Yun Ji bereaksi cukup cepat. Meski sasaran petir sepertinya bukan dirinya, ia spontan menghindar.
Meski dia adalah siluman ular yang telah mencapai Yuan Ying, secara naluriah masih takut pada petir. Ketika petir tiba-tiba menyambar, reaksi pertamanya adalah terbang pergi dengan cepat Sruukk.
Yuan Gang juga bereaksi cepat. Dengan menyampingkan badan, dia terjun ke bawah menara. Tak peduli bisa menghindar atau tidak, saat petir menyambar, tetap harus berusaha mengelak.
Setidaknya dia masih punya waktu untuk menghindar, karena sasaran sambaran petir bukanlah dirinya. Sedangkan seseorang lain bahkan tak sempat berpikir untuk mengelak.
Saat tubuh Yuan Gang menghantam pinggang menara, dia mengayunkan lengan ke belakang untuk bertumpu pada tangga di atasnya. Setelah terguling-guling ke bawah, akhirnya berhasil menangkap tangga bagian atas dan stabil. Ketika menengadah ke atas, matanya terbelalak kaget.
Niu Daomei tampak hancur lebur, seluruh tubuhnya hitam legam. Berdiri dengan satu kaki, kedua lengannya terangkat sedikit dalam posisi goyah bagai akan terjatuh. Berdiri di tepi atap menara yang nyaris rubuh, sisa kesadarannya yang terakhir sepertinya berusaha menstabilkan postur.
Niu Daomei memang ingin menstabilkan tubuhnya, tapi seluruh badan terasa seperti dibakar api, bahkan hingga ke dalam tulang sumsum. Ingin menginjakkan kaki satunya untuk berdiri tegak, tapi tubuh tak bisa dikendalikan, apalagi bagian paha.
Dia sangat ingin mempersiapkan sihir untuk menstabilkan diri, menghilangkan dan menekan rasa sakit dalam tubuhnya. Tapi aliran listrik masih terasa berkeliaran di sekujur tubuh, membuat seluruh badan lemas tak berdaya.
Jangan tumbang! Jangan tumbang! Bertahanlah!
Begitu yang ada dalam hatinya, tapi tubuhnya pelan-pelan kehilangan keseimbangan, lalu terjatuh ke bawah seperti pohon tumbang.
Melihat Niu Daomei seperti mayat yang kaku terjatuh ke sisi lain "piramida", Yuan Gang tak tahu apakah dia hidup atau mati. Matanya hampir melotot, berteriak pilu, "Tao Ye!"
Posturnya melesat ke atas, meniti tangga sambil lari kencang, menerjang ke sisi lain untuk menyelamatkan.
Yun Ji yang melayang di udara juga melihat Niu Daomei terjatuh. Ingin segera menyelamatkan, tapi spontan menengadah ke langit, agak takut, khawatir petir akan turun lagi.
Anehnya, setelah satu sambaran petir, langit tak lagi bergemuruh. Awan hitam yang bergulung-gulung mulai cepat menghilang.
Hatinya sedikit tenang. Menunduk melihat ke bawah, menemukan Niu Daomei sudah terguling hampir sampai bawah, lalu terlempar lagi karena hambatan gaya jatuh.
Yuan Gang yang menerjang ke bawah melompat, menyambar Niu Daomei di udara. Mencegahnya menghantam tangga lagi, memeluk tubuh itu lalu terhempas ke gurun. Saat mendarat, Yuan Gang masih memeluk sambil berguling mengurangi gaya.
Sudut bibir Yun Ji berkedut. Sruukk! Dia menyelinap ke samping kedua pria itu. Topeng palsu di wajah Niu Daomei sudah hancur.
Tubuh hangus itu tersambar petir, belum lagi jatuh terguling-guling. Dahinya penuh benjolan, darah mengalir dari hidung-mulut, pandangan kosong dan tak fokus. Dadanya naik-turun disertai kejang-kejang.
Yuan Gang segera membaringkannya, membersihkan darah dan pasir dari wajah Niu Daomei dengan panik, "Tao Ye! Tao Ye! Bagaimana kondisimu?" Tiba-tiba menengadah, menggeram marah ke arah Yun Ji, "Cepat selamatkan dia!"
Ada satu hal yang harus diakuinya, dalam hal menyelamatkan orang, dirinya jelas tidak sebanding dengan mereka yang memiliki tenaga magis dan kultivasi.
Yun Ji cepat berjongkok dan mulai mempersiapkan sihir untuk memeriksa kondisi tubuh Niu Daomei. Setelah pemeriksaan, dia segera mengeluarkan sebuah butir lilin, menghancurkannya, lalu memasukkan Tianji Dan ke mulut Niu Daomei. Dengan sihir, pil itu didorong masuk ke perutnya, lalu dimurnikan untuk mempercepat efek farmakologis.
Tianji Dan juga diberikan Guan Fangyi padanya, beberapa butir. Memang, Niu Daomei telah mendapatkan banyak Tianji Dan dari Sekte Ling sebelumnya. Para anggota inti pasti sudah mendapat jatah sebagai persiapan untuk keadaan darurat.
"Bagaimana? Bagaimana dia?" Yuan Gang menatapnya dengan cemas, terus bertanya.
Baginya, alasan utama Tao Ye datang ke sini adalah untuk keamanannya sendiri. Jika Tao Ye tewas di sini, seumur hidupku takkan bisa memaafkan diri sendiri.
Dia membenci dirinya sendiri - mengapa saat petir menyambar tidak langsung mendorong Tao Ye? Mengapa malah sibuk menyelamatkan diri sendiri?
Tentu, alasan aslinya menghindar waktu itu karena mengira Tao Ye pasti bereaksi lebih cepat darinya, seharusnya bisa menghindar lebih cepat. Tapi kenapa gagal lolos?
Tanpa disadari, Niu Daomei sebenarnya ingin menghindar, namun petir itu memang mengejarnya. Kilat menyambar dengan kecepatan luar biasa, mustahil baginya untuk mengelak.
Sebenarnya reaksi Niu Daomei cukup cepat. Saat itu, posturnya sudah mulai melayang, kakinya bahkan telah meninggalkan tanah. Tapi petir tidak bergerak lurus - alih-alih menyambar dengan jalur berbelok yang tetap mengenai sasaran. Tenaga dan daya ledaknya begitu dahsyat, menghantam tubuhnya yang sedang melayang dan melemparnya kembali ke tanah seolah dipaksa tunduk. Begitulah kejadiannya.
Yun Ji menghela napas lega, "Tenang, bagi orang biasa, sambaran petir ini pasti mematikan. Tapi dengan kultivasi pelindung tubuhnya, ini hanya luka biasa. Untungnya, kekuatan petir tadi tidak terlalu besar."
Mendengar penjelasannya, Yuan Gang akhirnya tenang. Ia tetap bersujud di pasir, matanya tak lepas mengawasi proses penyembuhan Niu Daomei.
Di bawah mantra penyembuhan berkekuatan tinggi Yun Ji, kejang-kejang ringan Niu Daomei berangsur menghilang. Kesadarannya pulih perlahan, pandangan matanya yang tadi kosong mulai berbinar kembali.
Kelopak matanya berkedip. Melihat dua sosok di depannya, ia terengah-engah bertanya, "Aku... di mana?" Persepsinya masih seperti terpisah dari realitas, seolah lupa berapa lama dirinya tak sadarkan diri.
Yuan Gang segera menggeser posturnya, membuka pandangan yang tadi terhalang. Kini Niu Daomei bisa melihat "piramida" di belakang mereka.
Melihat bangunan ini, Niu Daomei tak bisa menahan diri memutar mata, "Monyet, apa kita terlalu banyak melakukan perbuatan tak bermoral menggali makam leluhur orang di kehidupan sebelumnya, sampai kena karma? Kalau tidak, kenapa bisa tersambar petir?"
Kehidupan sebelumnya apa? Menggali makam leluhur? Yun Ji tak mengerti maksutnya, mengira otak pria itu belum pulih sehingga masih bicara ngawur.
Yuan Gang bersujud di depannya, jujur berkata, "Tao Ye, sepertinya tidak ada hubungannya." Matanya beralih ke menara, "Seharusnya benda ini yang aneh. Petir datang karena Tuan memukulnya."
Niu Daomei: "Aduh, badan seperti terlepas-lepas, rasanya seperti memanggang di atas api."
Yun Ji: "Mungkin semua yang tersambar petir merasakan hal sama. Coba periksa apakah tenaga magismu bisa diaktifkan sendiri."
Niu Daomei memejamkan mata. Setelah beberapa lama, sepertinya ada sensasi tertentu, baru membuka mata sambil mendengus.
Yun Ji baru menopangnya untuk duduk, membantu posisi bersila sempurna sebelum melepas. Tangan mencegah Yuan Gang yang hendak membantu, "Sudah minum Tianji Dan. Biarkan dia membimbing kekuatan pil spiritual sendiri dengan sihir. Pemulihan lebih cepat. Jangan ganggu."
Niu Daomei sudah kembali memasuki kondisi meditasi, tak punya tenaga lagi untuk memikirkan hal lain.
Yun Ji dan Yuan Gang berjaga di samping sebagai pengawal. Sesekali melirik langit, mendapati awan hitam datang dan pergi dengan cepat. Sekejap mata, langit cerah kembali seolah tak pernah terjadi apa-apa.
Sesekali melirik ke arah "piramida" itu, setelah kejadian seperti ini, mereka tidak paham kejanggalan. Niu Daomei yang gegabah tersambar petir telah menjadi contoh nyata. Keduanya tak berani lagi memanjat menara itu, apalagi mendekatinya.
Setelah badai awan hitam dan guruh mereda, seluruh gurun terjerembab dalam sunyi senyap. Kalajengking pasir yang sebelumnya berkelahi dan berebut seolah-olah ketakutan setengah mati, tak satu pun muncul kembali.
Akhirnya langit menggelap. Begitu malam tiba, sensasi terik gurun perlahan memudar, berganti dingin yang menusuk tulang.
Ketiganya bisa menanggung ini. Meski Yuan Gang tak punya kultivasi, fisiknya sangat tangguh. Penuh gairah, menahan dingin sama sekali bukan masalah.
Yun Ji juga bersila bermeditasi. Setelah lama menyelam di bawah tanah, tenaga magisnya terkuras cukup banyak.
Yuan Gang yang tersisa tetap siaga penuh mengawasi sekeliling. Saat ini Tao Ye dalam keadaan lemah, sedetik pun ia tak boleh lengah.
Adapun Niu Daomei, sepertinya benar-benar lupa diri.
Malam di sini juga terasa jarak yang jauh. Saat Yun Ji bangkit di bawah gemerlap bintang, Niu Daomei masih belum tersadar. Ia menyilakan Yuan Gang beristirahat, bergantian berjaga.
Namun Yuan Gang menggelengkan kepala menolak. Masih bertahan di samping Niu Daomei tak terpisahkan sedetik pun, terus mempertahankan kewaspadaan penuh.
Yun Ji seolah bisa merasakan, bahkan dirinya pun termasuk dalam kategori kesamaan konsep yang diawasi Yuan Gang.
Terhadap hal ini, dia tak bisa menahan diri untuk mengamatinya lebih seksama. Sebenarnya sudah lama menyadarinya, saat ini hanya mendapatkan konfirmasi tambahan: Meskipun muka merah besar ini sangat unik, tapi satu hal harus diakui - mungkin tak ada orang di dalam Perkebunan Maolu yang lebih setia kepada Niu Daomei daripada dirinya.
Bisa dirasakan bahwa nyawa Niu Daomei adalah nyawa Yuan Gang sendiri, bahkan lebih penting daripada nyawanya sendiri. Demi keselamatan Niu Daomei, pria berwajah merah ini rela mengorbankan jiwanya.
Hal ini membuatnya diam-diam merenung: Pantas saja Niu Daomei yang rasional ini mau membiarkan sifat unik si wajah merah, bahkan mengambil risiko besar untuknya. Dia yang pernah menyaksikan langsung kekejaman Niu Daomei di berbagai kesempatan, tahu betul bahwa pria itu bisa sangat kejam - bahkan bisa dibilang tak berperasaan.
Contohnya, betapa pun mengharukannya Shang Shuqing, tetap tak bisa menggoyang keputusannya.
Contoh lain, sekeras apa pun Mak Comblang merengek, dia tetap tak mau turun tangan menyelamatkan Ximen Qingkong.
Saat fajar mulai menyingsing, Niu Daomei tiba-tiba menghela napas. Kedua lengannya merentang melakukan siklus peredaran besar sebelum kembali ke dantian. Matanya perlahan terbuka, sorot mata yang berbinar kembali muncul, membuat kedua orang di sampingnya menatapnya.
Niu Daomei menghadap cahaya fajar sambil bangkit. Yuan Gang segera menyangga lengannya, bertanya penuh perhatian: "Tao Ye, apa Anda sudah baik-baik saja?"
"Masa bisa baik-baik? Seluruh tubuh terasa terbakar. Tapi belum sampai mati." Niu Daomei yang sudah berdiri mendorongnya pergi. Tangannya menyambar wajah, merobek lapisan kulit mati tipis.
Keduanya menemukan kulit epidermisnya retak penuh dengan sel kulit mati, seolah hendak berganti kulit.
Niu Daomei mengibaskan lengan bajunya sambil mempersiapkan sihir, sel kulit mati di wajahnya beterbangan. Dari semua celah di kerah baju dan lengan, serta lubang pakaiannya, berhamburan serpihan kulit seperti salju yang beterbangan.
Banyak celah di tubuhnya, pakaiannya sudah compang-camping akibat dihujam petir.
Tao Ye dari Perkebunan Maolu yang terhormat, kini tampak bagaikan pengemis.
Yun Ji membersihkan kotoran yang beterbangan dengan sihir, lalu menatap Niu Daomei dengan tertegun. Tampak Niu Daomei kini bisa menyaingi Yuan Gang - seluruh tubuhnya memerah, rambutnya keriting, sangat aneh.
Menyadari pandangan anak mereka yang aneh, Niu Daomei bertanya: "Lihat apa? Ada apa?"
"Tidak ada." Keduanya serentak menggelengkan kepala.
Niu Daomei berbalik menatap piramida, pandangannya berkilat-kilat sambil merenung beberapa saat.
Yuan Gang sangat memahami karakter ini. Dia tahu rasa penasaran Tao Ye belum padam - setiap bertemu hal aneh, sang Tao Ye selalu punya keinginan untuk menjelajah.
Benar saja, setelah menengadah ke langit, Niu Daomei tiba-tiba berkata pada Yun Ji: "Kultivasimu lebih tinggi. Coba kau serang lagi sekali."
"......" Yun Ji tertegun, lalu buru-buru menolak: "Apa gunanya kultivasi tinggi? Secepat apapun aku, takkan sanggup menyaingi kecepatan percikan listrik. Siluman gunung sejak lahir takut pada Ujian Langit, termasuk siluman kecil seperti aku." Jawaban rendah hati yang bermakna: Tak berani mendekat.
Niu Daomei tak memaksa. Matanya beralih ke Yuan Gang, menganggukkan kepala miring sebagai perintah: "Kau yang pergi!"
"Ya Tuhan!" Yuan Gang kaget setengah mati, "Tao Ye, tidak perlu cari-cari sengsara sendiri kan?"
Niu Daomei tampak murka, "Suruh pergi ya pergi, buang-buang waktu!"
