Jin Lingzan yang ditelungkupkan di meja langsung berteriak, "Jenderal Shang, mengapa ini terjadi? Qi dan Wei adalah sekutu, apakah Tuan ingin menyakiti sekutu dan membahagiakan musuh?"
Huyan Wuhui: "Tuan Jin terlalu khawatir. Tindakan darurat ini justru untuk membuka jalan bagi operasi gabungan kita."
Jin Lingzan: "Mohon penjelasan lebih lanjut dari Jenderal Shang!"
Huyan Wuhui: "Berapa sisa pasukan Wei yang masih ada?"
Jin Lingzan: "Masih ada 100.000 pasukan!"
Huyan Wuhui: "100.000 pasukan ini hanya kumpulan orang-orang kepercayaan para pejabat. Beberapa kali saya memerintahkan serangan, tapi mereka selalu ragu-ragu. Mengapa?"
Jin Lingzan terdiam. Ini modal terakhir Wei, mana mungkin dikorbankan begitu saja?
Yang lebih penting, seperti dikatakannya, ini adalah pasukan pribadi para pejabat - modal terakhir untuk mempertahankan diri. Wajar jika banyak yang memiliki kepentingan pribadi.
Huyan Wuhui: "Kini nyawa para pejabat ada di tangan Panglima. Pasti akan mendesak dengan sungguh-sungguh. Jika masih ada yang plin-plan, jangan salahkan golok Panglima tak berperasaan!" Setelah berkata demikian, dia mengibaskan jubahnya dan masuk ke dalam tenda.
"Bawa mereka!" seru seorang jenderal sambil melambaikan tangan.
Setelah keributan, para menteri Wei menjadi tahanan kelas rendah. Mengenang masa lalu saat mereka berkuasa di istana Wei, betapa memalukan situasi ini.
Saat jamuan, pengawal kultivator rombongan Wei dicegah di luar. Melihat situasi dalam tenda dari kejauhan, mereka panik. Beberapa segera berlari memberi kabar.
Tak lama kemudian, Xuan Wei dan para pemimpin Tiga Sekte Besar Wei tiba terburu-buru. Namun mereka melihat formasi pasukan Qi: puluhan ribu prajurit berbaris rapi, pemanah siaga, busur pengepungan dengan tombak baja berkilat - siap mengubah area depan menjadi hutan duri besi.
Banyak kultivator Qi juga berkumpul.
Sebelum Xuan Wei sempat marah, prajurit melapor: 500.000 pasukan Qi bergerak mengepung pasukan Wei.
Semua terkejut!
Setelah negosiasi, Huyan Wuhui enggan muncul. Dia hanya mengizinkan beberapa pejabat tinggi Wei masuk.
Di titik ini, tak ada pilihan lain. Jika tidak menemui Huyan Wuhui, Wei akan hancur total.
Xuan Wei menyanggupi untuk mengambil risiko masuk ke dalam, dengan para Pemimpin Sekte Besar ikut serta. Untuk mengantisipasi perubahan drastis, ketiga sekte besar secara aktif meminta Ximen Qingkong ikut masuk.
Dalam situasi seperti ini, tanpa perlu mereka katakan pun, Ximen Qingkong pasti akan ikut masuk.
Barisan pasukan melewati pasukan besar yang dijaga ketat, memasuki kemah utama, dan "dikawal" masuk ke dalam tenda militer pusat.
Di dalam tenda, para ahli bela diri dari Qi berdiri melingkar. Huyan Wuhui membelakangi pintu masuk, berdiri di depan peta besar.
Xuan Wei langsung berteriak saat masuk, "Jenderal Shang! Di saat pasukan sekutu sedang bertahan melawan musuh, masakan kita saling membunuh?!"
Para Pemimpin Sekte Besar menggenggam erat Talisman Pedang Surgawi di tangan mereka dengan waspada. Jika terjadi perubahan, mereka akan segera berjuang mati-matian untuk menerobos keluar.
"Saya baru saja ingin berdiskusi dengan Yang Mulia tentang rencana pasukan sekutu melawan musuh." Huyan Wuhui berbalik badan.
Xuan Wei: "Jika memang pasukan sekutu melawan musuh, mengapa menteri utama negara Wei ditahan?"
Huyan Wuhui: "Yang Mulia tidak perlu khawatir. Tahanan bisa dibebaskan kapan saja."
Xuan Wei: "Jika tidak membebaskan tahanan, apa artinya pasukan sekutu melawan musuh?"
Huyan Wuhui: "Pasukan Wei ini hanya ingin mempertahankan diri, terus-menerus menghindari pertempuran. Hanya prajurit Qi yang berjuang mati-matian. Masakan ini disebut pasukan sekutu? Sebagai panglima, jika saya tidak menahan mereka, apakah mereka akan sungguh-sungguh mengawasi pertempuran? Yang Mulia, mustahil untuk membebaskan mereka. Saya akan melancarkan serangan baru. Jika menang, mereka akan dibebaskan. Jika kalah, menyimpan mereka hanya membuang perbekalan dan membutuhkan banyak pengawal - lebih baik... DIBUNH!"
“Anda…” Xuan Wei murka, Pemimpin Lingxu Fu Chang Linxian berseru menghalangi, “Yang Mulia, Jenderal Shang sudah menyatakan akan melancarkan serangan baru, bagaimana kalau kita dengarkan dulu rencana serangannya.” Kemudian ia menoleh ke Huyan Wuhui sambil mengatupkan tangan, “Jenderal, kami siap mendengar kebijaksanaan Anda.”
Huyan Wuhui tak bertele-tele. Ia menyamping di depan peta, meraiuh tongkat penunjuk, lalu mengarahkannya ke suatu titik di peta, “Tiga Lereng. Jika pos depan ini direbut, kita bisa menguasai dataran seluas ratusan li yang terbentang di hadapan. Begitu pasukan besar masuk, mereka bisa berkemah di situ sekaligus leluasa melancarkan serangan ke tiga koridor di timur, selatan, dan barat kapan saja. Pasukan Jin tak mungkin mengerahkan bala bantuan besar ke ketiga koridor sekaligus dalam waktu singkat. Kita tinggal pilih titik lemah untuk diserbu, pasti pertahanan mereka kocar-kacir, dan akhirnya jebol juga.”
“Sekali berhasil masuk, meskipun progres terhambat, pasukan Jin pasti akan menarik pasukan besar dari wilayah lain untuk mempertahankan ketiga koridor ini. Ini justru membuka peluang bagi pasukan Qi untuk menyerang di sektor lain. Karena itu, kali ini kita harus merebut Tiga Lereng dengan segala pengorbanan!”
Chang Linxian Pemimpin Lingxu Fu berkata, “Beberapa kali serangan uji coba ke Tiga Lereng selalu gagal. Kalau memang mudah direbut, mengapa harus menunggu sampai sekarang?”
Huyan Wuhui: “Makanya kali ini, saya akan menggunakan 100.000 pasukan Wei sebagai barisan depan pembuka jalan untuk pasukan Qi. Pasukan Qi akan berjaga di belakang untuk mengawasi pertempuran. Mereka dilarang mundur sampai Tiga Lereng jatuh ke tangan kita!” Ia meletakkan tongkat penunjuk.
Para anggota Wei akhirnya paham: Ini adalah taktik untuk mengorbankan 100.000 nyawa terakhir pasukan Wei sebagai umpan.
Xuan Wei menunjukkan kemarahan: "Huyan Wuhui, kau jelas-jelas ingin memaksa kerajaan Wei kami masuk ke ujung tanduk!"
Huyan Wuhui: "Masih adakah Negara Wei? Jika berhasil ditaklukkan, Wei mungkin masih ada. Jika gagal, Wei akan punah!" Jarinya menunjuk wilayah Jin di peta, "Kini Jin telah mengumpulkan 3 juta pasukan lagi, mendesak perbatasan Qi. Panglima akan memberitahu kalian: Jika Tiga Lereng tak bisa ditaklukkan dalam pertempuran ini, Panglima akan memerintahkan mundur total pasukan Qi ke padang rumput Qi. Di dataran luas itu, kita akan bertempur habis-habisan dengan memaksimalkan kelebihan pasukan Qi! Tak mungkin terus bertahan di sini melakukan hal sia-sia!"
"Jika pasukan kita mundur, mana mungkin masih ada Negara Wei!"
Xuan Wei: "Kalau mundur lebih baik mundur bersama, 100.000 pasukan kami bersedia masuk ke Qi untuk membantu Jenderal Shang!" Dia tak bisa terus memerintahkan pasukannya bunuh diri padahal sudah tahu konsekuensinya.
Huyan Wuhui: "Gerombolan sisa-sisa egois yang bahkan enggan bertarung mati-matian untuk membela Wei sendiri, mana mungkin Panglima bisa berharap mereka mempertaruhkan nyawa untuk Qi? Saat haluan berubah, pasti akan membelot, malah jadi masalah bagi Qi. Kali ini adalah peluang hidup terakhir Wei, pasukan Qi kami bersedia berjuang habis-habisan untuk pertempuran pamungkas!"
Xuan Wei: "Izinkan atau tidak untuk mundur ke wilayah Qi, beri saya waktu berkoordinasi dulu dengan Kaisar Qi."
Huyan Wuhui: "Bersepakat dengan siapapun juga tak berguna, jenderal di lapangan tak harus tunduk pada perintah istana!"
Xuan Wei: "Saya adalah pasangan resmi pangeran negara Tuan..."
Huyan Wuhui memutus dengan kasar, "Xuan Wei, apakah ini penghinaan bagi Kerajaan Qi atau harga dirimu sendiri? Siapa yang kau tiduri di kasur yang sama, kau lebih tahu dari siapa pun! Jangan lanjutkan omongan tak bermalu ini!"
Begitu kata-katanya meluncur, Ximen Qingkong berang dan melangkah maju.
Cha Hu yang selalu berjaga di sisi Huyan Wuhui segera melompat menghadang sambil menatapnya dengan senyum dingin: "Ximen Qingkong, ini bukan tempatmu untuk berulah!"
Ekspresi Ximen Qingkong menjadi serius. Ia pernah bentrok langsung dengan lawannya di masa lalu.
Pemimpin Daleshan Luo Yanzhen berseru, "Jika Jenderal Shang tak menghiraukan ikatan pernikahan Pangeran Qi dengan Putri Kami, ingatlah bahwa Pangeranmu masih dalam genggaman kami!"
Huyan Wuhui menggema: "Menurutmu apakah Panglima ini akan mengorbankan perang demi seorang pangeran? Ataukah Kaisar Qi akan menghancurkan negara untuknya? Jika Pangeran gugur demi negara, seluruh rakyat Qi akan bangga!" Makna tersiratnya jelas: Bunuh saja jika berani!
Pemimpin Shouzheng Ge Cang Feng menyeringai sinis: "Lihatlah Jenderal Huyan yang tak kenal takhta maupun raja!"
Huyan Wuhui menggelegar: "Kuingatkan Tiga Pemimpin Sekte: Ini kesempatan terakhir merebut kembali Wei! Jika tak berjuang habis-habisan, tak akan ada tempat bagi Tiga Sekte di kolong langit! Keputusanku final. Kalian punya satu hari untuk mempertimbangkan. Usir mereka!"
Para kultivator Qi yang mengelilingi tenda segera mengepung ketat.
Setelah melirik situasi, ketiga pemimpin sekte akhirnya Chang Linxian bersuara berat: "Pergi!"
“Barisan segera mundur dari kemah besar, setelah itu baru berbalik dan pergi dengan langkah tegap. Ekspresi kemarahan dan kesedihan di wajah Xuan Wei sulit disembunyikan.
Golok sudah diarahkan ke leher, negara Wei tidak punya pilihan lain: bertarung mati-matian di garis depan atau dibantai habis oleh Huyan Wuhui.
Apalagi para pejabat Wei yang disandera sebagai tawanan tidak ingin mati. Mereka satu per satu menghubungi pasukan masing-masing, memerintahkan kerja sama penuh...
Tiga hari kemudian, pasukan centaur Qi telah selesai berkumpul.
Mobilisasi pasukan besar-besaran ini tak luput dari pengamatan pengintai Jin. Begitu tren pengumpulan pasukan Qi terlihat, Gao Pin segera menilai arah serangan utama mereka adalah Tiga Lereng, lalu bergegas ke sana untuk memimpin langsung.
Pasukan Qi mengerahkan 800.000 tentara, sementara Jin hanya menambah 100.000 prajurit untuk mempertahankan Tiga Lereng yang dijaga 200.000 pasukan. Situasi defensif Jin yang harus menjaga banyak wilayah membuat distribusi pasukan mereka tersebar, tak sefleksibel kemampuan mobilisasi ofensif lawan.
Kedua belah pihak mengerahkan pasukan besar secara bersamaan di area sempit Tiga Lereng, pertempuran sengit tinggal masalah waktu.
Di Lereng Pertama, Gao Pin menyaksikan pasukan yang bergerak perlahan mendekat. Wakilnya yang gugup berkata: "Panglima, intel melaporkan Huyan Wuhui sendiri yang memimpin. Dari formasi ini, sepertinya dia bersedia membayar harga berapapun!"
Wajah Gao Pin tegang membisu. Ini adalah duel tatap muka keduanya dengan Huyan Wuhui!
"Huu~ Huu~" Bunyi terompet berat menggema.
"Bunuh……" Jeritan mengguncang langit, 100.000 pasukan Wei menerjang seperti tsunami. Gempita itu membuat prajurit di lereng pertama sedikit gugup.
Gao Pin cepat-cepat menolehkan kendaraannya, menerjang bolak-balik di garis depan sambil mencabut pedang. "Pasti Menang! Pasti Menang! Pasti Menang!" teriaknya menggelegar untuk membangkitkan moral pasukan!
Melihat Panglima Besar turun langsung ke garis depan, prajurit menjadi tenang. Mereka segera menyambut dengan teriakan histeris: "Pasti Menang! Pasti Menang! Pasti Menang……"
100.000 pasukan Wei menggulung datang, di belakangnya pasukan Qi yang hitam pekat seperti air bah. Pasukan pelopor yang mencapai kaki lereng mulai melambat, tapi tetap nekat maju!
Mereka terpaksa maju – pasukan Qi di belakang mengawasi ketat. Siapa mundur, terbunuh!
Saat musuh mendekat, komandan di atas lereng menggeram: "Lepaskan!"
Seketika, batu guling bergemuruh menggelinding, menubruk barisan musuh. Anak panah berhamburan seperti hujan lebat, diiringi jeritan kesakitan.
Pemanah di bawah mulai membalas dengan panah.
Sebelum intensitas panah berkurang, banyak kultivator Wei membawa perisai menerobos. Banyak yang tumbang ditombak baja.
Tiga Sekte Besar Wei dipaksa Huyan Wuhui melakukan langkah terakhir – menyerbu dengan mengorbankan segalanya.
Ekspresi Gao Pin di balik penjaga kultivator menjadi muram. Ia menyadari: musuh memang berniat menghancurkan segalanya.
