Setiap telinga menangkap makna berbeda dari ucapan ini. Para anggota Gunung Dazen ragu apakah ini harus dianggap serius.
Walau Huang Lie berharap Niu tak pindah, ia merasa ini lebih seperti luapan emosi. Ia menekan kedua tangan, "Adik, untuk apa bicara emosional? Saya benar-benar tulus mengundangmu ke Gunung Dazen demi keamananmu. Jangan termakan rumor."
Niu Daomei: "Justru karena mungkin hanya rumor, kita tak boleh memberi mereka kesempatan. Seperti janji saya dulu saat mengundang Gunung Dazen ke Nan Zhou, hari ini saya tegaskan kembali di hadapan semua: Keuntungan Nan Zhou sepenuhnya untuk Gunung Dazen. Saya hanya ambil bagian yang semestinya, tak akan menuntut lebih!"
Pengakuan terbuka ini, entah tulus atau tidak, tentu menyenangkan telinga para anggota Gunung Dazen.
Huang Lie menghela napas: "Saya percaya kata-kata Adik, tak perlu penegasan ulang."
Niu Daomei: "Saya berharap Gunung Dazen juga menepati janji, jangan terus memaksa sampai saya terjepit!"
Huang Lie berkata dengan serius: "Bagaimana bisa disebut memaksa masuk ke ujung tanduk? Gunung Dazen pasti menepati janji, kami akan bersama Adik menjaga situasi Nan Zhou yang sekarang."
Meskipun mereka yang sepenuhnya menyadari tahu, perkataan Niu Daomei mungkin tak sepenuhnya dipercaya Gunung Dazen, dan Gunung Dazen juga mungkin tak menepati janji di masa depan. Semua ini adalah kompromi dengan situasi saat ini. Peribahasa "satu gunung tak bisa dihuni dua harimau" adalah kebenaran mutlak - akhirnya satu pihak harus tunduk, satu pihak harus mengalahkan yang lain agar Nan Zhou bisa tenang. Tapi untuk saat ini, kedua belah pihak masih harus saling menenangkan dengan kata-kata manis.
……
Di tengah hutan, Fei Changliu menatap murid-murid Liuxian Sect yang sedang menyergap sesuai latihan biasa, wajahnya muram. Garis pertahanan ternyata menyusut sampai lapisan terakhir.
Dalam kebanyakan latihan sebelumnya, mereka biasanya berada di area luar wilayah ini. Sekarang justru memusatkan pasukan di pinggiran area inti, mengabaikan pertahanan di area luar.
"Sepertinya ada suara gemuruh di bawah tanah!" Wu Shaohuan di samping tiba-tiba berseru waspada.
Brak! Sebuah lapisan tanah di kaki gunung tiba-tiba ambruk, sekelompok centaur menyembur keluar - ternyata pasukan besar pertahanan luar, membuat semua orang kaget.
Para murid Liuxian Sect belum sempat bereaksi, suara 'brak-brak' terus bergema. Sepanjang kaki gunung, lapisan tanah terus dirobohkan, membuka mulut-mulut gua tempat pasukan demi pasukan centaur menyembur keluar, berkumpul bagai air bah di kaki gunung.
Fei Changliu dan yang lain tercengang. Kapan mereka menggali begitu banyak terowongan bawah tanah? Pasukan centaur ini sepertinya juga bertambah banyak.
Yang penting, sebagian besar pasukan yang keluar membawa berbagai macam alat.
Begitu centaur muncul, berbagai alat yang tercerai-berai segera dirakit dengan cepat. Busur perang pengepungan kota seukuran kereta kuda bermunculan di depan mata murid Liuxian Sect, gerakan mereka sangat terampil.
Centaur yang muncul berikutnya terus mengangkat tombak baja berkualitas tinggi dan menumpuknya di samping busur perang. Beberapa orang bersama-sama menginjak dan menarik senar busur tebal dengan kaki dan tangan. Lima batang tombak baja dipasang sebagai satu grup, begitu dilepaskan, lima tombak baja bisa melesat sekaligus.
Tiga busur perang pengepungan kota membentuk satu grup, ditempatkan di posisi depan, tengah, dan belakang. Formasi seperti ini berjejal rapi di sepanjang kaki gunung.
Orang-orang Liuxian Sect pernah melihat pasukan bertahan berlatih dengan alat ini, tapi tak menyangka ternyata tersimpan begitu banyak busur perang di sini. Berapa banyak qian yang dihabiskan? Barisan tombak baja yang sudah terpasang senar itu memancarkan kilatan cahaya dingin yang membuat bulu kuduk merinding.
Jika dilepaskan, benda ini bisa menembus tembok ibu kota. Ini adalah senjata berat untuk penyerbuan kota, bisa menekan pasukan bertahan di atas tembok, juga memungkinkan prajurit penyerang memanjat tembok menggunakan tombak baja yang tertancap. Bayangkan jika ini mengenai tubuh manusia!
Sebenarnya pasukan bertahan setempat sendiri pun tidak tahu ada begitu banyak busur perang tersembunyi di sini. Yuan Gang sudah lama diam-diam mengatur ini. Ia menggambar komponen yang bisa dibongkar, menyuruh perajin membuat setiap bagian sesuai spesifikasi ketat, lalu menyimpannya secara rahasia di terowongan bawah tanah. Begitu dibutuhkan, bisa dirakit kapan saja. Hanya sedikit yang diberikan ke pasukan bertahan untuk latihan sehari-hari.
Di belakang busur perang pengepungan kota, tersusun formasi-formasi centaur yang saling terhubung, semuanya adalah pemanah. Setelah berbaris rapi, mereka mengambil anak panah dari kendi panah, memasangnya di senar busur yang belum ditarik, dengan ujung panah menghadap ke bawah, menatap ke depan sambil menunggu perintah militer dalam keheningan.
Beberapa bayangan manusia muncul di antara pepohonan hutan. Yuan Gang yang telah menyelesaikan patroli di sekitar area datang bersama Chen Bo yang menarik lengan Yuan Gang dan melesat bersama.
Begitu bertemu dengan Yuan Gang, Fei Changliu langsung bertanya, "Apa sebenarnya yang terjadi di sini?"
"Ada yang ingin mengincar kita." Yuan Gang melemparkan kalimat itu lalu turun, menuju Su Jieren yang bertugas sebagai komandan pasukan bertahan di wilayah ini.
Su Jieren yang sedang memimpin penyusunan formasi segera memberi hormat saat melihat kedatangan Yuan Gang, "Tuan Yuan."
Keduanya sudah saling mengenal sejak lama. Dulunya dialah yang menemani Yuan Gang mengirim surat ke Kuil Nanshan. Posisinya kini telah naik seiring dengan naiknya pamor Shang Chaozong, hingga menjadi komandan pasukan. Penugasan Su Jieren untuk menjaga tempat ini juga merupakan ide Yuan Gang.
"Semua sudah siap?" tanya Yuan Gang.
"Sudah siap semua. Tenang saja Tuan Yuan, meski pasukan sejuta tentara datang, dengan senjata-senjata ini, mereka jangan harap bisa menembus pertahanan kita dalam waktu singkat!" Su Jieren dengan penuh percaya diri menunjuk deretan busur perang pengepungan kota, lalu menghela nafas, "Sayang sekali, agak merepotkan jika harus dibawa dalam ekspedisi besar-besaran."
Yuan Gang mengerti maksudnya. Busur perang pengepungan kota yang sebanyak ini, meski komponennya dibongkar untuk diangkut, tetap menjadi beban logistik yang berat. Hanya bayonet baja dalam jumlah besar saja sudah menjadi beban yang tidak ringan. Pengangkutan jarak pendek masih bisa ditoleransi, tapi untuk perjalanan jarak jauh dengan mengandalkan tenaga manusia jelas tidak sanggup bertahan. Tanpa kemampuan transportasi yang cukup kuat, akan sangat sulit diangkut dan memperlambat Kecepatan gerak pasukan besar.
Yuan Gang: "Tidak ada tindakan yang mengganggu ular (maksud: memperingatkan musuh secara tidak sengaja)?"
Su Jieren: "Sepertinya tidak. Kami meninggalkan ratusan orang untuk berpatroli seperti biasa. Dari luar tidak terlihat kejanggalan apapun."
Begitu menerima informasi dari Yuan Gang, tanpa ragu-ragu dia segera menjalankan perintah sesuai skenario antisipasi yang pernah dipersiapkan.
Fei Changliu mendekat dan bertanya lagi: "Siapa yang berencana menyerang kita?"
"Saat ini belum bisa dipastikan, ini hanya antisipasi risiko," jawab Yuan Gang dengan jujur.
Sebenarnya pihak mereka pun tidak mengetahui kondisi lawan. Niu Daomei meminta persiapan ini juga sebagai antisipasi risiko.
Niu Daomei membuat prediksi serangan dini: Untuk membunuhnya di area pertahanan pasukan besar ini, kemungkinan hanya ada tiga skenario.
Pertama: menggunakan metode licik seperti pembunuhan diam-diam, misalnya memberi racun. Ini hampir mustahil karena konsumsi makanannya ditangani khusus dan diperiksa dengan teliti.
Kedua: menerjunkan ahli bela diri langsung ke dalam kompleks perkebunan untuk serangan mendadak.
Ketiga: mengerahkan pasukan besar untuk serangan frontal. Persiapan pertahanan yang terhampar sekarang ini khusus untuk mengantisipasi taktik ketiga, menggunakan sistem pertahanan luar untuk menghalau agar tidak mengganggu internal.
Asal bisa bertahan dari poin ketiga, poin kedua bisa lebih tenang dihadapi. Logikanya sederhana: sulit untuk mengerahkan terlalu banyak Kendaraan Tunggangan Terbang sekaligus menerjunkan ahli bela diri dalam jumlah masif.
Fei Changliu menoleh melihat para tetua yang menyertai di kiri-kanannya, mereka saling pandang.
Semua tidak bodoh, dalam hati sudah berspekulasi bahwa pelaku penyerangan di sini kemungkinan besar adalah pengadilan, sementara targetnya kemungkinan besar adalah Niu Daomei.
Yuan Gang menambahkan: "Pemimpin Fei, jumlah pasukan di sini terbatas. Untuk memaksimalkan efek serangan, saya telah menarik formasi perisai perlindungan di barisan depan. Karena itu saya ingin meminta murid tiga sekte untuk bertahan di depan posisi busur perang pengepungan kota, mencegah kultivator berkekuatan lengan tinggi melempar senjata tajam balik yang bisa mengacaukan formasi serangan kami. Selain itu, memasang tali busur perang ini sangat melelahkan, saya juga ingin meminta bantuan murid tiga sekte untuk mempercepat kecepatan tembakan."
Sebenarnya jumlah pasukan tidak sedikit. Demi melindungi Niu Daomei, Shang Chaozong langsung menjadikan area ini sebagai basis militer utama dengan 50.000 personel - bukankah ini sudah cukup?
Pada titik ini, bisakah Fei Changliu menolak? Sebelumnya sama sekali tidak mendapat informasi, bahkan tidak ada persiapan rencana cadangan. Kini di momen genting ini, dia tidak berani melawan Niu Daomei. Hanya bisa mengangguk lalu memerintahkan bawahannya untuk segera menyampaikan instruksi.
Dia juga paham, dalam hal pertempuran formasi skala besar, pihaknya memang kalah dibanding para ahli ini.
Murid Liuxian Sect segera turun dan menyatu dalam formasi serangan untuk berkoordinasi.
Meski sudah bekerja sama, penempatan personel masih kacau tanpa tata aturan yang jelas, posisi mereka pun renggang. Yuan Gang mengerutkan alis tapi tidak berkomentar. Dia tahu pasukan yang dilatih setiap hari memang tidak bisa dibandingkan dengan orang-orang yang menghadapi situasi seperti ini.
"Pergi beri tahu Tao Ye, pertahanan luar sudah siap." Yuan Gang menoleh ke Zhu Lao Ba. Zhu Lao Ba segera melompat mundur.
……
Di puncak gunung seberang jalan resmi, puluhan burung besar berkumpul bersama ratusan kultivator. Ga Miaoshui dan Gao Shaoming berdiri menyaksikan kelompok besar kultivator Menara Feihua menerobos hutan di bawah, melesat naik-turun sambil menyeberangi jalan resmi menuju area pertahanan Perkebunan Maolu.
Penjaga di menara pengintai area pertahanan mendeteksi kedatangan mendadak para kultivator. Seseorang segera menarik tali lonceng peringatan di menara, menggoncangkannya hingga berbunyi "Braak!" berulang kali.
Tim patroli di bawah langsung berbalik arah dan bersembunyi di sudut-sudut tersembunyi bangunan.
Su Renjie sebelumnya telah memerintahkan: begitu serangan musuh terdeteksi, cukup beri alarm tanpa perlawanan, lalu langsung bersembunyi.
Dia tahu, melawan penyerang yang berani menyerang tempat ini dengan pasukan yang ditinggalkan sama saja dengan bunuh diri.
Pasukan Menara Feihua dan Paviliun Zhenling menyerang dari empat penjuru secara simultan. Cao Yu'er yang memimpin serangan frontal membentak: "Jangan hiraukan mereka!"
Rombongan kultivator melayang di atas kepala para prajurit yang berlarian di bawah. Bukan mereka targetnya - misi utama adalah serangan mendadak ke Perkebunan Maolu, bukan berurusan dengan prajurit rendahan.
Yuan Gang yang mengamati dari puncak gunung melihat siluet-siluet manusia mendekat, bersuara berat: "Mereka datang. Su Renjie, ini giliranmu. Hentikan mereka!"
Su Renjie yang berwajah tegang tak beromong kosong, Sruukk! menghunus pedang dari sarungnya, mata pedang mengarah ke depan.
Di sebelahnya, peniup terompet segera mengangkat terompet tanduk banteng, mengembungkan pipi dan meniupkan nada berat "Hiks~".
Bunyi creet-creet bergema di kaki bukit, semua busur di formasi pemanah yang semula terkulai kini terangkat, senar ditarik kencang, mata panah mengarah miring ke langit.
Di samping banyak busur perang pengepungan kota, para prajurit mengangkat palu kayu besar, siap menghantam kapan saja untuk melepaskan tembakan.
Fei Changliu dan yang lain di sebelah Yuan Gang berwajah berat. Mereka melihat: penyerbu bukan cuma sedikit kultivator, jumlah siluet yang terlihat mata telanjang mungkin melebihi seluruh murid Sekte Liuxian. Hati mereka terasa berat.
Cao Yu'er yang terbang mendekat juga menyadari keanehan. Di area luar hanya terlihat prajurit yang berlarian kocar-kacir, tapi semakin masuk justru tak ada satu pun siluet manusia.
Meski ini serangan mendadak yang bertujuan mengagetkan lawan, minimnya reaksi dari area pertahanan penting ini tetap membuatnya curiga ada yang tak beres.
Saat melintasi sebuah bukit, teka-teki di hatinya terjawab. Pasukan yang telah siaga di kaki gunung depan tiba-tiba masuk dalam pandangannya. Ia kaget: "Mereka sudah bersiap?"
