Dari penjelasan Niu Daomei sebelumnya, dikiranya dia ingin menarik Gunung Dazen ke Nan Zhou sebagai penyeimbang Sekte Giok Surgawi. Tahu-tahu si laki-laki ini cuma bermanuver tipu di Enam Sekte Besar, lalu memojokkan Shao Pingbo ke jurang, bahkan sekarang berencana mengusir Sekte Giok Surgawi dari panggung untuk menghilangkan beban pikiran Nan Zhou.
Yang luar biasa, dia memanfaatkan Enam Sekte Besar tapi bisa mundur diam-diam bagai angin lalu, tak tersangkut sedikitpun, tetap bersih dari tuntutan ganti rugi.
Bahkan memanfaatkan Wenxin untuk menyingkirkan Chen Tingxiu yang datang minta ganti rugi, agar tak mengganggu di Pintu Binatang Buas.
Puncak kelicikannya: Di hadapan mata Pintu Binatang Buas sendiri, dengan paksa mencuri lima ekor Naga Giok Hitam dari tangan mereka - ini benar-benar seperti lelucon belaka!
Dirinya menghabiskan hari-hari linglung di Pintu Binatang Buas, tak menyangka si ini telah melakukan begitu banyak hal secara diam-diam dan sejajar. Guan Fangyi benar-benar terkesima.
Yang tak dia ketahui, Niu Daomei juga telah menyelesaikan jebakan untuk Chao Jing, telah mengikat tali di leher Chao Jing.
Hanya saja Niu Daomei tipe orang yang melakukan tanpa banyak bicara. Meski Hei Mudan tewas dalam pelukannya, dia hanya duduk di ujung kapal memeluknya dalam diam...
Di Kediaman Bupati Provinsi Bei, seekor Jin Chi mendarat dalam gelapnya malam.
Di ruang utama, Kupu-kupu Bulan memancarkan cahaya di balok langit-langit. Zhong Yangxu duduk bersila di atas bantal meditasi.
Seorang murid masuk, menyerahkan surat rahasia ke tangan Zhong Yangxu.
Matanya berpindah susah payah dari isi surat. Pipinya menegang, menarik napas dalam-dalam dengan raut wajah yang sangat serius.
Dia tak menyangka sekte akhirnya mengambil keputusan ini. Entah apa yang terjadi di Pintu Binatang Buas.
Titah Pemimpin Sekte jelas dan tegas. Dia harus melaksanakan.
Zhong Yangxu berdiri perlahan, bersuara berat: "Segera kuasai Shao Dengyun, cegah kerusuhan!"
"Ya!" murid itu patuh.
Murid-murid Sekte Dazen di dalam Kediaman Bupati segera bergerak.
Di dalam penjara bawah tanah, pada kedua dinding terdapat masing-masing sebuah lentera minyak. Salah satunya tiba-tiba "hu" padam, membuat pencahayaan dalam sel menjadi lebih redup.
Shao Sanxing yang duduk di atas kasur tipis di luar sel segera menengadah, memandang lentera yang telah padam itu, bibirnya bergetar halus.
Di dalam sel, Shao Pingbo yang berdiri dengan tangan di belakang perlahan berbalik. Hanya melirik sekilas lentera padam itu, ia kemudian memejamkan mata perlahan, wajahnya berubah menunjukkan ekspresi memalukan yang menyakitkan.
