Ada apa ini? Sekte Tiannü mana tahu kejadian sebenarnya, mereka hanya tahu Hui Qingping bersekongkol dengan Wu Gongling menjadi pengkhianat sekte.
Ironisnya, secara teknis Hui Qingping tidak bisa disebut pengkhianat sekte. Peraturan Sekte Tiannü melarang pernikahan. Untuk menikahkan Hui Qingping dengan Wu Gongling secara tidak langsung, sebelumnya sudah memintanya mengundurkan diri dari sekte.
Masalah ini sungguh tak bisa dijelaskan detail. Jika dipaksakan, akan menjadi lelucon besar.
Keengganan menjelaskan sebenarnya memaksakan diri. Siapa yang tak tahu kecurangan pengunduran diri Hui Qingping?
Yang disebut pengkhianatan sekte, paling-paling hanya murid-murid Hui Qingping yang melanggar. Mereka patuh pada guru, secara teknis belum terlalu keterlaluan.
Singkatnya, insiden ini membuat Sekte Tiannü marah karena malu.
Masalah internal sekte masih bisa diatasi, tekanan eksternal makin besar. Pengadilan Han murka, Lembah Baichuan dan Istana Wushang marah, semua menuntut pertanggungjawaban Sekte Tiannü.
Seandainya dulu Sekte Tiannü tidak serakah, Wu Gongling bisa bekerja sama dengan pasukan Han melakukan serangan menjepit dari depan dan belakang ke Song. Mungkin sebelum perang berakhir, Song sudah tercabik-cabik.
“Pada awalnya Wu Gongling tidak memiliki kekuatan sebesar itu, saat itu ketidakpatuhannya membuatnya tak bisa bertahan dari tekanan, semua pihak bisa menekan Wu Gongling. Hanya karena intervensi Tiannü Jiao yang menahan Baichuan Gu dan Wushang Gong. Song juga tidak mengambil tindakan terhadap Wu Gongling untuk menghindari perang dua front, berbagai alasan ini akhirnya memberi kesempatan bagi Wu Gongling untuk berkembang.”
“Singkatnya, akar masalahnya tetap terletak pada kepentingan pribadi Tiannü Jiao yang akhirnya menciptakan situasi seperti sekarang.”
“Kini, dengan dukungan tiga sekte besar Song, Wu Gongling yang sekarang sudah bukan siapa-siapa lagi yang bisa dengan mudah dihancurkan. Peluang untuk menghancurkannya telah sirna, Tiannü Jiao pun tak bisa berbuat apa-apa meski ingin membalas dendam.”
“Dengan situasi yang sudah terlanjur seperti ini, hari-hari Tiannü Jiao sangat sulit...”
“Mengangkat tirai tenda, Guan Fangyi melihat Niu Daomei yang sedang bersila bermeditasi di dalam. Ia benar-benar mengakui kelicikan pria ini.”
“Sebenarnya setelah keluar dari Ruang Dimensi Tiandu, Niu Daomei memiliki banyak urusan. Tapi pria ini begitu fokus - saat mata terbuka langsung bekerja, saat terpejam seperti terisolir dari dunia. Meski sibuk, ia tak pernah mengabaikan kultivasi. Transformasi yang begitu gesit ini membuat Guan Fangyi mengakui ketidakmampuannya meniru - bagaimana mungkin bisa tenang menghadapi begitu banyak urusan rumit?”
“Tao Ye!” panggil Guan Fangyi. Ia baru masuk setelah Niu Daomei perlahan membuka mata, “Terjadi perubahan drastis di Song.”
“Perubahan drastis?” Niu Daomei sedikit mengerutkan kening, “Apakah Song sudah ambruk oleh Han secepat itu?”
Guan Fangyi melempar informasi kepadanya, "Mu Zhuozhen mengeluarkan Dekret Pengakuan Kesalahan dan menyerahkan tahta kepada Wu Gongling!"
"......" Niu Daomei mengira dirinya salah dengar. Ia mengambil dokumen untuk memeriksa detail. Meski beberapa hal tak tercatat, setiap orang yang tak bodoh bisa melihat kejanggalan. "Bagaimana mungkin Mu Zhuozhen turun tahta sebelum benar-benar terjepit?" gumamnya. "Ternyata Tiga Sekte Besar Song telah menggulingkan klan Mu dan mendukung Wu Gongling. Wu Gongling ini benar-benar akan menjadi kaisar Song......"
Peristiwa ini di luar dugaan, namun setelah dipikir-pikir merupakan hal yang wajar. Namun Niu Daomei tetap merasa ini konyol. Kenyataannya memang seperti itu.
Guan Fangyi menghela nafas, "Hal yang mustahil diraih para pangeran perang seumur hidup, si brengsek ini malah mendapatkannya tanpa usaha. Tahta Song jatuh dari langit menghantam kepalanya. Benar-benar mengambil keuntungan cuma-cuma."
Niu Daomei tersenyum getir sambil menggelengkan kepala, "Jangan bicara begitu. Topi seberat ini bisa membunuh orang. Tak semua orang mampu menanggungnya. Mengapa dia bisa? Entah punya muka atau tidak, mantan jenderal pemberontak ini bisa lolos dari pemberantasan pangeran Yan, bertahan di tengah persaingan tiga kerajaan, dan cepat membangun wilayah kekuasaannya sendiri. Kemampuan memanfaatkan kekuatan pihak lain ini luar biasa."
“Dalam situasinya yang seperti itu, jika benar-benar seorang yang punya harga diri, takkan bisa bertahan hidup sampai sekarang. Jika bukan karena dengan muka tebal memaksa menikahi Hui Qingping dan meminjam pengaruh Sekte Tiannü, mungkin sekarang dia bahkan tak punya ruang untuk bernapas, bahkan mungkin sudah mati tanpa jasad utuh.”
“Sejak pemberontakan di Cang Zhou meletus, ratusan ribu pasukan mengikutinya tanpa kenal lelah dan tempat tinggal tetap, terus diusir ke sana kemari. Kesulitan yang dialami bisa dibayangkan. Meski terpojok dalam keadaan ujung tanduk, pasukan sebanyak itu tetap tidak tercerai-berai. Mendapat dukungan dari pasukan sebesar itu, hanya dengan kemampuan ini saja sudah luar biasa. Tanpa dasar yang dia bangun selangkah demi selangkah sebelumnya, tahta ini takkan jatuh ke tangannya. Karena dia sudah mempersiapkan diri, kesempatan akhirnya menjadi miliknya. Tanpa persiapan, kesempatan kali ini takkan ada hubungannya dengannya, dan orang lain pun takkan memikirkan dia. Mengatakan dia mengambil untung agak berlebihan - ini hasil dari kemampuannya sendiri.”
……
Kerumunan besar yang mundur ke selatan dari ibukota akhirnya bertemu dengan pasukan besar Wu Gongling yang menuju utara.
Setelah bertukar salam, Wu Gongling mengendarai kudanya mendekati sebuah kereta. Dengan cambuk kuda, dia menggeser tirai kereta dan mengamati Mu Zhuozhen yang linglung di dalamnya beberapa saat, lalu mengalihkan pandangannya ke sang permaisuri setengah baya yang gemetar ketakutan.
Malam itu, Hui Qingping dijauhkan oleh Wu Gongling dengan sebuah alasan. Berkedok ingin bertanya, Wu Gongling memanggil sang permaisuri masuk ke tendanya.
Permaisuri masuk ke dalam dan tidak keluar dalam waktu lama. Saat akhirnya berlari keluar sambil menangis lewat tengah malam, pakaiannya dalam keadaan kusut. Ia menubruk batu besar hingga tewas.
Apa yang sebenarnya terjadi, sebagian orang sepenuhnya menyadarinya, namun tak ada yang berani bersuara.
Awalnya, Tiga Sekte Besar Song tidak memahami maksud Wu Gongling menyimpan Mu Zhuozhen. Kini mereka mengerti.
Ternyata Wu Gongling khawatir ada kecurangan, curiga Tiga Sekte Besar Song menyimpan rencana cadangan. Setelah bertemu dan mengonfirmasi identitas Mu Zhuozhen, ia menyusun pengumuman dakwaan resmi yang mencela Mu Zhuozhen telah mengkhianati Song. Kemudian mengklaim Mu Zhuozhen bunuh diri karena malu, diikuti permaisuri yang setia. Padahal Mu Zhuozhen dicekik paksa dan dikubur bersama jenazah permaisuri.
Selir-selir di harem kerajaan Mu Zhuozhen yang pernah melahirkan keturunannya, sekalipun sangat cantik, semuanya dihukum mati tanpa tersisa oleh Wu Gongling.
Seluruh keturunan Mu Zhuozhen juga dikubur hidup-hidup secara rahasia, membabat habis sampai ke akar-akarnya.
Ke publik diumumkan sebagai hukuman kerja paksa. Baru setelah waktu lama diklaim tewas di tangan pasukan Han saat perang.
Beberapa keturunan Mu Zhuozhen yang lolos saat penangkapan di ibukota, terus dikejar secara rahasia oleh Wu Gongling.
Selir-selir yang dieksekusi memiliki latar belakang pejabat istana. Keluarganya ikut terlibat, Wu Gongling tanpa ampun melakukan pembersihan berdarah terhadap pejabat terkait.
Praktek seperti ini, bahkan saat Mu Zhuozhen masih berkuasa pun tidak berani melakukannya. Namun Wu Gongling sedang berada dalam fase 'Hancur lalu bangkit', terbebas dari belenggu sistem kepentingan lama, berani bergerak leluasa tanpa beban!
Selir-selir istana lainnya yang memiliki latar belakang pejabat pemerintahan, semuanya dipulangkan ke keluarga masing-masing. Wu Gongling tidak menyinggung para pejabat ini.
Sisanya diangkut ke belakang garis depan sebagai barang rampasan perang yang akan dibagikan berdasarkan jasa. Hal ini membuat para prajurit bersemangat dan siap beraksi.
Sebenarnya Wu Gongling diam-diam menyimpan beberapa yang disukainya untuk diri sendiri. Namun karena pertimbangan terhadap Hui Qingping, ia tidak berani terbuka dan diam-diam memerintahkan bawahannya untuk menjaganya, lalu mengirimnya ke belakang.
Luo Zhao yang tiba kemudian lebih memilih mati daripada tunduk. Wu Gongling hendak membunuhnya, namun atas permohonan Feng Guan'er, Menara Langit turun tangan menyelamatkan Luo Zhao!
Setelah pembersihan dan pembantaian selesai, dengan dukungan para pejabat, Wu Gongling secara resmi naik takhta menjadi kaisar!
Dengan mahkota fenghuang dan pakaian megah, Hui Qingping yang mendampingi Wu Gongling menerima penghormatan para pejabat merasa seperti dalam mimpi - dirinya ternyata menjadi Permaisuri Song!
Setelahnya, Wu Gongling membagi-bagikan jabatan dan gelar. Para prajurit lama yang mengikutinya selama bertahun-tahun mendapatkan promosi besar-besaran!
……
Dunia gempar! Seorang pengkhianat ternyata menjadi Kaisar Song!
Di Istana Qi Jing, Hao Yuntu yang mendengar kabar kematian Mu Zhuozhen melemparkan dokumen intelijennya, bersandar di kursi sambil menghela napas panjang ke langit, "Aduh!"
Bu Xun yang menemani di sampingnya paham - Kaisar Song yang terhormat Mu Zhuozhen bisa diganti begitu saja. Kaisar Qi Hao Yuntu pun sebenarnya juga dikendalikan oleh Tiga Sekte Besar Qi.
Untuk sesaat, perasaan sedih seperti kelinci mati dan rubah berduka tidak hanya dirasakan Hao Yuntu seorang.
Di Istana Yanjing, pemandangan bunga indah di luar jendela berbanding terbalik dengan air mata yang mengalir diam-diam di pipi A Que di depan meja rias.
Mendengar kabar kematian Mu Zhuozhen, entah sedih atau tidak, air matanya tiba-tiba meleleh. Dulu dia mengira bisa mendampingi Mu Zhuozhen seumur hidup.
Dia tahu, dengan dikirimkannya dia ke sini oleh Mu Zhuozhen, secara tidak langsung dia terhindar dari malapetaka. Dari kabar yang didengar, nasibnya mungkin lebih buruk. Haruskah berterima kasih pada Mu Zhuozhen?
Semua kenangan masa lalu tiba-tiba terasa seperti mimpi.
……
Kaisar baru Song naik takhta. Wu Gongling mengumumkan ekspedisi kerajaan ke seluruh penjuru dunia!
Semua mata tertuju pada strategi kaisar baru Song ini melawan Han. Tapi "ekspedisi kerajaan" Wu Gongling hanya gembar-gembor kosong - sekadar menggerakkan pasukan ke sana kemari, kejar-kejaran dengan tentara Han seperti main-main, sama sekali tidak ada pertempuran serius.
Kemampuan lain tidak berani diklaim, tapi Wu Gongling dalam memimpin pasukan besar untuk melarikan diri sepertinya sudah terlatih! Sementara itu terus-menerus mengganggu, membuat pasukan Han tak bisa berbuat apa-apa!
Di dalam kemah besar Pasukan Yan, Meng Shanming yang duduk di kursi roda di depan peta menghela napas sinis, sambil menggelengkan kepala melihat peta, "Memukul batu dengan telur sendiri. Kali ini Jinjue pasti dalam masalah, pasti tidak menyangka akan menghadapi situasi seperti ini."
Shang Chaozong juga tersenyum melihat peta, "Kemampuan Wu Gongling mengulur pasukan Han bukanlah kabar buruk bagi kita."
Di perkemahan pasukan Han, Dum! Jinjue yang menatap peta menghantamkan tinju ke dinding dengan amarah, "Sekte Tiannü pantas mati seribu kali!"
Bukan sekadar masalah, menghadapi taktik Wu Gongling yang seperti ini, dia benar-benar pusing tujuh keliling. Memang kamu jago bertarung, tapi Wu Gongling sama sekali tidak mau berhadap-hadapan!
Kaisar Song yang terhormat ini ternyata tidak menghargai negaranya sendiri, tidak mempedulikan rakyat Song! Menghadapi invasi musuh sama sekali tidak melawan. Hancurkan semaumu, bakar-bunuh-rampas sesukamu! Adakah kaisar di dunia ini seperti ini? Orang lain pasti sudah lengser, tapi Wu Gongling justru bisa bangkit tanpa beban warisan seperti itu.
Jinjue tidak mungkin seperti Meng Shanming yang bisa seenaknya membantai di Song. Han datang untuk menguasai Song. Jika semua dihancurkan, orang dibunuhi, buat apa menguasai tanah kosong? Terus membantai malah membuat orang lari ketakutan. Menguasai wilayah tanpa dukungan rakyat hanya akan merepotkan.
Mundur pun tidak bisa. Han sudah mengorbankan banyak nyawa dan sumber daya. Mungkin kah mereka mengakhiri perang dengan gegabah?
Sebelum mengalahkan lawan, bertahan pun sulit. Bagaimana membagi pasukan untuk menjaga wilayah yang dikuasai? Wu Gongling masih menyimpan kekuatan utuh. Coba saja bagi pasukan!
Pasukan Han benar-benar terjebak dalam dilema. Tak bisa memulihkan produksi di wilayah taklukan untuk persiapan logistik jangka panjang. Pasukan Song terus mengganggu, suplai logistik harus dikirim jauh-jauh dari Han.
Taktik Wu Gongling ini menjadi malapetaka bagi rakyat Song, tapi tuduhan kejahatan justru jatuh pada Han yang menyerang!
