“Terutama ketika utusan dari berbagai sekte jumlahnya sedikit, hanya segelintir orang seperti ini, memiliki seorang murid kepercayaan untuk membantu sangatlah berharga. Tidak berlebihan untuk datang mengucapkan terima kasih.”
Dia merasa tidak berlebihan, tapi Niu Daomei malah tercengang. Setelah sadar, barulah dia menyadari ada kebetulan ini. Orang ini pasti sulit untuk tidak salah paham.
“Sudah merasa dia salah paham, sekarang ditambah kejadian ini.” Niu Daomei bergumam dengan senyum getir, “Sepertinya tak bisa dijelaskan.”
Chao Jing tak mengerti maksudnya, mencoba bertanya: “Adik mau menjelaskan apa?”
“Tidak ada.” Niu Daomei menggelengkan tangannya, “Tidak ada.”
Dia tidak ada masalah, tapi Chao Jing punya maksud tersembunyi. Segera berbisik: “Adik, latihan di Tanah Suci ini sebenarnya bagaimana? Tolong beri tahu saya dasarnya dulu.”
Setelah daftar latihan Tanah Suci diubah, dia ingin seperti Yu Cang mengunjungi Gua Adamantium-Ungu untuk menemui Niu Daomei. Beberapa hal tidak berani ditulis di surat. Sayangnya dia benar-benar tidak bisa bertemu Niu Daomei. Untungnya Niu Daomei juga ada di daftar, karena toh akan datang juga, dia tidak terburu-buru. Inilah yang memicu pertemuan dengan segala cara ini.
Niu Daomei menghela nafas: "Kepala suku Chao, pengalaman kali ini sungguh aku tidak tahu apa yang terjadi. Tidakkah kau pikir, bagaimana mungkin aku punya informasi rahasia tentang urusan Tanah Suci?"
Chao Jing tidak percaya: "Adik, kau sendiri yang menyuruhku mempersiapkan pasukan andalan untuk masuk ke Tanah Suci!" Ucapannya penuh makna, jelas menyiratkan: Masuk akalkah kau mengaku tidak tahu apa-apa?
Bukan pertama kali Niu Daomei menjelaskan masalah seperti ini. Sudah terlalu lelah, tapi harus tetap dijelaskan. Sialan! Semua mengira dia punya koneksi dalam di Tanah Suci. Mana berani dia mengaku? Jika terjadi sesuatu pada mereka di sana dan membongkar rahasianya, mengaku dia punya informasi dalam, masalahnya akan serius. Pasti pihak Tanah Suci akan menyiksanya habis-habisan untuk mengusut mata-mata.
Masalah seperti ini, ada atau tidak, tetap tidak boleh diakui. Dipukuli sampai mati pun takkan mengaku.
Dia menghela nafas putus asa: "Salah paham, semua salah paham. Ingat kejadian di Ruang Dimensi Tiandu? Awalnya tidak ada urusanku, tapi akhirnya aku masuk. Lalu muncul latihan di Tanah Suci ini. Aku hanya waspada akan kemungkinan buruk dan mempersiapkan diri. Murid kepercayaanmu itu kusiapkan bukan untukmu, tapi sebagai cadangan jika terjadi hal darurat. Siapa tahu daftar peserta diubah, akhirnya timbul salah paham ini. Sungguh, kalian semua salah mengerti!" Penjelasannya penuh kesabaran.
Chao Jing menunjukkan ekspresi tak percaya, "Pemikiran Adik saya paham, semua saya mengerti, tenang saja. Hal-hal yang saya lakukan untukmu tak bisa muncul ke permukaan, mustahil saya menjualmu. Tapi kalau tak mengerti apa sebenarnya makna pelatihan ini, benar-benar membuat hati tak tenang. Contohnya tulisan yang Ding Wei suruh kita buat hari ini, sama sekali tak ada persiapan sebelumnya, membuat saya kerepotan tak bisa mengatasi. Tapi Adik justru bisa melewatinya dengan mudah, pasti karena ada perhitungan dalam hati sehingga mudah diatasi..."
Melihat Niu Daomei sudah membelalakkan mata, dia buru-buru mengubah pernyataan: "Tentu, saya tidak bermaksud menuduh Adik. Kejadian sudah lewat, yang tak seharusnya ditulis pun sudah ditulis, menyesal pun percuma. Saya hanya berharap Adik bisa membantu di kemudian hari, jangan sampai saya terlambat mengatasi lagi. Adik, terus begini benar-benar bisa berakibat fatal! Saya yakin Adik juga tak ingin saya ganti rugi di sini. Sebelumnya Adik juga mengingatkan saya untuk mengatur kekuatan pasukan Jancuk, kalau sudah diatur seperti itu, pastinya saya masih bisa membantumu sedikit. Benar kan?"
Niu Daomei tercekat hebat, "Katakan, kalian ini benar-benar bisa menyadari tujuan. Ini karena reaksi kalian sendiri yang lambat, tak bisa merespons segera, apa hubungannya denganku? Saya tegaskan lagi, saya benar-benar tak punya rahasia dalam! Berikan jawaban jelas, harus bagaimana lagi supaya kau percaya?"
Apapun yang dikatakannya, Chao Jing tetap tak percaya. Chao Jing juga tak menanggapi ini, tahu dia takkan mengaku, "Adik, saya taruh perkataan di sini. Saya bukan orang yang tak tahu membalas budi. Selama pelatihan ini kau bisa membantuku lulus, dalam perjalanan ke Tanah Suci ini, segala perintahmu—siap menghadapi bahaya apa pun, takkan saya tolak!"
“……”Niu Daomei tak bisa berkata-kata, satu per satu datang menanyakan hal serupa, bagaimana menjelaskan pun tetap tidak percaya, masih perlu penjelasan apa lagi? Sugesti omong kosong! Namun ia berulang kali menegaskan,"Aku tidak peduli bagaimana kalian berpikir, tapi aku harus jelaskan dengan jelas, aku benar-benar tidak punya rahasia dalam, ini semua salah paham kalian!"
Chao Jing mengangguk,"Mengerti, memahami, semua tahu! Tapi semakin banyak penolong semakin kuat tenaga, saling membantu, perkataan ini tidak salah kan?"
Kau tahu apa? Kenapa tidak mati saja? Niu Daomei ingin membunuhnya, mulut sudah kering berbicara, tetap seperti memetik kecapi di depan sapi, menggelengkan kepala,"Benar, semua yang kau katakan benar, mari kita saling membantu ya?"
Chao Jing akhirnya menarik napas lega, mengangguk halus:"Dengan sikap adik seperti ini, aku jadi tenang. Jika ada sesuatu segera beritahu aku, kalau tidak nyaman, beri sugesti yang jelas juga boleh."
Niu Daomei melambaikan tangan, hal ini benar-benar tidak ingin dibahas lagi, juga tidak bisa dijelaskan jelas, orang lain tetap tidak percaya, apa lagi yang bisa dilakukan? Mengalihkan topik ke hal lain,"Hal-hal yang Ding Wei suruh tulis itu, kau benar-benar menulisnya?"
Chao Jing memijit dahinya, agak pusing menjawab:"Bagaimana mungkin tidak menulis? Tapi juga tidak mungkin menulis sampai mati. Keadaan sudah jelas, meski kita jadi cucu pun sulit memuaskan mereka, masa benar-benar memutus jalan mundur sendiri? Sama sepertimu, menulis dengan menghindari hal sensitif, hanya tidak bisa seperti kau yang membersihkan diri sampai begitu bersih."
Niu Daomei mengangguk perlahan, sesuai dengan informasi yang didapat dari Empat Lautan, bahkan Chao Jing pun seperti ini, diperkirakan cara menghadapi orang lain juga tidak jauh berbeda.
Hanya saja jika semua orang seperti ini, tidak tahu bagaimana reaksi Tanah Suci setelah melihat tulisan-tulisan kalian.
Justru karena itu, dia mulai curiga apa tujuan sebenarnya Ding Wei menyuruh menulis semua ini...
Tanah Suci Daluo, Menara Giok yang anggun, malam yang pekat, Paviliun Fangfei di kedalaman menara, mutiara memancarkan cahaya, ruangan terang bagai siang.
Di balkon, Sha Rulai duduk di depan meja, kendi arak menghadap bulan, mengangkat gelas sambil memandangi bintang-bintang. Arak ini dibuat dengan resep rahasia Niu Daomei.
Wajahnya tak pernah tersenyum, selalu datar. Seperti kata Niu Daomei yang pernah bertemu: "Seolah semua orang berhutang padanya".
Luo Fangfei dengan gaun sutra tipis, siluet anggunnya samar-samar di balik kasa, berjalan perlahan lalu bersujud di samping Sha Rulai. Kepalanya yang dimiringkan dengan rambut awan bersandar di bahunya, berbisik manja penuh makna: "Senior, sudah larut malam."
Sha Rulai hampir tidak menunjukkan reaksi sedemikian, menghabiskan arak dalam gelas.
Tak mendapat respons yang diharapkan, sayang riasannya. Luo Fangfei agak kesal, tapi segera mengubah sikap menggoda, duduk tegak sambil merayu dengan menuangkan arak dari kendi. Kemudian mengambil gelas kecil dari nampan, bersulang: "Aku temani senior minum."
Sha Rulai acuh tak acuh, entah pikirannya tidak ada padanya atau bagaimana.
"Tak berapa gelas diminum, seorang perempuan terbang dan mendarat di balkon. Kedua tangannya menyodorkan kantong kain sambil melapor: "Tuan Pemilik Vila, salinan yang Anda minta sudah diantar."
Luo Fangfei yang meletakkan cawan anggur bangkit. Ia mengambil kantong itu, mengeluarkan isinya, lalu melemparkan kembali kantongnya. Segulungan dokumen terentang di tangannya. Setelah memeriksa tulisan di atasnya, ia bertanya santai: "Sudahkah Santo melihatnya?"
Mendengar penyebutan Luo Qiu, Sha Rulai menunjukkan sedikit reaksi. Ia melirik sebentar sebelum kembali menuang arak untuk dirinya sendiri.
Perempuan itu menjawab: "Sudah. Yang Tuan minta adalah salinan dari tempat Santo."
Luo Fangfei: "Apakah Santo memberi petunjuk langkah selanjutnya?"
Perempuan itu: "Sepertinya tidak. Hamba pun tak berani terlalu banyak menyelidik ucapan Santo."
"Hm, pergilah!" Kibasan lengan gaun sutra Luo Fangfei mengusir sang pelapor. Ia lalu bersujud di samping meja penyelidikan di balkon, mulai memeriksa isi dokumen.
Dokumen-dokumen ini bukan lain merupakan tulisan para anggota sekte yang ikut pelatihan di Perkebunan Shouque atas perintah Ding Wei.
Setelah selesai ditulis, sembilan porsi salinan segera dikirim ke Sembilan Dewata Tertinggi. Luo Fangfei yang mendengar kabar ini, dengan memanfaatkan statusnya sebagai putri Luo Qiu, menyuruh orang membuat salinan dari tempat ayahnya. Inilah yang baru sampai sekarang.
Setelah membaca dengan cepat semua konten yang ditulis berbagai sekte, Luo Fangfei sengaja mengeluarkan satu porsi yang ditulis Niu Daomei dan menaruhnya di paling atas. Ia mendekati Sha Rulai yang sedang duduk, menyodorkan dokumen dengan kedua tangan sambil tersenyum, "Senior, lihatlah tulisan Niu Daomei ini. Dari 24 kepala suku yang datang berlatih, hanya si brengsek ini yang menulis dengan gaya paling santai."
Sha Rulai menoleh dan menatapnya tajam, membuat Luo Fangfei merasa tidak nyaman. Tangannya yang masih memegang dokumen ragu-ragu antara terus memegang atau meletakkannya, menciptakan situasi canggung.
Namun akhirnya Sha Rulai menerima dokumen tersebut. Di bawah sinar bintang dan bulan, ia memeriksa tulisan Niu Daomei, lalu melanjutkan membaca tulisan orang lain.
Melihat seniornya serius membaca, wajah Luo Fangfei berseri-seri. Jarang ada hal yang bisa dibuatnya untuk menyenangkan senior ini. Berbagai insiden sebelumnya hampir menghilangkan semua kepercayaan dirinya di hadapan sang senior. Kini melihat perhatian yang diberikan, hatinya berbunga-bunga. Dengan tetap berlutut, ia menggeser badannya mendekat, aktif mengisi cawan anggur kosong sang senior, lalu duduk diam menemaninya sambil memandangi siluet wajah Sha Rulai yang diterangi bulan.
Setelah membaca semua tulisan peserta, Sha Rulai kembali memeriksa dokumen Niu Daomei untuk kedua kalinya.
Memang, semua orang menulis tentang masalah internal sekte masing-masing. Hanya Niu Daomei satu-satunya yang menuangkan "urusan rumah tangga" biasa dalam tulisannya.
Namun setelah dilihat lebih teliti, sebenarnya dalam tulisan Niu Daomei sudah terkandung jawabannya. Yaitu, tak lama setelah bergabung dengan Gua Adamantium-Ungu, dia bahkan belum memiliki hak pengambilan keputusan, sama sekali belum menyentuh rahasia internal gua tersebut. Karena itu lahirlah karya yang unik seperti ini.
Meletakkan setumpuk dokumen kembali di meja kerja, Sha Rulai bertanya, "Ini perintah Ding Wei pada mereka?"
Luo Fangfei tersenyum: "Masalah pelatihan lapangan adalah keputusan para Santo. Mana mungkin dia berwenang? Pasti instruksi langsung dari Santo."
Sha Rulai: "Apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?"
Luo Fangfei menggeleng: "Entah. Termasuk surat-surat ini, sebelumnya sama sekali tidak ada desas-desus. Ding Wei pasti yang pertama menerima instruksi."
Sha Rulai terdiam sejenak, tiba-tiba bertanya: "Kabarnya daftar nama Niu Daomei kau ubah secara khusus?"
Luo Fangfei tersipuk: "Bukankah Senior hanya bertanya apakah namanya ada dalam daftar? Kalau Senior tertarik, ya saya masukkan. Saya ingin tahu seperti apa orang yang bisa menarik perhatian Senior."
Sha Rulai: "Saya hanya menanyakan apakah Gua Adamantium-Ungu membawanya. Bukan memintamu ikut campur."
Ekspresi Luo Fangfei membeku. Dengan senyum paksa dia berkata: "Kalau Senior tidak senang dia di sini, saya akan usir dia pulang."
