"Jenderal, Tong Mo telah dihukum mati!"
Di sebuah paviliun yang dipakai di perbatasan Provinsi Bei, seorang prajurit muda menyajikan informasi intelijen dari Yanjing.
Berpakaian praktis, Shao Dengyun yang sedang berlatih mengayunkan pedang besar dengan suara "hu-hu" tiba-tiba membalikkan goloknya dan menancapkannya ke tanah. Ia berdiri tegak menerima dokumen intelijen, lalu memeriksanya dengan cermat.
Kabar tentang keributan sebelumnya di ibukota juga sampai ke sini. Setelah serangkaian PERUBAHAN MENDADAK, keluarga Tong digrebek, namun Tong Mo lama tak kunjung diadili. Mereka terus memantau perkembangan ini.
Saat mengonfirmasi Tong Mo dihukum lingchi dan tubuhnya dibelah, Shao Dengyun menengadah ke langit sambil menghela napas: "Kejahatan mendapat balasan setimpal, perdana menteri licik akhirnya dihukum. Kawan-kawan kita yang dibantai dulu kini bisa tenang di alam baka."
……
Di garis depan Yan-Zhao, melihat kabar hukuman lingchi untuk Tong Mo, Dum! Shang Chaozong menghantam meja kerja dengan tinjunya, "Bagus! Penjilat ini akhirnya mati. Paman-paman kita yang dulu pasti bisa menutup mata dengan lega!"
"Aduh!" Meng Shanming juga berurai perasaan. Dulu pengaruh Tong Mo begitu besar sampai memaksanya hidup mengasingkan diri. Kini akhirnya tersingkir. "Tong Mo ini berani-berainya mengirim pembunuh ke ruang dimensi untuk menyerang Tao Ye. Tentu saja Tao Ye murka. Sungguh metode yang luar biasa, langsung mencabut keluarga Tong sampai ke akar-akarnya!"
Shang Chaozong turut berkomentar, "Pengaruh Tong Mo bukan main-main. Tak mudah menggulingkannya. Tak disangka Niu Daomei datang ke Yanjing dan langsung menghancurkan dengan mudah perdana menteri berkuasa sezamannya." Dengan nada dingin ia menambahkan, "Kalau Tao Ye tidak menyingkirkannya, lambat laun aku pasti akan membereskannya!"
"Kebencian besar telah terbalas, beritahu para jenderal seperti Zhang Hu dan mantan bawahan almarhum Raja, biarkan semua ikut bersukacita!" kata Meng Shanming.
"Tepat sekali!" Shang Chaozong menyetujui, lalu memerintahkan agar kabar tersebut disebarluaskan.
……
Di dalam kompleks kediaman di jalan tersembunyi Ibukota Qi.
Yan Baoru memindahkan sangkar-sangkar berisi burung dan hewan dari kamar sayap ke area yang terkena sinar matahari.
Wajahnya kini telah kembali normal. Ia juga telah melepaskan pakaian mewah, mengenakan kain sederhana tanpa hiasan. Rambut panjangnya diikat longgar, wajah polos tanpa riasan, seolah telah melepaskan segala masa lalu, fokus membantu Wu Xin.
Wu Xin mengamati reaksi burung dan hewan setelah diberi obat.
Guo Man kembali dari luar, menutup gerbang paviliun, lalu berlari ke lingkaran sangkar sambil berceloteh tentang kabar dari luar.
Berita paling sensasional saat ini adalah hukuman mati Menteri Besar Tong Mo dari Kerajaan Yan.
Karena perintah Tong Mo untuk membunuhnya, Niu Daomei langsung membalas dengan membantai seluruh keluarga Tong Mo dan memotong-motong mayatnya. Yan Baoru menggigit bibir dengan gigi peraknya, hati dipenuhi kecemasan akan balas dendam Niu Daomei.
"Takut dia akan menagih utangmu?" tanya Wu Xin sambil mengamati seekor tikus.
Yan Baoru: "Juga khawatir akan membebani Guru."
Wu Xin terus menatap tikus dalam sangkar, membisu.
Guo Man melirik keduanya bergantian, matanya bolak-balik mengamati ekspresi wajah mereka.
……
Di teras paviliun, Shao Pingbo yang sedang duduk diam perlahan meletakkan informasi intelijen di tangannya, raut bermata-nya menunjukkan sedikit kebingungan.
Shao Sanxing yang sedang menuangkan teh di samping berkata: "Niu Daomei ini kekuatannya semakin besar, cara bertindaknya juga semakin mencolok."
Nada suaranya mengandung perasaan campur aduk, mengingat dulu Niu Daomei itu siapa dia, cukup ekspresi wajah Tuan Muda yang berubah sedikit saja sudah bisa membuatnya kabur menyusuri sungai. Kini benar-benar telah menjadi kekuatan besar, bahkan seorang perdana menteri kerajaan pun bisa ditumbangkan seenaknya.
Shao Pingbo: "Semakin sombong seseorang, semakin keras ia akan jatuh. Hanya idiot yang suka pamer. Orang sepertinya bersikap mencolok karena memang sudah tak bisa lagi bersikap rendah hati... Aku merasa ada yang tidak beres dalam hal ini."
Shao Sanxing curiga: "Bukankah wajar jika dia datang ke ibukota membalas dendam setelah Tong Mo mengirim orang untuk membunuhnya?"
Shao Pingbo: "Bukan tidak wajar, tapi pengadilan Yan tetaplah pengadilan Yan yang sama. Untuk sekedar membunuh Tong Mo sampai harus membuat kegaduhan besar di Yanjing, kurasa ada yang aneh. Ini tidak seperti gaya khasnya."
Shao Sanxing: "Tuan Muda, seperti yang telah kukatakan, pengaruhnya semakin besar dan secara bertahap memiliki modal untuk hal seperti ini. Lagipula, mustahil untuk menjatuhkan orang seperti Tong Mo secara diam-diam tanpa menarik perhatian."
"Shao Pingbo diam sejenak, tiba-tiba berkata: 'Masalah yang terlibat semakin banyak dan besar, tidak sesederhana dulu. Aku semakin tidak mengerti Niu Daomei ini, tapi setiap hal pasti ada logika alasan internalnya. Kesampingkan faktor permukaan balas dendam, menurutmu siapa yang diuntungkan dari tindakannya meruntuhkan Tong Mo?'"
Shao Sanxing: "Tentu dirinya sendiri. Ke depannya Tong Mo tak bisa lagi mengganggunya, sekaligus memberi efek membunuh satu untuk mengingatkan seratus. Petugas pengadilan Yan pasti tak berani gegabah lagi. Lalu Tiga Sekte Besar Yan, kabarnya mereka mendapat rejeki nomplok dari menyita rumah Tong Mo. Juga Gao Jiancheng - dengan ambruknya kekuatan Tong Mo, istrinya yang lama menderita akhirnya bisa duduk di posisi Dàsīkōng! Dan pangeran mahkota yang jatuh, siapa yang mewarisi posisi pangeran mahkotalah yang benar-benar paling diuntungkan! Tentu masih ada beberapa pihak kecil yang ikut menikmati keuntungan, tapi sepertinya bisa diabaikan."
"Banyak hal terlihat rumit padahal tidak. Alasan sebenarnya mungkin sudah terpampang jelas, hanya tertutupi permukaan atau sengaja dikaburkan. Siapa yang diuntungkan adalah tersangka utama - itu hukum dasar!" Shao Pingbo mengulurkan tangan, mengambil pulpen yang sudah dicelupkan tinta, lalu menulis di kertas nama-nama yang disebut Shao Sanxing: Niu Daomei, Tiga Sekte Besar, Gao Jiancheng, Pangeran Mahkota.
"Pasti ada keuntungan untuk Niu Daomei, kalau tidak dia takkan melakukan ini."
Menatap daftar empat faksi yang tertera sambil merenung sejenak, ujung pena mencoret nama Niu Daomei.
"Kalau dikatakan keributan besar ini hanya karena Tiga Sekte Besar ingin merebut rejeki nomplok ini, aku tidak percaya. Selama Tiga Sekte Besar membuka mulut, Tong Mo tidak akan berani menahannya."
Ujung pena kembali mencoret Tiga Sekte Besar.
Di atas kertas hanya tersisa "Gao Jiancheng" dan "Pangeran Mahkota". Ia menatap keduanya sambil berucap perlahan: "Apakah ada masalah dengan kedua pihak ini?"
Shao Sanxing: "Gao Jiancheng bermusuhan dengan Niu Daomei. Gao Jiancheng berulang kali berusaha membunuhnya. Menurut intelijen terakhir, Zong Yuan - ahli ketujuh Daftar Alkemis yang menyerang Perkebunan Maolu dulu - juga ulah Gao Jiancheng. Mustahil Niu Daomei mau membantunya?"
Shao Pingbo: "Jangan lupakan Lu Shengzhong dan Chen Guishuo. Mereka juga pernah ingin membunuhnya, tapi kemudian digunakan olehnya. Pola perilaku manusia punya jejak yang bisa dilacak. Yun Ji, Ibu Hantu, siluman dari Empat Lautan, dll. Pencuri Sapi ini punya toleransi besar. Selama bisa dimanfaatkan, dia bisa menerima orang dari berbagai lapisan masyarakat dengan masalah apapun. Dia punya kemampuan mengendalikan seperti itu."
Shao Sanxing: "Ini berbeda! Gao Jiancheng punya dendam pembunuhan anak!"
Shao Pingbo: "Maksudmu 'Pangeran Mahkota' yang bermasalah?"
Shao Sanxing: "Pangeran Mahkota baru belum dikonfirmasi. Masalah mungkin baru muncul saat calon terakhir muncul. Sekarang menentukan siapa, bukankah terlalu dini?"
Shao Pingbo menatap dua karakter yang tersisa di kertas: "Kedua kemungkinan ini tampaknya memiliki kelemahan, namun memiliki satu kesamaan. Baik Gao Jiancheng naik jabatan, maupun pangeran baru yang naik tahta, keduanya berpotensi mempengaruhi kekuasaan di Kerajaan Yan. Apa artinya ini bagi Niu Daomei? Soal Gao Jiancheng ini, jika ada kesempatan aku harus mengujinya."
Shao Sanxing terkejut, "Tuan Muda curiga ada kolusi antara Gao Jiancheng dan Niu Daomei?"
Shao Pingbo: "Pangeran baru benar-benar bisa mempengaruhi kekuasaan setelah naik tahta. Sebelum itu, dia harus menghindari kecurigaan dan kecil kemungkinan bisa mengkonsolidasi kekuasaan secara besar-besaran. Setelah menjadi kaisar, dengan dukungan Tiga Sekte Besar di belakangnya, kemungkinan dia mendengarkan Niu Daomei lalu merusak posisinya sendiri sangatlah kecil. Setelah melalui proses eliminasi ini, kecurigaan terbesar jatuh pada Gao Jiancheng ini!"
Shao Sanxing tersenyum getir: "Bahkan jika benar dia, tanpa buti konkret, seorang perdana menteri yang memegang kekuasaan besar tidak bisa digulingkan hanya dengan tuduhan. Jika rumor saja bisa menggulingkan perdana menteri, semua kerajaan pasti akan kacau balau."
"Ini hanya spekulasi ku. Kondisi sebenarnya masih sulit ditentukan. Saat ini aku harus bersikap rendah hati seperti ekor terjepit, tanpa kekuasaan ataupun sumber daya. Meski sudah ada perhitungan di hati, aku tidak punya kemampuan untuk bertindak. Mustahil melawan Niu Daomei. Hidup bergantung pada orang lain, terus diawasi, bahkan gerak-gerik pun tidak bebas. Hanya bisa menunggu. Urusan di Wei dan Qi sekarang sangat penting bagiku, terkait dengan apakah aku bisa mendapatkan kekuasaan dengan lancar. Untuk hal-hal di luar itu, terlalu banyak campur tangan sekarang justru tidak menguntungkan. Teruslah berdiam diri."
“Shao Pingbo selesai bicara lalu meletakkan pulpen, mengangkat kertas yang setelah dicoret hanya menyisakan nama "Gao Jiancheng" dan "Pangeran", memberikannya padanya, "Aku sudah mengawasi Niu Daomei selama bertahun-tahun, terus memantau setiap gerak-geriknya. Apakah dia mengibas-ngibaskan ekornya atau tidak, mungkin bisa disembunyikan dari orang lain, tapi tidak dariku. Aku tidak percaya dia menimbulkan keributan sebesar ini hanya untuk melampiaskan emosi! Beri tahu Hei Shui Tai, fokuskan pengamatan apakah ada hubungan antara kedua pihak ini dengan Niu Daomei, terutama Gao Jiancheng. Jika ada keanehan, segera laporkan padaku. Ini juga sebagai peringatan untuk Yang Mulia!"
"Ya!" Shao Sanxing mengangguk.
……
Tong Mo dihukum mati, dunia gempar!
Di garis depan Yan-Zhao, Niu Daomei datang. Bagi Shang Chaozong dan kawan-kawannya, akhirnya Niu Daomei menampakkan diri. Keinginan bertemu akhirnya terwujud.
Mendengar "Tao Ye" datang, semangat banyak prajurit Nan Zhou langsung membara. Hal ini terkait kabar bahwa Niu Daomei telah menghukum mati pengkhianat besar di istana.
Banyak yang tak tahan datang untuk bertemu. Dari pihak Jin Zhou seperti Situ Yao dkk tidak perlu dikatakan, bahkan komandan lapangan seperti Bupati Gongzhou Xu Jingyue, Bupati Tuzhou An Xianzhao, Bupati Haozhou Su Qitong, Bupati Fuzhou Xin Mao, Bupati Changzhou Zhang Hu bergegas datang menemui Tao Ye yang sebelumnya hanya dikenal namanya.
Mengikuti Niu Daomei berkeliling di kemiliteran, Wu Zhaoxing menemukan bahwa setiap prajurit yang berpapasan akan berseru girang "Tao Ye". Wu Zhaoxing langsung menyadari pengaruh Niu Daomei di Nan Zhou benar-benar luar biasa.
Niu Daomei menemukan hal menarik: Banyak orang menanyakan tentang hukuman mati Tong Mo, mencaci Tong Mo, namun jarang yang mencaci Shang Jianxiong, termasuk Meng Shanming dan Shang Chaozong.
Sepertinya semua kesalahan selalu berasal dari pejabat bawahan. Kesalahan kaisar semata-mata disebabkan oleh pengkhianat di sekitarnya. Kaisar telah dikaburkan oleh para penjilat!
Niu Daomei tak bisa menahan perasaan campur aduk. Dari sudut pandang ini, Tong Mo benar-benar pantas mati.
Ia teringat kata-kata Tong Mo yang merangkak di depan sangkar sebelum dieksekusi: "Sebenarnya kita berdua sama-sama tahu..."
Setelah menetap di tenda yang baru didirikan, Fei Changliu, Xia Hua, dan Zheng Jiuxiao datang membawa tiga murid perempuan untuk meminta maaf.
Meski Niu Daomei menunjukkan sikap pemaaf, tiga sekte tak bisa bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
