Apa maksud memutus kegelapan? Wen Mo'er langsung tak bisa berkata-kata.
Sebelumnya juga pernah melihat pemimpin sekte, bukan cuma sekali dua kali. Tapi dari jauh saja, tak berhak mendekat. Pengawal di sisi pemimpin juga tak mengizinkan sembarang orang mengganggu. Hari ini benar-benar mendapat kesempatan bicara langsung. Baru mengerti betapa hebatnya pemimpin ini. Satu kalimat saja langsung memaksanya ke jalan buntu.
Jika dikatakan tak mau memutus godaan ini, maka yang disebut "satu hati menuju Jalan" hanyalah kata-kata penolakan yang kosong.
Jika dikatakan mau, dia sudah menebak apa yang akan dikatakan Pemimpin Sekte - ingin menikahkannya!
Target pernikahan itu pun sudah ditebaknya. Jika tidak, tak mungkin dirinya dipanggil untuk melihat data di kertas itu. Pemimpin Sekte sudah menyampaikan maksudnya, hanya dengan cara yang lebih halus!
Ini membuatnya malu luar biasa. Bagaimana mungkin menyetujui pernikahan sementara dia bahkan tak tahu tinggi-rendah atau rupa calon suaminya?
Sungguh tak disangka panggilan ini ternyata untuk urusan semacam itu.
Namun beberapa hal memang di luar dugaan tapi tetap masuk akal. Sebelum datang, dia sudah khawatir akan hal ini. Selama bertahun-tahun masalah penampilan fisiknya selalu menimbulkan masalah berulang. Setiap kali dipanggil, selalu ada kewaspadaan. Hanya saja tak disangka bahkan Pemimpin Sekte pun terjebak hal duniawi.
Melihatnya menggigit bibir dalam diam, Gong Linche bertanya lagi, "Mengapa tidak bicara?"
Wen Mo'er menjawab dengan susah payah, "Murid... murid tak ingin menikah."
Gong Linche tak bermaksud mengendurkan tekanan, berkata datar, "Mengapa tak ingin menikah?"
Pertanyaan ini membuat Wen Mo'er bingung menjawab. Apakah harus mengaku tak suka dipaksa? Setelah lama ragu, dia menjawab, "Murid ingin tetap di sekte untuk melakukan hal-hal sesuai kemampuan."
Gong Linche: "Pikiran putri-putri muda ini kira-kira kumengerti. Tidak ingin mengabaikan hatimu sendiri, juga tak mau menyia-nyiakan keindahanmu, ingin mencari Kekasih idaman pilihanmu? Memang, kecantikan memberimu lebih banyak biaya produksi untuk memilih. Tapi Yang Mulia harus memberitahumu bahwa ide tentang Kekasih sempurna terlalu naif. Manusia memiliki tujuh emosi dan enam keinginan, tak ada yang sempurna di dunia ini. Kekasih ideal yang kau bayangkan itu tidak ada - itu cuma angan-angan belaka!"
"Manusia sebenarnya tidak memiliki banyak pilihan, semuanya terpaksa oleh situasi zaman, pilihan nafsu birahi hanyalah ilusi! Berada dalam entitas keuntungan, menyerap nutrisi dari entitas ini - tak peduli seberapa banyak diserap, betapapun tidak puasnya dirimu, setiap keuntungan yang kau peroleh dibangun di atas pengorbanan, penderitaan, dan pembayaran para pendahulu. Bagaimanapun, entitas ini tidak berhutang padamu, justru kamulah yang berhutang padanya. Pilihan pribadi beserta suka-dukanya tidak penting. Menikmati keuntungan yang diberikan entitas, maka harus membayarnya! Aku demikian, kau pun demikian, setiap murid Gua Adamantium-Ungu pun demikian. Siapapun tidak boleh mengkhianati. Pelanggar akan dihukum bersama. Inilah hakikat entitas keuntungan!"
Pembicaraan sudah mencapai titik ini, tidak ada lagi jalan pulang. Hari ini Wen Mo'er tidak menyanggupi, dia tidak akan membiarkan masalah ini tersebar ke mana-mana. Wen Mo'er tidak mungkin bisa pulang ke Gua Adamantium-Ungu dalam keadaan hidup. Soal apakah Wen Mo'er cantik atau tidak tidak penting, hidup matinya manusia tidak ada hubungannya dengan kecantikan. Sekalipun secantik apapun tetap harus mati!
Wen Mo'er memahami, orang-orang yang dipaksa sebelumnya adalah kepentingan pribadi individu, tidak bisa melawan peraturan sekte, tidak berani bertindak terlalu nekat terhadapnya.
Dan hari ini, orang yang muncul di hadapannya adalah pengendali peraturan sekte, pemegang hukum Gua Adamantium-Ungu! Tak mungkin dilawan!
Namun sepertinya ia masih tak rela, "Ruang Dimensi Tiandu segera terbuka, murid ini telah dinominasikan. Murid bersedia pergi, mengorbankan nyawa demi sekte!"
"Ruang Dimensi Tiandu" adalah salah satu ruang dimensi yang disegel sejak era Shang Song. Pintu masuknya terbuka setiap 50 tahun. Saat momentum tiba, semua negara harus mengirim 1000 kultivator. Sebenarnya para praktisi enggan ikut, tapi lengan tak bisa memuntir kaki - ini aturan kaku Piao Miao Ge.
Aturan dunia kultivasi biasanya merugikan praktisi independen, menekan perkembangan kekuatan mereka. Namun saat Tiandu terbuka, justru merugikan praktisi sekte resmi karena persaingan sengit - praktisi independen bebas dari partisipasi.
Wen Mo'er telah menyinggung seseorang. Dengan ancaman ini, mereka menominasikannya untuk masuk Tiandu.
Gong Linche: "Konyol! Urusan Tiandu terlalu penting untuk ditentukan oleh ambisi pribadi! Jumlah dan kriteria peserta dari Gua Adamantium-Ungu akan diputuskan oleh sekte. Bukan urusanmu!"
Pernyataan ini jelas-jelas memberitahu: Larangan partisipasinya hanyalah keputusan sepihaknya.
Wen Mo'er menggigit bibir dengan gigi peraknya, bertanya: "Apakah Niu Daomei?"
Gong Linche diam, pengakuan diam-diam.
Wen Mo'er: "Murid tidak memahami, murid berada di dalam sekte, jumlah kali meninggalkan sekte bisa dihitung dengan jari, bagaimana mungkin Niu Daomei mengetahui keberadaan murid, bahkan menunjuk untuk menikahi murid?"
Gong Linche: "Dia tidak mengenalmu, juga tidak tahu keberadaanmu. Jadi dia pun tidak pernah berpikir untuk menikahimu. Hasil yang diharapkan sekte belum tentu adalah pernikahanmu dengannya."
Wen Mo'er seketika menyadari perannya...
Saat Yue Yuan dipanggil kembali masuk ke dalam tenda, dia terkejut bukan main. Gong Linche ternyata menerima Wen Mo'er sebagai putri angkat, dan memerintahkannya untuk menyebarkan kabar ini ke sekte.
Hanya dengan status ini, kecil kemungkinan ada anggota Gua Adamantium-Ungu yang akan mengusulkan Wen Mo'er memasuki Ruang Dimensi Tiandu untuk mengambil risiko.
Meski Yue Yuan sudah menduga maksud tersembunyi Gong Linche, hasil ini tetap membuatnya tertawa getir. Dia memperkirakan bila kabar ini sampai ke sekte, mereka yang masih membayangkan hubungan dengan Wen Mo'er akan terpukul. Wen Mo'er yang tiba-tiba naik daun, membuat mereka yang pernah menyinggungnya kini berada dalam posisi bermasalah. Pasti mereka akan gelisah tak karuan.
Sedangkan kumpulan dokumen tentang Niu Daomei diserahkan ke tangan Wen Mo'er. Gong Linche menyuruhnya mempelajari dengan seksama.
Gongsun Bu juga terkejut, Gong Linche tiba-tiba muncul di hadapannya.
Atas isyarat Gong Linche, Gongsun Bu mengusir para pengawal dan berdiri dengan posisi tangan terlipat, menunjukkan kesediaan untuk patuh.
"Di mana Niu Daomei?" Gong Linche bertanya dengan mata dingin.
Gongsun Bu menjawab dengan hormat: "Sungguh, hamba tidak tahu di mana dia berada."
Gong Linche: "Kalau begitu seharusnya Anda lebih paham, kecuali dia benar-benar memutus semua hubungan dengan pihak sini, aku pasti bisa menemukannya!"
Gongsun Bu berkata: "Maksud Pemimpin Sekte Gong saya mengerti, di sisi Tao Ye sudah ada tindakan pencegahan. Meski mengikuti jejak Jin Chi, belum tentu bisa menemukannya."
Gong Linche mendengus, "Kondisi saat ini memang sulit untuk mengerahkan banyak orang untuk mencari. Tapi dia tidak mungkin bersembunyi seumur hidup. Dia punya ikatan, bisa bersembunyi sementara tapi tidak selamanya. Aku menghubungimu bukan untuk hal lain, tolong sampaikan beberapa pesanku padanya. Ini tidak merepotkanmu kan?"
Gongsun Bu sedikit membungkuk, "Silakan Pemimpin Sekte menyampaikan pesan apapun, saya pasti berusaha menghubungi Tao Ye untuk menyampaikannya!"
Gong Linche: "Beri tahu dia, pengaruhnya melebihi kekuatan sebenarnya. Setelah perang besar, jika Kerajaan Yan bisa bertahan, pengaruh Shang Chaozong dan Meng Shanming pasca perang ini terlalu besar terhadap Yan. Tiga Sekte Besar tidak mungkin membiarkan orang tak terkendali mengendalikan pengaruh ini. Dia pikir dia siapa? Mau menguasai segalanya? Tiga Sekte Besar tidak punya pilihan lain!"
Gongsun Bu dengan ekspresi serius berkata: "Sudah dicatat."
Gong Linche: "Ingatkan dia, sesepuh Istana Xiaoyao tidak mudah dibunuh! Menghina aku lagi bukanlah hal baik! Kebebasannya yang berlebihan mungkin juga tidak baik untuknya sendiri. Di dunia ini tidak ada hal baik seperti itu. Aku berharap hasilnya menguntungkan semua pihak! Aku akan mengirim seseorang untuk bernegosiasi dengannya. Katakan padanya agar tenang, ini tidak mengancam keselamatannya. Aku tulus ingin menyelesaikan masalah ini, tidak akan mengejar keberadaannya. Untuk pertemuan negosiasi, biarkan dia mengirim orangnya sendiri menjemput. Cara bertemu sepenuhnya diatur olehnya..."
Makna Gong Linche segera disampaikan kepada Niu Daomei.
Niu Daomei yang berdiri di bawah pohon besar di puncak gunung tetap berdiri diam, lama memandangi cakrawala sambil merenung, akhirnya menghela napas ringan dan memanggil, "Mak Comblang!"
Guan Fangyi mendekat dengan wajah penuh kecemasan, bertanya: "Ada apa?"
Dia juga paham, ini adalah momen Gong Linche berhadapan terbuka dengan Niu Daomei.
Niu Daomei: "Siapkan orang untuk menjemput tamu!"
Lokasi pertemuan diatur di atas danau besar. Karena tak menemukan kapal, mereka menggunakan rakit yang mengambang di air.
Lokasi dipilih Niu Daomei. Guan Fangyi tak mengerti mengapa harus di danau. Hanya dia yang mendampingi, sementara yang lain menjauh demi keamanan.
Di bawah langit biru dan matahari terik, seekor burung mitos besar melintas di atas. Seorang wanita turun dari burung itu dan mendarat perlahan di atas rakit.
Angin berhembus, membalut gaun pendatang yang melambai-lambai, menampilkan siluet tubuh anggun bak dewi yang hendak terbang bersama angin.
Wajah biasa takkan memberi kesan dewi. Pendatang ini cantik jelita, tak lain adalah Wen Mo'er.
Kecantikan pendatang membuat Niu Daomei dan Guan Fangyi terkejut. Tanpa sadar mereka saling pandang.
Tatapan Wen Mo'er mengunci Niu Daomei yang berdiri dengan pedang tertancap. Meski tahu usianya masih muda, matanya tetap menampakkan keheranan: Inikah Niu Daomei yang disebut dalam laporan intel dan mengguncang sang Pemimpin Sekte?
Di Gua Adamantium-Ungu, banyak orang seusia ini. Dia tahu kondisi kehidupan seperti apa yang mereka alami, tapi mampukah pemuda ini menjadi sosok yang mengendalikan segalanya dari balik Nan Zhou?
Setelah saling mengamati beberapa saat, Niu Daomei mencoba bertanya, "Apakah Anda Wen Mo'er, putri Pemimpin Sekte Gong?"
Di sini telah menerima pesan dari Gongsun Bu. Gong Linche akan mengirim putri angkatnya untuk berunding dengan Niu Daomei.
Wen Mo'er meluruskan, "Putri angkat. Sang Pemimpin adalah ayah angkat saya."
Penjelasan ini terasa berlebihan. Niu Daomei tentu sudah tahu statusnya sebagai putri angkat. Dengan curiga ia bertanya, "Tak pernah kudengar Pemimpin Gong punya putri angkat?"
Wen Mo'er: "Tak didengar bukan berarti tak ada. Karena saya sudah datang, tak perlu berpura-pura. Anda Niu Daomei?"
Niu Daomei tersenyum, "Asli, tidak palsu. Sepertinya juga tak perlu berpura-pura!"
Inikah orang yang harus dia...? Pikiran Wen Mo'er kacau. Setelah menenangkan diri, dia bertanya, "Kakak Niu sudah bisa bertemu saya, pastinya sudah memutuskan terkait keberatan Pemimpin?"
Niu Daomei: "Perkataan Pemimpin agak ambigu. Saya belum paham maksud sebenarnya. Hasil seperti apa yang terbaik untuk semua? Non Wen bisa jelaskan lebih jelas?"
Wen Mo'er: "Pemimpin sangat mengagumi Kakak. Beliau berharap Kakak bisa bergabung dengan Gua Adamantium-Ungu."
Niu Daomei tertawa, "Seluruh dunia kultivasi dan masyarakat biasa di Kerajaan Yan sudah di bawah kendali Tiga Sekte Besar. Bukankah selama ini saya sudah mengabdi pada Gua Adamantium-Ungu?"
Wen Mo'er: "Tiga Sekte Besar adalah Tiga Sekte Besar, Gua Adamantium-Ungu adalah Gua Adamantium-Ungu. Saya yakin Kakak Niu pasti memahami perbedaannya. Berputar-putar tak ada gunanya, maksud Pemimpin Sekte sangat sederhana: berharap Kakak Niu bisa bergabung dengan Gua Adamantium-Ungu!"
