Niu Daomei: "Katanya Yā Jiāng yang sudah berubah wujud manusia akan menampilkan wajah almarhum semasa hidup?"
Ao Feng ragu-ragu: "Benar. Tiga Yā Jiāng itu waktu berubah wajahnya agak familiar. Sepertinya semasa hidup pernah kulihat, mungkin orang dari Tanah Suci Dewata Kegelapan. Tapi tak pernah berinteraksi, jadi tak tahu siapa persisnya, namanya pun tak kuingat."
Niu Daomei langsung bersemangat: "Kamu ingat wajah ketiga Yā Jiāng dalam wujud manusia?"
Ao Feng bingung: "Agak samar. Lalu buat apa? Mau kamu selidiki satu-satu? Jancuk, ngapain nanya ini?"
Niu Daomei sengaja menambah keyakinannya, atau lebih tepatnya memberi nyali setelah tahu lawan tak punya pilihan: "Aku punya cara untuk menembus pertahanan Yā Jiāng."
Ao Feng terkejut: "Kamu punya cara?" Mukanya mencerminkan keterkejutan tak terbendung, tak menyangka rencana ini sudah dipersiapkan sedemikian matang.
Niu Daomei melambaikan tangan, menunda penjelasan. Dengan cepat ia keluar dari persembunyian, matanya mengawasi setiap gerak-gerik di sekeliling.
Ada beberapa hal yang perlu atau tidak perlu dilakukan sekarang, dia juga agak ragu-ragu. Di Taman Tak Terbatas, setelah api berhasil dikendalikan dan masalah genting terselesaikan, mustahil mereka bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Pencarian besar-besaran pasti akan dilakukan. Kabur dengan cepat sekarang tentu cara yang lebih aman, tapi setiap langkah tambahan saat ini akan mengurangi banyak masalah di kemudian hari. Namun dia juga takut waktu tidak cukup dan tertangkap orang-orang Taman Tak Terbatas.
Barusan untuk menstabilkan Ao Feng, terlalu banyak berdebat dengannya sehingga membuang waktu.
Ao Feng tidak tahu apa yang ingin dilakukannya, ikut keluar dari tempat persembunyian. Melihatnya mengamati sekeliling, Ao Feng pun ikut memandang sekitar.
Gunung dan sungai yang terhampar tiba-tiba membangkitkan perasaan campur aduk. Di Taman Tak Terbatas dia dikontrol sangat ketat, hampir tak pernah punya kesempatan keluar. Tak disangka keluar lagi kali ini karena dibakar oleh Niu Daomei.
Melihat kejauhan pertarungan manusia dan api masih sengit, Niu Daomei menguatkan hatinya memutuskan mengambil risiko. Berbalik memberi isyarat tangan ke Ao Feng, lalu membawa Ao Feng kembali masuk ke tempat persembunyian.
Ao Feng yang ikut kembali bertanya, "Ada apa?"
Niu Daomei membuka kerah bajunya, memasukkan tangan ke dada dan mengeluarkan setumpuk kertas putih, lalu seperti sulap mengeluarkan pensil arang.
Kedatangannya kali ini telah dipersiapkan dengan matang, seperti menghubungi Zhao Xionge, terlebih dahulu mencari informasi dari Wu Fei. Tanpa persiapan yang cukup, takkan mudah mendekati Taman Tak Terbatas atau membakar tempat ini. Karena itu sebelumnya telah membawa kertas, bersiap jika diperlukan - dan kini memang berguna.
Kertas putih direntangkan dengan sihir, dipegang satu tangan seolah ditopang papan.
Ao Feng sedang heran dengan tujuan orang ini, Niu Daomei telah menggunakan pensil arang sambil berkata: "Tiga Yā Jiāng yang menyamar dalam wujud manusia. Satu per satu, kau deskripsikan, aku yang melukis."
"......" Ao Feng terdiam, melihat alat lukis yang terkesan ceroboh. Bagaimana cara mendeskripsikannya? Bagaimana melukisnya?
Niu Daomei: "Waktu terbatas, cepatlah. Jangan banyak bacot, deskripsikan bentuk wajah dulu."
Dengan petunjuk deskripsi, Ao Feng merenung sejenak mengingat-ingat, lalu mendekatkan kepalanya ke sisi Niu Daomei sambil bergumam: "Yang pertama, rahangnya agak persegi..."
Sruukk! Pensil arang di tangan Niu Daomei mulai melesat cepat membentuk garis di atas kertas.
"Tak selebar itu, tulang pipinya perlu lebih sempit."
Niu Daomei segera menggeser jarinya menimpa garis, memperbaiki bagian tulang pipi dalam lukisan.
Saat siluet wajah mulai terbentuk melalui petunjuk verbal, ditambah teknik melukis Niu Daomei yang mahir, Ao Feng tak bisa menahan diri memandangi Niu Daomei dengan heran. Cara melukis seperti ini baru pertama kali ia saksikan. Dalam hati bertanya-tanya: Jangan-jangan orang ini sudah berlatih khusus untuk mencuri Buah Tanpa Batas?
“Jika benar demikian, persiapan Niu Daomei yang begitu matang justru menambah keyakinan dalam hatinya.”
“Bentuk ekor ikan di mata perlu diturunkan sedikit lagi.”
“Dahinya perlu dipersempit.”
“Hidungnya kira-kira perlu lebih mancung, dagu lebih runcing.”
Keduanya berdekatan dengan mesra, satu mengoreksi bagian yang tidak sesuai dengan ingatannya, satu lagi menerima dengan rendah hati. Setiap kesalahan langsung diperbaiki tanpa ragu-ragu, tak ada waktu untuk ditunda.
Ao Feng belum secara resmi menyanggupi permintaan Niu Daomei, namun dari tindakan nyata mereka sudah jelas bekerja sama dengan licik. Ao Feng terlihat sangat serius terlibat.
Tentu saja, di balik keseriusannya, mereka tetap waspada. Sebagian perhatian mereka terus memantau suara gemuruh di luar.
Sruukk... Kuas Niu Daomei bergerak cepat. Tak lama, wajah tiga Yā Jiāng semasa hidup mulai terhampar di kertas.
Namun kertas gambarnya terlihat kotor dengan banyak coretan. Tapi itu tak penting. Bagi Niu Daomei, ini hanyalah konsep. Asalkan sketsa ini bisa dibawa pergi, nanti akan dia gambar ulang.
Usai melukis, Niu Daomei membentangkan tiga potret di depan Ao Feng: "Coba periksa lagi, apakah masih ada yang perlu direvisi?"
Pandangan Ao Feng menyapu bolak-balik ketiga lukisan itu. Setelah merenung sejenak, akhirnya dia menggeleng: "Sepertinya masih ada perbedaan dengan sosok aslinya. Tapi ingatanku samar, tak bisa menjelaskan detailnya. Kira-kira seperti inilah gambarnya."
Niu Daomei: "Perbedaan dalam gambar yang dibuat dari deskripsi lisan itu wajar. Aku hanya ingin bertanya, apakah perbedaannya terlalu mencolok? Apakah orang yang mengenal mereka bisa mengenali mereka setelah melihat tiga lukisan ini?"
Ao Feng: "Sepertinya sudah cukup. Kecuali jika penampilan Yā Jiāng sekarang sangat berbeda dengan saat masih hidup... Ingatan samarku tentang tiga Yā Jiāng ini seharusnya tidak terlalu meleset. Kalau tidak, aku tidak akan merasa familiar saat melihat mereka. Orang yang mengenal mereka pasti bisa mengenali dari lukisan ini, setidaknya sudah sangat mirip dengan wujud Yā Jiāng yang muncul sekarang." Ia mengangguk seolah meyakinkan diri sendiri.
"Bagus!" Niu Daomei cepat-cepat melipat lukisan yang sudah selesai dan menyimpannya, lalu menyerahkan kertas dan pena ke lawannya. "Gambarkan sketsa kasar pertahanan atau penempatan personel di Taman Tak Terbatas untukku."
Ao Feng tidak banyak bicara. Ia mengambil alat tulis dan mulai membuat coretan di kertas sambil menjelaskan, "Pohon Buah Tanpa Batas berada tepat di pusat Taman Tak Terbatas. Tiga Yā Jiāng bertengger di cabang-cabang pohon itu..."
Niu Daomei menyimak dengan seksama, matanya tak lepas dari simbol-simbol yang mulai terlihat jelas di gambar.
Namun tak lama kemudian, suara manusia terdengar samar dari luar: "Ke sana, kamu cari di sebelah sana..."
Keduanya kaget, saling bertatapan, menyadari masalah telah datang.
Kecepatan reaksi pihak Taman Tak Terbatas melebihi perkiraan Niu Daomei. Mereka sudah mengirim pencari sebelum api sepenuhnya terkendali.
Ao Feng cepat-cepat mengembalikan alat tulis, lalu melesat ke mulut gua dan mengintip ke luar dengan diam-diam.
Saat Niu Daomei mendekati mulut gua, Ao Feng menoleh dan membuat gerakan dorong telapak tangan ke arahnya, lalu menunjuk diri sendiri sebelum mengarahkan jari ke luar gua, menyuruhnya keluar untuk menghadapi situasi.
Niu Daomei mengangguk menyetujui.
Ao Feng menoleh sebentar mengamati area luar gua, menemukan momen tepat lalu tiba-tiba melesat keluar.
Tak lama, di antara kerumunan pencari yang mendekat, terdengar teriakan keras, "Siapa itu?!"
Ao Feng yang muncul tiba-tiba menjawab, "Ini aku!"
Penanya berseru, "Ao Feng? Kenapa kau di sini?"
Ao Feng melirik sekeliling dengan raut seolah sedang menggeledah, "Saat memadamkan api tadi, kulihat ada yang menyelinap-selinap. Tak tahu siapa, kuikuti kemari untuk memeriksa."
Penanya langsung bersuara berat, "Di mana orangnya?"
Ao Feng: "Samar-samar kulihat sosok melintas di area ini, tapi setelah kucari tak ada jejak. Mari kita berpencar dan geledah wilayah ini!"
Mendengar ada kecurigaan di sini, si penyeru segera melambai, "Bubar! Geledah dengan teliti!"
Para pengikut berpencar, namun Ao Feng dengan wajah datar merebut posisi pencarian tertentu—tepat di area persembunyian Niu Daomei.
Di tempat persembunyiannya, badan Niu Daomei menempel di sisi sempit mulut gua. Kertas di tangannya telah disimpan, topeng palsu kembali menutupi wajahnya. Mantel telah dilepas, sedang menukar pakaian dalam-luar sebagai kamuflase.
Siluet seseorang menyelinap ke mulut gua. Niu Daomei cepat meraih gagang pedang di pinggangnya, siap menerjang. Begitu melihat wajah Ao Feng yang muncul, barulah tangannya melepaskan gagang pedang. Sorot matanya sekilas memancar apresiasi—kira-kira memahami maksud percakapan Ao Feng dengan para pencari tadi.
Berani melakukan perampokan ilegal di Jalan Buntu Huangze, ditambah sikap tenangnya saat memberikan kesaksian setelah ujian di Huangze selesai, telah membuktikan Ao Feng bukanlah pengecut yang mudah kehilangan kendali. Kejadian saat ini semakin membuktikan pria ini memiliki keberanian dan strategi.
Yang ditakutkan adalah bertemu rekan setim yang bodoh. Kemampuan Ao Feng membuat Niu Daomei semakin yakin dengan rencana operasi mereka.
Begitu Ao Feng tiba, keduanya segera masuk lebih dalam ke mulut gua.
Sambil tetap waspada ke arah luar, Niu Daomei berbisik: "Jika mereka menemukanku, jangan pedulikan aku. Serang aku terlebih dahulu tanpa ampun. Pastikan kamu membersihkan diri."
Sudut bibir Ao Feng berkedut. Kalimat ini membuatnya sebagai mitra kerjasama merasa tenang, "Ada yang menjemputmu di luar?"
Niu Daomei: "Jangan khawatirkan aku. Aku akan mengatasinya sendiri dan mencari cara menerobos. Dalam rencana ini, keselamatanmu adalah prioritas utama. Kamu tidak boleh celaka."
Ao Feng: "Kondisi penjagaan di dalam mungkin sudah tidak bisa kujelaskan lagi secara detail." Penjelasannya tadi terputus sebelum selesai.
Niu Daomei: "Aku akan mencari kesempatan lagi. Dalam beberapa hari, aku akan masuk ke Taman Tak Terbatas untuk investigasi lapangan. Kita akan berdiskusi detail setelah itu."
Ao Feng terkejut: "Kau gila? Murid Sembilan Santo saja tidak berani masuk sembarangan. Kehadiranmu pasti menimbulkan kecurigaan."
Niu Daomei: "Tenang saja. Sejak pertemuan pertama kita, aku tidak berharap bisa menyelesaikan semuanya sekaligus. Persiapan lanjutan sudah kurencanakan matang dan tidak akan menimbulkan kecurigaan. Kamu tidak boleh berlama-lama di sini. Keluarlah dan pulang. Aku akan mencari cara kabur sendiri."
Ao Feng baru saja mengangguk, "Kamu hati-hati…" Tiba-tiba ada suara gemuruh di luar gua.
Niu Daomei segera menyampingkan badan, melangkah pelan mendekati ceruk di dinding gua, berjaga-jaga penuh. Gua ini sebenarnya tidak dalam.
Ao Feng cepat-cepat melompat keluar, tepat menyambut petugas pencari yang sedang waspada masuk. Dengan santai dia berkata, "Cuma gua dangkal, tidak ada yang mencurigakan." Sambil berbicara, dia dengan tenang berpapasan dengan orang tersebut.
Pencari itu maju dua langkah mengintip kondisi dalam gua. Sepertinya mempercayai perkataan Ao Feng, tidak melanjutkan masuk, lalu berbalik keluar.
Niu Daomei yang menempel di dinding gua menghela napas lega. Andai orang itu terus masuk memeriksa, pasti dia akan ketahuan. Satu-satunya cara adalah membunuh orang ini dulu, lalu pura-pura bertarung dengan Ao Feng sambil mencari kesempatan menerobos kepungan.
Ao Feng yang sudah keluar gua melihat rekan sejawatnya muncul, dalam hatinya juga lega. Sungguh terlalu riskan.
Sekali ketahuan, dia tidak tahu apakah Niu Daomei bisa lolos, tapi pasti akan memancing banyak ahli bela diri Taman Tak Terbatas untuk mengejar tanpa henti.
Jika Niu Daomei tertangkap oleh Taman Tak Terbatas, akibatnya tidak terbayangkan. Siapa yang bisa menjamin mulut Niu Daomei tidak akan dibuka paksa?
