Niu Daomei tersenyum sinis, "Bohong tentang Shang Jing! Cermin Shang yang dipegang Paviliun Bulan Sabit itu kuberikan sendiri pada mereka. Awalnya Shang Jing memang ada di tanganku."
Ucapan ini juga mengandung maksud ujian. Ia sendiri tak bisa memastikan bagaimana Dongguo Haoran mendapatkan Shang Jing, mengingat kemunculan artefak itu tepat saat insiden terjadi.
Sha Rulai tertegun, "Kau yang beri? Tidak mungkin! Saat Paviliun Bulan Sabit mendirikan kerajaan, mereka pernah menunjukkan Shang Jing ke Piao Miao Ge sebagai bukti kelayakan. Waktu itu aku masih menjabat sebagai Eksekutor Piao Miao Ge. Kutanyai langsung Yu Cang dari mana asalnya. Jawabannya cocok dengan arsip rahasia - dia bilang itu hadiah dari Tong Mo untuk Paviliun Bulan Sabit!"
Niu Daomei bersuara berat, "Yu Cang mengaku dapat dari Tong Mo?"
Sha Rulai: "Benar... Tapi kau bilang kau yang memberikannya pada Yu Cang. Pasti salah satu dari kalian berdua yang berbohong."
Niu Daomei: "Untuk apa aku membohongimu dalam hal seperti ini? Apakah aku memberinya Shang Jing atau tidak, mana mungkin aku tidak tahu?"
Sha Rulai: "Andai pun kau memberinya, bagaimana kau yakin Shang Jing yang kau beri itu asli?"
Niu Daomei gemas sekaligus geli. Bukankah dialah yang dengan tangannya sendiri memecahkan rahasia dalam Shang Jing? Masak iya tidak tahu keasliannya?
"Tentu saja, aku tidak akan mengatakannya langsung,"Shang Jing sudah bertahun-tahun di tanganku, mana mungkin aku tidak tahu keasliannya?"
Sha Rulai curiga, "Dari mana kau dapatkan Shang Jing?"
"Dongguo Haoran yang memberikanku. Saat itu aku baru sadar dari luka parah..." Niu Daomei menceritakan pertemuannya dengan Dongguo Haoran, termasuk perintah Dongguo agar dia pergi ke Sekte Shangqing, dan proses penyerahan Shang Jing.
Setelah dia selesai, dia menyadari Sha Rulai menatapnya dengan mata terbelalak, "Ada apa?"
Ekspresi Sha Rulai sangat serius, bertanya dengan suara berat: "Kau bilang saat itu di luar kuil kecil kau melihat burung gagak yang bisa berubah wujud manusia menyerangmu?"
Niu Daomei: "Benar. Burung gagak penuh aura jahat, kedua matanya memancarkan cahaya merah, bisa menguap menjadi manusia."
Dua kata meluncur dari mulut Sha Rulai: "Yā Jiāng!"
Niu Daomei tidak terkejut dengan jawaban ini. Sebenarnya dia sudah menduga, hari ini baru konfirmasi: "Maksudmu itu adalah Yā Jiāng?"
Wajah Sha Rulai dingin: "Mengumpulkan arwah pahlawan, menyuntikkannya ke burung gagak di tempat bermuatan Yin, mengolahnya menjadi makhluk jahat yang bukan hantu maupun siluman untuk dikendalikan - itulah Kegelapan! Ini metode rahasia Kegelapan. Sepengetahuanku, saat ini hanya Wu Chang dari Tanah Suci Dewata Kegelapan yang menguasai teknik ini. Yā Jiāng yang menjaga Buah Tanpa Batas di Taman Tak Terbatas adalah buatannya."
“Hanya Wu Chang yang bisa?” Niu Daomei balik bertanya: “Piao Miao Ge memperhatikan Pangeran Ning, bukankah mereka pernah dengar kabar angin di Yanjing bahwa Pangeran Ning pernah membuat 100.000 Pasukan Gagak?”
Sha Rulai: “100.000 Pasukan Gagak yang terkumpul bisa menyapu pasukan besar berbagai negara. Masalah sebesar ini mana mungkin Piao Miao Ge tidak perhatikan? Hal yang sama sekali tak ada hubungannya, palsu. Bukankah Shang Chaozong kemudian juga membongkar kebenaran? Hanya untuk menstabilkan Shang Jianxiong agar tidak menghabisi Shang Chaozong. Pasukan Gagak adalah kegelapan, mengendalikan kegelapan - mana mungkin iblis mudah dikendalikan, apalagi 100.000 makhluk gelap? Bahkan Wu Chang sendiri tidak percaya. Kalau mungkin, saat Wu Chang membuat banyak Pasukan Gagak, kekuatan Sembilan Santo mana yang bisa melebihinya? 100.000 Pasukan Gagak mustahil terjadi.”
Niu Daomei mengerutkan kening. Pasukan Gagak yang pernah didengarnya memang makhluk kegelapan dari aliran gelap, mungkin banyak orang sudah tahu.
Tapi sebelumnya dia selalu curiga Pasukan Gagak itu berasal dari Dongguo Haoran. Meski Lan Ruoting kemudian memberi penjelasan berbeda ke Istana Yan, bahwa itu hanya kebohongan untuk melindungi Shang Chaozong.
Tapi dia pernah bertanya ke Lan Ruoting: Mengapa harus membuat kebohongan tentang 100.000 Pasukan Gagak?
Alasan pertanyaannya ini karena dia pernah melihat langsung Pasukan Gagak.
Penjelasan Lan Ruoting adalah, alasan mengatakan hal tersebut karena suatu kali tanpa sengaja mendengar gurunya Luo Shaofu dan Pangeran Shangjian Ning, Shang Jianbo, membicarakan hal seperti "jika bisa memproduksi 100.000 Pasukan Gagak" di Kediaman Wang Ning. Terinspirasi dari ini, barulah dia menciptakan kebohongan itu.
Niu Daomei selalu mengira Lan Ruoting tidak jujur. Prasangka ini bukan tanpa dasar - hubungan antara Dongguo Haoran dan Zhao Xionge, sementara relasi Zhao Xionge dengan Kegelapan juga ambigu. Ditambah dengan penglihatannya sendiri akan keberadaan Pasukan Gagak yang pernah muncul di sisi Dongguo Haoran.
Tapi setelah mendengar perkataan Sha Rulai, pandangannya yang lama hancur berantakan. Mustahil membuat 100.000 Pasukan Gagak, artinya kecurigaannya selama ini salah.
Setelah merapikan pikirannya, Niu Daomei berucap perlahan: "Jika hanya Wu Chang yang bisa membuat Pasukan Gagak, dan Pasukan Gagak muncul saat kematian Dongguo Haoran, artinya kematian Dongguo Haoran terkait dengan Wu Chang?"
Benar. Sha Rulai menjadi sangat serius tepat karena memikirkan hal ini. Kematian Dongguo Haoran ternyata menyangkut Wu Chang, salah satu dari Sembilan Santo?
"Ini sungguh tak terbayangkan. Tak perlu bicara soal Dongguo Haoran, bahkan seluruh Sekte Shangqing pun bisa dihancurkan Wu Chang dengan satu kalimat saja." Sha Rulai tampak bingung.
Niu Daomei: “Masih ada Shang Jing kenapa bisa muncul di tangan Dongguo Haoran. Apa sebenarnya yang dialami Mu Tang dan kawan-kawannya, mungkin Anda tidak tahu, sebelum meninggal Mu Tang sempat memerintahkan pemakaman rahasia, sepertinya sengaja menyembunyikan waktu kematiannya. Selain itu, Mu Tang seharusnya juga tidak tahu bahwa Dongguo Haoran mengalami musibah, kalau tidak dia takkan meneruskan posisi ke Dongguo Haoran.”
Sha Rulai tiba-tiba mengonfirmasi lagi: “Benarkah Shang Jing itu kau serahkan ke Yu Cang?”
Niu Daomei: “Mengejar pertanyaan ini sudah tidak ada artinya...” Suaranya terhenti, seolah memahami maksud lawan bicara, “Yu Cang tidak jujur, tapi ini cocok dengan catatan rahasia di Piao Miao Ge!”
Pandangan Sha Rulai berkilatan: “Ada yang memodifikasi catatan dalam arsip rahasia!”
Ekspresi Niu Daomei tiba-tiba berubah haru, menyebutkan sebuah nama, “Wu Chang?”
Sha Rulai bersuara berat: “Orang biasa mustahil memasuki area terlarang yang sangat rahasia untuk mengubah arsip, selain Wu Chang mungkin tidak ada lagi, hanya dengan cara ini penjelasanmu bisa cocok.”
Suasana antara mereka berdua tiba-tiba terasa mencekam, masalah penculikan Sha Huanli yang sedang dihadapi justru terlupakan.
“Tapi kenapa Wu Chang melakukan ini?” Sha Rulai bergumam sendiri, sepertinya tidak bisa memahaminya.
Niu Daomei berucap pelan: “Banyak hal tidak perlu dipikir rumit, teka-teki yang kacau balau bisa diabaikan, langsung pada akar masalahnya. Dengan status Wu Chang sekarang yang sudah serba cukup, ditambah tubuh abadi, jika benar dia merencanakan sesuatu, alasannya mungkin hanya satu.”
"Dengan peringatan ini, ekspresi Sha Rulai tersentak, sepertinya memikirkan sesuatu, mengucapkan kata demi kata: "Melampaui Sembilan Santo!"
"Hu!" Niu Daomei tiba-tiba menghela napas, "Tampaknya kematian Dongguo Haoran mungkin menyimpan rahasia tersembunyi. Mu Tang berharap pada Dongguo Haoran, tapi ternyata Dongguo Haoran juga tewas. Kebenaran terkubur selamanya, bagaimana sebenarnya..." Guru Sha, mengenai hal ini engkau harus lebih waspada. Jika menemukan kejanggalan, segera beritahu aku. Hati-hati, jangan sampai mengganggu ular. Jika benar itu Wu Chang, dan terendus... Mengingat kita sama-sama tak tahu duduk perkaranya, akibatnya bisa tak terduga."
Sha Rulai mengangguk perlahan, setelah merenung sejenak akhirnya lega, seolah melepaskan masalah ini untuk sementara. Ia menatap Niu Daomei: "Ada satu hal yang harus kau janjikan padaku."
Melihat raut wajahnya yang sangat serius, Niu Daomei tertegun sejenak lalu tersenyum: "Guru ini bicara tanpa logika. Aku bahkan belum tahu masalahnya, bagaimana bisa menjanjikan sesuatu?"
Sha Rulai berkata dengan nada melankolis: "Kita berada di tengah badai perubahan, masa depan tak bisa diprediksi. Hidup dan mati mungkin terjadi dalam sekejap. Jika... maksudku, jika aku mati karena suatu hal, janji padaku, rawatlah Huan Li gadis kecil itu. Tak perlu repot-repot, cukup temukan keluarga baik untuknya. Dia tidak cocok dengan pasang surut kehidupan, lebih baik menikah dengan keluarga biasa dan hidup sebagai rakyat jelata. Jangan mengejar kemewahan, meski hidup sederhana, lebih baik daripada kehilangan nyawa. Jauhkan dia dari badai darah ini, janji padaku!"
Niu Daomei tersenyum getir: "Guru bicara seperti ini, hamba tidak berani sembarangan menjanjikan. Siapa yang lebih dulu mati antara kita masih belum pasti. Putrimu sendiri lebih baik kau rawat sendiri."
Sha Rulai: "Saat di Ruang Dimensi Tiandu dulu, aku pernah mempertimbangkan untuk menikahkan gadis itu denganmu. Karena kupikir dengan kemampuanmu, kau bisa berdiplomasi dan melindunginya. Tapi kau terlalu terlibat dalam, terpaksa kubatalkan. Jika kau mati lebih dulu, anggap saja aku tak pernah bicara ini. Begini boleh?"
Niu Daomei: "Jika kau bersikeras seperti ini, apa lagi yang bisa kukatakan? Aku hanya bisa bilang akan lihat situasi nanti. Jika benar sampai pada tahap itu, akan kulakukan sebisaku."
Melirik putrinya yang masih duduk di tanah, Sha Rulai berkata: "Kuberikan suratmu pada Luo Qiu. Kau yang pergi duluan atau aku?" Keduanya tak bisa pergi bersama.
Niu Daomei juga menoleh: "Kau duluan saja. Wali Kota Sha masih perlu tinggal di sini beberapa saat. Perlu membuatnya bekerja sama sesuai rencana, akan kubantu membujuknya."
"Sha Rulai melambaikan tangan memanggil, Elang Pemburu Merah yang bertengger di puncak gunung segera mengepakkan sayap. Saat melintas di sampingnya, ia melompat ke punggungnya dan terbang mengikuti angin menuju kejauhan."
Niu Daomei yang menyaksikan kepergian itu berjalan kembali. Setelah melihat jenazah Xiang Ming, ia memberi isyarat pada Awan Hitam untuk membersihkan lokasi kejadian.
Ia sendiri menghampiri Sha Huanli dan duduk di tanah sambil menghela napas, "Wali Kota Sha, nyawa ayahmu berada di genggaman keputusanmu!"
……
Di Tanah Suci Da Luo, aula megah Da Luo yang kosong menyambut Sha Rulai yang berdiri tegak dengan tangan terlipat.
Setelah menunggu sejenak, tampak sosok Luo Qiu berbaju hijau muncul dari belakang aula dengan langkah tenang. Sha Rulai segera memberi hormat: "Guru."
Luo Qiu mendengus, mengamatinya dari ujung kepala hingga kaki sebelum bertanya: "Baru kembali dari perjalanan?"
Sha Rulai menjawab sopan: "Ya!"
Luo Qiu: "Kudengar putrimu hilang. Masih mencari?"
Sha Rulai: "Lapor Guru, telah ditemukan. Huan Li diculik orang."
"Diculik?" Luo Qiu mengerutkan alis, tersenyum sinis. "Masih ada yang repot melakukan itu di Tanah Suci? Kalau kau sudah memastikan penculikan, pasti tahu dalangnya. Siapa? Aku ingin tahu siapa yang berani!"
Sha Rulai membungkuk: "Bangsa Siluman Rubah."
"Siluman Rubah?" Kerutan di dahi Luo Qiu semakin dalam.
Sha Rulai: "Urusan keluarga sendiri sebenarnya tidak berani mengganggu Guru. Awalnya hanya ingin menemukan Huanli saja, tapi kejadian yang terjadi sekarang ini murid tidak berani mengambil keputusan sendiri, juga tidak berani menyembunyikan dari Guru." Dari lengan bajunya mengeluarkan sepucuk surat, disajikan dengan kedua tangan. "Ini surat yang khusus dikirim siluman rubah untuk murid, mohon Guru berkenan melihatnya."
