Informasi dari Sha Rulai dihantamkannya ke samping. Dalam hatinya berkecamuk kemarahan, ada ketidakpuasan terhadap Sha Rulai.
Jelas terlihat Sha Rulai tidak melakukan sesuai instruksinya - tidak segera membocorkan informasi di dalam Tanah Suci. Seandainya Sembilan Dewata itu terganggu konsentrasinya, mungkin monyet takkan cepat-cepat diselundupkan masuk ke Tanah Suci.
Namun dalam hal ini, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Sha Rulai. Pemikiran Sha Rulai juga bisa dimengerti - sebelum ada jaminan kemenangan terjamin, Sha Rulai tak mungkin mengambil risiko untuk monyet itu.
Yun Ji menyindir, "Kau yang turun tangan? Bukankah kau bilang tak peduli hidup-matinya?"
"Hm!" Niu Daomei tersenyum masam. Sebenarnya dia ingin mengabaikan, tapi beberapa ucapan hanya bisa sekedar omongan.
Saat Yuan Gang belum dalam bahaya, dia bisa pura-pura tak tahu. Tapi saat benar-benar mencapai titik kritis ini, mungkinkah dia benar-benar melepaskan begitu saja?
Dia tak bisa memaksa diri untuk tak peduli nasib Yuan Gang. Kecuali kalau benar-benar tak ada jalan lain, sulit baginya untuk hanya diam melihat.
Yun Ji: "Masalahnya, apa yang bisa kau lakukan kalau turun tangan? Kasus ini tak mungkin diselesaikan, siapa di dunia ini yang bisa mengeluarkan orang dari cengkeraman Sembilan Santo?"
Niu Daomei menghela napas: "Sebenarnya ada cara... Saat monyet sialan ini ngotot ingin bersinar demi wanita itu, aku sudah khawatir dia akan menarik perhatian Sembilan Santo. Sudah kupikirkan rencana darurat jika terjadi sesuatu. Membersihkan kekacauannya hampir jadi kebiasaan. Tapi sialnya, masalah yang ditimbulkannya lebih buruk dari perkiraanku. Keberuntungan di tengah kesialan, si mulut keras ini selama teka-teki pusat perhatian Sembilan Santo belum terpecahkan, paling hanya menderita siksaan. Untuk sementara... sepertinya Sembilan Santo takkan segera membunuhnya."
Yun Ji: "Maksudmu kau punya cara?"
Niu Daomei: "Ada, tapi pengorbanannya terlalu besar!"
Yun Ji: "Ada satu hal yang ingin kusadarkan padamu, sejauh ini tak ada yang percaya Nan Zhou akan melakukan kebodohan seperti ini, kasus sementara hanya terpusat pada dirinya seorang. Jika kau demi satu orang dia, sampai mengorbankan nyawa semua orang, jangan salahkan aku yang tak mau menyanggupi! Aku tak akan menukar nyawaku sendiri hanya karena dia tak mau mendengarkan nasihat!"
Niu Daomei: "Tenanglah, aku takkan membocorkan diri sendiri, juga takkan membiarkan pihak kita terlibat."
Yun Ji: "Lalu apa maksudmu dengan 'harga yang terlalu besar' itu?"
Niu Daomei melepas kakinya dari ranjang, membusungkan dada sambil mondar-mandir, "Memohon! Memohon bantuan orang, memohon tentu harus membayar harga."
Yun Ji bingung: "Siapa di dunia ini yang bisa mengeluarkan orang dari tangan Sembilan Santo?"
Niu Daomei: "Mengeluarkan orang? Yang bisa menyelamatkan orang dari cengkeraman Sembilan Santo, sejauh ini hanya Sembilan Santo sendiri."
Yun Ji kaget, "Kau mau memohon pada Sembilan Santo? Ini takkan membocorkan jati dirimu?"
Niu Daomei: "Bukan aku yang akan memohon, tapi menyuruh orang untuk memohon pada mereka. Kirim pesan ke Zhao Xionge, janji bertemu."
Yun Ji curiga: "Maksudmu Zhao Xionge bisa melakukannya?"
Niu Daomei: "Ini jangan kau tanya lagi. Latar belakangnya menyangkut hal terlalu rumit, menyentuh beberapa rahasia yang tak bisa kukendalikan, juga tak pantas diumbar. Intinya aku sudah tahu batasnya. Selain itu, sampaikan pesan ke wilayah Tanah Suci, perintahkan untuk memperhatikan gerak-gerik si monyet. Segera hubungi aku jika ada aktivitas mencurigakan, agar bisa segera kuantisipasi jika ada masalah."
Yun Ji mengangguk halus, berbalik untuk melaksanakan perintah.
……
Sebuah ruang bawah tanah besar yang berkelok-kelok, bagaikan dunia bawah tanah, dipenuhi tumbuhan bercahaya yang memberikan kesan ilusi.
Suara "gesekan" terus terdengar, jenis suara yang membuat bulu kuduk merinding.
Suara berasal dari cacing-cacing sepanjang sumpit, transparan seluruh tubuhnya dengan organ dalam kabur seperti kabut.
Cacing ini merupakan produk khas Tanah Suci Tak Tertandingi, disebut Yù Cán, sedang mendekati ranting yang tumbuh di bawah tanah sambil mengunyah daun bercahaya.
Yuan Gang tergantung di ruang bawah tanah berkilau angker ini, bagian bawah lehernya terbungkus kepompong ulat sutra, hanya menyisakan kepala.
Setelah bangun dari pingsan, ia mendapati dirinya tergantung di sini, di atasnya hanya beberapa helai benang sutra tipis yang stabil menahan tubuh perkasanya.
Setelah sadar sempat berjuang, namun kepompong yang mengurungnya sangat lentur, tenaga maksimal pun tak mampu merobeknya, ditambah kondisinya masih terluka parah, akhirnya membiarkan saja.
Lü Wushuang terpaksa mengurungnya di sini sebagai cara terakhir, mungkin lebih mudah menangani kultivator dengan memberikan batasan di tubuh mereka.
Tapi yang satu ini, mantra pun tak bisa menguasainya, mungkin rantai besi bisa mengikat, namun ujung rantai lainnya harus dicari tempat kokoh, sebaliknya mungkin tidak akan tahan dengan perjuangannya dan ambruk.
"Tanah Suci Tak Tertandingi" tak pernah membayangkan akan menghadapi tipe manusia seperti ini, tak mempersiapkan tempat yang begitu kokoh, menghadapi kultivator pun seharusnya tak serumit ini.
Akhirnya terpaksa menggunakan metode serupa saat Hua Meiru menyeret orang ke sini, memanfaatkan produk ruang bawah tanah ini untuk membelenggu, sekalian memenjarakannya di sini.
Saat ini, kabut darah berputar bolak-balik di sekitar "" Yuan Gang, dihembuskan lalu dihirup kembali, suara napasnya bagai bellow angin.
Dari arah koridor bawah ruang bawah tanah terdengar derap langkah. Yuan Gang sedikit membuka mata, tiba-tiba menarik napas dalam-dalam, kabut darah tersedot seperti awan mengalir kembali ke paru-parunya.
Tak lama kemudian, muncul seorang figur - Lü Wushuang, berjalan dengan tenang di antara tanaman bercahaya.
Sampai di area bergelantungan, Lü Wushuang menengadah melihat, lalu melesat dan mendarat di batu besar menonjol di samping, setinggi posisi Yuan Gang yang tergantung.
Seorang pria dan wanita saling bertatapan.
Lü Wushuang memperhatikan kondisi kesehatannya yang baik, mengangkat tangan dan menekan jari di lehernya. Setelah memeriksa dengan sihir, terkejut mendapati luka-lukanya yang parah ternyata hampir pulih dalam semalam. "Ini pasti bukan efek Tianji Dan," gumamnya.
"Teknik pernapasan latihan fisik 'telan awan hembus kabut'-mu dari mana?" tanya Lü Wushuang melepas pegangannya.
Seorang tahanan tergantung di sini pasti dijaga ketat. Gerakan pernapasannya yang mencolok tentu telah dilaporkan.
Yuan Gang: "Bahkan kaujual pun takkan bisa mempraktikkannya. Bunuh atau iris terserah, jangan buang waktu dengan omong kosong."
Ini bukan sekadar basa-basi. Saat pertama kali bangun di Desa Xiaomiao, demi melatih tubuhnya, dia memang menggunakan teknik Ying Qigong yang pernah dikuasainya sebelumnya untuk berlatih. Awalnya sama sekali tidak terpikir akan ada efek khusus yang luar biasa. Di Desa Xiaomiao pun dia tidak menyembunyikan ilmunya, demi membantu rekan-rekan sedesa melatih fisik mereka, dia menuangkan semua isi kantungnya tanpa reserve.
Namun yang aneh, meskipun banyak yang berlatih dan efek penguatan tubuh memang terlihat pada semua orang, tapi yang mencapai efek luar biasa seperti dirinya hanya dia seorang.
Dia sendiri bingung apa penyebabnya. Kemudian saat bertanya pada Niu Daomei, Niu Daomei juga tidak tahu jawabannya. Setelah membantu menganalisis, tetap tidak menemukan jawaban.
Hingga suatu saat ketika membawa Su Zhao kabur di gurun tak bertepi, dia menyadari bahwa saat terdesak di ujung tanduk, dia justru bisa memanggil kalajengking pasir untuk membantu. Dari sini Niu Daomei sepertinya menemukan petunjuk: diduga "Chi You Tidak Terkalahkan" ini terkait dengan sifat dasar orang yang berlatih.
Kalajengking pasir pasti tidak datang karena suaranya. Kalau memang begitu, ke depannya cukup berbicara biasa saja, tidak perlu berteriak-teriak memanggil. Kalajengking pasir itu tertular oleh emosi yang terkandung dalam suaranya.
Niu Daomei memperkirakan, mungkin emosi dan sifat manusia harus sesuai dengan Ying Qigong "Chi You Tidak Terkalahkan" ini baru bisa menguasainya.
Niu Daomei bahkan bercanda: "Apa mungkin Chi You dulu juga punya sifat monyet sepertimu ini?"
Candaan tetap candaan, analisis Niu Daomei ini bukan tanpa dasar sama sekali. Bahkan berbagai teknik kultivasi para kultivator diatur oleh persepsi manusia. Ritme pengaturan pernapasan dan sejenisnya dikendalikan oleh persepsi, sementara emosi jelas merupakan bagian dari persepsi.
Bahkan orang-orang biasa, meski bukan kultivator, bisa mengalami hasil baik-buruk pada tubuh mereka karena pengaruh emosi dan sifat.
Tentu saja, Niu Daomei tidak bisa sepenuhnya yakin apakah ini alasan sebenarnya. Ini hanya analisis pribadinya. Teknik pernapasan Ying Qigong yang dipraktikkan Yuan Gang sebenarnya sangat sederhana, namun mampu menghasilkan efek ajaib. Niu Daomei juga merasa ini sungguh tak terbayangkan, tidak bisa benar-benar memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Namun Lü Wushuang tidak tahu kebenarannya dan tidak terlalu peduli dengan ini. Yang dia pedulikan adalah ucapan Yuan Gang: "Silakan bunuh atau siksa saya sesuai keinginanmu."
Yang dikhawatirkannya adalah hal ini. Berani datang membuat ulah di hadapannya, bahkan berani menghantamnya dengan tinju - apakah ini ciri orang yang takut mati? Jika orang seperti ini tetap bungkam sampai mati, mungkin semua metode siksaan akan sulit mengalahkannya.
Setelah berdiam sejenak, Lü Wushuang berkata: "Bantu saya menemukan Kaisar Kalajengking, maka saya akan menjagamu tetap aman. Bagaimana?"
Yuan Gang: "Saya katakan tidak bisa memanggilnya. Apakah Anda percaya?"
Lü Wushuang tidak percaya. "Apakah layak kehilangan nyawa hanya untuk seekor Kaisar Kalajengking?"
Yuan Gang: "Kalau begitu saya beri tahu, dulu ketika dikejar-kejar, Kaisar Kalajengkinglah yang menyelamatkan saya. Nyawa ini memang pemberiannya. Mengembalikannya padanya, tidak ada yang dirugikan."
Lü Wushuang pandangan berkilatan, juga kehilangan kata, terlalu sulit memahami ide manusia seperti ini. Tiba-tiba tersenyum, "Kaisar Kalajengking penting, atau nyawa Feng Guan'er yang penting?"
Jelas, pihak ini sudah tahu alasan tersembunyi Yuan Gang membantu pasukan Qin.
Yuan Gang wajah tampak garang, "Bajingan!"
Prak! Lü Wushuang melambaikan tangan memberi tamparan jernih merdu. Tidak ingin hidup lagi, ternyata berani memakiku bajingan!
Namun setelah dipikir, bukankah orang ini memang tidak ingin hidup lagi?
Yuan Gang yang kepalanya terpental ke samping menggeliat kuat menghadap, "Kau tak bisa mengancamku dengan ini! Suami sejati, tak malu pada langit saat menengadah, hidup dengan prinsip. Tak malu pada bumi saat menunduk, mati di tempat semestinya, baru disebut perkasa! Aku takkan berkhianat pada orang lain karena peduli seseorang. Jika kau ingin membunuhnya, akan kuhalangi sekuat tenaga. Jika gagal, lebih baik bunuh aku juga! Selama masih hidup, lambat laun akan kutuntut hutang darah Feng Guan'er - pertarungan sampai mati!"
Semangat dalam kata-katanya bukan palsu. Lü Wushuang sama sekali tak meragukan itu.
Memang begitulah karakternya. Dia takkan berhenti membantu Feng Guan'er hanya karena peduli Niu Daomei. Dia berhutang padanya, rela membalas dengan nyawa. Niu Daomei terlalu memahami dia: kecuali dibunuh, lambat laun pasti akan dilakukan. Karena itu setelah gagal dibujuk, tak dipaksa lagi.
Justru karena tahu dia tidak berbohong, Lü Wushuang tak bisa menahan diri untuk mengamat-amatinya sekian lama, baru kemudian berucap perlahan: "Bukan memintamu menjadi pengkhianat, yang kuminta adalah Kaisar Kalajengking itu, bukan meminta orangnya, Kaisar Kalajengking, bukan manusia!"
Yuan Gang mencela marah: "Jika manusia tak punya perasaan dan budi, apa bedanya dengan binatang? Jika binatang punya perasaan dan budi, bahkan seekor anjing sekalipun, apa bedanya dengan manusia?"
Lü Wushuang menatapnya diam-diam, tiba-tiba berseru: "Bagaimana kau bisa bertahan sampai sekarang?"
Yuan Gang: "Pokoknya bukan kau yang menghidupiku. Jika kau mati, aku pasti hidup lebih baik!"
Lü Wushuang gemas sekaligus geli, mulai meragukan apakah dirinya masih termasuk salah satu dari Sembilan MahaAgung di dunia? Setidaknya pria ini sama sekali tidak menganggapnya sebagai sosok yang tinggi hati.
Didoakan mati pun tak menunjukkan kemarahan, mengubah pernyataan: "Sebutkan syaratmu!"
Yuan Gang: "Tak ada syarat. Mau bunuh atau siksa, silahkan pilih!"
Prak! Lü Wushuang tiba-tiba kembali memberi tamparan keras disertai kalimat: "Bajingan!"
Usai memaki, dia berbalik badan dan pergi. Menghadapi orang yang tak bisa diatur begini, diskusi tak akan membuahkan hasil. Lebih baik pulang dulu dan pikirkan strategi.
