Tai Shu Shanyue menoleh dan membentak, “Kolot! Yan-Wei-Qi bisa menghindar, masa kita tidak bisa?”
Sang murid langsung memahami maksudnya, setelah didapat langsung kabur, tunda sampai penutupan pintu keluar lalu kabur dengan kekerasan.
Meski sudah paham maksudnya, tapi bagaimanapun dipikirnya tetap terasa agak tidak bisa dipercaya.
……
Lama menunggu, setelah lama menanti di gunung, akhirnya Yan Li tiba.
Yan Li tidak membawa terlalu banyak orang, hanya empat atau lima pengawal.
Setelah memastikan tidak ada keanehan di belakang Yan Li dkk, Niu Daomei baru muncul dengan gerombolan orang: Wu Zhaoxing dan tiga rekannya, Situ Yao, Fu Hua, Lang Jingkong, Duan Wuchang, Hong Gaitian—semuanya menampakkan diri.
Bertemu kembali dengan Niu Daomei, Yan Li awalnya agak senang, tapi melihat orang-orang kacau ini semua dibawa menemui-nya, muka-nya langsung ambruk.
Alasannya mudah ditebak: dia dan Niu Daomei berkolusi diam-diam. Membawa orang luar begini sama saja membocorkan rahasia? Kalau sampai bocor dini, baik dia maupun harga diri Gua Adamantium-Ungu akan tercemar, dan bisa menimbulkan masalah.
Selain itu, kalian berlima-puluhan orang, sini cuma beberapa orang saja—rasanya seperti diancam.
Tapi Niu Daomei sudah tak peduli. Tak peduli Yan Li tersinggung atau tidak.
Di saat genting, persatuanlah kunci menentukan!
Kultivator luary negeri sudah dihadapkan pada pilihan hidup-mati. Kalau sekarang masih menyembunyikan sesuatu, pasti memicu kecurigaan dan rencana alternatif. Mereka bukan orang tua-nya yang bisa percaya buta padanya.
"Kiri-kanan persatuan perlu dikendalikan, juga harus dihadapi dengan ketulusan!"
Sudah tiba saat genting terakhir, momen yang membutuhkan solidaritas. Dia tak ingin internal kembali mengalami kejutan akibat kecurigaan. Semakin dekat momen hidup-mati kritis, semakin mudah muncul berbagai kalkulasi. Dia perlu memberikan keyakinan bahwa semua berdiri di sisinya, dia harus menstabilkan semua orang untuk membantunya!
"Kepala Suku Yan, semangatnya bagus ya!" Niu Daomei tersenyum ramah memberi hormat.
Yan Li melirik beberapa orang yang hadir, sikapnya agak datar, "Jalannya jauh, tidak mudah datang ke sini. Di sana juga aku tak bisa lama-lama pergi. Kalau ada urusan cepatlah bicara."
Fu Hua, Lang Jingkong, Hong Gaitian, Duan Wuchang mengamati dengan seksama, ingin mengonfirmasi beberapa hal, tak mau dikhianati tanpa sadar.
"Baik!" Niu Daomei mengangguk halus, "Pintu keluar telah diblokir oleh aliansi Jin, Han, Song!"
Yan Li: "Ini aku tahu. Kami sudah mengirim orang untuk menyelidiki, menemukan itu."
Niu Daomei: "Apa kau yakin bisa membuat tiga pihak Yan, Wei, Qi menghancurkan blokade mereka?"
Yan Li: "Entah yakin atau tidak, pihakku akhirnya harus keluar. Selama mereka terus memblokir, beberapa kelompok di sini pasti akan bersatu menyerbu."
"Pandangannya menyapu beberapa orang lagi,"Tapi kau harus paham, dengan semua yang telah kalian lakukan, mustahil membawa kalian. Kehadiran kalian langsung mengubah suasana, baik pihak bertahan maupun penyerang tak akan mengampuni kalian! Tentu, jika kau mau menyerahkan Benih Spiritual yang ada di tangan, mungkin pihak kami akan pertimbangkan untuk memanfaatkan pasukan kalian dalam serangan bersama."
Niu Daomei tertawa,"Mana mungkin aku menyerahkan Benih Spiritual-ku? Nyawaku bergantung pada barang-barang itu!"
Yan Li mengangkat tangan, berpose seolah tak berdaya."Ya sudah kalau begitu."
Niu Daomei:"Dunia ini tak pasti, berubah sesuai zaman. Hanya yang paham situasi layak disebut pahlawan! Rencana sudah berubah lagi, perlu penyesuaian segera. Kuharap Kepala Suku Yan mau membantuku!"
Yan Li tak menolak. Di depan banyak orang, bahkan jika ingin menolak pun tak mungkin terang-terangan. Karena agak berisiko, dia bertanya:"Apa yang kau ingin aku lakukan?"
Niu Daomei menjawab ngelantur,"Jika Jin, Han, dan Song terpecah-belah, menurutmu siapa yang akan lebih dulu menyerang?"
Yan Li matanya berkedip halus, jarinya memutar kumis sambil bergumam,"Murid Klan Qi Yun menguasai tenaga magis dan fisik secara seimbang, kekuatan tempurnya dahsyat. Makanya mereka selalu arogan! Jika Han dan Song berani macam-macam dengan Jin, kurasa tak mungkin—mereka tak dapat untung besar! Jika benar terjadi perpecahan, mungkin Jin yang lebih dulu menyerang, sementara Han dan Song bersekutu melawan!"
Niu Daomei mengangguk: "Pahlawan punya visi yang sama, persis seperti yang kupikir! Di pihak Jin, Han, dan Song, aku sudah menyiapkan orang untuk melakukan rekayasa..." Dia mengungkapkan arahan yang diberikan kepada Ji Yude dkk, sekaligus memberikan gambaran jelas kepada semua orang.
Fu Hua dan yang lain saling pandang dengan sorot mata berkilat. Yan Li juga tampak terkejut. Ternyata mereka punya informasi sangat detail tentang situasi di Jin, Han, dan Song.
Semua mulai menyadari: Jika rencana Niu Daomei benar-benar dijalankan, tiga pihak itu pasti akan terpecah-belah.
Yan Li tak bisa menahan tanya: "Bagaimana caramu menyusupkan begitu banyak mata-mata?" Ini benar-benar di luar dugaan. Menyusupkan intel di berbagai negara biasa saja, tapi punya daftar masuk ke Ruang Dimensi Tiandu? Sungguh mengerikan! Sebesar apa kekuatan yang dikelola diam-diam oleh si brengsek ini?
Perlu diketahui: Mengendalikan banyak orang untuk mempertaruhkan nyawa membutuhkan waktu lama. Perkebunan Maolu baru bangkit beberapa tahun. Dari mana sumber daya manusia dan materialnya?
Dari perspektif tingginya, mustahil ini dilakukan oleh pendatang baru. Apakah ada kekuatan besar di belakangnya yang memberikan dukungan?
Niu Daomei: "Ini tidak penting, tak perlu banyak ditanya. Yang pasti, Gua Adamantium-Ungu akan dapat penjelasan!"
Yan Li pun mengalihkan topik: "Maksudmu, kita baru menyerang setelah tiga pihak itu kehabisan tenaga?"
Niu Daomei: "Salah, tak perlu menunggu sampai kekuatan terkuras, begitu terpecah-belah, kau harus segera mendesak pasukan Yan, Wei, dan Qi untuk menyerang!"
Yan Li: "Bercanda apa ini? Aku setuju pun, yang lain takkan mau berkonfrontasi langsung saat kekuatan mereka masih penuh. Pengorbanannya terlalu besar! Kau pikir mereka semua bawahan saya? Kau kira mereka akan nurut apa pun yang kukatakan? Aku tak bisa membujuk mereka!"
Niu Daomei: "Bujuk? Bujuk apa?! Sudah saat begini, ada cara mudah tak kau gunakan, ngapain repot-repot berdebat? Jangan pedulikan mereka! Bawa langsung pasukan Gua Adamantium-Ungu ke sana. Mereka akan menyusul diam-diam begitu melihat gerakan mencurigakanmu. Masih perlu dibujuk? Soal taktiknya, masa Kepala Suku Yan yang terhormat tak bisa mengendalikan situasi sederhana begini?"
"……" Yan Li tak bisa berkata-kata. Otaknya baru tersambung, tapi loncatan logikanya terlalu drastis sehingga pikirannya belum sepenuhnya pulih.
Fu Hua dan yang lain saling pandang bingung. Mereka menyadari metode Niu Daomei ini benar-benar kasar tapi efektif.
Wu Zhaoxing tetap datar. Senyum tipis mengembang di sudut bibir Yun Ji.
Setelah beberapa saat, Yan Li baru sadar. Dengan tertawa getir ia berkata: "Ini tetap saja konfrontasi langsung! Wei dan Qi mungkin tak mau bertindak. Aku juga harus bertanggung jawab pada murid-murid Gua Adamantium-Ungu. Tak bisa asal mengorbankan nyawa mereka!"
Niu Daomei: "Bagaimana bisa asal menumpuk? Kenapa kau belum paham? Bukan suruh kalian berkonfrontasi, tapi bantu mereka! Jin sudah bentrok dengan Han dan Song, bantulah Han dan Song melawan Jin! Muncul di saat genting, teriakkan syarat: selama mereka bersedia memberikan Benih Spiritual Jin pasca peristiwa, kalian akan membantu. Hubungan mereka sudah retak, tidak bisa bersatu melawanmu. Han dan Song juga sudah murka pada Jin. Di titik kritis, selama kalian buka suara, pasti mereka setuju! Lima negara melawan satu Jin, masih disebut pertarungan sengit? Ini jelas mengambil untung!"
Yan Li terpaku: "Membagi-bagi Benih Spiritual di tangan Jin?"
Niu Daomei agak curiga apakah orang ini pikun: "Kau benar-benar ingin merampas Benih Spiritual Jin?"
Yan Li curiga: "Apa maksudmu? Bukannya kau yang bilang 'rampas'?"
Niu Daomei: "Ini hanya umpan agar Yan, Wei, Qi bersedia bekerja sama di saat kritis. Atau lebih tepatnya, teror psikologis untuk mengusir Jin! Bertarung secukupnya. Sekte Adamantium-Ungu jangan terlalu kejam. Jangan sampai Jin benar-benar binasa. Kau harus sengaja mengalah, beri jalan kabur pada Jin!"
Fu Hua dkk saling pandang, seolah berkata: Si pembakar ini kini berubah jadi penjual air!
Yan Li tercengang: "Sengaja kalah? Biarkan Jin kabur?"
Niu Daomei menghela napas, dengan ekspresi tak berdaya berkata: "Jika aku ingin meraih juara pertama, syarat utamanya adalah mencegah pihak lain mendapatkannya! Kondisi sekarang, berbagai kekuatan telah bersatu. Pasukanku tidak mampu lagi merampas Benih Spiritual dari tangan pihak lain. Sekte Gua Adamantium-Ungu pun tak mungkin terang-terangan membantu kami merampas. Bahkan jika hanya sekte kalian yang membantu, tetap sulit! Karena kami tak bisa merampas, pihak lain juga jangan harap bisa mendapatkannya. Aku harus mempertahankan keunggulan kuantitas Benih Spiritual di tanganku!"
"Alasan tidak menunggu mereka terpecah-belah dan terkuras dulu sebelum turun tangan, adalah agar Benih Spiritual di tangan berbagai kerajaan tersebar. Jangan sampai terkonsentrasi berlebihan. Jika Benih Spiritual dari tiga kerajaan itu kalian rampas semua, dengan apa aku akan memberikan pertanggungjawaban pada Sha Rulai?"
Yan Li mulai memahami maksudnya, ragu-ragu bertanya: "Lima sisa kekuatan yang bersatu itu, tidakkah kau khawatir ada yang bersekongkol meraih peringkat?"
Niu Daomei bereaksi dramatis: "Karena itu aku perlu kau cari cara untuk sengaja mengalah pada Kerajaan Jin!"
Yan Li kembali kebingungan: "Apa sebenarnya maksudmu?"
Niu Daomei menyangga pedang dengan satu tangan, membuka telapak tangan satunya dengan ekspresi sakit hati: "Benih Spiritual di tangan Jin setara dengan empat porsi! Jika kalian tidak melumpuhkan Jin, tidak sengaja membiarkan mereka kabur, bagaimana aku bisa mengambil untung? Bagaimana pasukanku bisa merampas Benih Spiritual dari Jin?"
Jancuk! Umpatan dalam hati Yan Li hampir meluncur keluar dari mulut, terdiam terkejut, rupanya si brengsek ini berputar-putar ngawur hanya ingin memanfaatkan negara-negara untuk melumpuhkan Jin agar bisa menindas dengan pengaruh dan mengambil untung!
Wu Zhaoxing dan dua orangnya, Fu Hua serta yang lain, sama-sama tak bisa berkata-kata, tak menyangka putar-putaran akhirnya menghasilkan kesimpulan seperti ini!
Ekspresi Yan Li berkedut saat menunjuk Niu Daomei, "Kau benar-benar kejam! Suruh kami yang bertaruh nyawa dalam kekerasan, sementara kau mengumpulkan keuntungan di belakang!"
Niu Daomei menghela nafas, "Jangan bicara begitu. Bukankah akhirnya kita juga harus berhadapan dengan Jin? Hanya urutan siapa duluan saja!"
Sebenarnya dia selalu berprinsip: jika tak bisa benar-benar menyelesaikan masalah, tak perlu terus menerus melakukan kekerasan. Jika tak bisa dihindari ya terpaksa, tapi sebisa mungkin dihindari. Cukup tunjukkan sikap saat diperlukan, efeknya sama saja!
