Bukan hanya dia, Wu Zhaoxing dan Yun Ji beserta anaknya juga penasaran informasi apa yang telah Niu Daomei dapatkan sebelumnya.
Ketiga orang ini akhirnya mengerti. Rupanya si dia sudah memegang kartu truf, pantasan berani mengajak aliansi dengan kelompok luar negeri sendirian.
“Tidak masalah?” Niu Daomei memandangnya seperti melihat idiot, “Sudah kujelaskan sejelas-jelasnya, kepala ketiga masih belum menangkap maksudku?”
“...” Hong Gaitian terpana, lama tak bisa bereaksi, mencoba mengulang makna perkataan Niu Daomei, apakah ada hal yang terlewat olehnya?
Bukan hanya dia, Wu Zhaoxing dan dua individu lain juga ikut merenungkan kembali, namun setelah berpikir lama tak juga menangkap makna tersembunyi, mulai meragukan tingkat IQ mereka sendiri.
Hong Gaitian menolak mengakui kelemahan otaknya, ragu-ragu sejenak lalu bertanya curiga: “Niu Daomei, penjelasanmu samar-samar begini, bisakah kau jelaskan lebih gamblang?”
Niu Daomei dengan ekspresi penuh makna melirik ke kiri-kanan, memandang belasan orang yang dibawanya, lalu berucap lamban: “Hal ini harus direnungkan sendiri, tak pantas diucapkan, juga tak layak dibicarakan.”
Hong Gaitian segera melambaikan tangan ke sekeliling, berseru kasar, “Pergi sana semuanya!”
Belasan orang itu saling pandang bingung, ingin tetap mendengarkan penjelasan, namun tak kuasa melawan karakter keras sang pemimpin, akhirnya minggir dengan malu.
Setelah memastikan sekeliling, Hong Gaitian menoleh kembali: “Sekarang bisakah kau jelaskan?”
Niu Daomei: “Kepala ketiga, sudah kuberi cukup harga diri. Penjelasanku sudah sangat jelas. Cukup sampai di sini. Terlalu transparan akan menyulitkanku.”
Wu Zhaoxing dan dua rekannya kehilangan kata, para pendengar sampingan ikut tercekat.
Hong Gaitian menatap penuh kebencian, “Ini yang disebut memberi saya harga diri? Tidak menjelaskan jelas sama saja tidak ngomong, apa bedanya?”
Niu Daomei: "San Dangjia bicara seperti ini, kita bukan saudara. Apa perlu aku menurutimu? Apa untungnya buatku?"
"Untung?" Hong Gaitian menyilangkan lengan, hehe sambil menghina, "Katakan, mau untung apa? Biji spiritual? Aku punya beberapa. Bisa kuberi asal informasimu sepadan."
Niu Daomei membalas: "Apa bijimu cukup buatku jadi juara? Kalau tak cukup, percuma! Simpan saja!"
Hong Gaitian mendengus: "Jangan berlagak misterius di sini! Kira aku bodoh? Nyalakan api besar malah ngobrol? Mau ketahuan musuh? Mana ada orang dikejar kayak gini? Kau sengaja pancing aku datang! Aku cuma mau tahu kenapa mereka tangkap kami. Karena kau dari Tujuh Kerajaan baru aku datang. Jangan menggantung nafsuku! Kalau kau masih main-main, aku pergi sekarang!"
Wu Zhaoxing dan Yun Ji saling pandang.
Niu Daomei dalam hati "Hah?", sadar lawannya tak mudah ditipu. Ia menancapkan pedang ke tanah, bertepuk tangan: "San Dangjia emang jagoan Laut Selatan! Ngobrol sama orang pinter emang asyik. Jujur saja, setelah diusir Yan, posisiku genting. Aku butuh bantuanmu."
Wu dan Yun saling bertukar kode mata lagi, menyadari pria ini juga punya harga diri tebal. Meski niatnya sudah terbongkar, tetap tenang bagai gunung runtuh. Dengan lihai ia langsung mengalihkan topik pembicaraan tanpa keraguan sedikitpun.
Hong Gaitian mendengus lagi, "Sudah tahu kau mau memanfaatkan Laozi. Baiklah, ingin kubantu? Bukan tidak boleh. Tapi jelaskan dulu semuanya jelas-jelas, biar kuhitung layak tidaknya aku bantu."
"Bravo!" Niu Daomei memberi jempol. Menyadari lawannya tak mudah dikelabui, ia pun mengerahkan seluruh konsentrasinya, "Beberapa hal akan kusampaikan di sini. Setelah selesai, anggap saja angin lalu. Pasca peristiwa, sekalipun dipukuli babak belur, aku takkan mengaku."
Hong Gaitian melambaikan tangan dengan tak sabar, "Sok jaim! Cepat ngomong, kalau ada kentut cepat lepas!"
Tak tersinggung dengan ucapan tak sopannya, Niu Daomei balas bertanya, "Bolehkah saya tahu, Ketiga Paviliun, mengapa Piao Miao Ge menolak daftar nama dari Tujuh Kerajaan?"
Hong Gaitian: "Sudah jadi rahasia umum di dunia kultivasi. Daftar yang diajukan Tujuh Kerajaan terlalu asal-asalan, tidak memuaskan Piao Miao Ge. Bukankah begitu keadaannya?"
Niu Daomei mengangguk, "Benar! Izinkan saya bertanya lagi. Berbeda dengan periode sebelumnya, mengapa kali ini ada tambahan 1.000 praktisi independen?"
Hong Gaitian mengerutkan alisnya, "Konon karena banyak pasukan elit kultivator gugur dalam perang antar kerajaan. Untuk mempertahankan standar masuk Ruang Dimensi Tiandu seperti sebelumnya, ditambah 1.000 praktisi independen. Bukankah begitu?"
Niu Daomei balik bertanya: "Di bawah tekanan Piao Miao Ge, mana mungkin Tujuh Kerajaan berani mengelabui lagi? Daftar baru sudah dilaporkan. Bagaimana bisa dikatakan spesifikasinya tidak seperti tahun sebelumnya? Menggunakan alasan spesifikasi tidak memadai, apakah Anda percaya jika alasan ini diutarakan?"
Hong Gaitian mengerutkan alisnya, suaranya merendah: "Ini cuma masalah waktu. Kekuatan praktisi independen sudah meningkat. Mereka ingin membersihkan sebagian. Semua pihak sepenuhnya menyadari hal ini. Tidak ada gunanya diungkap terang-terangan."
Niu Daomei mendesak: "Saat Sha Rulai memanggil berbagai pihak ke Piao Miao Ge, Raja Hukum Nanhai juga hadir. Pasti Tuan Ketiga juga tahu kondisi saat itu. Sha Rulai mengumumkan penambahan 1.000 praktisi independen - ini berbeda dengan aturan Ruang Dimensi Tiandu sebelumnya. Menurut Tuan Ketiga, apakah Sha Rulai berani mengambil keputusan ini sendiri?"
Hong Gaitian menjawab blak-blakan: "Tentu saja ini perintah Sembilan Dewata yang bersemayam di awan."
Niu Daomei mengetukkan punggung tangan ke telapak tangan lainnya: "Bukankah ini sudah sangat jelas? Masihkah Tuan Ketiga belum memahami?"
Wu Zhaoxing dan dua rekannya tampak bingung. Memahami? Memahami apa? Tidak bisa memahami!
Hong Gaitian juga masih belum bisa mencerna. Setelah diskusi panjang tetap merasa bingung. Merenung sejenak, akhirnya bertanya: "Lalu apa hubungannya dengan orang Tujuh Kerajaan yang mengganggu kita?"
Niu Daomei: "Mengapa Tujuh Kerajaan tidak puas dengan daftar yang dilaporkan? Kita semua tahu, ada yang ingin lebih banyak pasukan elit Tujuh Kerajaan mati! Alasan apapun dari Tujuh Kerajaan tidak berguna. Piao Miao Ge yang mengklaim tidak campur tangan urusan negara-negara sampai harus membekukan perang antar kerajaan! Itu belum cukup, Sembilan Dewata bahkan langsung memerintahkan tambahan 1.000 praktisi independen masuk ke Ruang Dimensi Tiandu! Apakah Tiga Kepala belum memahami maksud sebenarnya di balik ini?"
Honggai Tian terdiam mendengar ucapannya, merasa masalah ini sangat serius. Sepertinya dia mulai menyadari sesuatu, tapi sama sekali tidak paham apa yang disadarinya. Mati gaya mencari akar masalah, akhirnya melepas sikap sopannya, "Cukup, cukup! Aku akui otakku memang tidak cukup pintar. Jelaskan langsung intinya, jangan berputar-putar!"
Wu Zhaoxing dan dua lainnya merasakan hal sama, seolah menyentuh rahasia besar yang belum terbongkar. Mereka ingin segera mengetahui jawaban teka-teki ini.
Niu Daomei bersuara lantang: "Tiga Kepala, setelah pembicaraan sampai di titik ini, perlukah kuteruskan? Penambahan 1.000 praktisi independen ke Ruang Dimensi Tiandu, pada akhirnya, adalah harapan agar lebih banyak peserta mati! Masihkah kau menyangkal alasan ini? Perlukah kuungkapkan logika sederhana ini secara vulgar?"
Honggai Tian masih bingung, "Ya, kau benar. Tapi apa hubungannya dengan kita?"
Niu Daomei dengan sakit hati dan frustasi berkata: "Daftar dikembalikan untuk direvisi, bahkan siap membekukan konflik, lalu memberi instruksi untuk menambah 1.000 praktisi independen. Kali ini mereka benar-benar ingin banyak korban jiwa! Kehendak Sembilan Dewata kali ini begitu teguh. Apa artinya ini? Jumlah kematian harus mencapai angka tertentu baru bisa memuaskan mereka!"
"Kemana perginya 1.000 praktisi independen yang ditambahkan itu? Hampir semuanya direkrut dan dibagi-bagi oleh kekuatan Tujuh Kerajaan, dimasukkan ke dalam kelompok mereka masing-masing. Bagaimana mungkin target kematian tercapai? Siapa yang mau anggota kelompoknya jadi korban?"
"Tujuh Kerajaan sangat paham, Sembilan Dewata punya banyak metode jika ingin membersihkan dunia kultivasi. Dengan sikap tegas mereka kali ini, Tujuh Kerajaan tahu jika tak bisa memuaskan para Dewata, setelah keluar dari Ruang Dimensi Tiandu, semua akan menghadapi masalah tak terduga!"
"Jadi harus ada pertanggungjawaban untuk Sembilan Dewata. Tapi mereka tak mau kehilangan anggota sendiri. Menurutmu siapa yang akan mereka jadikan korban? Tiga Kepala, menurutmu sasaran empuk mereka siapa?"
Wu Zhaoxing dan dua lainnya tersadar, seolah baru memahami situasi.
Hong Gaitian sudah gemetar ketakutan, akhirnya tersadar. Otot wajahnya berkedut: "Pasti para kultivator dari wilayah lautan seperti kita!"
Niu Daomei sakit hati menggelengkan kepala: "Masalah yang sudah lama disadari Tujuh Kerajaan, kupikir kalian juga sudah paham. Tak disangka San Dangjia ternyata begitu terlambat menyadari! Sungguh membuat Niu tak bisa menahan hela nafas! Tapi bisa dimaklumi, dibandingkan orang-orang Tujuh Kerajaan yang terbiasa berebut kekuasaan, kultivator perairan mungkin memang tak ahli dalam hal ini. Mungkin kurang trik semacam ini!"
"Bangsat!" Honggaitian menggesekkan tinju dengan muka garang, "Awalnya aku heran, orang-orang Tujuh Kerajaan itu seperti kemasukan setan. Biasanya meski mau ramas, tak separah ini mainnya. Baru mulai, kita belum banyak kumpulkan Biji Roh, perlu-pusing bunuh-bunuhan sekarang? Baru ketemu langsung minta ganti rugi, ketemu 3-4 grup semua begitu. Bilang kita bunuh orang mereka, kukira ada salah paham. Ternyata semua cuma alasan, rupanya sembunyikan trik licik brengsek ini!"
Begitu kata-kata ini keluar, Wu Zhaoxing dan dua rekannya langsung tercengang serempak.
Niu Daomei: "Jika tebakanku benar, orang Laut Timur, Barat, dan Utara pasti mengalami nasib sama seperti kalian dari Laut Selatan!"
"Ahem..." Yun Huan tiba-tiba batuk kering, cepat-cepat memalingkan muka.
Yun Ji memandang Niu Daomei seperti melihat hantu, kemudian seolah menyadari ketidakpatutan, buru-buru menyembunyikan reaksi anehnya.
Sorot mata Wu Zhaoxing yang mengamati Niu Daomei jelas menyiratkan keheranan yang luar biasa.
Ketiga orang awalnya percaya pada omong kosong Niu Daomei, penjelasannya runtut dan jelas, sulit untuk tidak mempercayainya. Baru setelah Hong Gaitian dan Niu Daomei berdebat, mereka tersadar, terkejut menyadari hampir termakan tipu muslihatnya.
Ketiganya baru paham maksud pembunuhan diam-diam di belakang kekuatan negara-negara sebelumnya - rupanya strategi jebakan sudah dipersiapkan di sini!
