Hei Yun: “Manusia punya pepatah: Membunuh harus menggantikan nyawa!”
Dalam kondisi tenaga Niu Daomei yang tak prima, kewaspadaannya mengendur. Otaknya bereaksi lamban. Mendengar ini, dia segera paham maksud tersirat Hei Yun.
Kenapa tidak melukai Qin Guan dan Ke Dingjie? Karena Kun Linshu sebelumnya di Jalan Buntu Huangze telah membunuh banyak Suku Rubah saat pelatihan. Terutama ilmu bela dirinya yang mencolok, mungkin diingat baik-baik oleh Suku Rubah, atau lebih tepatnya disimpan dendam!
Niu Daomei memaksakan diri berkata: “Membunuh harus menggantikan nyawa! Ucapan itu benar, tapi ada pengecualian. Beberapa hal tak bisa dikaitkan dengan hukum, tak bisa dijalankan ketat. Contohnya, kepala suku juga pernah membunuh banyak kultivator manusia. Menurut prinsip, harus bagaimana? Beberapa persoalan termasuk utang darah, harus dimaafkan dan dilepaskan!”
Hei Yun: “Sebagai kepala suku Suku Rubah, aku harus bertanggung jawab pada arwah anggota suku kami!”
Niu Daomei hehe: “Oh ya?”
Wajah Hei Yun sedikit muram: “Kau pikir ini candaan?”
Niu Daomei: “Bukankah memang bercanda?”
Hei Yun sedikit marah: “Kira aku tidak berani membunuhnya?”
Niu Daomei: "Berani! Apa yang tidak berani? Dia sudah jatuh ke tanganmu, menyerah dengan tangan terlipat. Saat ini aku sedang luka berat, tak bisa menghalangimu. Membunuhnya atau tidak hanyalah urusan menggerakkan jarimu. Heiyun, kau bisa membunuhnya sebagai ganti rugi untuk Suku Rubah. Tapi membunuh anak buahku di hadapanku... Mayat sudah pergi, yang hidup masih ada. Bukankah seharusnya kau memberi penjelasan dulu kepadaku?"
Heiyun: "Sudah kukatakan, membunuh harus menggantikan nyawa! Sebelum membunuhnya, kujelaskan padamu terlebih dahulu. Ini sebagai bentuk penghormatan atas kerja sama kita selama ini!"
Niu Daomei: "Alasan yang bagus tentang ganti nyawa! Baik! Jika memang prinsip ganti nyawa harus dijalankan, jangan hanya omong kosong! Orang lain tak usah kusebut, tapi jika bicara tentang pembantai terbanyak Suku Rubah, Sembilan Santo-lah pelakunya! Sebagai kepala suku terhormat, kau menyaksikan Sembilan Santo membantai bangsamu tanpa bisa berbuat apa-apa. Punyakah kau keberanian menuntut mereka ganti nyawa? Jika kau bisa memaksa mereka bertanggung jawab, saudaraku ini kuserahkan! Tapi jika tak mampu, diamlah dan utamakan kepentingan umum! Jangan bersembunyi di balik prinsip ganti nyawa untuk melampiaskan amarah sesaat di hadapanku!"
Mendengar ini, Heiyun memperlihatkan gigi putih menjijikkan. Wajahnya memerah karena malu dan amarah yang tak tertahan.
Tapi ucapan itu benar. Sembilan Santo telah membantai Suku Rubah tak terhitung jumlahnya. Sebagai kepala suku, ia benar-benar tak punya cara untuk melawan. Terdiam tanpa kata sanggahan.
Niu Daomei melanjutkan: "Dia mengikuti instruksiku, menyerah dengan tangan terlipat, kehilangan semua kemampuan melawan. Kamu memanfaatkan kesempitan orang seperti ini, apa itu bisa disebut keahlian? Kepala suku Suku Rubah yang terhormat cuma segini kemampuannya? Hanya bisa melakukan hal-hal yang memanfaatkan kelemahan orang? Dengan semangat dan metode sempit seperti ini, pantas saja Suku Rubah di bawahmu jadi pecundang, hanya bisa hidup mesum di Jalan Buntu Huangze! Jika ingin membunuhnya, aku tak menghalangi. Bisa tidak kau netralkan batasannya? Bisa tidak kau lawan dia secara jujur di luar sana!"
"Menggunakan tanganku untuk membunuh orangku, tanpa persetujuanku - apakah ini yang disebut kepala suku Suku Rubah memberi ganti rugi pada sesuku? Ingin mengolesi muka sendiri dengan emas untuk hiburan? Sekalipun berhasil, pipimu pasti merah karena malu! Baik Suku Rubah yang masih hidup maupun yang sudah mati, semuanya akan meremehkanmu!"
"Jika kau bisa menetralkan batasannya, jika kau bisa melepaskannya - asal kau bisa membunuhnya secara jujur, aku takkan protes sepatah kata pun!"
Saat mengucapkan ini, serangkaian ahem terdengar. Dengusan keras menyusul, darah tersedak keluar dari mulutnya, membuat Qin dan Ke cemas.
Niu Daomei terengah-engah beberapa saat, tak berani mudah menyerah.
Meski tak bisa membujuk Suku Rubah membuang niat membunuh Kun Linshu, dia harus berusaha sekuat tenaga memberi Kun Linshu peluang hidup. Janji yang pernah dia sanggupi dengan sungguh-sungguh pasti akan dia lakukan sepenuh kemampuan.
"Bahkan jika Suku Rubah melepas Kun Linshu untuk duel yang adil, dengan teknik Tianhuo Wuji Shu miliknya, tumbuhan mayat busuk itu sulit menjebaknya. Meski tak bisa menang, Kun Linshu masih punya harapan besar untuk kabur."
Setelah mengambil napas, lanjutnya, "Dia manusia yang kubawa, dan aku yang menyuruhnya menyerah. Jika kau membunuhnya sekarang, sama saja dengan aku yang membunuhnya! Hei Yun, berani kau membunuhnya, aku takkan diam saja! Kecuali kau bunuh aku juga, kujamin banyak anggota Suku Rubah yang akan dikubur bersamanya!"
Hei Yun membentak marah, "Niu Daomei, dalam kondisi begini masih berani mengancamku?" Matanya menyapu ke arah Kun Linshu, lima cakarnya mulai mengumpulkan energi.
Niu Daomei buru-buru berkata, "Tahukah kenapa aku tak pernah bahas pembagian Buah Rubah Suci? Tahukah kenapa aku tak khawatir soal pembagian jarahan tak merata? Tahukah kenapa aku percaya kalian sampai berani menyerahkan semua buah itu ke tanganmu?"
Ucapan ini membuat gerakan Hei Yun membeku sejenak. Pertanyaan ini memang memancing keraguannya, perlahan ia menoleh kembali.
"Ahem..." Niu Daomei berdehem sambil mengeluarkan darah lagi. Mengabaikan tetesan darah di sudut mulutnya, ia memaksakan diri berkata, "Dua belas Buah Rubah Suci, bahkan jika semua diberikan ke Suku Rubah, apa pengaruhnya? Bagi kalian, hanya menambah dua belas orang yang bisa berubah wujud. Paling-palang membantu kepala suku pulih. Bisakah ini mengubah nasib suku? Dulu betapa banyak anggota suku yang bisa berubah wujud, tapi bagaimana akhirnya saat berhadapan dengan Sembilan Santo?"
"Bagi kultivator manusia, situasinya berbeda. Kemajuan tenaga magis dan kultivasi sudah ada jalannya. Merekonstruksi fisik yang lebih kuat, menerobos ke pencapaian Yuan Ying, mencapai kultivasi yang lebih perkasa."
"Buah Rubah Suci tidak berguna bagi kalian. Meski semua diberikan, nasib Suku Rubah takkan berubah. Justru akan menambah korban jiwa di kalangan rubah. Setiap tahun, puluhan juta rubah tetap tewas mengenaskan. Rubah yang tak sengaja dibunuhnya tanpa pengetahuan, dibandingkan takdir suku rubah yang sulit diubah, apa artinya?"
"Kalian lebih paham daripada siapapun: Untuk menggulingkan Sembilan Santo, dibutuhkan kekuatan kultivator manusia. Karena itu, Kepala Suku dulu berani mengambil risiko pergi ke dunia manusia. Karena itu Suku Rubah waktu itu rela berkorban mengirim beliau - semua demi mencari bantuan untuk mengubah nasib tragis rubah! Kepala Suku rela mencungkil mata ketiganya sendiri demi berdiri di pihak Suku Rubah. Untuk apa? Ini adalah tanggung jawab yang dipikul beliau, dan sekarang menjadi tanggung jawabmu, Heiyun!"
"Namun Kepala Suku waktu itu terlalu naif. Mempercayai orang lain secara keliru, bagaimana akibatnya? Hal ini selalu menjadi pelajaran bagi Suku Rubah untuk tidak mudah mempercayai ras asing!"
"Bahkan jika kalian membunuh kami, bahkan jika kalian berikan Buah Rubah Suci ke orang lain, bahkan jika membuat orang lain sukses, apa hasil akhirnya? Bahkan jika mereka berhasil menggulingkan Sembilan Santo, beranikah kau jamin mereka akan mentolerir eksistensi Suku Rubah? Apakah kau yakin? Mungkin setelah berputar-putar dalam penderitaan, nasib tragis Suku Rubah akan terulang kembali?"
“Sedangkan saya berbeda, siapa guru saya, apa yang telah saya lakukan hingga saat ini, pencapaian apa yang telah saya raih, semua kalian tahu! Apakah saya tidak lebih bisa dipercaya daripada yang lain? Apakah kalian mengira orang lain lebih mampu melakukannya daripada saya? Lebih bisa membuat kalian tenang?”
“Sebagai kepala suku Suku Rubah, hanya mementingkan emosi sesaat, tidak memikirkan masa depan ribuan anggota suku, pantaskah kamu disebut kepala suku? Apakah pantas dengan kepercayaan almarhum kepala suku? Pernahkah kamu menanyakan pandangan almarhum kepala suku?”
Jika bisa menunda hingga kepala suku Yin Ji bangun, dia yakin bisa membujuk Yin Ji, berkat putrinya Luo Fangfei!
“Banyak hal yang tidak dia ketahui saat itu, hingga kini pun masih belum tahu. Tindakannya waktu itu murni karena posisi politik, sama seperti niat awalmu untuk membunuhku. Jika aku tidak bertahan, kamu takkan ragu. Kesalahan bukan pada dirinya!”
“Alasan ku menjaganya adalah karena janjiku pada istrinya untuk menjamin keamanannya di dalam Tanah Suci!”
“Apa tujuan ku? Kalian tahu tindakanku. Aku melawan Sembilan Santo. Dia adalah bawahanku yang akan setia mengikutiku! Kekuatannya sudah kalian saksikan. Kedepannya dia akan berjuang bersamaku melawan Sembilan Santo, baik untuk dirinya sendiri maupun mengubah nasib Suku Rubah dengan mempertaruhkan nyawa! Tidakkah baik memiliki satu lagi pejuang tangguh melawan Sembilan Santo? Sekalipun untuk menebus kesalahan, Suku Rubah harus memberinya kesempatan!”
“Jika dia dibunuh, orang-orang di luar akan keberatan. Pertama-tama istrinya takkan mengampuni Suku Rubah. Bagaimana aku bisa menyatukan semangat rakyat untuk melawan Sembilan Santo?”
“Kepala suku sudah melukainya, itu juga bisa dianggap sebagai pelampiasan, sudah memberikan hukuman kecil dan peringatan besar padanya. Secara perasaan maupun prinsip, ini sudah menjadi pertanggungjawaban. Mengingat rubah-rubah yang sudah mati, saya juga tidak bisa banyak membelanya.”
Sekelompok penatua Suku Rubah saling pandang bingung, semua melihat reaksi Hei Yun.
Melihat lima cakar Hei Yun yang perlahan melepas, Niu Daomei menghela napas, “Kepala suku adalah orang yang mengerti situasi, saya yakin pasti akan memikirkan kepentingan umum Suku Rubah. Ahem...” Sekali lagi darah tersedak keluar, napasnya sudah sangat kacau, berusaha bertahan.
Kun Linshu yang memegangi dadanya melihat kondisi Niu Daomei dengan darah terus menetes dari sudut mulut, ekspresinya sangat rumit dan berubah haru, sudut bibirnya mengencang.
Dia tidak merasa dirinya memiliki peran sebesar yang disebutkan Niu Daomei, tahu bahwa Niu Daomei sedang berusaha sekuat tenaga melindunginya dalam kondisi luka berat.
Sekarang, dia kurang lebih memahami kalimat yang sebelumnya diucapkan Niu Daomei padanya: Saya sudah berjanjikan Phoenix Api untuk menjaga keamananmu di Tanah Suci!
Buah Rubah Suci? Dua belas buah Rubah Suci? Buah Tanpa Batas? Maksudnya dua belas Buah Tanpa Batas? Qin Guan dan Ke Dingjie tertegun, tidak tahu apakah mereka mengerti hal yang disebutkan Kepala Suku Niu, Buah Tanpa Batas ada di tangan pihak sini?
Mereka menyadari rangkaian tindakan tidak wajar Kepala Suku Niu di Taman Tak Terbatas.
Tentu saja, sekarang juga mengerti mengapa dulu Kepala Suku Niu melarang mereka melawan Suku Rubah.
"Awan hitam" menggelengkan kepala dengan ekspresi bosan, menengadah ke kubah ruang batu, tiba-tiba mengalihkan pembicaraan, "Dalam pengejaranmu hanya terlihat satu orang, tapi tiga individu lainnya menghilang. Bagaimana kita memberikan penjelasan ke Piao Miao Ge? Ini bisa membuat mereka curiga!"
Niu Daomei tertawa, lalu menggelengkan kepala. Aura yang sempat terkumpul buyar kembali, dengan suara lemah ia berkata, "Jangan terlalu khawatir. Tidak perlu penjelasan! Bahkan aku saja 'terbunuh', bukankah wajar jika tiga mereka juga tidak terlihat? Selama mereka tidak muncul, berarti mereka sudah mengalami masalah. Biarkan mereka menyelidiki sesuka mereka, perlu apa kau ikut campur?"
Terbunuh? Qin Guan dan dua lainnya tidak mengerti maksudnya.
“Awan hitam meliriknya dengan sinis,” berkata sinis, “Kalau tidak segera pulih, meski aku tidak membunuhmu, kau mungkin sudah hampir mati. Sok jaim! Cepatlah pulih!” Setelah itu, dia mengibaskan lengan baju dan pergi, dengan raut wajah yang tidak puas.
Beberapa kepala suku juga keluar satu per satu.
“Bagaimana?” Qin Guan bertanya pada Kun Linshu yang terluka.
Kun Linshu menggelengkan kepala diam-diam. Ketiga orang itu mendekati Niu Daomei, wajah mereka penuh perhatian.
Niu Daomei perlahan menutup mata, kedua telapak tangannya menekan dantian. “Aku hampir tidak kuat bertahan. Bicaranya nanti saja.”
Mereka saling pandang, tidak berani mengganggu lagi. Namun percakapan tadi cukup membuat mereka mencerna lama.
