Sang Kepala suku sebenarnya ingin melindunginya. Bagaimanapun dia adalah keturunan Tai Shu, terlebih tak ada kesalahan nyata. Tugas mengawal belakang memang misi bunuh diri, bisa selamat saja sudah luar biasa. Meski tanpa prestasi, jerih payahnya patut dihargai.
Tapi Gao Pin telah berbicara sampai segitu di depan para komandan. Apa lagi yang bisa dikatakan? Jika tetap memaksa membela, bukankah akan membuat hati semua jenderal dingin?
Dia juga menyadari, Gao Pin sedang memanfaatkan kesempatan untuk "membunuh ayam menakut-nakuti monyet", menunjukkan kekejaman ini baik kepada para jenderal maupun kultivator lain. Ini agar semua kultivator memahami konsekuensi meninggalkan komandan utama secara sembarangan - bahkan keturunan Klan Tai Shu pun tidak akan diampuni!
Tindakan Gao Pin ini tak bisa diganggu gugat. Setelah dilaporkan, Kaisar tak akan berbuat apa-apa padanya. Klan Qi Yun pun takkan mengkritiknya sedikitpun. Malahan, untuk menenangkan kekhawatiran Gao Pin, mereka mungkin malah memuji tindakannya sebagai penegak disiplin militer yang tegas!
Tiga Lereng melakukan penataan ulang sistem pertahanan.
Huyan Wuhen menunggu Gao Pin memanfaatkan momentum untuk mengejar, namun setelah merebut kembali Tiga Lereng, Gao Pin sama sekali tak berniat menyerang. Tak peduli apakah moral Pasukan Qi jatuh atau struktur pasukan mereka kacau-balau mengurangi kekuatan tempur, Gao Pin tetap bersembunyi seperti kura-kura di Tiga Lereng. Tidak rakus akan prestasi, tidak memaksa maju, hanya bertahan mati-matian di sini. "Jika kau nekat maju gegabah," ancamnya, "ayo kita uji!"
Akhirnya, Huyan Wuhen memerintahkan penarikan pasukan. Seluruh Pasukan Qi yang bertempur di wilayah Wei diperintahkan mundur total kembali ke wilayah Qi, melakukan penyusutan strategis.
Sepanjang perjalanan mundur, Huyan Wuhen sengaja membiarkan banyak celah pertahanan, berharap memancing serangan Pasukan Jin. Namun Gao Pin telah mengeluarkan perintah mati: Semua garis pertahanan harus bertahan di posisi, siapa pun yang rakus ingin menyerang tanpa izin - sekalipun ada umpan menggiurkan - akan langsung dipenggal!
Meskipun pasukan Qi sudah mundur dan memberikan wilayah kekuasaan Wei yang luas, Gao Pin tetap enggan memanfaatkan kelemahan untuk menguasai. Pasukan Qi sudah pergi jauh, dia masih memaksa pasukan Jin bertahan di garis pertahanan yang sudah ditetapkan, sama sekali tidak boleh bergerak. Tindakannya benar-benar keterlaluan!
Akhirnya bahkan istana Jin tidak tahan melihatnya. Kewaspadaan seperti ini sudah berlebihan. Ini bukan perang, melainkan seperti kura-kura yang menyembunyikan kepala. Banyak pejabat istana menyerang kebijakan ini, mendesak Gao Pin segera memanfaatkan kesempatan untuk merebut wilayah.
Namun Gao Pin tetap teguh menghadapi tekanan, berpegang pada strategi dan kontrol diri yang sudah ditetapkan.
Akibat ulahnya ini, Huyan Wuhui terpaksa mundur dengan perasaan kesal. Karena benar-benar tidak menemukan celah sedikitpun untuk bertindak. Gao Pin sama sekali tidak memberikan kesempatan sekecil apapun.
Ketenangan Gao Pin ini bisa disandingkan dengan Jin Jue, Sang Stabilisator dari Han.
Setelah pasukan Qi sepenuhnya mundur ke wilayah Qi, dan kedua pasukan terpisah jauh, barulah Gao Pin memberi perintah: Tinggalkan garis pertahanan lama, pasukan maju ke utara. Dengan mudahnya, tanpa mengorbankan setetes darah pun, mereka menguasai seluruh wilayah Wei.
Ini semua cerita lanjutan. Tapi untuk saat ini, bagi Jin ini adalah Kemenangan Besar yang membanggakan - Kemenangan Tiga Lereng yang menggemparkan seluruh negeri!
Di medan sempit Tiga Lereng, kedua pasukan mengerahkan 1 juta tentara dalam pertempuran sengit. Dengan 300.000 pasukan bertahan, Gao Pin berhasil menghadang serbuan 800.000 pasukan sekutu Qi-Wei. Dengan kerugian kurang dari 20.000 personel, dia menghancurkan lebih dari 200.000 musuh. Contoh klasik kemenangan pasukan kecil melawan kekuatan besar - pertempuran yang benar-benar gemilang!
Dan yang lebih mengejutkan, panji resimen Xiaoqi yang termasyhur di dunia jatuh ke tangan pasukan Jin. Huyan Bao, anak sulung Huyan Wuhui, juga gugur di tangan pasukan Jin.
Yang lebih penting, mitos tak terkalahkan Pasukan Xiaoqi yang menggertak tiga kerajaan barat telah runtuh. Dalam satu pertempuran, Pasukan Xiaoqi kehilangan lebih dari 30.000 pasukan kavaleri!
Sepuluh ribu pasukan terakhir Wei hampir punah seluruhnya, hanya tersisa kurang dari seribu orang. Negara Wei kini tinggal nama belaka.
Kabar ini menyebar ke seluruh wilayah Jin, membuat seluruh negeri bersukacita. Kaisar Jin Taishu Xiong yang menerima panji Pasukan Xiaoqi dari garis depan langsung menggantungkannya di istana. "Selama Qi belum punah, panji ini akan tetap tergantung di sini!" ujarnya untuk menghina Qi, sambil memerintahkan hadiah besar untuk prajurit yang bertempur di San Dao Po.
Namun bagi Gao Pin, pertempuran ini masih meninggalkan kekecewaan. Momentum keuntungan yang susah payah diciptakannya gagal dimanfaatkan maksimal. Menurut perkiraannya, setidaknya harus bisa menghabisi 100.000 pasukan Qi. Tapi Huyan Wuhui membuktikan diri sebagai perwira senior berpengalaman, berhasil menstabilkan pasukan yang kocar-kacir dan mencegah kekalahan menjadi gunung runtuh.
Seandainya tidak demikian, Gao Pin mungkin benar-benar akan memerintahkan pengejaran besar-besaran saat itu juga!
Sementara di Qi, kabar kekalahan ini membuat seluruh negeri dilanda kepanikan. "Huyan Wuhui yang tak terkalahkan ternyata kalah? Putranya gugur? Masih mampukah Qi menghadang serangan Jin?"
Kaisar Qi Hao Yuntu merasa berat hati, menghadapi memorial permohonan hukuman dari Huyan Wuhui, ia hanya bisa membalas: "Kemenangan dan kekalahan adalah hal biasa di medan perang!"
Pada saat seperti ini tidak mungkin menghukum Huyan Wuhui, juga sulit menemukan pengganti yang lebih baik untuknya.
Hao Yuntu juga menyesal, sebelumnya seharusnya tidak mendesak Huyan Wuhui untuk mundur.
Namun menghadapi pasukan besar Jin yang kembali berkumpul dan mendesak ke Qi, tekanan di istana terhadap Hao Yuntu sangat besar. Keberatan para pejabat istana memang memiliki alasan.
Pasukan Jin hampir memasuki wilayah Qi, sementara kamu Huyan Wuhui di front Wei menghadapi Gao Pin yang tak kunjung takluk. Untuk apa tetap bertahan berhadapan dengan Gao Pin? Karena tak bisa menang, sudah seharusnya mundur untuk mempertahankan diri menghadapi serangan Jin ke Qi.
Nyawa dan harta seluruh penghuni istana berada di wilayah Qi. Pada momen genting ini, menghadapi ancaman kehancuran keluarga, tekanan kolektif dari seluruh istana sulit ditanggung oleh siapapun. Huyan Wuhui yang memegang pasukan besar tidak perlu takut, tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak punya pasukan untuk mempertahankan diri?
Bila situasi mencapai titik kritis, Huyan Wuhui yang mementingkan kepentingan umum di medan jauh bisa mengabaikan banyak orang. Saat itu semua orang akan bergantung pada belas kasihannya, tak bisa berbuat apa-apa. Jika dia tak mau menolong, tak ada yang bisa dipersalahkan.
Tentu harus memanfaatkan kesempatan untuk memberi tekanan selagi masih bisa.
Tentu saja tujuannya adalah memaksa Huyan Wuhui segera menarik pasukan.
Tekanan kolektif dari para pejabat istana membuat pasokan logistik perbekalan menjadi tekanan besar pertama bagi Huyan Wuhui.
Kepentingan Tiga Sekte Besar Qi juga berada di wilayah mereka sendiri, menambah tekanan yang signifikan.
Hao Yuntu hanya bisa terus menekan Huyan Wuhui untuk mempercepat penarikan pasukan, demi mempersiapkan pertahanan melawan serangan Jin di wilayah Qi...
Huyan Bao masih menerima perlakuan khusus dibanding prajurit biasa - bagaimanapun juga telah mengukir banyak prestasi heroik untuk Qi. Jenazahnya diangkut oleh kultivator ke Qi Jing untuk dimakamkan secara megah.
Keluarga Huyan berkabung. Huyan Wei di ibukota meratapi kematian kakaknya, memohon izin kaisar untuk maju ke medan tempur membalas dendam.
Kaisar melarang, para menteri juga tidak menyetujui. Bagi banyak pihak, Huyan Wei hanyalah goblok - ikut main-main dalam penumpasan pemberontak dengan perlindungan kakak-kakaknya saja sudah cukup. Kau pikir dirimu jago perang? Memimpin pasukan langsung melawan petarung level tinggi? Jangan bercanda!
Para menteri istana berduyun-duyun melayat ke kediaman Huyan. Kaisar Qi Hao Yuntu bahkan datang secara personal.
Saat ini adalah masa sulit bagi Qi. Kekalahan ayah-anak Huyan bagai bayangan hitam tebal menyelimuti langit kerajaan. Bahkan bisnis hiburan malam di Qi merosot drastis pengunjungnya.
Banyak orang sudah kehilangan keinginan itu, yang masih punya keinginan untuk bersenang-senang juga harus menahan diri. Qi kalah perang, apakah pantas jika kau malah sibuk gemar kemewahan, makan-minum dan bersenang-senang?
Huyan Wuhui yang dijuluki "Meng Shanming, Qi Tanpa Penyesalan" ternyata mengalami kekalahan?
Detail Pertempuran Tiga Lereng seketika menjadi hal penting yang dicari-cari, diperoleh, dan dianalisis oleh pihak militer berbagai negara. Dengan banyaknya orang yang terlibat, detail sebenarnya tidak mungkin disembunyikan.
Di Yingwutang, Kediaman Bupati Nan Zhou, Shang Chaozong memandangi peta medan tempur Tiga Lereng dalam waktu lama.
Di kursi roda, Meng Shanming memeriksa detail pertempuran Tiga Lereng dengan cermat. Setelah lama, dia meletakkannya di meja kerja samping sambil menghela napas ringan, "Pertempuran ini seharusnya tidak berakhir dengan kekalahan!"
Shang Chaozong juga menarik napas dalam-dalam, "Entah apa yang dipikirkan Huyan Wuhui. Di daerah sempit dan berbukit seperti ini, dia malah nekat menyerang frontal dengan kavaleri. Sekalipun yakin, ini terlalu berisiko!"
Meng Shanming menghela napas, "Dia memang terjepit keadaan. Terdesak oleh tekanan Gao Pin, atau lebih tepatnya dipojokkan oleh pengadilan Qi."
Shang Chaozong bertanya, "Bagaimana maksudnya?"
Meng Shanming: “Pasukan Qi mengumpulkan pasukan besar memasuki Wei, terutama dia Huyan Wuhui yang memimpin pasukan, formasi magis yang begitu besar. Seluruh penghuni Qi memiliki harapan terlalu tinggi padanya. Belum mendapatkan hasil perang malah terdesak mundur oleh pasukan Jin, terpaksa menyusut kembali ke wilayah Qi. Bahkan dia Huyan Wuhui pun tidak ada cara. Pasukan Jin yang sedang membawa momentum penghancuran Wei, pengaruhnya terhadap semangat pasukan Qi terlalu besar. Berperang melawan Jin yang sekarang ini, jika semangat mati-matian bertahan tidak ada di hati seluruh pasukan Qi, bagaimana mungkin bisa menang?”
“Dengan kata lain, sebelum menemukan momentum mundur yang menguntungkan, bagaimana mungkin dia bisa mundur dengan mudah? Jika aku yang jadi dia, lebih baik menunggu sampai pasukan Jin dari barat menyerbu wilayah Qi terlebih dahulu, baru mundur dengan alasan siap siaga mendukung, daripada menyusut kembali sambil memakai cap tidak bisa menang.”
“Tapi pasukan utama Qi bertahan di luar tidak pulang, sementara pasukan Jin sudah mendekati Qi. Wangye coba pikir, reaksi apa yang akan muncul di istana Qi?”
Shang Chaozong berucap perlahan: “Mereka yang khawatir akan nyawa dan harta bendanya tidak akan peduli banyak. Pasti akan mendesak Huyan Wuhui untuk mundur. Desas-desus desakan mundur di istana Qi sudah lama terdengar. Tiba-tiba mendengar pasukan Jin mengumpulkan pasukan besar untuk menyerang, pasti akan menekan Huyan Wuhui.”
Meng Shanming: “Huyan Wuhui dan Gao Pin telah berada dalam kondisi sengit begitu lama tanpa tindakan ceroboh. Apakah dia tidak tahu bahaya menyerang Tiga Lereng secara paksa? Jika tidak tahu, mengapa menunggu sampai sekarang untuk melakukan serangan frontal? Melihat sistem pertahanan yang dibuat Gao Pin, hanya area di belakang Tiga Lereng yang datar seperti papan. Begitu pertahanan hancur, keunggulan pasukan Qi bisa dimaksimalkan - maju bisa menyerang, mundur bisa bertahan. Bahkan bisa menghancurkan formasi pertahanan pasukan Jin dari tiga arah kapan saja, mengacaukan total situasi pasukan Jin di wilayah Wei.”
“Dalam situasi ini, selama kita bisa membuat pasukan Jin tidak sanggup bertahan, bahkan wilayah gemuk seperti Wei mungkin bisa direbut. Jin pasti akan mengirim pasukan bantuan ke Wei, mana ada tenaga untuk membagi pasukan menyerang Qi. Dengan demikian krisis Qi akan teratasi, dan istana Qi pun takkan lagi memaksa mereka mundur, malah harus memberikan dukungan penuh.”
“Setelah menimbang untung-rugi, Gao Pin terus bersikap seperti kura-kura yang menyembunyikan kepala sambil mengulur waktu. Huyan Wuhui yang terdesak akhirnya mengambil langkah nekat, sehingga berakhir dengan kekalahan. Tentu saja, kekalahan ini juga terkait kelemahan Huyan Wuhui dan pasukan Qi dalam perang pegunungan.”
“Huyan Wuhui terbebani oleh reputasi gemilangnya, sedangkan Gao Pin justru berhasil menebus malu melalui pertempuran ini, sekaligus meningkatkan moral pasukan Jin secara signifikan!”
"Pada akhirnya, pengaruh tidak lagi di pihak Huyan Wuhui. Perubahan di Wei telah membuat pengaruh sepenuhnya memihak Jin. Jin bisa menyerang dua front, sementara Qi kewalahan. Kehilangan pengaruh, pertempuran selanjutnya akan sulit bagi Huyan Wuhui. Tapi di padang rumput, Huyan masih bisa berbicara sambil bertarung. Jin tak mudah mengambil untung. Yang dikhawatirkan, Gao Pin mungkin melihat kelemahan Huyan yang terbatas akibat gegabah kali ini, itu akan jadi masalah bagi Huyan!"
Shang Chaozong menoleh ke peta, "Gao Pin sudah menang, Huyan Wuhui pun mundur jauh. Tapi dia masih bersembunyi di pertahanan sampai sekarang, ini hal menarik."
"Menggunakan taktik Jinjue: strategi bertahap, mengutamakan stabilitas. Selama bisa stabil, lawan mungkin menunjukkan celah. Benar saja, dia berhasil menangkap kesempatan!" Sambil berkata demikian, Meng Shanming menatap kakinya sendiri, menepuk pelan sambil sepertinya teringat sesuatu.
