Pelayan perempuan, kasim, dan pengawal istana yang terkejut oleh keributan di kejauhan terpaku memandang ke arah sana.
Terutama para kultivator penjaga istana. Setelah sadar, mereka segera melesat mendekat mengurung Yuan Gang. Ada yang membunuh kepala suku mereka, mustahil mereka tak bereaksi.
Yuan Gang berhenti. Golok horizontal di genggamannya. Matanya yang dingin menyapu sekeliling.
Para kultivator sementara hanya mengurung. Tak ada yang berani gegabah. Kebanyakan tak tahu asal-usul pendatang ini. Tapi mereka menyaksikan bagaimana satu sabetan saja sudah merobohkan Bai Shangcheng. Siapa berani menghadapi kekuatan selevel itu?
Yu Cang baru tersadar oleh kerumunan ini. Ia segera mendesak masuk menerobos barisan kultivator, membentak, "Kalian mau apa? Ini duel ilmu bela diri! Kalah karena kemampuan, buat apa dipermasalahkan? Mundur semua!"
Ini pertarungan atau pertukaran ilmu? Semua orang saling pandang bingung, begitu saja mengalah? Siapa sih si muka memerah itu?
Dugujing yang ikut masuk terus melambaikan tangan ke kiri-kanan, menyuruh semua orang mundur. Barulah orang-orang perlahan pergi.
Yuan Gang mengangkat golok, pedang besar itu dipasang kembali ke sarung kulit buatan sendiri di punggungnya, lalu berjalan menuju aula tempat dia keluar tadi.
Pergi seolah tak ada kejadian apa-apa.
Berani membunuh Bai Shangcheng saat genting begini, berani masuk sarang musuh lalu menghabisi Bai Shangcheng dengan satu tebasan - apakah dia bodoh? Sama sekali tidak. Dia sangat paham, saat seperti ini orang ini takkan berani berbuat macam-macam padanya.
Seseorang yang bisa merencanakan operasi tertentu, mampu membongkar mata-mata internal, serta dipercaya Niu Daomei mengurus Perkebunan Maolu - mana mungkin bodoh? Tidak hanya cerdas, tapi juga orang berkemampuan mumpuni.
Hanya saja prinsip-prinsip yang dipegangnya terkadang, plus karakternya dalam bergaul, di mata orang pintar seperti Niu Daomei sama sekali tak pantas dipertahankan. Bagi si cerdik pandai itu, ini memang tindakan tolol!
Yu Cang menoleh melihat jenazah berlumuran darah yang terpotong separuh, "Aduh..." menghela napas. Dia melambaikan tangan pada Dugujing, lalu bergegas mengejar Yuan Gang.
Dugujing segera memanggil dua orang, menyuruh cepat merapikan mayat Bai Shangcheng. Terlalu memalukan dibiarkan tergeletak di sini. Dia sendiri kemudian ikut mengejar.
Yuan Gang naik ke tangga. Zhuang Hong dan anaknya sudah menunggu di atas tangga, serempek memberi salam, "Guru Yuan."
Yuan Gang mengintai, lalu mengangguk perlahan, bagaimanapun ini adalah pertemuan dengan kenalan.
Sorot mata Xia Lingpei memancarkan kekaguman, baru menyadari orang ini ternyata sehebat ini, dengan sekali tebas golok langsung memenggal Kepala suku Paviliun Bulan Sabit, sementara dilihat dari sikap anggota paviliun, tak ada yang berani melawan. Setelah sekian lama mengenal Guru, baru tahu saudara seperguruannya pun luar biasa. Perkebunan Maolu Guru memang tempat Harimau Tidur dan Naga Terpendam!
Di rumahnya sendiri ada yang membunuh Kepala suku Paviliun Bulan Sabit, menewaskan anak buahnya, tapi dia tak bersedih, malah tampak girang. Sudah terlalu lama menjadi boneka Paviliun Bulan Sabit.
Yang benar-benar membuatnya bersemangat adalah fakta bahwa orang itu membunuh Kepala suku Paviliun Bulan Sabit, namun paviliun tak berani bertindak.
"Guru Yuan, kabar tentang Guru sudah kudengar. Tabahlah!" Xia Lingpei menghela napas.
Tao Ye belum mati, tabah apa? Yuan Gang juga tak ingin berdebat dengan ibu-anak boneka ini, berkata datar: "Ini bukan urusan kalian." Langsung melewati mereka dan masuk ke dalam aula.
Keengganannya berinteraksi, selain karena karakter-nya, juga karena tak ingin berhutang budi pada orang tak jelas. Dia tipe yang pasti membalas hutang budi, namun sadar sifat ini rawan dimanfaatkan, jadi menghindari kontak berlebihan dengan sebagian orang.
Ibu dan anak yang datang penuh semangat ingin menunjukkan keramahtamahan tuan rumah, tak disangka wajah hangat malah menemui pantat dingin.
Tapi keduanya sudah mengenal Yuan Gang bukan baru sehari dua, sejak di Perkebunan Maolu mereka tahu Yuan Gang memang tipe orang seperti ini, karenanya tidak merasa tersinggung.
Yu Cang yang telah naik ke tangga memberi hormat sambil berkata: "Ibu Suri, Yang Mulia."
Zhuang Hong melirik ke area pengangkatan jenazah, bertanya bingung: "Guru Negara, mengapa Tuan Yuan membunuh Kepala Suku Bai?"
Yu Cang bingung menjawab, menghela nafas: "Ini cuma kecelakaan dalam pertukaran ilmu yang sudah disepakati. Ibu Suri, Yang Mulia, Brother Yuan masih perlu berdiskusi dengan Paviliun Bulan Sabit. Silakan Yang Mulia kembali dulu."
Zhuang Hong: "Ada kenalan dari Perkebunan Maolu datang, aku ingin menjamu mereka dengan pesta."
Yu Cang: "Nanti sesepuh akan menanyakan keinginan Ibu Suri padanya." Sekali lagi memberi isyarat agar mereka kembali.
Ibu dan anak itu mengangguk sebentar lalu pergi, sebelum pergi melirik Yuan Gang yang masih berdiri di dalam aula.
Yu Cang dan muridnya masuk ke ruang aula, pandangan mereka pada Yuan Gang menjadi rumit. Sikap mental mereka telah naik ke level baru - kekuatan nyata seringkali menjadi cara terbaik untuk mendapatkan rasa hormat! Daya ledak golok itu memang menakutkan!
Sebelum Yu Cang sempat bicara, Yuan Gang langsung bertanya: "Kapan kita akan ke gurun tak bertepi untuk menguji apakah kalajengking pasir bisa mengangkut orang dan barang?"
Yu Cang menyunggingkan senyum dipaksakan - memang harus dipaksa, baru saja seorang kepala suku tewas di depan mata, mana mungkin bisa bersukacita? Dengan wajah tegang ia berkata: "Ini bisa dilakukan kapan saja. Hanya ada satu hal yang belum kupahami, harap Brother Yuan berkenan menjelaskan."
Yuan Gang: "Yang bisa dijawab akan kujawab, yang tidak bisa tidak. Masalah apa?"
"Yu Cang berusaha menyesuaikan diri dengan sifat asli orang ini, bertanya dengan bingung: 'Sesepuh benar-benar sulit memahami, mengapa Saudara Yuan mau secara aktif membantu kerajaan Qin kami? Apakah ini maksud Pangeran Yong?'"
Yuan Gang: "Sudah kukatakan, aku datang untuk membantu Luo Zhao, bukan membantu Qin."
"Ha?..." Yu Cang tak memahami, bertanya: "Apa bedanya?"
Yuan Gang: "Menerima pengakuan palsu seseorang. Penjelasan ini memuaskanmu?"
Yu Cang tentu saja tak puas, "Tidak tahu menerima dari siapa?"
Yuan Gang: "Tidak bisa memberi tahu. Awalnya ingin langsung mencari Luo Zhao, tapi beberapa hal tak bisa diputuskan Luo Zhao, terpaksa datang padamu. Jika kau anggap tidak bisa, anggap saja aku tak pernah datang."
"Tidak, tidak, bukan itu maksudku." Yu Cang buru-buru menekan tangannya berulang kali untuk menstabilkannya, "Masalah ujian gurun tak bertepi, akan kuperintahkan persiapan segera."
Yuan Gang menoleh melihat fajar di luar, bertanya: "Besok pagi berangkat, tidak boleh?"
Yu Cang langsung mengangguk, "Baik, besok pagi langsung berangkat! Aku sendiri akan mengantar Saudara Yuan pergi!"
Yuan Gang mengingatkan, "Masalah ini, sementara jangan bocorkan."
Yu Cang: "Tak perlu diingatkan, sudah paham. Tenang Saudara Yuan, sebelum pasukan besar berangkat pasti tak ada yang tahu. Tapi saat pasukan benar-benar harus melintasi gurun, suara gemuruhnya terlalu besar. Tak mungkin disembunyikan, jadi..."
Yuan Gang malas mendengar omong kosongnya. Bahkan tak menyelesaikan kalimat, langsung pergi, "Hubungi aku saat berangkat besok pagi."
“……” Yu Cang yang masih menahan kata-katanya terdiam sejenak, kemudian buru-buru melambaikan tangan ke Dugujing: “Cepat, kau sendiri yang mengatur tempat peristirahatan Saudara Yuan.”
“Ya!” Dugujing segera menyusul, meneriakkan panggilan di luar: “Tuan Yuan, silakan ikut saya.”
Di dalam aula yang sunyi, Yu Cang baru tersadar bahwa permintaan jamuan dari Zhuang Hong belum disampaikan.
Urusan ini juga ditunda sementara, persiapan untuk pergi ke gurun tak bertepi besok lebih penting.
Setelah persiapan selesai, Dugujing kembali dan melapor: “Sudah diatur, tapi orang ini benar-benar tidak memahami etika.”
Yu Cang menghela nafas: “Selama dia bisa menyelesaikan tugas dengan baik, dan bukan datang untuk mempermainkan kita, ini semua hal sepele.”
Dugujing mengangguk, lalu berbisik: “Golok Sanhou itu...”
Yu Cang: “Jangan pikirkan itu. Ucapan sombong Xi Wuxian saat menghabiskan tiga tahun membuat golok itu, klaim tiga auman harimau hanya menunjukkan kekuatan pengguna, memang pedang pusaka bagus tapi bukan harta karun. Nilainya tergantung pemakainya, kau dapatkan pun tak berguna. Saat ini jangan cari komplikasi. Aduh, panggil para kepala suku untuk rapat, kasus Kepala Suku Bai perlu penjelasan.”
“Ya!” Dugujing menerima perintah dan pergi.
Malam itu, Zhuang Hong tetap mengirim utusan mengundang Yuan Gang ke jamuan, namun dia hanya mengucapkan terima kasih secara lisan dan menolak!
Keesokan paginya, rombongan Yu Cang bersama Yuan Gang diam-diam berangkat dengan penyamaran.
Tidak boleh tidak wajar, misi ini memiliki nilai strategis sangat penting, saat Jin mengetahui, pasti akan berusaha keras membunuh Yuan Gang dan memutus paksa jalur gurun Qin.
Inilah yang membingungkan Yu Cang: Apakah layak Yuan Gang menanggung bahaya sebesar itu demi membantu pihak kami? Bukan berarti setelah melewati gurun semuanya selesai. Di masa depan, siapapun yang menguasai barat tak akan membiarkannya...
Nan Zhou, di ruang meditasi, Niu Daomei yang mondar-mandir terkejut menoleh: "Membunuh Pangeran Bai Shangcheng dari Paviliun Bulan Sabit dengan sekali tebasan?"
Guan Fangyi mengangguk berkali-kali: "Ya! Hanya sekali tebasan, Bai Shangcheng gagal menghadang, tubuhnya terpotong separuh oleh Monyet Muka Merah, tewas seketika. Banyak saksi mata di Istana Qin. Menurut pengintai, tak lama setelah masuk mereka langsung berhadapan. Ada apa ini?"
Meski mulut mereka bilang "Jangan kembali!" pada Yuan Gang yang pergi, diam-diam tetap memantau. Begitu Yuan pergi, mereka segera mengaktifkan jaringan mata-mata di Qin.
Niu Daomei berkata datar: "Dengar dari monyet, nama asli Su Zhao adalah Bai Su. Saat mati dikejar langsung oleh pamannya sendiri - yang ternyata adalah pangeran Paviliun Bulan Sabit."
Guan Fangyi tersadar: "Bai Shangcheng itu paman pembunuh Su Zhao? Pantas! Ya ampun, monyet merah ini ternyata pendendam!"
Niu Daomei membusungkan dada sambil bergumam, "Ternyata bisa membunuh Kepala suku Paviliun Bulan Sabit dengan golok, kekuatan semakin dahsyat. 'Chi You Tidak Terkalahkan' ini sebenarnya ilmu setan apa..."
Dulu dia sering mengajak Yuan Gang sebagai partner latihan, tapi setelah masuk Tanah Suci tak ada kesempatan. Kondisi saat ini juga tidak cocok untuk melatih Yuan Gang lagi. Keduanya sudah lama tidak bentrok.
Guan Fangyi tidak tahu apa yang sedang diomelkan pria itu.
……
Di sisi timur Gerbang Barat, pasukan besar Qin berkemah. Tamu tiba di tenda militer pusat - Dugujing datang. Langsung menerobos tenda militer pusat, melihat Luo Zhao yang sedang pusing tujuh keliling di depan peta, memanggil: "Jenderal."
Luo Zhao menoleh, kaget, "Guru Dugujing, kenapa datang?"
Dugujing menjawab: "Menyampaikan titah Guru Negara, mohon Jenderal segera mempersiapkan rencana mundur pasukan."
"Mundur?" Luo Zhao terkejut.
Dugujing melihat kiri-kanan, melambaikan tangan menyuruh orang yang tidak berkepentingan mundur.
Luo Zhao mengangguk, memberi isyarat agar orang lain dalam tenda patuh.
Setelah semua pergi, Dugujing baru mendekat dan berbisik di telinganya.
Wajah Luo Zhao menunjukkan kelegaan yang ditutupi, tak percaya: "Benarkah?"
Dugujing: "Guru Negara sendiri yang melihat, saya juga menyaksikan langsung di lokasi. Pasti tidak salah. Ini menyangkut hal besar, sebelum waktunya jangan bocorkan kuncinya. Makanya Guru Negara menyuruh saya datang langsung."
Luo Zhao girang bertepuk tangan: "Baik! Segera saya laksanakan, sekarang juga mempersiapkan rencana mundur."
“Jangan terburu-buru!” Dugujing melambaikan tangan, lalu mendekat ke telinganya berbisik: “Guru Negara menyuruhku untuk menanyakan satu hal pada Jenderal. Yuan Gang yang mengaku datang untuk membantumu ini – Guru Negara ingin tahu, apa ikatan kalian sampai dia berani menanggung risiko sebesar itu demi membantu?”
“Membantuku?” Luo Zhao tercengang, wajahnya dipenuhi kebingungan, “Aku sama sekali tak mengenalnya!”
