Lao Er Wu menyimpan surat di dada, lalu pergi.
Niu Daomei juga menancapkan pedang dan berbalik pergi, Guan Fangyi mengangkat Chao Shenghuai dari tanah dan menyusul.
……
Lao Er Wu yang telah menyamar menyerahkan surat kepada murid penjaga gerbang Wan Shou Men, menjelaskan penerima surat kemudian pergi.
Mengenai siapa pengirimnya, tidak perlu dijelaskan lebih lanjut.
Surat yang ditujukan kepada Kepala Suku Chao Jing tidak berani ditunda oleh murid bawahan, segera dikirimkan ke tangan Chao Jing.
Saat surat tiba, Chao Jing sedang berdiskusi dengan murid bawahannya. Menerima surat, Chao Jing bertanya santai: "Siapa yang mengirim?"
Murid pengantar surat menjawab dengan hormat: "Murid tidak tahu. Pengirim mengatakan ini titipan teman lama Tuan Guru, tidak menyebut identitas. Katanya Tuan Guru akan paham setelah membaca surat."
Teman lama? Chao Jing curiga, melambaikan tangan menyuruh murid mundur. Kemudian membuka surat dan membaca, matanya semakin melotak penuh keraguan.
Surat itu menyebutkan peristiwa di Butterfly Dream Realm: Cucunya memicu Luo Cha Chao yang membunuh sekelompok murid Wan Shou Men. Chao Jing dikatakan menutupi insiden ini untuk menghindari tanggung jawab, menyebabkan banyak murid tewas tanpa kejelasan.
Pengirim surat mengaku mendapat informasi dari Chao Shenghuai - yang sekarang berada dalam genggamannya.
Pengirim menanyakan nilai kompensasi untuk kasus ini, serta mengatur pertemuan berdua di lokasi tertentu tanpa membawa pasukan.
“Chao Jing tersenyum sinis dalam hati, ada yang tak tahu diri, berani main tekanan dengannya.”
Perlahan menutup surat, Chao Jing memerintahkan seorang murid, "Panggil Chao Shenghuai ke sini."
"Ya!" Murid itu segera pergi melaksanakan perintah.
Membusungkan dada sambil merenung di pekarangan, tak lama murid itu kembali melapor: "Guru, Chao Shenghuai tidak ada, katanya pergi belanja ke Kota Wanxiang. Sudah kuberi tahu temannya untuk segera datang begitu pulang."
Tidak ada? Alis Chao Jing berkerut halus. Tampaknya cucunya benar-benar jatuh ke tangan orang. Ia segera memberi isyarat pada murid utamanya Xu Huo, berbisik instruksi rahasia untuk mempersiapkan pasukan diam-diam.
Surat itu menyuruhnya datang sendiri. Bodoh sekali kalau nurut! Harus ada persiapan terselubung. Ia penasaran siapa dalang di balik ini.
Setelah Xu Huo pergi dan semuanya siap, Chao Jing akhirnya berangkat sendirian dari Pintu Binatang Buas menuruni gunung.
Tempat pertemuan yang disepakati cukup jauh, berada di sebuah ngarai terpencil.
Sesampainya di sana, Chao Jing melirik sekeliling. Tiba-tiba burung besar melintas di atas. Seorang pria turun melayang, mendarat dengan anggun di depannya. Berdiri tegak dengan pedang tertancap, tersenyum ramah.
Chao Jing mengerutkan kening: "Niu Daomei! Kau yang mengundang sesepuh ini?"
Untuk Niu Daomei, dia tidak familiar, tapi juga tidak asing, mengingat Niu Daomei telah tinggal di Pintu Binatang Buas selama itu, dia pernah bertemu.
Niu Daomei mengangguk sambil tersenyum, "Mengganggu dengan tiba-tiba, semoga Kepala suku Chao berkenan memaafkan."
Mata Chao Jing penuh teka-teki, pikiran berputar ratusan kali, menghubungkan latar belakang status lawan dengan Perang Song-Yan kali ini, telah memiliki perkiraan kasar tentang maksud kedatangan Niu Daomei, matanya menyipit: "Apa yang ingin kau lakukan?"
Niu Daomei: "Berkeliaran di dunia, yang dijalani adalah jalan, yang diikat adalah persahabatan. Hanya ingin berteman dengan Kepala suku Chao."
Ekspresi tegang Chao Jing tiba-tiba tertawa terbahak, "Tamu yang bisa menginap di Paviliun Tamu Pintu Binatang Buas, sudah merupakan teman. Bagaimana menurutmu?"
Niu Daomei juga tersenyum, "Sangat benar. Argumen Kepala suku Chao masuk akal."
Chao Jing: "Jika sudah teman, bukankah cucuku yang durhaka sudah waktunya dikembalikan?"
Niu Daomei: "Tidak perlu buru-buru. Asal konfirmasi Kepala suku Chao benar-benar berniat berteman, cucu Tuan pasti akan dikembalikan utuh tanpa cedera."
Chao Jing: "Jika ini terkait Perang Song-Yan, maaf, sesepuh ini tidak mampu berbuat apa-apa."
Niu Daomei: "Saya datang untuk membantu Kepala suku Chao, menyelesaikan masalah Tuan. Isi surat saya pasti sudah Tuan baca. Saya berniat membantu Tuan menghapus masalah ini. Apakah Tuan tidak ingin sama sekali mengungkapkan rasa terima kasih?"
Chao Jing mendengus: "Bahan tertawaan! Hal tanpa bukti mana mungkin bisa mengancam sesepuh ini."
Niu Daomei: "Bagaimana jika cucu Tuan yang bersaksi?"
Chao Jing: "Dia hanya terjebak dalam situasi dipaksa oleh orang lain."
Niu Daomei tersenyum: "Saat di Butterfly Dream Realm bersama cucumu yang memicu Luo Cha Chao, ada dua orang lain bernama He Youjian dan He Youzhang. Mereka adalah murid Wan Shou Men sekaligus saudara kandung. Setelah kejadian itu, cucumu bermaksud menghabisi saksi. Kebetulan, aku yang menyelamatkan mereka berdua."
Ekspresi Chao Jing berkedut hebat. Saat hendak membela diri, Niu Daomei mengangkat tangan menghentikannya, "Tidak usah buru-buru. Dengarkan dulu sampai selesai. Tentu, Kepala Suku juga bisa bilang mereka dipaksa membuat kesaksian palsu. Apakah Kepala Suku tahu Chen Ping, Gao Lan, Liu Ding'an, dan Qiu Wenxian - empat kakak-beradik seperguruan?"
Pandangan Chao Jing berkilatan. Bagaimana mungkin dia tidak mengenal keempat orang ini? Mereka semua mantan murid Wan Shou Men yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak dan sempat membuat kegaduhan. Tak paham maksud Niu Daomei menyebut nama-nama ini, dia bertanya perlahan: "Apa maksudmu?"
Niu Daomei: "Saat wabah menyerang hewan terbang Wan Shou Men dulu, sekitar 20-30 ekor mati mendadak. Menurut keempat orang ini, itu bukan wabah biasa. Ada yang jahat di internal Wan Shou Men yang memanipulasi situasi untuk mencuri lima ekor hewan terbang besar lewat kedok wabah! Lima ekor hewan terbang besar - bukan jumlah kecil! Keempat kakak-beradik ini kebetulan terlibat. Setelah itu ada yang ingin membungkam mereka, tapi kebetulan lagi-lagi aku yang menyelamatkan."
Chao Jing dalam hati merasa mengerikan dan ragu-ragu. Sejak awal dia merasa wabah ini datang tiba-tiba. Jangan-jangan memang ada masalah? Dengan suara berat dia bertanya, "Aku tidak mengerti maksut ucapanmu ini!"
Niu Daomei: "Bukankah kau yang mengatur semua ini dari balik layar?"
Chao Jing membentak marah, "Bangsat! Mana mungkin sesepuh sepertiku membiarkanmu menjebak seenaknya! Saat wabah, berapa banyak burung terbang yang mati semuanya bisa dihitung dan diverifikasi! Mana ada yang dicuri!"
"Oh ya?" Niu Daomei menunjukkan ekspresi penuh cemoohan. Menengadah ke langit, dia mengangkat tangan ke udara membuat isyarat.
Burung terbang yang berputar-putar di udara tiba-tiba menyelam. Saat melintas di atas ngarai, kembali menjatuhkan sosok manusia.
Niu Daomei mengangkat tangan mempersiapkan sihir untuk menahan laju jatuhnya orang tersebut. Dengan gesit dia menangkap leher orang itu, memposisikannya berdiri di depan, lalu mendorong lehernya sambil bertanya, "Qiu Wenxian, apakah Kepala Suku Chao mengenal murid ini?"
Chao Jing mengamati orang itu. Sejujurnya, murid-murid kecil di bawahnya mana mungkin dia kenal semua. Tapi wajahnya tampak familiar, bisa dipastikan ini murid Pintu Binatang Buas.
Sementara Qiu Wenxian yang berada dalam cengkeraman Niu Daomei justru mengenal Chao Jing. Begitu melihat Chao Jing, kepanikan langsung menyergapnya.
Tiba-tiba dibawa keluar dari zona terlarang, tak disangka justru dipertemukan dengan sesepuh ini.
"Qiu Wenxian, saat wabah melanda Pintu Binatang Buas, apa yang kalian lakukan dengan memanfaatkan kesempatan? Hadapi Kepala Suku Chao dan mengaku jujur!" Niu Daomei mendorong tubuhnya ke arah Chao Jing sambil mengangkat tangan, membuktikan dirinya tidak mengancam, bahwa pihak lawan bisa kapan saja menyelamatkan orang ini.
Namun Qiu Wenxian yang tersandung beberapa langkah justru limbung jatuh terduduk, memandang panik ke arah Chao Jing.
Bayangan gelap terus menghantuinya. Saat menghadapi bahaya dulu, dia sangat tahu bahwa Chao Shenghuai ingin membunuhnya untuk menutupi kejahatan. Apakah Chao Jing yang memerintahkan ini masih belum pasti, tapi Chao Shenghuai selalu menggunakan nama Chao Jing sebagai tipuan, berjanji akan menjadikannya sekutu dan membantunya mendapatkan posisi di dalam Pintu Binatang Buas.
Setelah diculik, sebenarnya dia tak ingin kembali ke Pintu Binatang Buas. Tapi sebagai bidak catur yang sudah jatuh ke tangan orang lain, mana mungkin dia bisa memilih?
Nasibnya diatur oleh pemain catur yang mengendalikan permainan dari belakang. Takdirnya bukan miliknya sendiri.
Sorot mata seram Chao Jing tertuju padanya. Chao Jing juga ingin kejelasan, memanfaatkan kesempatan ini untuk mengungkap misteri wabah, bersuara berat: "Kau Qiu Wenxian?"
Qiu Wenxian gemetar bangkit, lalu bersujud, menundukkan kepala penuh ketakutan: "Murid Qiu Wenxian menghadap Kepala Suku!"
Chao Jing berbicara kata demi kata: "Saat wabah menyerang, 24 ekor burung besar mati mendadak. Apa kau tahu sesuatu tentang ini?"
Qiu Wenxian kalut. Chao Shenghuai ingin membungkamnya! Tapi Chao Shenghuai adalah cucu Chao Jing - bagaimana mungkin dia mengungkapkan ini?
Chao Jing: "Katakan kebenarannya tanpa disembunyikan, sekarang!" Kata terakhir mengguntur keras.
Qiu Wenxian gemetar ketakutan, langsung menempel ke tanah, "Ini semua perintah Chao Shenghuai! Saat kejadian di Lembaga Pemurnian Spiritual..." Dengan wajah pucat, ia menceritakan detail bagaimana Chao Shenghuai mengatur mereka mencuri jenazah burung terbang yang hendak dimusnahkan dengan taktik penyamaran.
Wajah Chao Jing berkedut hebat. Otaknya langsung menghubungkan dengan insiden di Sarang Elang Gunung Jiuling. Sekarang ia paham tujuan licik ini: mencuri jenazah untuk mengganti garis keturunan lewat ritual!
Masih bersujud di lantai, Qiu Wenxian menengadah dengan suara tersedu-sedu, "Awalnya kami tidak tahu rencana Chao Shenghuai. Ia menipu kami turun gunung untuk dibantai! Setelah terkepung bersama Chen Ping, Gao Lan, dan Liu Ding'an, barulah kami tahu setiap langkah dalam rencana pencurian ini..." Ia menyusun puzzle informasi dari kesaksian rekan-rekannya.
Soal peran Niu Daomei? Ia sama sekali buta. Chao Shenghuai sengaja merahasiakan keterlibatan pihak luar. Andai tahu ada campur tangan orang asing, pasti mereka berani menolak membantu.
Satu-satunya kaitan dengan Niu Daomei: mereka akhirnya jatuh ke tangan pria itu.
Wajah Chao Jing menghitam legam bagai Guo Di, seolah disambar petir lima kali.
"Ini sudah bukan masalah lima ekor burung terbang, tapi kerugian lebih dari dua puluh ekor burung besar. Nilai eksistensinya setara harga langit! Untuk kasus ini, para kepala suku Lembaga Pemurnian Spiritual dan Gunung Jiuling pun turun jabatan. Sudah dua kepala suku yang bertanggung jawab dan mengundurkan diri. Tak disangka ternyata cucunya sendiri yang mengendalikan semua ini dari belakang."
"Ya ampun!" Niu Daomei menggelengkan kepala, "Luar biasa! Sungguh luar biasa! Seorang Chao Shenghuai berani mengubah awan dengan telapak tangan di dalam Pintu Binatang Buas, melakukan penyelidikan besar yang mencengangkan dengan pengaturan sepresisi itu. Kalau di belakangnya tidak ada orang berkuasa yang menyuruh dan mendukung, mana mungkin murid kecil berani melakukan misi seperti ini? Pasti tak ada yang percaya, Kepala Suku Chao, bagaimana pendapatmu?"
Pipi Chao Jing berkedut, "Kau mau mengancamku dengan ini? Percuma! Insiden ini tidak ada hubungannya denganku. Pintu Binatang Buas akan menyelidiki sendiri!"
