Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan status mereka di sini yang tidak punya pengaruh, sama sekali tidak ada suara. Sekalipun protes, kehadiran mereka tidak akan mengubah apapun.
Chao Jing dari Pintu Binatang Buas sebenarnya tidak ingin mengangkat tangan, tapi tidak mau menampakkan keberatan. Ditambah melihat kondisi di lokasi, meski dirinya tidak angkat tangan pun tidak akan mengubah apapun, akhirnya ia pun mengangkat tangan.
Setelah mengamati jumlah yang angkat tangan, Tai Shu Shancheng yang sudah menurunkan tangannya tersenyum sinis, "Fu Hua, keputusan semua orang sudah jelas. Tidak perlu lagi memaksa mereka untuk 'mengulurkan tangan' demi keberatanmu, bukan?"
Fu Hua tak bisa berkata-kata. Ia hanya melirik Qin Guan dan Ke Dingjie. Usahanya sampai di sini sudah bisa dianggap sebagai bentuk pertanggungjawaban pada Niu Daomei. Sepengetahuannya, Qin dan Ke bukanlah pelayan setia Niu Daomei. Ia juga tak perlu sampai merusak hubungan dengan semua orang hanya untuk ini, khawatir akan mempengaruhi pihak Empat Lautan. Akhirnya ia pun diam.
Tai Shu Shancheng terkekeh, lalu kembali bertanya pada Qin dan Ke, "Kalian berdua ada keberatan?"
Kedua orang itu saling pandang. Keberatan apa lagi? Jika benar-benar membuat marah orang-orang ini, akhirnya akan jauh lebih berbahaya daripada menghadapi siluman rubah.
"Kalau sudah tidak ada lagi keberatan, maka diputuskan demikian!" Tai Shu Shancheng melambaikan tangan besar-besar, menetapkan keputusan, lalu melanjutkan pembahasan persiapan selanjutnya.
Sementara mereka masih berdiskusi, pasukan Piao Miao Ge sudah menyelesaikan persiapan. Mereka pun terbang dari puncak gunung menuju daerah mati Huangze yang luas di depan, memancing perhatian para anggota sekte lain yang menyaksikan.
Ding Wei yang berdiri di tempat tinggi diam mematung. Tiba-tiba ia melihat banyak anggota sekte menoleh ke suatu arah. Ia pun ikut menoleh, menyaksikan dua burung pengintai besar terbang cepat dari langit jauh, menyambar menuju puncak gunung di tempat ini.
Burung besar mengibaskan sayap untuk memperlambat dan mendarat, beberapa orang yang menumpang juga melompat turun. Huang Ban telah kembali, bersama dengannya adalah Niu Daomei yang dibawa pulang secara darurat.
Huang Ban melihat para anggota sekte lain yang mengikuti pelatihan lapangan masih ada, langsung merasa lega. Sepanjang perjalanan mereka terburu-buru, akhirnya berhasil tiba tepat waktu. Ia segera bergegas menghampiri Ding Wei dan memberi hormat, "Guru, berhasil memenuhi tugas tanpa mengecewakan, orangnya sudah kami bawa kembali."
"Itu Niu Daomei!"
"Bukannya mereka sudah pergi? Kenapa bisa kembali?"
Para peserta pelatihan dari berbagai sekte menjadi gempar, berdesas-desus, agak bingung mengapa Niu Daomei yang sudah pergi ini bisa kembali lagi.
Fu Hua dan yang lain terkejut, lalu saling bertukar senyum, seolah berkata: Si itu ternyata kembali.
Shen Yidu dari Paviliun Bulan Sabit, Chao Jing dari Pintu Binatang Buas, dalam hati merasa tenang kembali.
Mengenai alasan kepulangannya, bagi mereka tidak penting. Kelompok ini yakin Niu Daomei mengetahui rahasia dalam, ditambah situasi dimana Luo Fangfei sendiri yang turun tangan, semakin menguatkan keyakinan mereka. Si itu sudah menjalin hubungan dengan putri Luo Qiu, mana mungkin tidak tahu seluk-beluk pelatihan ini.
Kepala Suku Niu ternyata kembali! Qin Guan dan Ke Dingjie langsung menghilangkan kecemasan mereka, wajah dipenuhi gejolak sukacita - tulang punggung mereka telah kembali.
Perbandingan situasi sebelum dan setelah kehadiran Niu Daomei membuat keduanya sangat merasakan perbedaannya. Bahkan sikap anggota kelompok Empat Lautan terhadap mereka menjadi lebih dingin.
Niu Daomei melirik orang-orang di sekitarnya, dalam hatinya sangat kesal. Sepanjang perjalanan ia terus menghitung waktu, berharap tidak sempat sampai. Jika terlambat, mungkin bisa meninggalkan Tanah Suci, atau bahkan lolos dari misi pelatihan ini. Namun akhirnya tetap saja berhasil sampai, membuat hatinya dipenuhi kekecewaan. Diam-diam ia menyalahkan Huang Ban yang memaksakan kecepatan perjalanan.
Ketidakpuasannya tak berani ditampakkan. Ia pun maju memberi hormat kepada Ding Wei dengan gestur tangan tradisional.
Ding Wei mendengus, "Karena sudah kembali, gabunglah dengan pasukan."
Niu Daomei baru hendak mengangguk, tiba-tiba melihat seseorang di samping Ding Wei mengingatkan: "Guru, pasukan Piao Miao Ge sudah berangkat. Kami sudah menahan satu orang. Jika Niu Daomei bergabung, jumlah anggota tim pelatihan akan melebihi Piao Miao Ge."
Mendengar ini, Niu Daomei tertegun. Harapan kembali menyala di hatinya - mungkinkah masih ada kesempatan?
Anggota Piao Miao Ge yang ditahan sementara itu memandangi Niu Daomei dengan masygul. Dalam hati ia menggerutu: Kenapa datangnya tidak cepat atau lambat, justru di saat genting begini? Kemungkinan besar akan membuat kami harus berkutat di sini lagi selama berbulan-bulan.
Ding Wei membalas bertanya: "Apakah Piao Miao Ge kurang satu orang lalu langsung kalah?"
Pengingat itu buru-buru menjelaskan: "Guru salah paham, maksud saya bukan begitu." Ia ingat sebelumnya Ding Wei sendiri yang menekankan prinsip keadilan.
Ding Wei berkata tegas: "Tim pelatihan boleh lebih banyak, tapi personel Piao Miao Ge tidak boleh melebihi. Paham?"
Pengingat itu seketika mengerti maksud tersembunyi di balik pernyataan tersebut, segera menjawab: "Ya!"
Harapan Niu Daomei runtuh seketika. Dalam hatinya mengutuk leluhur Ding Wei.
“Setelah itu, Ding Wei melambaikan tangan, mengusir orang-orang di kiri-kanan, hanya menyisakan Niu Daomei seorang diri, bertanya: "Anda kenal dengan Luo Fangfei?"
Niu Daomei tersenyum getir: "Sebelumnya hanya mendengar reputasinya, tak pernah bertemu muka. Pertemuan di Perkebunan Shouque adalah pertama kalinya."
Ding Wei: "Berarti sebelumnya pernah ada hubungan tertentu?"
Niu Daomei: "Tak pernah ada kontak sama sekali. Saya tidak mungkin bisa menjangkau."
Ding Wei heran, "Lalu mengapa dia memilihmu masuk ke Tanah Suci, lalu mengantarmu keluar sendiri?"
"Saya juga bingung soal ini, tidak tahu mengapa dia tiba-tiba datang ke Perkebunan Shouque..." Niu Daomei berhenti di tengah kalimat, tiba-tiba tertegun, menyadari sesuatu, curiga: "Maksud Tuan Ding, masuknya saya ke Tanah Suci juga atas penunjukan langsungnya?"
Ding Wei mendengus sinis, "Perubahan daftar peserta latihan ini terjadi karena Anda. Karena Luo Fangfei lancang mengganti nama dalam daftar dengan nama Anda, baru memicu revisi menyeluruh setelahnya. Anda sama sekali tidak tahu?"
"..." Niu Daomei agak linglung, teringat ucapan Ding Wei saat pertemuan pertama di Perkebunan Shouque yang menyebut para kepala suku bisa ikut latihan ini berkat jasa besar Niu Daomei.
Saat itu masih heran maksud perkataannya, sekarang akhirnya mulai memahami sedikit petunjuk.
Melihat ekspresinya yang tampak benar-benar tidak tahu, Ding Wei diam-diam heran apa sebenarnya yang terjadi.
Masalah ini perlu diselidiki lebih lanjut nanti. Kini yang penting adalah pelatihan, tidak boleh terlalu banyak membuang waktu. Ia pun tidak berkata lebih banyak, melambaikan tangan memanggil Huang Ban.
"Tuan Ding, mengapa bisa begini?" Niu Daomei bertanya lagi, ingin mengetahui kebenarannya.
Namun Ding Wei tidak lagi menuruti dia.
"Jangan sampai terjadi sesuatu lagi." Ding Wei memberi petunjuk kepada Huang Ban, lalu berbalik dan menyelinap pergi, mendarat di seekor burung terbang yang langsung dikendalikannya terbang menjauh.
Dia memimpin Piao Miao Ge tidak mungkin menghabiskan waktu tiga bulan terus-menerus mengawasi di sini, tetap dipercayakan kepada Huang Ban yang khusus menanganinya.
"Ya!" Setelah mengangguk, Huang Ban memberi hormat untuk mengantarnya.
Sekelompok orang melompat ke burung terbang, beberapa ekor burung terbang segera terbang mengejar arah perginya Ding Wei.
Setelah orang-orang itu pergi jauh, Huang Ban menoleh ke arah Niu Daomei. Sangat ingin bertanya apa yang Ding Wei katakan padanya barusan, sayangnya tidak sopan menyelidiki urusan Ding Wei, lalu menjulurkan dagu ke arah Niu Daomei, "Kau sudah tertunda cukup lama, masih tertegun di sini untuk apa?"
Niu Daomei yang sedang merenungkan perkataan Ding Wei tersadar. Dengan cepat bereaksi, spontan mencari alasan sambil menarik-narik pakaiannya, "Pelayan Huang, haruskah aku tetap memakai pakaian seperti ini? Perlu berganti pakaian tidak?"
Pakaian yang masih dikenakannya dari Gua Adamantium-Ungu. Setelah memasuki Tanah Suci, Huang Ban terlalu terburu-buru mendengar personel pelatihan sudah berangkat, langsung membawa Niu Daomei tanpa henti. Saat itu juga lupa untuk mengganti pakaiannya.
Sekarang setelah diingatkan oleh Niu Daomei, Huang Ban baru menyadari. Segera bertanya pada orang kiri-kanannya apakah masih ada pakaian personel pelatihan.
Para staf di sekitarnya menggelengkan kepala. "Siapa sialan yang mau sengaja menyiapkan pakaian untuk Niu Daomei?" Tidak ada sama sekali.
Huang Ban juga tidak mungkin terbang bolak-balik untuk Niu Daomei lagi, satu kali perjalanan memakan waktu seharian penuh. Ia melambai dan berkata, "Sudahlah, begitu saja. Kita bicarakan lagi setelah latihan ini selesai."
"Ya!" Niu Daomei memberi hormat dengan patuh dan mengangguk, baru kemudian berbalik mendekati perwakilan berbagai sekte yang masih menatapnya.
"Kepala Suku!" Qin Guan dan Ke Dingjie segera bergegas keluar, keduanya membungkuk penuh hormat. Kembalinya Kepala Suku Niu secara mendadak benar-benar membuat mereka bersukacita.
Niu Daomei tertawa ringan, "Wajah kalian terlihat berseri-seri, kondisi kesehatan baik ya. Ngomong-ngomong, selama saya tidak ada, ada yang merepotkan kalian tidak?"
Keduanya saling pandang. Meski wajah mereka memang terlihat berseri, tapi sebenarnya itu karena senangnya Kepala Suku kembali, bukan seperti yang dibayangkan Niu Daomei.
Mengenai masalah gangguan, Qin Guan maju selangkah dan berbisik di telinga Niu Daomei tentang perubahan sikap orang-orang setelah kepergiannya, termasuk insiden baru saja dimana Tai Shu Shancheng menjadi pemimpin dan jelas ingin mempersulit mereka.
Alis Niu Daomei berkerut halus, "Kalian berdua benar-benar tidak bisa apa-apa. Apa harus selalu nurutin perkataan orang? Kalau memang tidak bisa, kenapa tidak buat kelompok sendiri? Bahkan tidak berani buang angin, mempermalukan orang Gua Adamantium-Ungu!"
Perasaan kesalnya karena dipaksa kembali mempengaruhi ucapan yang keluar dari mulutnya.
Qin dan Ke merasa canggung, serempak memberi hormat, "Ini ketidakmampuan kami sebagai murid."
“Omong kosong sedikit bicara, cukup, urusan ini akan aku tangani. Aku ingin lihat siapa yang berani main gila di kepala Gua Adamantium-Ungu!” Niu Daomei melempar ucapan sambil melangkah maju. Kedua orang itu segera berbalik mengikuti di kiri-kanannya, energi vital mereka terpancar berbeda—tidak lagi pucat ketakutan seperti sebelumnya.
Keduanya pun entah apa alasannya. Sejujurnya sebelumnya mereka juga tidak punya kesan baik pada Niu Daomei. Murid asli Gua Adamantium-Ungu mana yang bisa menerima orang tiba-tiba jadi Kepala Suku? Pengaruh ketidakpuasan dari sesama anggota sekte di sekitar memang mendominasi. Namun setelah beberapa saat mengikuti Niu Daomei, sepertinya ada pengaruh tak terduga yang membuat mereka merasakan daya tarik misterius sang Kepala Suku yang mampu memberi ketenangan hati.
Setidaknya mereka pernah menyaksikan bagaimana para pemimpin dari berbagai pihak sering berkumpul mengelilingi Niu Daomei. Setidaknya mereka merasakan bahwa Kepala Suku Niu adalah sosok yang mampu menstabilkan situasi.
"Hehe, pada menatapku kenapa? Bukannya belum pernah lihat." Sampai di depan kerumunan, Niu Daomei tersenyum sambil memberi hormat, "Para hadirin, kita bertemu lagi. Berpisah sebentar, rasanya seperti sepuluh ribu tahun!"
Hong Gaitian tertawa terbahak-bahak, "Adik, bukannya kau sudah pergi dari Tanah Suci? Kok bisa kembali?"
Niu Daomei menggelengkan kepala sambil menghela nafas, "Aku juga tidak ingin kembali. Baru minum arak di Gua Adamantium-Ungu, karena rindu pada kalian semua, aku pun aktif datang kembali."
Rindu pada kami? Ucapan ini disambut gelombang mata berputar penuh sinis. Percaya baru setan!
