Hasil ini di luar perkiraan mereka. Tak disangka Piao Miao Ge akan membela keadilan, mengakui kerugian mereka dan menunjuk mereka ke Rumah Uang Dunia.
“Dua orang yang bahagia tentu dengan wajah berseri-seri, sementara yang lain dalam suasana muram, terpaksa menghadapi masa depan yang tak diketahui.”
Huang Ban akhirnya memberi pengarahan, “Masalahnya sudah diputuskan, pulanglah dan bersiap-siaplah. Guru Ding telah mengeluarkan instruksi ke orang-orang dari berbagai divisi. Setelah menerima kabar, setiap divisi akan mengirim orang untuk menjemput kalian.”
Setelah itu, sekelompok orang kembali dengan lesu.
Begitu tiba di paviliun itu, gerombolan yang sudah lama bergaul erat langsung menyusup ke kamar Niu Daomei untuk menghiburnya.
Di dunia kultivasi, praktisi terbagi dalam berbagai sekte. Jarang ada kesempatan hidup bersama selama ini. Setelah sekian lama, keakraban pasti semakin erat, lebih mudah bergaul.
Para anggota grup menyadari Niu Daomei lebih sial – sementara semua akan meninggalkan Tanah Suci, dialah satu-satunya yang harus tetap tinggal.
“Adik, sungguh tak kusangka. Terimalah kenyataan ini.” Hong Gaitian menepuk bahu Niu Daomei sambil menghela napas penuh penyesalan.
Niu Daomei meliriknya dengan mata menyipit, “Terima? Kemarin siapa yang panik dan membuat keributan di sini? Sekarang kau bisa menerima?”
Fu Hua berseru kesal: “Jangan pedulikan dia. Tapi ingat, berhati-hatilah. Jika ada pesan untuk disampaikan ke luar, kami akan bantu.”
Tanpa kesedihan atau ketakutan, Niu Daomei berkata tenang: “Sudahlah. Urus saja diri kalian. Persiapkan diri menghadapi orang-orang divisi. Tak perlu bertahan di sini.”
Jejak telah dituangkan, memang harus mempertimbangkan dengan tenang. Setelah bermain manis, semua orang memandang pamit.
Tanpa orang luar, Qin Guan dan Ke Dingjie yang emosi ketidakpuasan mendekat. Qin Guan bertanya, "Kepala suku, kapan Tanah Suci akan melepas kami pulang?"
Niu Daomei: "Entah."
Di hati sebenarnya tahu: Tidak ada yang namada dilepas atau dipulangkan. Sembilan Santo memang akan memanfaatkan mereka, dan terus memanfaatkan sampai terungkap. Jika mati, Gua Adamantium-Ungu akan mengisi posisi. Ingin lepas dari kekacauan ini dan kembali ke Gua Adamantium-Ungu hampir mustahil.
Yang tinggal di Tanah Suci kali ini bukan hanya Gua Adamantium-Ungu, tapi tujuh sekte lain. Yang sial total delapan.
Orang lain mungkin tak merasakan apa-apa terhadap sekte yang tinggal, tapi setiap nama yang disebut menyentuh hati Niu Daomei. Ia menemukan masalah: Sekte yang tinggal di Tanah Suci hampir semua bermusuhan dengannya. Tiga sekte pimpinan Klan Qi Yun dari Jin, Tianhuo Jiao dari Qi, Istana Lie Tian dan Kuil Darah dari Song, plus Pintu Binatang Buas. Menara Langit tidak termasuk karena hubungan baik Quan Taifeng dengannya.
Semua yang punya hubungan baik dengannya diusir. Yang tinggal semua pernah berseteru.
Secara umum, delapan sekte tinggal di Tanah Suci. Dua puluh sekte lainnya ditempatkan di luar...
Karena sudah di dalam Tanah Suci, petugas Piao Miao Ge yang menjemut segera tiba. Tak lama setelah sekte-sekte kembali ke paviliun, delapan sekte sial itu dipanggil berkumpul di pekarangan.
Personil dari sekte-sekte yang tidak terkait hampir semuanya muncul di depan pintu kamar, menyaksikan dengan diam sekelompok orang yang kurang beruntung.
Xuan Yao muncul membawa sekelompok anggota Piao Miao Ge. Setelah mondar-mandir di depan perwakilan delapan sekte, saat melewati Niu Daomei, pandangan mereka bertemu. Xuan Yao tersenyum tipis - mungkin sinis - sebelum berbalik dan berkata, "Ikuti aku semua!"
Kedelapan sekte itu keluar dari paviliun, menghilang dari penglihatan orang banyak, terus menyusuri hingga keluar dari Perkebunan Shouque.
Di luar perkebunan, sekawanan burung besar telah menunggu. Begitu penumpang tiba, mereka segera terbang membawa manusia...
Di tengah panorama megah gunung dan laut, berdiri kompleks paviliun rumit bernama Kota Tanya Langit - pusat komando Piao Miao Ge di Tanah Suci.
Berbeda dengan dunia luar, di sini Piao Miao Ge tidak berwenang campur tangan urusan Sembilan Tanah Suci. Tugas mereka lebih sederhana: mengelola wilayah di luar area suci dan menjadi mediator antar-Santa.
Inilah alasan mengapa hanya delapan sekte yang diizinkan tinggal di Tanah Suci, sementara dua puluh empat lainnya ditempatkan di luar.
Begitu rombongan tiba, kawanan burung pengangkut segera terbang pergi. Xuan Yao memimpin delapan sekte masuk ke lapangan kosong tempat sekelompok anggota Piao Miao Ge telah menunggu dengan tangan terlipat.
Kedatangan Xuan Yao disambut hormat dengan tangan tergenggam dari seluruh anggota Piao Miao Ge.
"Sudah kubawa orang-orangnya. Masing-masing departemen silakan menjemput bawahannya," perintah Xuan Yao di tengah kerumunan.
"Siap!" jawab mereka serentak sebelum bertindak.
Segera beberapa petugas Piao Miao Ge maju. Pemimpinnya berseru, "Klan Qi Yun, ikut aku!"
Tai Shu Shanhai membawa dua muridnya maju dan mengikuti orang itu pergi.
Gelombang pemanggilan terus berlanjut. Jumlah orang di lokasi semakin berkurang. Tiga orang dari Sekte Adamantium-Ungu terakhir dipanggil. Sebelum pergi, Niu Daomei menoleh dan melihat Xuan Yao juga sedang menatapnya.
Sesampainya di sebuah paviliun, pemimpin yang memandu jalan berhenti dan berbalik. Menghadapi ketiga orang dari Sekte Adamantium-Ungu, dia menatap Niu Daomei: "Kau Niu Daomei?" Nada suaranya tidak ramah.
Niu Daomei memberi hormat: "Benar."
Orang itu mengamatinya dari ujung kepala sampai kaki, lalu berucap perlahan: "Aku Long Fanhai, pelaksana Departemen Siluman Rubah. Mulai hari ini, kalian akan bekerja di Departemen Siluman Rubah. Kalian adalah orang-orang yang ditunjuk langsung oleh Santo. Jika ada masalah, bisa langsung cari aku."
Departemen Siluman Rubah? Qin Guan dan Ke Dingjie saling pandang bingung. Departemen Siluman Rubah ilmu setan apa ini?
Keduanya tidak tahu. Niu Daomei sedikit mengerutkan alis. Dari dokumen yang diberikan Chang Qingshan, dia ingat ini departemen di Tanah Suci yang khusus menangani perburuan siluman rubah. Kenapa mereka justru ditempatkan di sini? Entah ini kabar baik atau buruk?
"Long Fanhai?" Niu Daomei tersenyum, "Nama kehormatan yang bagus, Pelaksana Long."
"Tak perlu menjilat!" Long Fanhai membalas dengan dingin. Ia melambaikan tangan ke samping. Segera seseorang membawa sangkar berisi burung Jin Chi pengirim pesan dan langsung menyerahkannya ke tangan Niu Daomei.
Niu Daomei yang menerimanya bertanya bingung: "Ini maksudnya apa?"
Long Fanhai berkata: "Jin Chi ini bisa langsung menghubungi salah satu dari Sembilan Dewata. Ini titipan atasan untuk kalian."
Niu Daomei mengangguk, "Entah Jin Chi ini terhubung dengan Dewata yang mana ya?"
Long Fanhai: "Jangan tanya aku. Aku tidak tahu, atasan juga tidak perlu tahu kalian melapor ke Dewata mana. Jangan banyak tanya, percuma saja."
Niu Daomei mengangguk halus: "Paham."
Long Fanhai melanjutkan: "Sesuai perintah atasan, paviliun kecil ini khusus untuk tempat tinggal kalian. Untuk kebutuhan harian, beri tahu penjaga di luar saja."
Niu Daomei: "Terima kasih atas kerjanya."
Long Fanhai melambaikan tangan. Dua orang menghampiri membawa setumpuk pakaian. "Ini seragam Piao Miao Ge. Ganti nanti, biar mudah bergerak di sini." Ia berbalik pergi sambil melempar ucapan, "Ada kebutuhan tanya penjaga luar."
Gerombolan anggota Piao Miao Ge menghilang. Di paviliun kosong itu, tiga orang saling pandang bingung.
Niu Daomei yang masih memegang sangkar burung menganggukkan kepala. Qin Guan dan Ke Dingjie segera meletakkan pakaian, lalu menyebar ke kiri-kanan memeriksa seluruh kompleks.
Sementara Niu Daomei menengok ke segala arah sambil berjalan ke paviliun taman. Ia menaruh sangkar di meja batu, lalu duduk di bangku batu.
Pemeriksaan ini memakan waktu sekitar satu shichen. Qin dan Ke akhirnya bertemu kembali. Qin Guan melapor: "Kepala suku, tidak ada masalah."
Ke Dingjie: "Sekarang masalah yang kita hadapi adalah, kekuatan pasukan kita terlalu sedikit, paviliun ini meski tidak besar, penghalangnya cukup banyak, jika ada yang menyusup, sulit untuk dideteksi."
Niu Daomei: "Terlalu khawatir, di sini kita tidak akan mengalami sesuatu, jika terjadi sesuatu, seluruh departemen siluman rubah pasti terseret, tidak ada yang berani main-main. Tugas kalian adalah jaga malam bergiliran, jangan biarkan orang mendekat dan mengetahui privasi kita."
"Ya!" Keduanya serentak memberi hormat dan mengangguk.
Niu Daomei menunjuk pakaian yang baru diambil, "Kalian ganti dulu pakaian Piao Miao Ge, pergi jalan-jalan, selami kondisi sekitar."
"Ini..." Qin Guan tampak ragu-ragu, Ke Dingjie juga ragu berkata: "Kepala suku, kita baru datang, pantaskah pergi keluyuran?"
Niu Daomei heran, "Kalian kan sudah membunuh dua orang Piao Miao Ge, sampai segitu takutnya?"
Kalimat ini membuat keduanya panik, satu cepat-cepat melihat sekeliling, satu lagi melambaikan tangan, "Kepala suku, kata-kata ini tidak bisa asal bicara."
Niu Daomei menghela nafas: "Kalian di sini sebagai pengawas, seharusnya mereka yang takut pada kalian." Menunjuk otak, "Ingat, para Santo takut kita celaka, karena itu langsung menguasai hak hidup-mati kita, Piao Miao Ge tidak berwenang menghukum kita, tidak ada yang berani terang-terangan menyentuh kita, kalian boleh bertindak semena-mena."
"Bertindak semena-mena?" Wajah Qin Guan pucat, "Bukankah perkataan Kepala suku agak berlebihan?"
Niu Daomei: "Kalau begitu, mari kita ubah pernyataan. Aku akan menetapkan prinsip untuk kalian. Mulai hari ini, kita harus sengaja mencari masalah dengan mereka, cari masalah tanpa alasan, paksa mereka bersikap tidak hormat pada kita. Begitu menemukan sedikit masalah, segera laporkan ke atas!"
"Ya!" Keduanya agak linglung. Ke Dingjie tertawa getir, "Masalah kecil juga dilaporkan ke Santo... Kepala Suku, apakah tindakan kita ini pantas?"
Niu Daomei: "Tidak ada yang tidak pantas. Kita harus menyadari tujuan kedatangan kita di sini. Apakah kalian masih belum memahami situasi genting kita sekarang? Tidakkah kalian lihat Tai Shu Shan Hai dan yang lain masuk sebagai pengganti? Niat Santo untuk merombak Piao Miao Ge sudah jelas-jelas terlihat. Kuberi tahu, jika tujuan Santo tidak tercapai, kita jangan harap bisa keluar hidup-hidup. Jika mati, Gua Adamantium-Ungu akan mengirim pengganti."
Hal ini sebenarnya sudah diduga oleh keduanya. Wajah mereka tampak suram.
"Ingin menjaga hubungan harmonis dengan orang Piao Miao Ge? Mungkinkah? Kuberi tahu, pedang Santo sudah terangkat. Mereka sudah siap membunuh ayam untuk menakut-nakuti monyet. Siapa yang berusaha berdamai dengan Piao Miao Ge, dialah yang mencari maut. Dialah yang pertama akan menubruk mata pedang Santo!"
“Inspeksi？Mencari masalah？Piao Miao Ge tidak tahu Santo ingin merombak？Tanpa pakai otak, pakai pantat juga bisa menebak, Piao Miao Ge sudah siap siaga. Masalah apa bisa kita temukan？Santo mengirim kita, tapi kita tak berguna, pasti diganti. Ganti bagaimana？Tidak mungkin kita pulang selamat-sehat. Kalau tidak ada efek intimidasi, ganti berulang pun percuma. Semua cuma pura-pura bekerja biar bisa balik.”
“Golok pengancam monyet sudah teracung, pasti ada yang mati. Pisau ini tak boleh jatuh di leher kita. Bagian pertama ini harus kita lewati. Cari masalah, maksudnya kita harus provokasi Piao Miao Ge. Semakin kita berkutat dengan mereka, semakin berani melapor ke atas, semakin aman fase pertama.”
