Tapi dia tak ada pilihan lain, kecuali ingin mati, atau langsung tumbang di rintangan saat ini.
Dia juga sadar tindakannya ini akan mendatangkan banyak masalah, seperti bagaimana menjelaskan masalah pergerakannya? Namun si brengsek Niu Daomei sama sekali tak peduli, menyuruhnya mengatur sendiri, yang penting sudah mendorongnya keluar, setelah ini Niu takkan terlibat lagi, semua masalah jadi urusannya, dia harus cari cara mengarang alibi.
Awalnya dia berjudi Niu tak berani mengungkap, karena instruksi Niu sebelumnya juga tak bisa terang-terangan, kalau sampai kebocoran, Niu yang memaksanya berbohong ini juga pasti kena getah.
Dipertaruhkannya Niu tak berani, tapi hasilnya nihil, Piao Miao Ge memojokkan Niu ke jalan buntu, Niu mengorbankan segalanya, memaksa Ao Feng harus memilih.
Kini penyesalannya tak terbendung, sejak Niu menghampirinya dengan pesan itu, dia sudah menyesal, menyesali tak bisa mengendalikan nafsunya.
Semua orang menatapnya keluar, Niu Daomei juga menatapnya, kilatan senyum di matanya.
Ao Feng yang keluar dari kerumunan juga melirik Niu, setelah berdiri di lokasi, berkata tenang: "Saya menyaksikan."
Niu Daomei pun berbalik memberi hormat: "Guru Ding, benar, dialah. Saat saya dirampas, orang inilah yang lewat dan melihat langsung."
"Perkataan Niu Daomei sudah tidak relevan lagi. Saat ini, Niu Daomei bukan lagi fokus utama."
"Perlu diketahui, sekarang ada yang bisa membuktikan anggota Piao Miao Ge melanggar aturan. Keseriusan masalah ini cukup besar!"
Ding Wei bahkan tidak melirik Niu Daomei lagi. Matanya menatap tajam Ao Feng sambil bersuara berat: "Jika ingatanku tidak salah, kau murid Ye Nian bernama Ao Feng, bukan?"
Ao Feng memberi hormat ringan, "Benar!"
"Kau..." Xuan Yao hendak berbicara, tapi Ding Wei tiba-tiba mengangkat tangan menghentikannya. Ia tak mengizinkan Xuan Yao berbicara lagi, ingin memimpin interogasi sendiri: "Kau yakin melihat langsung anggota Piao Miao Ge merampas barang Niu Daomei?"
Ao Feng mengangguk halus: "Kebetulan aku lewat di sebelah dan menyaksikannya."
Ding Wei: "Kau harus bertanggung jawab penuh atas ucapanmu. Jangan ada dusta sama sekali. Paham?" Sebenarnya masih berusaha menyadarkannya untuk berpikir matang sebelum bicara. Setelah mengucapkan ini, ia agak menyesal, merasa tak pantas mengatakan hal seperti ini di depan umum yang bisa sampai ke telinga Santo.
Ao Feng: "Aku benar-benar melihatnya."
Melihat keteguhannya, jakun Ding Wei bergerak sedikit. Ia tak memaksa lebih lanjut, mengangguk: "Baik! Jelaskan secara detail kondisi yang kau lihat."
Ao Feng: "Waktu pastinya aku juga tidak ingat jelas, sekitar tak lama setelah masuk ke Jalan Buntu Huangze. Aku melihat seseorang yang mengenakan pakaian warna berbeda..." Ia menoleh ke Niu Daomei, mengangkat tangan menunjuknya, "Ya dia. Saat itu aku tidak tahu siapa dia, baru tahu sekarang. Pakaiannya waktu itu membuatku heran, bukan gaya Piao Miao Ge juga bukan jubah merah sekte mana pun, tidak tahu dari mana asalnya. Aku tidak bisa menahan rasa penasaran, ingin melihat ada apa, lalu diam-diam mengikutinya."
"Tak disangka setelah beberapa lama, muncul dua anggota Piao Miao Ge yang menghalanginya. Tidak tahu apa yang mereka bicarakan, sepertinya langsung berkelahi saat bertemu. Dalam proses pengejaran, Niu Daomei melemparkan kantongnya sebagai umpan. Keduanya merampas kantong itu, sementara Niu Daomei melarikan diri. Saat kabur, dia melewati hutan kecil tempatku bersembunyi dan melihatku. Aku hanya melihat mereka merampas barang Niu Daomei, apakah itu mata ketiga siluman rubah atau bukan, aku tidak tahu."
Niu Daomei mendengarkan sambil memuji diam-diam. Ia merasa ucapan sang kepala suku cukup sempurna seperti air tak bocor, mengembangkan instruksinya menjadi lebih detail. Segera ia menyahut, "Benar! Yang mereka rampas waktu itu memang mata ketiga siluman rubah hasil buruanku."
Qin Guan dan Ke Dingjie saling pandang bingung. Keduanya sangat tahu: selama mengikuti Kepala Suku Niu, mereka sama sekali tidak menyerang satu pun siluman rubah. Dari mana datangnya mata ketiga siluman rubah? Bagaimana mungkin ada yang bisa dirampas orang? Jangan-jangan ini hasil rampasan belakangan?
Bahkan jika keduanya bodoh, mereka bisa melihat bahwa Ao Feng ini tidak lain adalah orang yang Kepala Suku Niu dapatkan dari interogasi dua anggota Piao Miao Ge, cucu didik Du Wuxu yang menjadi fokus pemeriksaan? Jelas Ao Feng sedang membantu Kepala Suku Niu!
Keduanya tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi, tidak mengerti bagaimana Ao Feng bisa muncul membantu Kepala Suku Niu.
Mereka yakin sebelum memasuki Jalan Buntu Huangze, Kepala Suku Niu sama sekali tidak mengenal Ao Feng. Jika tidak, dia tidak akan menyelidiki melalui informan Piao Miao Ge yang ditangkap.
Pasti ada sesuatu yang terjadi hingga Ao Feng membantu Kepala Suku Niu.
Keduanya yakin belum pernah bertemu Ao Feng saat bersama Kepala Suku Niu. Mereka menyadari tujuan periode menghilangnya Kepala Suku Niu sendirian - pasti dia melakukan sesuatu selama itu. Tapi apa tepatnya, tidak bisa mereka bayangkan, melampaui jangkauan pemahaman mereka.
Setidaknya bagi mereka, kondisi ini sangat luar biasa.
Bahkan orang-orang dekat Niu Daomei merasa heran. Coba tanya orang lain - siapa yang menyangka Niu Daomei berkolusi dengan Ao Feng? Apalagi Ao Feng selalu tinggal di Taman Wuliang.
Melihat Niu Daomei berseru, Ding Wei hanya meliriknya. Baginya, omongan Niu Daomei adalah kosong belaka, tak penting lagi. Tanpa menghiraukan, dia melanjutkan interogasi ke Ao Feng: "Kau melihat langsung. Siapa dua penjarah itu?"
Ao Feng menjawab: "Tahu. Satu bernama Fu Ming, satunya Chi Liukuan."
Dua nama ini disebutkan, Qin Guan dan Ke Dingjie kembali saling pandang. Mereka tidak asing dengan kedua nama ini, bukankah mereka adalah anggota Piao Miao Ge yang awalnya direbut oleh Kepala Suku Niu, lalu kemudian dibunuh oleh mereka berdua secara terpisah?
Orangnya sudah lama mereka bunuh, merampas barang-barang Kepala Suku, bahkan hantu dendam pun takkan muncul secepat ini?
Keduanya bisa memastikan 100%: Ao Feng dan Kepala Suku Niu telah berkolusi.
Detak jantung mereka mulai berdegup kencang. Mereka merasakan permulaan drama menegangkan di mana Kepala Suku Niu pasti memainkan peran penting.
Kedatangan mereka kali ini mulai menghancurkan persepsi negatif mereka: Apa sebenarnya Piao Miao Ge itu? Entitas yang membuat seluruh Gua Adamantium-Ungu gemetar ketakutan, tak berani melawan. Tapi lihatlah apa yang dilakukan Kepala Suku Niu sejak membawa mereka ke Tanah Suci?
Pertama mereka sendiri yang membunuh anggota Piao Miao Ge, kini menyaksikan langsung kolusi Kepala Suku Niu dengan Ao Feng - memutar balik fakta di hadapan banyak anggota Piao Miao Ge dan pemegang perintah mereka. Semua ini mustahil terbayangkan sebelumnya.
Mereka hanya bisa menghela napas: Beraninya Kepala Suku Niu! Seolah Piao Miao Ge tak ada artinya di matanya?
Teringat ketidaksukaan guru mereka terhadap Kepala Suku Niu saat bergabung dengan Gua Adamantium-Ungu dulu, mereka sampai merinding membayangkan nasib sang guru.
Fu Ming? Chi Liukuan? Pupil Ding Wei menyempit, kedua nama ini sangat ia kenal.
Di sampingnya, Xuan Yao segera berbisik mengingatkan, "Guru, mereka adalah orang dari Tanah Suci Dayuan kita. Kebetulan kedua nama itu ada dalam daftar penghilangan, bagaimana..."
Tanpa perlu diingatkan pun Ding Wei masih ingat. Ding Wei melayangkan pandangan dinginnya, memaksanya diam.
Di kerumunan bawah, para peserta ujian dari Piao Miao Ge mulai gempar. Meski sekte lain mungkin tak mengenal Fu Ming dan Chi Liukuan, kebanyakan peserta Piao Miao Ge tahu dari faksi mana kedua orang itu.
Kasus ini kini menyangkut orang Tanah Suci Dayuan, apalagi saat ini wakil Tanah Suci Dayuan yang memegang kendali Piao Miao Ge. Banyak yang merasa ini akan menjadi sorotan, muncul ketenangan pikiran penuh antisipasi.
Ding Wei bersuara berat, "Ao Feng, bagaimana kau memastikan itu mereka? Apa kau sangat dekat dengan mereka? Sepengetahuanku, kau selalu tinggal di Taman Wuliang, jarang berinteraksi dengan dunia luar. Kok bisa langsung menyebut nama mereka?"
Hal lain bisa diabaikan, tapi yang menyangkut sekutu sendiri, tentu harus menyelidiki semua pertanyaan.
Ao Feng menjawab, "Aku memang tak akrab dengan mereka. Tapi setelah melihat mereka merampas barang, aku mulai memperhatikan. Saat peserta ujian Piao Miao Ge berkumpul di Jalan Buntu Huangze, aku tetap memantau. Apakah Eksekutor berharap aku sama sekali tak punya rasa ingin tahu?" Jawabannya mengandung perlawanan, sikap yang pantas sebagai cucu didik Du Wuxu.
Ding Wei tak mau berdebat, lanjut bertanya, "Mereka berdua hilang. Kau bilang mereka merampas sesuatu, tapi untuk sementara kita tak bisa menemukan mereka untuk konfirmasi."
Ao Feng: "Mencari mereka sudah tak mungkin, mereka sudah tewas."
Ding Wei menyipitkan mata, menggali celah: "Bagaimana kau tahu mereka sudah mati?"
Ao Feng: "Aku melihat langsung dengan mataku."
Ding Wei: "Bagaimana mungkin kau menyaksikan kematian mereka? Jangan-jangan kaulah yang membunuh?"
Ao Feng dengan tenang menjawab: "Pemegang Perintah terlalu paranoia. Awalnya aku cuma ingin mengumpulkan bukti kejahatan mereka... Terus terang saja, orang Tanah Suci Dayuan ini berani-beraninya! Saat kutilang mereka, malah ketahuan sedang menyerang anggota sekte lain. Tapi mereka ketemu musuh sekuat ini, akhirnya malah terbunuh."
Perkataan ini membuat Qin Guan dan Ke Dingjie kaget. Jangan-jangan maksudnya kami? Tapi setelah dipikir, situasinya tidak sesuai. Jelas-jelas ada kolusi dengan Kepala Suku Niu, mana mungkin dia menginjak batu tajam dengan kaki telanjang.
Para anggota sekte lain terperanjat. "Ada yang berani membunuh orang Piao Miao Ge di antara kita? Tak mungkin!"
Mereka saling mengamati dengan curiga, setiap wajah terlihat mencurigakan.
Visi orang-orang Piao Miao Ge seperti pisau menyapu kerumunan, menginterogasi setiap ekspresi.
Ding Wei bersuara berat: "Ao Feng, artinya kau melihat anggota sekte yang membunuh mereka?"
Ao Feng: "Ya, aku menyaksikan dengan jelas."
Ding Wei: "Bisa mengenali pelakunya?"
Ao Feng: "Bisa."
Ding Wei melambaikan tangan ke arah anggota berbagai sekte, "Semua yang pulang dari berbagai sekte ada di sini, silakan periksa dengan teliti."
Ao Feng tak menoleh sedikit pun, menggelengkan kepala perlahan, "Tak perlu diperiksa. Pembunuhnya pasti tidak ada di sini, semuanya sudah mati."
Nada suara Ding Wei tiba-tiba berubah dingin, "Mati lagi? Lagi-lagi tidak ada bukti?"
Ao Feng: "Fu Ming dan Chi Liukuan awalnya menyerang seseorang yang mungkin adalah kepala suku suatu sekte - aku tidak mengenalinya. Kemudian dua murid dari sekte itu datang membantu serangan balik. Hasilnya, kedua murid yang datang terbunuh, tapi ketiganya berhasil membunuh Fu Ming dan Chi Liukuan. Sang kepala suku yang terluka parah berhasil kabur dengan mengandalkan tenaga magis meski anggota badannya tidak lengkap. Aku mengikutinya, bermaksud membantu mengatur saksi, tapi tiba-tiba muncul anggota sekte lain. Aku memilih tidak menampakkan diri. Kukira mereka akan menolong, ternyata malah memanfaatkan kesempatan merampas barang orang yang terluka lalu membunuhnya. Mungkin karena terlalu lama di Taman Wuliang, baru kali ini aku mengerti betapa banyak orang yang berani sampai segitunya."
