Yuancong mendengus singkat, hemat kata.
Setelah berinteraksi bersama, Jia Wuqun menyadari bahwa Yuancong ini juga bersikap seperti dirinya yang bisu, jarang berbicara sehari-hari.
Niu Daomei memberi hormat dengan tangan tergenggam. Yuancong menggoyangkan telapak tangannya, seekor kendaraan tunggangan terbang menyelam dari langit.
Yuancong mencengkeram lengan Jia Wuqun, mendorongnya dengan lembut. Keduanya terbang/melompat ke punggung kendaraan tunggangan terbang, lalu melayang pergi.
Niu Daomei menatap langit menyaksikan kepergian mereka.
Tirai gerobak dibuka, Guan Fangyi bertanya, "Kau biarkan dia bertarung melawan Shao Pingbo seperti ini? Bukankah ini terlalu ceroboh?"
Niu Daomei tertawa "Hehe": "Sisik emas bukanlah makhluk kolam, bertemu badai langsung melayang. Pasukan berharga pada mutu, bukan jumlah! Naga tidur telah keluar dari gunung!"
Mata Guan Fangyi berkedip-kedip. Ia bisa melihat kebanggaan dalam tawa pria ini, juga harapannya yang besar pada Jia Wuqun.
Tapi yang lebih dominan adalah rasa penasarannya. Jika Jia Wuqun benar memiliki kemampuan seperti yang diagungkan Daoye, mustahil direkrut semudah itu. Namun meski terus mendampingi Niu Daomei, ia tetap tak paham prosesnya. Hanya melihat Niu Daomei bertindak acak seperti palu timur dan palu barat, tiba-tiba saja Jia Wuqun benar-benar datang bekerja untuk Daoye.
Sampai sekarang, logika dibalik kepatuhan Jia Wuqun masih menjadi teka-teki baginya.
Inilah yang membuatnya mengagumi Niu Daomei. Terlepas dari sikapnya yang sering tak mengakui, banyak urusan takkan beres tanpa kendali sang nahkoda. Bahkan jika strateginya dijelaskan, tetap tak bisa ditiru. Kesenjangan ini harus diakui.
Niu Daomei memang patut berbangga. Dari semua rekrutannya, tak ada yang memberinya kepuasan sebesar mendapatkan Jia Wuqun.
Perkebunan Maolu bertahap berkembang hingga kini, setiap pengikut direkrutnya satu per satu.
Biksu-biksu Kuil Nanshan, kelompok Hei Mudan, seluruh Sekte Wuliangshan, orang-orang Fu Fang Yuan, tiga sekte Liuxian, grup siluman Du Yun Shan - jumlahnya memang banyak, tapi siapa yang benar-benar layak disebut talenta?
Beberapa hal sulit diungkapkan, namun dalam hati dia sendiri paham, sebenarnya tak ada bakat istimewa di sekitarnya. Semuanya orang biasa-biasa saja, hanya cocok menerima perintah, sulit diandalkan memimpin wilayah. Situasi Perkebunan Maolu hari ini semata hasil pengaturan cermat dan koordinasi pusat darinya.
Terhadap mereka, Niu Daomei tak menuntut banyak, hanya kesetiaan dan kerja serius. Hal lain memang tak bisa dipaksakan.
Jika harus disebut berbakat, justru tipe seperti Yuan Gang. Sedangkan talenta seperti Yun Ji lebih cocok sebagai bodyguard.
Tentu, mungkin standarnya terlalu tinggi. Namun dalam situasi sekarang yang tak memungkinkannya muncul, dia harus mengandalkan sosok kompeten. Meski Yuan Gang dan Guan Fangyi bisa diandalkan, mereka tak punya kemampuan memadai. Menghadapi badai sebesar ini, melemparkan mereka mungkin akan membuat mereka sendiri bingung.
……
Di dalam kemah besar panji raja pasukan Wei, menteri utama Jin Lingzan terburu-buru masuk. Melihat Xuan Wei, langsung memberi hormat: "Yang Mulia, hamba baru dengar kabar Jia Wuqun dari Song datang."
Tiga pemimpin sekte yang sedang berdiskusi dengan Xuan Wei serentak menoleh.
Pemimpin Daleshan Luo Yanzhen bertanya: "Jia Wuqun yang mana?"
Xuan Wei menyambut: "Yang dari kediaman perdana menteri Song itu?"
Jin Lingzan mengangguk halus: "Yang Mulia bijaksana, benar itu Jia Wuqun."
Pemimpin Lingxu Fu Chang Linxian berseru pendek: "Oh, itu kan Jia Wuqun yang bicara sembrono di Piao Miao Ge sampai lidahnya dicabut?"
Jin Lingzan tersenyum: "Benar dia."
Semua orang saling pandang, Xuan Wei penasaran bertanya: "Dia datang untuk apa?"
Jin Lingzan: "Yang Mulia, bukan datang menghadap. Menurut intel, mungkin hanya melintas. Sekarang menuju ke rombongan utusan Song."
Ibu kota Wei yang ditinggalkan kini jadi sasaran. Para utusan dari berbagai negara ikut berpindah dengan pemerintahan Wei yang terusir - sungguh melelahkan. Tapi tak ada cara lain, ini tugas jabatan. Di titik kritis ini, kita harus lebih memperhatikan situasi Wei, justru semakin tak boleh meninggalkan mereka.
Tentu, ancaman nyawa akibat perang mungkin ada. Tapi para utusan tak takut. Dua negara berperun tidak akan membunuh utusan negara lain.
Chang Linxian bertanya: "Budak Purple Mansion biasa, layakkah Tuan Jin repot-repot datang sendiri memberi laporan?"
Jin Lingzan menjawab: "Pemimpin Chang, dia bukan budak. Statusnya mirip dengan sesaji Purple Mansion. Kabarnya dijuluki 'Perdana Menteri Bayangan' di belakang Perdana Menteri Song Zi Pingxiu. Pengaruh Zi Pingxiu di istana Song luar biasa - tumbangnya keluarga Mu olehnya membuktikan hal itu. Konon, Jia Wuqun ini punya pengaruh besar pada Zi Pingxiu. Orang luar jarang bisa bertemu dia. Jika bisa membujuknya mempengaruhi istana Song... Mengirim pasukan bantuan ke Wei terlalu mustahil, tapi mengirim lebih banyak kultivator bantuan masih mungkin."
"Selain itu, kunjungannya ke rombongan utusan Song kemungkinan terkait investigasi situasi perang. Sikap yang dia laporkan mungkin akan mempengaruhi keputusan Song."
Xuan Wei mengangguk halus: "Reputasi 'Perdana Menteri Bayangan' ini, Zhen pernah memperhatikan, sayangnya dia hidup menyendiri. Informasi tentangnya sangat sedikit. Tapi orang yang bisa dihormati Zi Pingxiu selama bertahun-tahun pasti tidak biasa. Sudah datang sebagai tamu langka, Zhen harus menghadapinya sendiri!"
Mendengar ada tokoh yang mungkin bisa membantu Negara Wei, para pemimpin Tiga Sekte Besar langsung bersemangat. Situasi mereka seperti orang tenggelam yang mau mati - bahkan sehelai jeramipun akan mereka raih. Mereka segera menyusul Xuan Wei untuk menghadap.
Namun sebelum sempat bertemu, sudah terjadi kesalahpahaman.
"Berdiri! Orang apa?"
Jia Wuqun yang sedang berkeliling memeriksa area kemah militer Wei bersama pengawalnya tiba-tiba dihadang murid penjaga Sekte Shangqing - Wei Duo.
Orang yang berkeliling itu diam saja. Wei Duo membentak: "Ini area militer, bukan tempat jalan-jalan! Jawab, kau siapa!"
Jia Wuqun tetap diam.
Kebetulan rombongan Xuan Wei tiba. Jin Lingzan menunjuk ke Jia Wuqun, memberi isyarat bahwa itulah orangnya.
Pengawal melihat kedatangan gerombolan orang dari sudut matanya, langsung berseru: "Guru tidak bisa bicara."
Wei Duo membentak, "Tidak bisa bicara? Braak (bisu) ya?"
Ucapan ini membuat semua yang hadir terkejut. Bukankah Jia Wuqung memang bisu? Dasar kurang ajar!
Tang Yi yang ikut rombongan nyaris terjengkang, berteriak: "Shixiong, jangan kasar!" Dia melompat keluar dan menarik lengan Wei Duo.
Wei Duo justru menunjuk Jia Wuqun: "Pemimpin Sekte, wajah asing ini berkeliaran, tidak menjawab pertanyaan, mungkin mata-mata!"
"Jangan tidak sopan!" Xuan Wei yang bergegas datang juga menghentikan, lalu tersenyum bertanya: "Bolehkah saya tahu apakah ini Tuan Jia Wuqun dari Song?"
Tepat saat itu, rombongan utusan Wei yang terganggu datang berlari. Sebelumnya Jia Wuqun melarang diikuti saat ingin melihat-lihat.
Karena jarak yang jauh sebelumnya, tidak tahu apa yang terjadi. Melihat Xuan Wei muncul, segera datang memperkenalkan.
Setelah mengetahui ini adalah Ratu Wei, Jia Wuqun memberi hormat tapi tetap diam.
Utusan Song segera menjelaskan: "Yang Mulia Ratu, Tuan Jia mengalami gangguan tubuh sehingga sulit bicara."
Xuan Wei tersenyum: "Memahami. Tempat ini tidak cocok untuk berkomunikasi, silakan Tuan Jia pindah ke Khemah Kerajaan untuk berbincang."
Jia Wuqun menggelengkan kepala. Pihak Wei menjadi canggung, sulit berkomunikasi!
Jin Lingzan mendekati utusan Song, berbisik: "Bagaimana cara Tuan Jia biasa berkomunikasi?"
Tiba-tiba Jia Wuqun mengangkat tangan menunjuk Wei Duo, lalu menarik kembali. Jarinya menulis di punggung Yuan Cong yang segera menatap Wei Duo: "Saya sedang butuh pembantu. Ada takdir denganmu, ikutlah saya mulai sekarang."
Semua tertegun. Jelas yang bicara ini menjadi juru bicara Jia Wuqun.
Ternyata bisa bicara, tapi tidak merespons Xuan Wei. Ini jelas-jelas tidak menghargai Xuan Wei.
Orang lain diam, tapi Ximen Qingkong menunjukkan ekspresi dingin.
Tang Yi tertegun, Bercanda apa ini, murid Sekte Shangqing jadi pembantumu?
Semua orang tak bisa berkata-kata sejenak.
Jia Wuqun menepuk lembut bahu Yuan Cong, Yuan Cong segera maju: "Ikut aku!" Saat mendekati Wei Duo, tangannya langsung meraih.
Tiba-tiba ada lengan menyambar dari samping, menghadang lengan Yuan Cong - Ximen Qingkong.
Pertama-tama kesal akan ketidaksopanan lawan, apalagi dia punya hubungan baik dengan Wei Duo. Dulu di Ruang Dimensi Tiandu mereka berinteraksi hampir setahun penuh, gagap Wei Duo pun dilatihnya. Lawan sengaja memilih Wei Duo jelas karena ucapannya yang menyebut 'Braak' tadi. Kalau sampai dibawa, apa mungkin selamat?
Kini di depan Xuan Wei mereka berani membawa orang, sungguh tak menghargai. Mana mungkin Ximen Qingkong diam saja.
Kedua lengan saling beradu. Yuan Cong melirik dingin, mata Ximen Qingkong menatap tajam.
Ada yang berani menghalang? Jia Wuqun matanya berkedip. Ingat pesan Niu Daomei: Jangan sembarangan perlihatkan kemampuan Yuan Cong.
Kira-kira cuma akan ada protes lisan, tak disangka ada yang nekat hadang. Sedikit kaget, tapi Niu Daomei punya alasan memintanya turun gunung. Untuk perkara kecil begini, dia sudah siap siaga. Tangan diangkat, tepuk-tepuk ringan.
Lengan Yuan Cong bergetar melepas kuncian Ximen Qingkong, lalu mundur perlahan.
Mata Ximen Qingkong melesat penuh kecurigaan, dengan cepat mundur ke samping Xuan Wei dalam posisi siaga penjagaan.
Tiga Pemimpin Sekte Besar segera menyadari hal ini. Ximen Qingkong yang dikenal sombong ini tiba-tiba diam seribu bahasa seperti menghadapi musuh berat... Para kultivator yang hadir langsung tersadar: Penyihir Pengawal Jia Wuqun mungkin bukan orang sembarangan!
Yuan Cong kembali menghampiri. Jari Jia Wuqun kembali menunjuk ke belakangnya. Yuan Cong lalu berpaling ke Utusan Song: "Orang ini harus jadi milikku! Urus perjanjian dengan Wei. Jika gagal, jangan kembali ke Song!"
Jia Wuqun menurunkan tangannya lalu pergi dengan santai, diikuti Yuan Cong yang juga berbalik meninggalkan tempat.
"Ya!" Wajah Utusan Song memerah saat memberi hormat patuh. "Perdana Menteri Bayangan" ini memang tak boleh disakiti hatinya. Penunjukannya sebagai utusan pasti seizin Zi Pingxiu yang mengendalikan masa depannya di Song.
Xuan Wei yang menyaksikan kepergian mereka mendidih kemarahannya. Situasi tak menguntungkan ini bahkan membuat seorang "Guru Bisu" pun meremehkannya sebagai kaisar.
Tapi apa daya? Untuk mencegah Jin berkembang, Song masih memberikan bantuan terbatas kepada Wei.
Xuan Wei yang kehilangan muka terpaksa menelan amarah, lalu pergi dengan wajah geram.
Tiga Pemimpin Sekte juga gerah. Sikap ini jelas merendahkan martabat mereka. Namun seperti kata pepatah, saat situasi tak menguntungkan, lebih baik tak bermusuhan dengan Song.
“Orang penting Jin!” Utusan Song mendekat dengan wajah ceria ke Jin Lingzan, menunjukkan sikap memohon.
Jin Lingzan mempertahankan wajah berkerut.
Kembali ke dalam tenda, Xuan Wei yang sudah meredam kemarahan berbalik menghadap Ximen Qingkong yang mengikutinya: “Kau tidak apa-apa?”
Setelah bertahun-tahun bersama, dia sangat memahami karakter Ximen Qingkong. Dari pertarungan singkat tadi, dia telah menyadari keanehan—hanya satu jurus sudah membuat Ximen Qingkong mengurangi intensitas kesombongannya.
Ximen Qingkong bersuara berat: “Tidak apa! Tapi pengawal pribadi Jia Wuqun itu luar biasa. Kultivasiku bahkan tak bisa menggesernya setengah jengkal. Orang ini berbahaya, jika benar-benar bertarung, sulit diprediksi!”
