“Tiga orang ini agak linglung, semua uang akan dibagikan ke mereka, ditambah masing-masing dapat hadiah seekor burung terbang besar?”
Niu Daomei berbalik dan pergi. Di tangan Guan Fangyi, tiga cincin jari kembali dijulurkan, dengan nada kesal: “Bengong apa? Ambil ini, ini hadiah untuk kalian.”
Xia Hua ragu-ragu: “Hadiah? Diberikan gratis untuk kami?”
Guan Fangyi: “Kenapa? Tidak mau?”
Mana mungkin menolak, ketiganya buru-buru merampas satu-satu, tak henti mengelus-elus hadiahnya. Nada kesal seseorang itu sudah tak penting lagi.
“Perlu aku ajari cara pakainya?” Guan Fangyi kembali bersuara kesal.
Tidak perlu, meski belum pernah makan babi, paling tidak pernah lihat babi berlari. Sudah pernah dengar-dengar juga.
Guan Fangyi menoleh dan pergi.
Tak lama, tiga ekor burung terbang besar turun dari langit, mendarat di luar paviliun air. Fei, Zheng, dan Xia buru-buru lari mengklaim milik masing-masing.
Shang Shuqing berdiri di tepi pagar menyaksikan langsung tiga Pemimpin Sekte yang riang gembira, ikut tersenyum. Tak lama kemudian, ia melihat ketiga pemimpin itu sendiri mengendalikan burung-burung terbang mereka naik ke angkasa.
Guan Fangyi yang menyusul Niu Daomei bergumam tak henti, “Katanya hadiah untukku, Lao Niang cuma jadi tempat penitipan. Saat tak dibutuhkan dilempar ke sini, saat mau dipakai ambil dari sini. Aku juga bodoh, sudah tahu tak bisa menjaga, tetap saja ingin merampas untuk diri sendiri.”
Niu Daomei yang berjalan sambil bertongkat pedang tertawa ringan, “Cuma tiga ekor burung terbang. Nanti ambil satu miliar dari Gao Jiancheng, semuanya untukmu. Kau untung besar.”
Guan Fangyi mengeluarkan suara "Cih", "Jangan buat Lao Niang senang, mana mungkin Gao Jiancheng punya satu miliar? Sekorup-korupnya dia, takkan bisa mencuri sebanyak itu."
Niu Daomei berhenti, berbalik memandangnya, mengejek: "Kalau benar-benar berhasil didapatkan, kamu mau atau tidak?"
Guan Fangyi membelalakkan mata, "Mau! Kenapa tidak mau?"
Niu Daomei tertawa, "Hongniang, bukan mau menjilat, tapi kulihat kamu memang semakin awet muda."
Guan Fangyi tertegun sejenak, lalu tertawa sambil memaki: "Jangan banyak omong manis, kasih yang nyata!"
Niu Daomei mendekat, berbisik di telinganya dengan nada tulus: "Biarpun waktu tak berperasaan, kau tetap wanita tercantik di hatiku." Setelah itu ia melangkah melewati bahu sang wanita.
Guan Fangyi membeku di tempat, gigi peraknya menggesek bibir merah, tatapannya yang mengantar kepergian penuh ambivalensi antara cinta dan benci.
Secara umum kali ini dia cukup kooperatif - santunan satu juta untuk Su Renjie dan tiga ekor burung terbang ini hanya dibarengi gerutuan, tak seperti biasanya yang harus membuat Niu Daomei berdebat sampai mulut berbusa, mungkin karena terlalu banyak nyawa yang melayang demi melindungi tempat ini.
……
Di dalam kompleks istana kekaisaran Yanjing, para pejabat perlahan keluar dari balai utama setelah sidang istana.
Saat para menteri menuruni anak tangga, seekor burung terbang besar terlihat memasuki istana dari luar, memicu bisik-bisik di antara mereka.
Gao Jiancheng memiringkan kepala bertanya pada orang di sampingnya: "Mata tua ini mulai rabun, tapi penumpang burung terbang tadi sepertinya agak familiar."
Pejabat yang lebih muda di samping segera berbisik menjawab, "Sepertinya Bapak Kasim Ga baru pulang dari luar."
Gao Jiancheng mengeluarkan suara "Oh", pandangannya berkilatan, tidak melanjutkan pembicaraan.
Setelah keluar dari istana, sebagian pejabat harus meninggalkan kompleks kerajaan, sementara sebagian lain tetap tinggal di pusat administrasi pemerintahan di dalam istana. Pejabat setingkat Gao Jiancheng secara alami harus tetap tinggal.
Namun di tengah perjalanan, seorang pengawal bergegas mendekat dan memberi hormat, "Menteri Besar, kepala rumah tangga Anda sedang menunggu di luar gerbang istana."
Gao Jiancheng mengangguk halus, melambaikan tangan untuk mengusirnya, kemudian memberikan beberapa instruksi kepada bawahan di sampingnya sebelum berjalan menuju pintu keluar istana.
Begitu melewati gerbang istana, kepala rumah tangganya Fan Zhuan segera menyambut dan membawanya ke sisi, berbisik, "Tuan, Tuan Besar mengalami masalah, tertangkap oleh Niu Daomei."
Gao Jiancheng kaget bukan main, "Ada apa ini?"
"Tuan Besar ikut Bapak Kasim Ga Miaoshui menyerang Perkebunan Maolu di Kabupaten Pegunungan Hijau, tapi gagal. Ini surat dari Niu Daomei yang meminta tebusan." Fan Zhuan menyodorkan selembar surat.
Gao Jiancheng segera membuka kertas dengan kibasan tangan. Setelah membaca isinya, wajahnya berangsur memucat, tubuhnya goyah bagai akan terjatuh.
Fan Zhuan cepat-cepat menopang lengannya, berulang kali membisikkan, "Tuan jangan panik, jangan panik. Kita pasti akan menemukan cara. Pasti ada jalan keluar. Semoga Yang Maha Kuasa melindungi, Tuan Besar pasti akan selamat."
Gao Jiancheng yang sudah pulih tersenyum getir, "Aku tidak kasihan dengan nyawa anak durhaka itu. Jika dia mati mungkin lebih baik, tapi hidup di tangan Niu Daomei malah akan melibatkan seluruh keluarga Gao. Keluarga Gao hancur! Anak durhaka! Sudah kuperingatkan berulang kali, kebiasaannya dari Dinas Intelijen masih belum bisa diubah. Ternyata dia nekat pergi ke garis depan. Tidakkah dia mengerti prinsip 'tubuh seribu keping emas tidak boleh duduk di ruang berbahaya'?"
Fan Zhuan: "Tuan terlalu khawatir. Mungkin tidak sampai segitu."
Gao Jiancheng menghela nafas: "Niu Daomei baik di dua kabupaten maupun seluruh Nan Zhou, tak pernah mengambil alih keuntungan apapun. Orang ini mampu menguasai situasi dengan presisi, jelas bukan tipe serakah. Kau kira dia menangkap Shaoming hanya untuk memeras uang? Ini bidak catur yang sengaja diberikan padanya, sekaligus bukti kuat serangan tiba-tiba istana. Pernahkah kau pikirkan konsekuensi jika Shaoming bersaksi melawan istana?"
Wajah Fan Zhuan berubah pucat. Jika benar begitu, keluarga Gao benar-benar hancur. Tuan pasti akan terlibat. Jakunnya bergerak dengan susah payah: "Dia memberi harga segini, mungkin memang sangat membutuhkan harta."
Gao Jiancheng: "Bodoh! Jangankan satu miliar, kalaupun ada aku takkan memberinya. Kau kira dia menarget keluarga Gao? Tujuannya adalah membuat masalah untuk istana. Jika aku benar-benar bertransaksi satu miliar, dia pasti akan menyebarluaskan kabar ini. Penyelesaian diam-diam justru membuktikan serangan istana. Meski nyawanya diselamatkan, keluarga Gao sudah hancur total. Yang Mulia pasti akan menghabisi kita pertama kali!"
Fan Zhuan kali ini benar-benar panik: "Lalu bagaimana? Apakah benar-benar tidak bisa diselamatkan?"
Gao Jiancheng mengangkat telapak tangan, "Jangan buru-buru. Semakin panik, semakin kacau. Harus tenang. Untuk sementara anggap saja kita tidak tahu menahu tentang hal ini. Kau pulang dulu untuk menyelidiki informasi. Di sini aku juga akan meraba-raba situasi lebih lanjut. Setelah semuanya jelas baru kita putuskan tindakan!"
"Baik, hamba tua ini segera kembali untuk menyelidiki."
Setelah Fan Zhuan pergi, Gao Jiancheng berdiri diam merenung sejenak, lalu merapikan jubahnya dan menuju istana. Tubuh kurusnya tetap memancarkan kewibawaan, tak terlihat sedikitpun keanehan...
Braak!
Di dalam Ruang Studi Kekaisaran, Shang Jianxiong yang masih mengenakan pakaian resmi istana sedang murka. Sebuah cangkir teh hancur berkeping-keping. Ia menuding Ga Miaoshui dengan geram, "10.000 kultivator, ahli-ahli berkumpul, bahkan Zong Yuan dikerahkan! Tapi tetap gagal! Kalian ini makan apa kerjanya?!"
Ga Miaoshui menjelaskan, "Sepertinya kita terjebak dalam perangkap Niu Daomei. Di sana sepertinya sudah bersiap-siap. Dua sekte dengan 10.000 kultivator bahkan tidak bisa menembus garis pertahanan terluar! Hujan panah dan tembakan busur perang seperti air bah. Korban berjatuhan hanya di serangan awal. Di dalam Perkebunan Maolu, ada yang melihat Pemimpin Sekte Dazen Huang Lie beserta elit sekte berjaga. Bahkan ada ahli tingkat dewa yang membuat Zong Yuan tak berkutik sampai tewas di tangannya. Persiapan sedemikian matang, mustahil ini bukan jebakan!"
Shang Jianxiong menyeringai, "Jebakan? Kau berani bilang ini ke hamba? Ngapain saja sebelumnya? Kalian ini buta semua?!"
Ga Miaoshui membungkuk menundukkan kepala.
Di sebelah, Tian Yu yang mengerutkan alisnya berseru, "Ahli bela diri tingkat atas? Di dalam Perkebunan Maolu mana ada ahli bela diri tingkat atas?"
Ga Miaoshui berkata, "Orang ini menyamar dengan sengaja, tapi jurus yang digunakan mirip dengan 'Qingyun Jianjue' yang legendaris."
Tian Yu memandang penuh curiga, "Anda mencurigai Zhao Xionge dari Yao Mo Ling?"
Ga Miaoshui: "Sangat mungkin. Selain dia, hamba tak bisa memikirkan siapa lagi. Niu Daomei dan dia sama-sama berasal dari Sekte Shangqing."
"Sekte Shangqing lagi, sisa-sisa mata-mata Pangeran Ning lagi! Hamba sudah lama bilang harus disingkirkan! Sungguh menyesal mendengarkan bujukan Song Jiuming tua itu!" Shang Jianxiong mengacungkan jarinya ke Tian Yu, "Segera hubungi Tiga Sekte Besar, jadikan Sekte Shangqing sebagai alasan, suruh mereka turun tangan menyelesaikan Niu Daomei!"
Wajah Tianyu dipenuhi kebingungan. Ingin bertanya: Masalah Pangeran Ning sudah membuat Yan seperti ini, Tiga Sekte Besar mungkin sudah menyesal sampai ususnya menghitam, masih mau berkutat lagi?
Tapi dia takkan mengatakannya. Menggelengkan kepala ia menasihati, "Yang Mulia, masalah masa lalu sudah lewat. Masalahnya sekarang Niu Daomei sudah menjadi kekuatan besar. Pengaruhnya di Nan Zhou terlalu kuat, bahkan Gunung Dazen yang secara resmi menguasai Nan Zhou tak bisa mengendalikannya. Jika tak ingin Nan Zhou kacau balau, Tiga Sekte Besar pun harus waspada. Penjahat ini terlalu licik! Tak terlihat mengelola kekuatan apapun, membutakan semua orang. Saat menyadari, semuanya sudah terlambat!"
"Saat ini, Nan Zhou dan Jin Zhou dari Zhao bagaikan saudara, contoh kerja sama mereka dalam menghadapi masalah baru saja berlalu. Jika ada tindakan gegabah, Jin Zhou takkan tinggal diam! Ditambah pasukan besar Han di utara dan Song yang mengawasi penuh kewaspadaan di timur, dalam situasi ini, Tiga Sekte Besar pasti tak ingin melihat kekacauan internal di Yan yang tak terkendali. Tiga Sekte Besar sekarang pun tak berani gegabah bertindak terhadapnya! Jika menghadap Tiga Sekte Besar sekarang, mungkin malah mereka akan menuntut Yang Mulia—mengapa berani mengirim orang untuk menyerang tiba-tiba ke Nan Zhou tanpa izin. Tiga Sekte Besar khawatir pasukan besar Nan Zhou akan mengamuk, apalagi jika Jin Zhou ikut terlibat, situasi akan semakin rumit. Masalah Sekte Shangqing atau bukan, mana lagi yang akan mereka pedulikan."
Perkataan ini membuat hati Shang Jianxiong berdebar-debar, sebab tindakan ini dilakukan diam-diam tanpa sepengetahuan Tiga Sekte Besar. Masalahnya terletak pada kegagalan misi ini. Ia bergumam pelan: "Jika Nan Zhou mengerahkan pasukan, apakah Gunung Dazen akan bersedia bekerja sama?"
Tian Yu menjawab: "Menurut prinsip, tidak akan. Gunung Dazen baru saja menancapkan kaki di Nan Zhou, posisi mereka pun belum stabil, tak mungkin sengaja mencari masalah. Tapi melihat situasi terkini, Tiga Sekte Besar menginginkan stabilitas internal Yan, tak ingin memberi celah bagi musuh luar!"
Shang Jianxiong menggigit gigi berkata: "Apakah kita harus membiarkan Niu Daomei itu begitu saja?"
Tian Yu berkata dengan wajah getir: "Yang Mulia, meskipun telah mengerahkan kekuatan sebesar ini masih tak bisa menembus Perkebunan Maolu. Belum lagi jika menambah pasukan, apakah akan berhasil? Bahkan mengumpulkan pasukan lagi pun mungkin tak ada yang mau ikut. Lebih baik meredakan gejolak sementara waktu dan mencari kesempatan emas di kemudian hari. Dalam kondisi sekarang yang bahkan tak bisa membunuhnya, sungguh tidak bijak memperbesar masalah. Jika benar-benar tak terkendali, Yang Mulia tak akan bisa memberi penjelasan pada Tiga Sekte Besar!"
Shang Jianxiong diam-diam menghembuskan napas berat.
Tiba-tiba, seorang kasim dari luar menyodorkan informasi intelijen. Ga Miaoshui maju mengambilnya, tak berani melihat lebih dulu, lalu menyerahkan pada Tian Yu.
Setelah membaca informasi itu, wajah Tian Yu berubah pucat. Dengan geram ia menggeram, "Pencuri terkutuk!"
Shang Jianxiong melirik dengan mata dingin, "Ada masalah apa lagi?"
Tian Yu: "Pencuri sapi itu kejam! Dia menggantung dua pemimpin Paviliun Zhenling dan Menara Feihua beserta elit-elit mereka di tembok kota luar ibu kota Kabupaten Pegunungan Hijau untuk diarak keliling. Ini jelas niat membasmi kedua sekte. Murid-murid mereka memohon bantuan Yang Mulia, mohon pertimbangkan jerih payah mereka selama ini!"
