"Mari beristirahat sebentar!"
"Sekarang?" Fu Hua melihat ke arah fajar, lalu melirik Niu Daomei di sampingnya. Baru tengah hari, sudah mau istirahat?
Pasukan dari luar negeri tidak mungkin terus bersembunyi. Jarak pulang sangat jauh, membutuhkan banyak waktu di perjalanan. Harus mengantisipasi keadaan darurat, maka kami berangkat lebih awal dan sudah dalam perjalanan pulang.
"Aku merasa ada yang tidak beres. Sebaiknya kirim orang untuk menyelidiki sekitar dulu." Niu Daomei memberikan alasan.
Ucapannya membuat sekumpulan orang waspada. Bagi seseorang dengan penilaian tajam, perasaan bahwa ada yang tidak beres pasti memiliki pemicu tertentu. Lebih baik berhati-hati, sikap hati-hati tidak akan merugikan.
Segera mereka bertindak sesuai saran Niu Daomei, mengirim sepasukan untuk menyelidiki ke segala penjuru.
Niu Daomei sendiri juga pergi memeriksa sekeliling.
Setelah pencarian beberapa lama, Niu Daomei meraba-raba sampai di tepi sebuah ngarai. Jurang dengan arus deras yang mengamuk ini persis tempatnya kabur dari pengejaran negara-negara sebelumnya.
Mengamati sekeliling sebentar, Niu Daomei kembali menerjang masuk ke arus deras, meraba-raba melakukan rekayasa terselubung di dalamnya.
Terpaksa - saat berganti pakaian Piao Miao Ge untuk kabur dari pengejaran dulu, ada yang melihat kemunculan "anggota Piao Miao Ge" ini.
Secara prinsip, negara-negara takkan berani mengawasi ketat anggota Piao Miao Ge. Tapi dia harus antisipasi risiko. Jika benar-benar ketahuan, tentu dia tidak akan mengaku meski dipukuli babak belur. Tanpa bukti, tak ada yang bisa memaksakan tuduhan padanya.
Namun intinya, jika investigasi dilakukan, dia harus bisa memberikan penjelasan: "Jika bukan menyamar sebagai anggota Piao Miao Ge, lalu bagaimana caramu kabur? Jangan-jangan kamu sendiri tidak tahu bagaimana bisa lolos?"
Memancing rombongan mengambil rute ini tujuannya untuk kembali melakukan rekayasa - mempersiapkan alasan logis sebagai antisipasi risiko yang bisa dipertanggungjawabkan.
Ini juga alasan mengapa dia meminta barisan untuk berhenti dan beristirahat di sekitar area tersebut.
Pada hari kejadian, orang-orang yang dikirim untuk menyelidiki tidak menemukan keanehan apa pun, namun sudah berkutat hingga hari gelap, terpaksa bermalam di tempat.
Keesokan harinya, barisan kembali berangkat.
Perjalanan pulang yang memakan waktu hampir dua bulan akhirnya tiba di lokasi tidak jauh dari pintu keluar hutan purba.
Bagi orang biasa, jarak dari posisi pintu keluar masih cukup jauh, membutuhkan waktu sehari perjalanan.
Barisan sudah terlalu lama bersembunyi, demi keamanan, memutus hubungan dengan berbagai pihak lain, sama sekali tidak tahu kondisi terkini, dan tidak berani terlalu mendekat.
"Bagaimana? Masih ada setengah bulan sebelum pintu keluar dibuka, sepertinya sudah ada yang menyergap di dalam hutan purba, area itu kemungkinan besar sudah dikendalikan, begitu ada yang mendekat pasti ketahuan, tidak boleh lagi mengirim orang untuk menyelidiki. Kau yakin kita bisa melewati rintangan terakhir ini?" Fu Hua yang berdiri di puncak gunung memandangi sambil mengusap dahi, rencana tidak sebaik perubahan, kini cara pergi menjadi masalah besar.
Tapi apa lagi yang bisa dilakukan? Misi sudah dilakukan, yang harus tersinggung pun sudah, tidak bisa tidak menghadapi.
Niu Daomei: "Tidak bisa lewat pun harus lewat! Tidak boleh mengirim orang menyelidik, maka suruh saja pihak sana mengirim laporan situasi."
Fu Hua: "Maksudmu? Menangkap lidah?"
Niu Daomei langsung menantangnya, "Di berbagai kekuatan ada pasukan bawahanku, aku punya cara terhubung yang sudah disepakati."
Ada pasukanmu di berbagai kekuatan? Fu Hua dan yang lain saling pandang bingung.
Niu Daomei tidak banyak menjelaskan, "Kakak pertama, Saudara Lang, kalian pilih beberapa pasukan, ikut aku bertugas."
Di saat genting ini, tak perlu lagi penuh tata krama. Fu Hua dan Lang Jingkong mengikuti instruksinya, masing-masing memilih puluhan prajurit pilihan.
Niu Daomei juga membawa Wu Zhaoxing dan dua rekannya, lalu meminta Situ Yao mengerahkan beberapa pengawal.
Keamanan adalah prioritas utama. Dia tidak suka kekerasan karena berisiko. Dengan membawa banyak pengawal, jika terjadi konflik fisik, biarlah orang lain yang menanganinya.
Pasukan mata-mata dikirim sebagai pionir. Dengan hati-hati mereka bergerak ke tepi hutan purba. Niu Daomei menemukan sebuah bukit, memerintahkan pengumpulan kayu bakar besar-besaran.
Saat pasukan melaksanakan perintah, Lang Jingkong tak kuasa bertanya, "Untuk apa ini?"
Niu Daomei menjawab tegas: "Membakar gunung!" Sebelum sempat ditanya lagi, dia menunjuk langit, "Aku sudah janjian dengan pasukanku - asap di siang hari adalah sinyal pertemuan."
Lang Jingkong langsung paham. Luasnya hutan purba berisiko menghalangi pandangan asap. Dengan kobaran api besar, faksi terkait pasti mengirim pengintai. Pasukan Niu bisa menyusup saat kekacauan itu...
Puluhan orang membakar serentak. Mustahil memadamkan api yang sudah menjalar. Meski hutan ini akan hancur, nyawa pasukan lebih berharga daripada segalanya.
Api berkobar. Niu memberi isyarat, seluruh pasukan segera mundur, menuju puncak tertinggi beberapa li ke depan.
"Saat tiba di puncak bukit ini, Niu Daomei meninggalkan tanda untuk dicari orang, lalu terus mundur ke tempat yang lebih jauh…"
"Kebakaran!"
Di mahkota pohon hutan kuno, orang yang berjaga-jaga melihat keanehan. Setelah dipanggil, banyak yang terbang ke mahkota pohon untuk memandangi kejauhan.
Melihat asap yang mengepul di kejauhan, Ji Yude menengadah ke terik matahari di atas kepala, sudut bibirnya berkedut.
"Kirim beberapa orang untuk melihat ada apa ini, hati-hati!" teriak seseorang dari bawah.
Ji Yude segera melompat turun, mengajukan diri untuk bergabung dalam tim penyelidik.
Bersama rombongan yang melesat keluar dari hutan kuno, mereka tiba di area kebakaran hebat. Saat orang-orang memeriksa sekeliling, matanya menyapu lanskap dan langsung mengunci sebuah puncak tertinggi di sekitar.
Tiba di puncak tertinggi, menemukan penanda jalan. Setelah memastikan tidak ada yang menguntit, dia segera menyelinap mengikuti petunjuk.
Menerjang turun ke lembah tersembunyi, melihat tanda akhir tapi tak menemukan siapa-siapa. Ji Yude melirik ke sekeliling.
Niu Daomei yang bersembunyi di tempat gelap mengamati puncak seberang. Setelah sinyal aman tanpa penguntit dikirim, barulah dia melompat keluar dan bertemu Ji Yude.
Tanpa basa-basi, Niu Daomei langsung menanyakan situasi.
Tak disangka, setelah dia kabur dengan menyamar sebagai orang Piao Miao Ge, perkembangan situasi malah menyimpang dari prediksinya. Beberapa kekuatan justru tidak mengejar orang Yan, Wei, atau Qi, dan tidak terjadi pertempuran besar.
Artinya, rencana liciknya untuk membuat mereka saling membunuh dan menguras kekuatan satu sama lain tidak terwujud.
Dengan demikian, masalah ini benar-benar menjadi rumit. Menghadapi blokade massal di pintu keluar, hampir tidak ada kemungkinan untuk menerobos. Yang terpenting, dia bukan sekadar kabur sendiri, tapi harus membawa banyak Benih Spiritual keluar!
Bukan hanya Ji Yude yang tiba, lima orang lainnya datang secara berturut-turut setelahnya.
Fu Hua yang diam-diam memimpin pasukan berjaga-jaga di sekelilingnya berkali-kali melirik ke arah sini, bergumam dalam hati: "Si brengsek ini memang punya kaki tangan di berbagai kekuatan. Berbagai pihak? Entah apakah ada mata-matanya di pihak kita."
Ji Yude dan yang lain saling mengamati. Mereka tak menyadari eksistensi masing-masing sebelumnya. Pertemuan kali ini membuat mereka menyadari: kemungkinan besar status mereka sama.
Bahkan dengan risiko membocorkan identitas mereka, mereka akhirnya menyadari: ini saat genting terakhir. Niu Daomei sudah tak peduli lagi.
Memandangi enam orang di hadapannya, perasaan Niu Daomei sulit dikatakan berat atau tidak, tapi lebih terkesan senyap.
Dia tahu: sebagian orang tidak berada di sini sehingga tak melihat sinyalnya, sebagian lain mungkin takkan pernah muncul lagi.
Dari penuturan semua orang, barulah dia tahu Zhao telah dibantai oleh aliansi Jin, Han, dan Song. Kekuatan Paviliun Bulan Sabit yang disusupkan ke Zhao mungkin ikut menjadi korban.
Dari informasi beberapa orang yang menyatakan ada yang diam-diam memberi tahu, membuktikan bahwa dia berkolusi dengan tiga sekte netral di Bagian Tengah, Niu Daomei mengangkat sudut bibirnya dengan senyum sinis, bahkan mendengus, "Aku sudah menahan kekuatan, tapi kau malah mencari maut sendiri, jangan salahkan aku!"
Begitu mendengar, dia langsung tahu siapa dalang di balik "kabar baik" ini - tak mungkin lain kecuali Yan Baoru!
Jika Xu Huo melakukan ini sesuai Rencana yang sudah dipersiapkan sebelumnya, kondisinya tak akan berkembang seperti itu.
Sebenarnya dia sama sekali tak punya Pil Dewa Penderitaan, bahkan belum pernah melihat seperti apa bentuk pil itu. Dia hanya menggunakan metode untuk menakuti Yan Baoru.
Meski memanfaatkan "Pil Dewa Penderitaan" sebagai gertakan, sejak awal dia tahu Yan Baoru mungkin tak bisa diandalkan.
Alasannya sederhana: Yan Baoru belum pernah merasakan siksaan sesungguhnya dari Pil Dewa Penderitaan.
Wanita itu punya harga diri. Begitu sadar dari ketidaksopanan dan tak pernah disiksa oleh pil itu, tanpa rasa takut yang nyata, mungkin dia takkan rela terus menyerah.
Tapi setelah menilai ulang situasi, dia masih menyimpan secercah harapan: legenda Pil Dewa Penderitaan bisa mengintimidasi ahli bela diri ini. Ahli selevel ini sangat diinginkannya sebagai bawahan.
Karena itu dia memberi Yan Baoru satu kesempatan. Selama Yan Baoru patuh, misi selanjutnya akan dikerjakan orang lain. Yan Baoru sendiri takkan dalam bahaya. Setelah keluar, demi penawar pil itu, pasti akan datang mencarinya.
“Sepertinya sekarang, harapan untuk merampas wanita ini telah retak. Wanita ini tetap tidak rela, tetap muncul tiba-tiba!”
Beberapa orang tidak tahu siapa yang ia maksud, namun mereka semua cukup bijak. Mengerti aturan, tidak akan banyak bertanya tentang hal yang tidak pantas ditanyakan.
Seseorang menyentuh topik utama: “Dalam kondisi saat ini, di bawah blokade gabungan beberapa pihak itu, bahkan orang-orang dari Yan, Wei, dan Qi pun sulit melewatinya dengan lancar. Keinginanmu untuk lolos dengan peringkat pertama, harapannya mungkin tipis!”
Niu Daomei berkata dengan nada tidak sudi: “Blokade gabungan? Gerombolan orang dengan agenda tersembunyi takkan bisa menghalangiku pergi! Setelah kalian kembali, segera bertindak diam-diam untuk mengadu domba. Aku ingin ketiga pihak itu saling bunuh dan berkelahi!”
“Ini…” Beberapa orang saling pandang. Ji Yude bersuara berat: “Provokasi terlalu terang-terangan. Kita mudah ketahuan!”
Niu Daomei: “Perhatikan cara! Bukan menyuruh kalian langsung mengadu domba, tapi secara tidak langsung menciptakan suasana! Jin, Han, dan Song sama sekali tidak satu hati. Mereka seperti tumpukan kayu kering, percikan api kecil pun bisa membakarnya! Ciptakan suasana dimana Jin merasa Han dan Song hanya ingin mempertahankan diri, sama sekali tidak ingin bekerja sama meraih peringkat. Di sisi Han dan Song, buat mereka merasa Jin yang sudah lama tak dapat hasil ingin merampas milik mereka. Kalian yang sudah bertemu bisa saling bekerja sama di berbagai pasukan, biarkan apinya menyala!”
