Kematian Niu Daomei ternyata terlibat dalam urusan sebesar ini, Xuan Yao juga menyadari bahwa dia telah mendatangkan masalah besar bagi Ding Wei.
Berani saja Xuan Yao mengatur skema sebesar ini? Berani dia menyusupkan mata-mata dalam ke Taman Tak Terbatas? Jika dikatakan tidak ada perintah dari Ding Wei di belakang layar, mungkin tidak ada yang percaya.
Karena sudah bertekad menjamin keselamatan Ding Wei hingga urusan pemakamannya, dia harus membantu membela: "Kembali ke Santo Lü, ini karena kebetulan saya mendengar Departemen Siluman Rubah menyelesaikan operasi rutin pada hari itu, dan tahu Niu Daomei harus pergi ke Jalan Buntu Huangze hari itu. Saya bermusuhan dengan Niu Daomei, bertindak di Jalan Buntu Huangze adalah kesempatan terbaik. Membunuhnya dan menjebak siluman rubah, dll. Tindakan ini benar-benar kebetulan, sama sekali tidak ada kebohongan!"
Lü Wushuang juga menghela napas, menoleh ke Yuan Se: "Yuan Pangzi, lihatlah. Untuk melindungi majikannya, dia begitu bersemangat membersihkan nama tuannya, bahkan rela mati cepat. Muridmu benar-benar ahli dalam mengelola bawahan!"
Yuan Se hanya tersenyum, tidak menyambut.
Xuan Yao berkata lagi: "Saya punya saksi yang bisa membuktikan alasan saya menyerang Niu Daomei kali ini!"
Saksi? Yuan Se yang sedang menyesap teh sedikit mengangkat pandangan, menoleh ke belakang. Yuan Fei di belakangnya segera berseru: "Saksi apa? Di mana?"
Xuan Yao: "Di Kota Tanya Langit!"
Atas petunjuk namanya, segera diungkap seseorang dari dalam kota tersebut - bawahan yang dulu mencuri dengar percakapan Niu Daomei dan Qin Guan.
"Di saat seperti ini, untuk melindungi Ding Wei, Xuan Yao pun tak peduli lagi dengan nyawa bawahan ini, tak segan-segan melibatkannya."
"Menghadapi situasi seperti ini, ditambah dengan gerutu Xuan Yao, bawahan itu mana berani menyembunyikan apa pun. Segera ia menceritakan percakapan yang dicurinya, membuktikan bahwa inilah alasan Xuan Yao berniat membunuh, sekaligus membuktikan kebetulan antara pembunuhan itu dengan kasus Taman Tak Terbatas."
"Namun Lü Wushuang tetap acuh tak acuh, berkata datar: 'Persiapanmu untuk menghilangkan kecurigaan benar-benar matang. Yuan Si Gemuk, kau percaya?'"
"Yuan Se hanya tertawa ringan tanpa bersuara."
"Ding Wei bersuara berat: 'Santo Lü, mengapa Yang Mulia ngotot ingin membunuh hamba?'"
"Lü Wushuang melirik: 'Membunuhmu? Layakkah kau? Kalau bukan karena harga diri Yuan Si Gemuk, kau kira aku mau duduk di sini mendengar ocehan kosongmu?'"
"Ding Wei membentak marah: 'Fakta sudah jelas! Yang Mulia ngotot tak percaya, kalau bukan ingin membunuh hamba, lalu apa maksudnya?'"
"Lü Wushuang berkata datar: 'Sudah kukatakan, Niu Daomei berani menerobos Taman Tak Terbatas untuk mengumpulkan bukti karena ia telah memegang petunjuk. Tidakkah kau ingin tahu petunjuk apa? Atau... kau sengaja tak bertanya karena sudah sepenuhnya menyadarinya?'"
"'Menyadari apa?' Ding Wei memberi hormat dengan geram, 'Hamba tak tahu petunjuk apa, mohon pencerahan!'"
"Lü Wushuang: 'Di Taman Tak Terbatas, aku bertemu staf pengawas. Saat itu kusemprot Niu Daomei: Siapa yang kau curigai dari petunjupmu itu? Ia menyebut satu nama... Ding Wei!'"
Ding Wei terkejut, akhirnya mengerti mengapa gurunya memasang perangkap. Dengan marah ia membentak, "Ini tidak mungkin!" Lalu menunduk hormat ke Yuan Se, "Guru, Lü Wushuang sedang memfitnah murid. Mohon guru pertimbangkan dengan bijak!"
Yuan Se tetap tersenyum, membiarkan mereka saling menyanggah tanpa sepatah kata.
Lü Wushuang: "Kau ini siapa sampai aku harus repot memfitnah?"
Ding Wei: "Aku tak tahu mengapa kau memfitnah. Mungkin ingin memecah belah hubungan guru-murid di Tanah Suci Dayuan, atau punya tujuan gelap lainnya. Yang pasti Niu Daomei tak mungkin berkata demikian."
Ini bukan sekadar pembelaan diri. Sungguh ia yakin Niu Daomei takkan berkata begitu, juga yakin Lü Wushuang sedang menjerumuskannya. Bagaimana mungkin ia difitnah padahal tak bersalah?
Lü Wushuang: "Maksudmu, kalau bukan aku yang memfitnah, berarti Niu Daomei sedang mengarang dusta?"
Ding Wei: "Niu Daomei menyimpan dendam padaku. Bisa saja ia memfitnah."
Lü Wushuang: "Masalah sebesar ini mana mungkin ia mengarang? Kalau bohong, mana mungkin ia lolos? Apa iya dia sengaja tidak menghindar meski tahu akan dibunuh, lalu nekat memfitnahmu?"
Menyadari senyum guru yang berwibawa namun penuh teka-teki, Ding Wei menggigil kedinginan. Ia balik menyerang: "Santo Lü, kalau tahu Niu Daomei punya petunjuk penting, mengapa biarkan dia pergi ke Jalan Buntu Huangze?"
Lü Wushuang: "Aku tak tahu rencananya ke sana. Sudah kuperintahkan agar segera pulang ke Kota Tanya Langit. Tujuh faksi lain bisa bersaksi."
Ding Wei bersuara berat: "Maksud Santo Lü Wushuang, Niu Daomei berani melanggar titah Anda?"
Pertanyaan ini membuat Lü Wushuang tertegun. Sebenarnya dia juga heran sendiri setelah kejadian, kenapa Niu Daomei tidak mengikuti perintahnya malah pergi ke Jalan Buntu Huangze.
Yuan Se menyorotkan sisa pandangan samar ke arah Lü Wushuang, kembali tertawa ringan.
Lü Wushuang: "Menurut personel tujuh faksi, Niu Daomei khawatir kesaksian yang dikuasainya melakukan kesalahan. Dia menyuruh delapan sekte beroperasi terpisah, masing-masing membawa sebagian kesaksian kembali ke Kota Tanya Langit."
Ding Wei: "Kesaksian? Artinya Niu Daomei juga membawa sebagian kesaksian?"
Lü Wushuang: "Menurut personel tujuh faksi, memang begitu."
Ding Wei: "Lalu kemana kesaksian yang dibawa Niu Daomei? Situasi Niu Daomei dikejar-kejar dilihat jelas-jelas oleh Departemen Siluman Rubah. Karena kedatangan tepat waktu mereka, pembunuh penyusup tak sempat mengambil apapun dari tubuhnya - ini bisa dibuktikan oleh personel Tanah Suci Tak Tertandingi di Departemen Siluman Rubah. Kemana kesaksian itu?"
Lü Wushuang mengangkat alis, "Anda bertanya pada saya? Apakah mungkin saya yang mengambil kesaksian itu?"
Ding Wei tak peduli: "Jika barang tidak ada di tubuh Niu Daomei, mungkin ada pada tiga bawahannya. Tapi baik para pembunuh maupun personel Departemen Siluman Rubah, tak ada yang melihat ketiganya. Yang hilang bersamaan juga seekor burung pengintai besar. Saya tidak salah katakan?"
Lü Wushuang: "Itu semua kejadian belakangan. Tak ada yang tahu apakah bawahan Anda sudah membunuh mereka bertiga sebelum disaksikan orang-orang Departemen Siluman Rubah."
Ding Wei: "Setelah ini kita bisa menginterogasi para pembunuh penyusup lainnya. Total ada lima belas pembunuh. Membunuh satu Niu Daomei atau empat ekor konsekuensinya sama. Di bawah dakwaan yang sama, kecil kemungkinan lima belas orang ini yang sudah sadar tak bisa lolos dari maut masih mau menanggung siksaan untuk menyembunyikan sesuatu. Aku tak percaya dengan metode interogasi Tanah Suci Tak Tertandingi yang sudah punya target dan hasil, saat menghadapi banyak orang sekaligus masih tak bisa mengungkap kebenaran. Xuan Yao juga tak perlu menyembunyikan sesuatu dariku. Tidak melihat tiga orang lainnya berarti memang tidak ada."
Lü Wushuang: "Tak perlu ikut campur. Selama Yuan Pangzi berhasil menghabisi orangnya, secara alami akan ada yang menginterogasinya."
Ding Wei: "Minta penjelasan lagi dari Santo Lü. Katanya Niu Daomei menyebut tersangkanya adalah Ding Wei. Apakah ada orang lain yang mendengar saat Niu Daomei mengucapkan ini?"
Lü Wushuang pandangannya berkilatan, mencoba menimbang maksud tersembunyi dari pertanyaan ini.
Ding Wei: "Jangan-jangan pernyataan Niu Daomei yang menuduh Ding Wei ini hanya didengar oleh Santo Lü seorang?"
Lü Wushuang berucap pelan: "Memang hanya aku yang mendengar. Alasannya, Niu Daomei belum menyaring bukti konkret sehingga tak bisa asal bicara. Banyak yang hadir di situ bisa bersaksi. Di bawah paksaan interogasiku, barulah dia terpaksa mengatakannya."
Ding Wei: "Oh, jadi ini hasil paksaan interogasi Santo Lü. Artinya selain Santo Lü tak ada satu pun yang tahu. Sekarang Santo Lü bisa menuduh siapa saja, termasuk menuduh Ding Wei. Tak peduli Santo Lü menuduh siapa, semuanya akan jadi tidak ada bukti, benar?"
Lü Wushuang: "Kalau kau memang ingin memelintir seperti ini, silakan saja."
Ding Wei: "Ding Wei minta penjelasan lagi. Saat tim pengawas delapan sekte melakukan inspeksi di Taman Tak Terbatas, mengapa kebetulan Santo Lü datang mengunjungi?"
Lü Wushuang: "Kebetulan sedang lewat saja."
Ding Wei: "Itu terlalu kebetulan. Kebetulan lewat lalu persis melihat pengawasan delapan sekte di Taman Tak Terbatas, Santo Lü benar-benar pandai memilih hari!"
Yuan Se tetap tersenyum, perlahan memutar-mutar cangkir teh di telapak tangannya. Ucapan murid ini membuat sudut bibirnya menggantungkan senyum penuh makna.
Lü Wushuang matanya memancarkan cahaya dingin, "Apa yang ingin kau katakan?"
Ding Wei mengabaikannya, memberi hormat ke Yuan Se: "Bolehkah murid bertanya, Guru, jika Yang Mulia kebetulan melewati Taman Tak Terbatas, apakah pasti akan berhenti dan mampir melihat-lihat?"
Yuan Se tertawa ringan: "Ada kemungkinan seperti itu."
Ding Wei: "Jika Guru berkata demikian, maka murid tak bisa berkomentar lagi. Kedatangan Santo Lü secara langsung di Taman Tak Terbatas yang kebetulan menyaksikan proses pengawasan, benar-benar mungkin hanya kebetulan."
Yuan Se berkata sambil tertawa: "Ding Wei, kalau ada sesuatu katakan langsung. Jangan berbelit-belit dan berkata sinis."
Lü Wushuang sudah berdiri, menatap Ding Wei dengan dingin: "Apa maksudmu ini?"
Ding Wei: "Aku tidak punya maksud apa-apa. Hanya merasa semuanya terlalu kebetulan. Yang penting, petunjuk yang bahkan Niu Daomei tidak berani ungkapkan di hadapan Santo Lü, baru terpaksa dikeluarkan setelah mendapat tekanan dari Santo Lü. Namun Santo Lü bilang bahwa Niu Daomei hanya menunjukku (Ding Wei) sebagai tersangka, dan hanya Santo yang tahu. Setelah Niu Daomei mati, Santo Lü bisa seenaknya menuduh siapa saja. Mungkin sebenarnya Niu Daomei sama sekali tidak menuduh siapa-siapa, tapi mengatakan hal lain. Tapi sekarang sudah tidak ada bukti, siapa yang tahu apa yang sebenarnya diucapkan Niu Daomei?"
"Niu Daomei yang menguasai bukti penting ternyata berani tidak patuh pada perintah Santo Lü, tidak segera kembali ke Kota Tanya Langit, juga tidak pulang bersama delapan sekte secara solid. Bukankah lebih aman jika bersatu padu dengan jumlah besar? Sepertinya Niu Daomei baru menyadari bahaya setelah bertemu seseorang, atau menyadari kekuatan lawan yang terlalu besar, sehingga memerintahkan delapan sekte untuk bertindak terpisah, mencoba menghindari potensi bahaya."
“Kemudian kembali memberi hormat pada Yuan Se, ‘Guru, menghadapi peristiwa sebesar ini, siapapun pasti akan memprioritaskan urusan di tangan, apalagi mengingat status Niu Daomei. Apakah benar operasi rutin pemberantasan siluman rubah oleh Departemen Siluman Rubah harus dia yang turun tangan? Dengan kejadian sebesar ini, mustahil Niu Daomei mengabaikan tugas utamanya. Sungguh tidak wajar jika dalam situasi seperti itu dia malah pergi bertemu petugas Departemen Siluman Rubah. Ini hanya membuktikan satu hal: dia takut menghadapi bahaya dalam perjalanan pulang ke Kota Tanya Langit, tidak berani kembali langsung. Mungkin hanya dengan membuat Sembilan Tanah Suci mengetahui hal ini, barulah keamanannya terjamin. Maka personel Departemen Siluman Rubah yang sedang melakukan pembersihan di Jalan Buntu Huangze menjadi pilihannya. Alasan memilih departemen tersebut karena dia familiar dan yakin bisa mengendalikan situasi!’”
“Yang tidak dia duga, Xuan Yao ternyata menyergapnya di Jalan Buntu Huangze karena dendam pribadi dan membunuhnya.”
“Dengan demikian, terjelaskanlah mengapa tiga orang lainnya hingga kini belum kembali, bahkan tanpa kabar secuilpun. Kemungkinan besar mereka dihalangi oleh orang berpengaruh besar, sehingga mustahil pulang. Kesaksian yang mereka bawa pun takkan pernah terungkap.”
“Guru! Niu Daomei mungkin ingin lebih berhati-hati. Setelah Delapan Sekte tercerai-berai, dia kembali memisahkan diri dari tiga bawahannya. Ini menunjukkan tingkat kewaspadaannya yang luar biasa! Para penghalang berhasil menghentikan tiga orang yang mengendarai burung pengintai besar, tapi tidak menyangka Niu Daomei tidak ada di sana—ternyata dia malah pergi ke Jalan Buntu Huangze. Kelicikan seperti ini sangat sesuai dengan gaya Niu Daomei!”
Lü Wushuang wajahnya dingin seperti embun beku, "Apakah maksudmu saya yang membunuh tiga bawahan Niu Daomei?"
Ding Wei: "Saya bukan Santo Lü, tidak akan menunjuk pelaku siapa pun tanpa bukti. Saya hanya menganalisis fakta yang ada!"
