"Aku yang mati mengenaskan? Baik! Baik! Hahaha..." Wu Gongling menatap langit sambil tertawa terbahak-bahak tak henti.
Gelak tawa penuh sindiran itu membuat semua yang hadir merasakan maksud tersembunyi—seolah ingin memberitahu Hui Qingping siapa sebenarnya yang akan berakhir tragis.
Namun para kultivator di hadapannya ini, sebelum mendapatkan izin dari sekte, tidak akan membiarkan Wu Gongling membunuh Hui Qingping, juga tidak berani melepaskan Hui Qingping dengan mudah karena takut dia bertindak nekat.
Kediaman ini telah dihancurkan compang-camping, tidak bisa lagi ditinggali. Wu Gongling langsung memimpin anak buahnya kembali ke istana.
Kepulangan ini segera menimbulkan keributan di dalam istana. Permaisuri ternyata digiring kembali dan dimasukkan ke penjara kerajaan!
Informasi berikutnya membuat semua orang kaget.
Permaisuri mencoba membunuh kaisar, kaisar memenjarakan permaisuri - mana mungkin kejadian sebesar ini tidak menimbulkan kegaduhan?
Wu Gongling juga tidak berniat menyembunyikan niatnya. Dia telah memutuskan untuk membunuh Hui Qingping!
Terlepas dari apakah sebelumnya dia memanfaatkan Hui Qingping, sekarang dia benar-benar muak dengan wanita ini. Entah disebut panglima pasukan atau kaisar, semua gelar itu diusir dari pikirannya. Bahkan sebutan "pria" pun diabaikan. Dia hanya makhluk jantan dengan karakteristik maskulin yang menonjol, jenis yang memiliki nafsu kawin sangat kuat terhadap betina.
Tentu sebagai manusia, dia masih memiliki konsep Li dan kemanusiaan. Jika tidak benar-benar tak tertahankan, dia tidak ingin membunuh istrinya sendiri.
Tapi kejadian hari ini telah melampaui batas toleransinya. Setengah hidup di medan tempur, mengambil keputasan seketika hampir menjadi insting alaminya.
Sebelumnya dia sudah merasakan bagaimana Hui Qingping membatasi geraknya. Selain urusan perempuan, dia selalu mengandalkan jasanya membantu Wu Gongling naik takhta, merasa semua tindakannya pasti benar.
Mengandalkan dirinya sebagai kultivator yang bisa bertarung, sehingga juga bersikap Dominan.
Karena marah, Hui Qingping bisa memberi Wu Gongling satu tamparan. Wu Gongling sudah berkali-kali ditumbangkan ke tanah oleh Hui Qingping sampai agak linglung.
Mungkin karena pernah menjadi Kepala suku Sekte Tiannü yang pernah terpapar kekuasaan, dia tak bisa menahan diri untuk campur tangan dalam berbagai urusan dan merasa itu sudah seharusnya terjadi. Atau mungkin karena merasa sebagai pasangan Wu Gongling yang dia topang naik, mengambil alih sebagian kekuasaan Wu Gongling dianggap kewajibannya.
Memperlakukan urusan negara seperti Urusan keluarga membuat Wu Gongling jengkel dan mulai cemas kalau lama-lama ini akan memicu ambisi wanita ini.
Tentu saja, faktor wanita juga penting. Sebagai kaisar yang terhormat, mustahil baginya menahan nafsu primitif hanya untuk berjaga perawan tua ini. Hasil pengorbanan seumur hidupnya bahkan tidak seenak saat dia masih jadi jenderal. Lalu untuk apa dia membantu dengan risiko kehilangan ekor?
Singkatnya, dia sudah lama mendeteksi: wanita jenis Hui Qingping tidak bisa menjadi permaisuri yang normal. Membuat Hui Qingping menjadi permaisuri yang patuh menjaga harem kerajaan itu sulitnya seperti naik ke langit - mustahil!
Memanfaatkan kesempatan ini, dia harus segera memerintahkan!
Begitu tiba di istana, dia langsung menjalankan misi hukuman mati untuk Hui Qingping tanpa ampun!
Alasan tidak bisa langsung mencoba membunuh adalah karena penghalangan dari para kultivator tersebut. Bagaimanapun ini adalah permaisuri suatu negara, masalahnya sangat besar. Tanpa izin dari tiga sekte besar Song, tidak baik untuk bertindak. Orang-orang dari tiga sekte yang berjaga di sini telah langsung melindungi Hui Qingping, khawatir Wu Gongling main-main, dan segera berkonsultasi dengan sekte untuk keputusan.
Terhadap hal ini, Wu Gongling sepenuhnya menyadari. Menyingkirkan Hui Qingping, tiga sekte besar seharusnya tidak akan memiliki keberatan. Dia memperkirakan, bukan hanya Hui Qingping, bahkan Tongxiange pun lambat laun akan disingkirkan oleh tiga sekte besar, karena mereka tidak ingin ada kekuatan kultivasi lain di sekitar Wu Gongling, ingin mengontrol Wu Gongling sepenuhnya.
Tiga sekte besar hanya khawatir dengan status permaisuri Hui Qingping, ditambah kebutuhan akan stabilitas situasi Song oleh Wu Gongling. Sementara menahan diri untuk tidak berkonflik terbuka dengannya. Kini Wu Gongling aktif melawan, mengapa tiga sekte besar memiliki logika untuk menentang?
Ada apa? Begitu kejadian itu terungkap, seluruh istana gempar. Bukan hanya pejabat sipil, bahkan prajurit bawahan Wu Gongling pun terkejut. Seorang jenderal besar ingin membunuh istrinya sendiri?
Keesokan harinya di sidang pagi, Wu Gongling yang jarang menghadiri sidang istana datang. Yang dibahas adalah masalah ini.
Perdana Menteri Zi Pingxiu yang pertama kali memimpin permohonan, berkata tentang pembunuhan tanpa alasan yang akan berdampak besar, mungkin menggoyang hak waris takhta, meminta Wu Gongling berpikir tiga kali.
Ide para pejabat ini berbeda dengan pemikiran kultivator dari tiga sekte besar Song. Para pejabat ini lebih sungguh-sungguh dalam pengelolaan urusan negara.
Namun pada masa ini, Kerajaan Song yang baru saja bangkit dari kehancuran, banyak hal masih belum berbentuk, sistem kepentingan juga belum membentuk tata letak yang berpengaruh. Saat inilah kekuatan pembatasan terhadap Wu Gongling paling minimal. Wu Gongling bisa berbuat semaunya, sekelompok orang sama sekali tak punya cara menghadapinya.
Setelah sidang istana bubar, Zi Pingxiu dengan wajah merah padam kembali ke kediaman perdana menteri, langsung menuju paviliun Jia Wuqun.
Jia Wuqun sedang duduk membaca di sebuah paviliun kecil. Melihat perdana menteri yang duduk di seberangnya dengan ekspresi marah, ia meletakkan buku, mengambil kuas dan mencelupkannya ke tinta, lalu menulis di papan kertas beberapa karakter yang diputarkan untuknya: Tidak mendengarkan nasihat?
Zi Pingxiu: "Andai saja dia mau mendengarkan nasihat. Ini benar-benar keterlaluan, bahkan permaisuri pun dibunuh seenaknya. Ke depannya bukankah semua orang akan hidup dalam ketakutan?"
Jia Wuqun kembali mengayunkan kuasnya menulis: Dia sendiri tidak peduli, untuk apa Tuan Perdana Menteri memaksakan diri.
Zi Pingxiu menghela napas: "Guru, kasus permaisuri Song tertangkap basah berselingkuh, lalu Kaisar Song dalam kemarahan membunuh permaisuri - jika kabar ini tersebar akan menjadi lelucon besar. Tak hanya mempengaruhi urusan dalam negeri, tapi juga diplomasi dengan negara-negara lain, membuat kita menjadi bahan tertawaan. Dia memang tidak peduli, dia hanya peduli hasil. Nanti sekali lagi akan melemparkan perintah: Yang tidak kompeten disuruh bertani. Ini... bukankah ini sengaja mencari masalah untukku?"
Melihat kekesalannya, Jia Wuqun terdiam sejenak, lalu kembali menulis: Perdana Menteri bisa menemui Pemimpin Sekte Tongxiange Shan Dongxing, minta dia membujuk. Mungkin efektif.
Zi Pingxiu membaca lalu termenung, bertanya ragu: "Shan Dongxing berkolusi erat dengan Yang Mulia. Apakah dia akan memaksa diri melawan keputusan Kaisar?"
Jia Wuqun kembali menulis, memindahkan isi dari papan untuk ditunjukkan padanya: Justru karena alasan ini, Tiga Sekte Besar tidak ingin melihat kekuatan lain di sekitar Yang Mulia. Tidak bergerak untuk sementara bukan berarti tidak bergerak sama sekali. Tongxiange dalam keadaan waspada, dengan bantuan kekuatan pejabat istana, Tongxiange akan menyambut baik. Jika Perdana Menteri pergi, Shan Dongxing pasti akan memberikan harga diri pada Perdana Menteri.
Zi Pingxiu terlihat berpikir, namun masih ragu-ragu, "Yang Mulia bertindak semaunya. Apakah upaya Shan Dongxing membujuk akan berguna?"
Jia Wuqun menulis untuknya: Pasukan Cang Zhou dikerahkan, Shan Dongxing mengikuti sepanjang jalan. Dibandingkan dengan pejabat Song dan Tiga Sekte Besar Song, Wu Gongling lebih dekat dengan Shan Dongxing. Beberapa argumen yang disampaikan Shan Dongxing akan lebih efektif daripada orang lain. Tak ada salahnya mencoba!
Kemudian ia menuliskan naskah persuasi untuk ditunjukkan pada Zi Pingxiu.
Setelah membaca, Zi Pingxiu mengangguk berkali-kali tanpa banyak bicara. Tanpa membuang waktu, ia segera bangkit dan pergi.
Sungguh tidak bisa ditunda lagi. Ia sangat paham, Wu Gongling belum menyentuh Hui Qingping saat ini mungkin masih menunggu jawaban dari sekte-sekte besar. Jika tidak berhasil menghentikan sebelum sekte-sekte besar merespon, kasus Permaisuri Song yang terbunuh saat menangkap perselingkuhan akan menjadi sudah pasti terjadi.
Seperti yang diperkirakan Jia Wuqun, setelah Zi Pingxiu menemui Pemimpin Sekte Tongxiange Shan Dongxing, meski awalnya ragu, akhirnya Shan Dongxing menyanggupi untuk mencoba. Tentang keberhasilannya, ia sendiri tak berani menjamin.
Alasan keraguannya karena ia tahu niat Wu Gongling membunuh Hui Qingping. Menghalangi atau tidak, hidup matinya Hui Qingping sebenarnya tidak berpengaruh padanya.
Sedangkan alasan menyetujui percobaan ini, sungguh-sungguh memberikan harga diri pada Zi Pingxiu sebagai pemimpin tertinggi para pejabat.
Shan Dongxing, sesuai dengan permintaan Zi Pingxiu, segera memasuki istana dan menemui Wu Gongling, menyampaikan alasan bujukan yang dirancang Zi Pingxiu sebagai pertimbangan pribadinya.
Alasan yang diberikan cukup sederhana: Shan Dongxing berkata, semua orang mengatakan Anda membunuh kakak sendiri, kini membunuh istri sendiri. Bukankah ini mengukuhkan tuduhan pembunuhan kakak? Bagaimana dunia akan memandang Anda?
Wu Gongling ragu-ragu, masih ada pertimbangan hati. Selama ini dia selalu menyangkal tuduhan pembunuhan kakak.
Akhirnya, Wu Gongling mengubah keputusan. Hui Qingping tidak dihukum mati, namun hukuman lain tak terhindarkan. Setelah turun tangan, dia tak akan memberi kesempatan Hui Qingping untuk berbalik.
Hui Qingping dicopot statusnya sebagai permaisuri, dihukum penjara seumur hidup!
Adapun lengan kanan Hui Qingping, semuanya dipenggal Wu Gongling. Seluruh murid perempuan Hui Qingping dibantai habis.
Sejak saat itu, tak satu pun pengkhianat Sekte Tiannü berakhir baik.
Menyaksikan murid-muridnya ditangkap dan dihukum, namun tak bisa berbuat apa-apa, Hui Qingping menangis tersedu-sedu dalam sel, menyesali keserakahan yang membuatnya mengkhianati sekte.
Dimanfaatkan Wu Gongling, lalu dihancurkan setelah tak berguna - setidaknya menurut persepsinya. Dia mengumpat habis-habisan hingga kehabisan tenaga, akhirnya limbung duduk di sudut sangkar dengan tatapan kosong.
Pesona permaisuri bagai asap tertiup angin, datang dan pergi secepat mimpi, membuatnya tersadar seperti baru terbangun dari ilusi.
Saat membuat keputusan ini, urusan sebesar menurunkan permaisuri, Wu Gongling bahkan tidak berdiskusi dengan pejabat istana. Dekrit resmi langsung dikeluarkan di sidang pagi keesokan harinya. Sebelum mengeluarkan dekrit, dia telah lebih dulu membunuh murid-murid Hui Qingping untuk memotong sayap putih sang guru.
Pulang dari sidang pagi, Zi Pingxiu kembali menemui Jia Wuqun sambil menggelengkan kepala dengan senyum getir.
Jia Wuqun tampak terkejut, menulis pertanyaan: Masih harus dibunuh?
Zi Pingxiu: "Nyawanya diselamatkan. Permaisuri diturunkan! Tanpa musyawarah, dekrit langsung dikeluarkan."
Jia Wuqun cepat-cepat menuliskan pertanyaan: Bagaimana reaksi pejabat istana?
Zi Pingxiu menghela nafas: "Reaksi kali ini tidak besar! Yang Mulia mengatakan Hui Qingping tak sepadan dengan prestise, ingin mengangkat ratu baru dari putri-putri berbudi para pejabat. Meski tampak ceroboh, Yang Mulia punya trik tersendiri. Semua pejabat tertarik, tak ada lagi keberatan. Diperkirakan mereka akan membantu meredakan gelombang sisa insiden ini untuk mengambil hati Yang Mulia!"
Jia Wuqun sedikit mengerutkan alis, kembali menulis: Apakah perdana menteri juga tertarik?
Zi Pingxiu mengusap janggut sambil berdesah, "Menikahkan siapa pun sama saja. Memiliki permaisuri dari keluarga sendiri sangat istimewa. Siapa yang tidak tertarik? Hanya saja dari kerabat yang bisa dinikahkan, siapa yang pantas masih perlu direnungkan." Desahannya seolah menyesali tak memiliki putri yang layak dinikahkan, harus mencari dari sanak keluarga.
Jia Wuqun: Perdana Menteri harus tiga kali berpikir!
Zi Pingxiu tertegun sebentar: "Guru merasa ini tidak pantas?"
Jia Wuqun menuangkan nasihat melalui tinta: Pembukaan Butterfly Dream Realm tanpa penutupan bertentangan dengan hukum alam! Keterlibatan praktisi independen di Ruang Dimensi Tiandu yang tiba-tiba meningkat, perang antara Song, Han, Yan, dan Zhao, kehancuran Zhao, pergantian kekuasaan Song, kembalinya kekuasaan Xuan Wei dari Wei kepada jun secara bertahap, serta insiden pelatihan di Sacred Realm - semua peristiwa besar ini datang bertubi-tubi pasti bukan hal biasa, melainkan pertanda perubahan besar di dunia! Setelah sekian lama stagnasi, siluman dan iblis telah menimbun kekuatan terlalu lama. Dengan segala indikasi ini, aku khawatir Sembilan Dewan Tertinggi telah menyusun rencana. Di masa genting ini, Perdana Menteri harus mempertahankan strategi menunggu dan melihat, jangan terlalu terlibat. Penguasa Song sekarang yang membantai kakak dan istri sendiri telah melampaui batas ketiadaan moral. Wajar jika para penjilat meninggalkannya seperti sampah. Jangan berharap pada penguasa seperti ini, Perdana Menteri juga tak boleh terbelenggu olehnya. Menjaga jarak adalah jalan mundur, baru setelah itu kita bisa mencari kesempatan untuk menjaga keselamatan seluruh penghuni Purple Mansion di tengah kekacauan ini. Kuharap Perdana Menteri mempertimbangkan dengan bijak!
Serangkaian nasihat ini membuat Zi Pingxiu berkedip-kedip gugup. Setelah mondar-mandir beberapa saat, tiba-tiba ia duduk kembali sambil bergumam ragu: "Jika semua orang berebut posisi penguasa, bukankah ketenanganku justru akan menimbulkan kecurigaan?"
Jia Wuqun merumuskan strategi dengan pulpennya: "Sudah menjadi rahasia umum bahwa Perdana Menteri tidak memiliki putri usia nikah. Mengingat penguasa sekarang adalah pezina, Perdana Menteri bisa mencari kerabat berpenampilan buruk untuk dijadikan umpan - pasti akan ditolak!"
