Kepergian mendadak orang Song-Han membuat pihak Empat Lautan terkejut. Mengejar selama ini lalu pergi begitu saja? Sementara pihak Jin, Wei, dan Qi mulai menyadari sesuatu.
Yang pasti, dari lima faksi langsung pergi dua, pihak Empat Lautan semakin punya tulang punggung untuk menghadapi.
Berdebat kemana-mana tanpa satupun yang mengaku dalang pembunuhan di Jin. Tai Shu Feihua langsung menantang, "Serahkan 300 juta koin emas itu, urusan selesai!"
Niatnya sederhana, melihat bahwa berdebat lagi tak akan membuahkan hasil, lebih baik realistis, ambil uang dulu, utang ini akan diselidiki nanti setelah semuanya jelas.
Raja Siluman Laut Barat mengeluarkan nota Rumah Uang Dunia dari lengan bajunya, memperlihatkannya dengan berkilauan, berteriak: "Untuk kalian bertiga, uang ini tak pantas diberikan ke siapapun. Karena sudah sampai di titik ini, kami Empat Laut tak ingin bikin musuh. Lebih baik, tak ada yang boleh dapat!"
Semua orang bingung dengan maksudnya, tiba-tiba dengan gesit ia menyobek nota itu di depan umum, menghembuskannya hingga remukan beterbangan seperti salju.
“……”
Semua terdiam membeku, seolah membeku di darerah bersalju - ini tiga ratus juta koin emas!
Penguasa Kegelapan Laut Utara menjerit histeris, "Kau gila!"
Santo Besar Laut Timur dan Raja Hukum Laut Selatan sama-sama murka. Andai bukan karena harus bersatu melawan musuh luar, pasti mereka sudah turun tangan.
Tai Shu Feihua wajahnya menjadi hitam legam, giginya gemeretak menahan amarah.
Caci maki antara kawan-lawan tak terhindarkan, tapi hanya sebatas mulut. Orang Han dan Song sudah pergi, nota 300 juta hancur, berkelahi lagi pun tak ada untungnya.
Setelah bertengkar, orang Jin, Wei, dan Qi akhirnya melemparkan ancaman sebelum pergi berturut-turut. Balas dendam seperti apa yang akan datang? Tak ada yang tahu.
Menyaksikan kepergian gerombolan burung pengintai besar yang terbang menjauh, setelah musuh bersama pergi semua, Penguasa Kegelapan Laut Utara dan Raja Hukum Laut Selatan langsung berhadap-hadapan dengan Raja Siluman Laut Barat. Raja Hukum Laut Selatan dengan muka pucat berteriak kasar: "Ini bukan hanya harta Laut Baratmu, atas dasar apa kau menghancurkan?"
Raja Siluman Laut Barat menghela napas: "Aku juga dalam situasi terpaksa. Kondisi sudah kalian lihat, 300 juta koin emas itu adalah akar masalah. Jika tidak dihancurkan, keempat laut kita takkan damai. Yang kulakukan ini untuk kebaikan bersama. Kekuatan kita takkan bisa melawan mereka. Kalian pilih harta atau nyawa kawan-kawan? Apakah kalian rela melihat banyak korban jiwa di Empat Lautan?" Ekspresinya menunjukkan welas asih suci yang menyakitkan hati.
Penguasa Kegelapan Laut Utara bersuara melengking: "Tak perlu kau mengajari kami teori besar. Ini uang empat pihak. Bukankah seharusnya memberi tahu kami dulu sebelum menghancurkan?"
Santo Besar Laut Timur yang berdiri di samping mengawasi reaksi Raja Siluman Laut Barat dengan pandangan berkilatan, alisnya berkerut. "Siuuut!" Tiba-tiba ia meniup peluit ke bawah sambil memberi isyarat tangan.
Di antara siluman kultivator yang mengendalikan binatang laut ganas di bawah, seseorang langsung melompat ke laut. Badannya bergoyang dalam air laut, kedua tangan menepuk-nepuk air dengan lembut. Suasana dan gerakan itu terasa angker.
Reaksi aneh di sini langsung menarik perhatian semua orang.
Tak lama kemudian, muncul kawanan ikan besar-besaran di permukaan laut. Ikan-ikan kecil berguling-guling tak henti di atas dan bawah air, sesekali terlihat putih keperakan.
Siluman kultivator yang terendam air membentangkan kedua lengannya dan menepuk-nepuk permukaan air secara berirama. Kawanan ikan di sekitarnya terus berenang mengitari dan mencari sesuatu sebelum akhirnya berkumpul di dekatnya, sepertinya menelan sesuatu lalu mengeluarkannya. Benda yang dikeluarkan tersebut perlahan mengapung di sekelilingnya membentuk gumpalan.
Setelah seluruh kawanan ikan di permukaan laut menyelam dan menghilang, siluman itu menyambar sesuatu dari air lalu melompat dengan gesit, mendarat di samping Santo Besar Laut Timur. Telapak tangannya yang terbuka memperlihatkan segenggam benda basah kuyup.
Ekspresi Raja Siluman Laut Barat berkedut-kedut saat melihat apa yang ada di tangan tersebut.
Santo Besar Laut Timur meremas benda di telapak tangan siluman itu, memeriksanya dengan saksama. Tiba-tiba ia menoleh tajam ke arah Raja Siluman Laut Barat sambil tersenyum sinis: "Sandiwara yang apik. Hampir saja aku tertipu."
Raja Hukum Laut Selatan dan Penguasa Kegelapan Laut Utara menyadari sesuatu. Dengan cepat mereka mendekat, jari-jari mereka membalik-balik barang rampasan itu untuk diperiksa.
Seperti dugaan mereka: PALSU! Dokumen rumah uang yang sebelumnya dirobek Raja Siluman Laut Barat ternyata palsu!
Keduanya serentak menoleh - satu dengan gerakan cepat, satu perlahan - memandang dingin ke arah Raja Siluman Laut Barat. Penguasa Kegelapan Laut Utara berteriak nyaring: "Kun Bao, apa maksudmu ini?"
Untungnya kuitansi Rumah Uang Dunia dibuat khusus. Pecahan yang sobek jelas tidak sesuai dengan material aslinya, kalau tidak pasti mereka akan tertipu.
Termasuk Santo Besar Laut Timur. Jika tidak merasa sikap 'welas asih suci' yang ditunjukkan Raja Siluman Laut Barat tadi tidak sesuai dengan gaya khasnya, mungkin kecurigaannya tidak akan muncul.
"Dokumen itu terlalu mirip aslinya, kalau tidak diperiksa langsung, bisa benar-benar mengelabui. Kalau tidak, tidak mungkin mudah menipu semua orang."
Inti permasalahannya adalah, selama perjalanan kami bersama praktis tidak pernah terpisah. Entah kapa siluman tua ini sempat merekayasa dokumen palsu ini."
Beberapa orang merasa kesal sekaligus geli. Pantas saja sebelumnya dia menyobek dokumen dengan begitu mudahnya, berbeda 180 derajat dibandingkan saat merebutnya dari Niu Daomei di luar Lembah Surgawi.
Ketahuan, Raja Siluman Laut Barat dalam hati sangat menyesal. Hampir saja, tinggal sedikit lagi! Tapi mulutnya tetap bersikap santai: "Ah, ini taktik sementara. Bagaimana lagi mengusir si pengganggu itu? Kenapa kalian semua memandangiku seperti ini? Aku sudah berusaha menjaga uang kita sekaligus menghemat masalah. Harusnya kalian berterima kasih!"
Seluruh rombongan Laut Barat, termasuk Fu Hua, tak tega menoleh ke samping. Tertangkap basah seperti pencuri, raja mereka mempermalukan muka.
"Hm!"
"Hehe!"
Santo Besar Laut Timur dan Raja Hukum Laut Selatan tersenyum sinis. Mana mungkin percaya omong kosongnya! Taktik sementara? Jelas-jelas mau menipu! Bukan cuma Tai Shu Feihua, tapi juga kami sekalian! Kalau berhasil, 300 juta koin emas itu akan ditimbun sendiri si pencuri terkutuk ini!
Penguasa Kegelapan Laut Utara berkata sinis: "Berterima kasih? Mau kami balas budi bagaimana?"
“Aduh, mengalah. Sekarang saatnya menghadapi musuh luar, kita semua sekutu sendiri. Ucapan terima kasih tak perlu diungkapkan.” Raja Siluman Laut Barat menggelengkan tangannya dengan lapang dada.
Fu Hua tiba-tiba berseru: "Sial! Kita mungkin sudah terjebak tipu daya Niu Daomei!"
Suasana benar-benar canggung. Ia ingin membantu mengalihkan topik pembicaraan sang raja siluman, mencegah perselisihan soal kupon menjadi makin rumit. Di wilayah Santo Besar Laut Timur saat ini, satu pihak harus berhadapan dengan tiga sekte.
Pandangan semua orang tertuju padanya. Topik beralih ke Niu Daomei, berhasil menarik perhatian khalayak.
Lang Jingkong bertanya: "Kau curiga konflik kita dengan Tujuh Kerajaan di ruang dimensi itu ulah Niu Daomei?"
Fu Hua: "Kau bertanya begitu, bukankah kau juga menaruh curiga?"
Hong Gaitian menyunggingkan alis curiga: "Tapi faktanya memang pasukan Tujuh Kerajaan yang lebih dulu menyerang kita."
"Mereka malah bilang kitalah yang memulai!" Fu Hua melirik sekeliling, "Kita semua terhipnotis saat itu. Coba ingat-ingat lagi, si Niu Daomei itu selalu punya persiapan di setiap akhir. Menurut kalian ini tidak mencurigakan?"
Hong Gaitian masih bingung: "Masalah apa? Kalau bukan karena jaringan informannya di mana-mana, mungkin kita tak bisa keluar dengan selamat kali ini."
Fu Hua menggelengkan kepala: "Kapan kau sadar? Ini berarti dia punya mata-mata di Tujuh Kerajaan! Dia punya kesempatan untuk memprovokasi salah paham antara kita!"
Penjelasan sejernih ini membuat semua yang hadir—yang bukan idiot—langsung tersadar akan maksud tersembunyinya.
Duan Wuchang ragu-ragu: "Ini masih spekulasimu saja..."
Fu Hua memotong, "Bukan cuma spekulasi! Pikirkan, dia sudah dipojokkan Sha Rulai, saat itu juga diusir Tiga Sekte Besar Yan. Mustahil baginya menang juara. Kita! Dari sisa kekuatan yang ada, hanya kitalah mitra terbaiknya. Dia pasti akan berusaha keras merayu kita untuk membantu!"
Hong Gaitian menyeringai, "Dasar brengsek ini masih berani mengajak kita jadi saudara angkat!"
Raja Siluman Laut Barat mendengus, menyatukan tangan di belakang, "Artinya, semua pihak di ruang dimensi itu sudah dikibuli si itu? Di luar Lembah Surgawi dia malah bikin kita dikejar-kejar pasukan beberapa negara sampai sekarang. Kalian masih percaya dia akan bantu menyelesaikan masalah dengan negara-negara itu?"
……
Seekor burung pengintai besar terbang mendarat di tengah lautan tenda pasukan. Shang Chaozong melompat turun dari punggung burung itu.
Setelah persiapan di Nan Zhou selesai, dia langsung bergegas ke garis depan.
Dialah panglima sah pasukan besar ini. Tidak mungkin terus bersembunyi di belakang. Urusan logistik di belakang sudah ditangani Lan Ruoting.
"Wangye!" Meng Shanming memimpin barisan jenderal menyambut.
Tanpa basa-basi, Shang Chaozong mengajak semua jenderal masuk ke kemah besar pasukan tengah. Situasi perang terkini dievaluasi detail.
Perang telah membeku selama setahun. Meskipun Zhao awalnya kaget oleh serangan dadakan kita, dengan persiapan selama setahun ini, Zhao telah mengerahkan sumber daya manusia dan material besar-besaran. Di bawah pimpinan Panglima Besar Pang Teng yang melawan habis-habisan, situasi perang sementara memasuki fase sengit.
Setelah menanyakan perkembangan perang dan mengusir semua pengawal, ketika hanya tersisa dua orang di dalam tenda, "Aduh!" Shang Chaozong menatap peta di dinding sambil menghela napas tipis ke langit.
Meng Shanming bertanya lembut: "Apakah Yang Mulia sedang khawatir tentang urusan Tao Ye?"
"Yang memahami hatiku adalah Jenderal Meng!" Shang Chaozong berbalik perlahan, "Instruksi terakhir dari Tao Ye, pasti sudah Jenderal baca semuanya?"
Meng Shanming mengangguk halus.
Shang Chaozong: "Aku tak mengerti apa sebenarnya tujuan Tao Ye. Sudah kujelaskan dengan jelas, situasi sekarang berbeda dengan awal perang. Zhao yang telah bersiap setahun penuh akan sangat sulit ditaklukkan, bahkan jika menang kerugian kita akan sangat besar. Tapi Tao Ye memaksa kita terus berperang habis-habisan dengan Zhao. Tidakkah dia sadar kita tak mungkin mencaplok Zhao? Saat ini cukup memukul Zhao hingga kembali ke batas semula, mengembalikan Jin Zhou ke Kediaman Wan Dong Tian sebagai benteng pertahanan Nan Zhou. Terus berperang hanya akan merugikan."
"Selain itu, dengan terus-terusan melawan Tiga Sekte Besar seperti ini, pasca perang nanti mereka pasti tak akan mudah memaafkannya. Ini ancaman besar baik bagi dirinya maupun kita. Sungguh tak kumengerti, kenapa dia harus bersikeras seperti ini!"
Dalam hati Meng Shanming juga dipenuhi kecemasan besar, berucap perlahan: "Mungkin dia punya persiapan lain."
Shang Chaozong: "Urusan sebesar ini, jika benar ada persiapan, bukankah seharusnya kita diberi tahu terlebih dahulu?"
Meng Shanming tersenyum getir: "Tao Ye memang seperti itu, banyak hal yang tak ada yang tahu rencananya sampai detik terakhir. Bukankah Wangye sudah terbiasa?"
Shang Chaozong tertawa getir: "Ini menyangkut nyawa begitu banyak orang. Mana mungkin tidak khawatir? Mana mungkin bisa terbiasa?"
Baru saja bicara, kurir dari luar berlari sambil berteriak: "Wangye, Jenderal Meng! Intel darurat dari Zhao!"
Ekspresi Meng Shanming berubah tajam, "Lapor!"
Kurir membacakan dengan intonasi dramatis: "Intel melaporkan, komandan garis barat Zhao Tian Zhengyang dan Ma Chang'an memberontak!"
