Menggunakan alasan pengejaran untuk kabur hanyalah hiburan diri belaka. Bagi Sembilan Santo yang memiliki keunggulan posisi tinggi, selama bertahun-tahun, ketenangan pikiran bawahan sudah mereka ketahui.
Tapi kini bukan saatnya untuk menyebar konsentrasi. Di luar sudah memanfaatkan kekuatan besar untuk menyelidiki Zhuge Chi, di dalam masih harus mengejar pelarian dari Taman Tak Terbatas. Tanah Suci sebesar ini harus mengerahkan berapa banyak pasukan? Jika semua dikerahkan sekaligus, pasti akan berhamburan tak karuan.
Misi harus dituntaskan satu per satu. Lagipula gerbang keluar sudah diblokir, mereka takkan bisa kabur.
Yang paling penting sekarang adalah siapa yang mencuri Buah Tanpa Batas tersebut. Kasus tiga puluh tahun lalu sulit dilacak kembali. Kita harus mulai dari hasilnya - siapa yang menggunakan Buah Tanpa Batas adalah bukti kuat.
Di Aula Agung Satin Suci, murid-murid Luo Qiu memasuki aula satu per satu untuk menghadap beliau secara terpisah.
Mereka yang keluar menjaga kerahasiaan, enggan membocorkan isi pembicaraan.
Baru setelah masuk, Sha Rulai menyadari maksud Luo Qiu - sesuai dugaan, Luo Qiu sedang memeriksa tingkat kultivasi murid-murid juniornya.
Sha Rulai tentu tidak memiliki masalah. Setelah lolos dari bahaya, ia melirik Luo Fangfei yang berpapasan dengannya.
Menghadapi pandangan penanya Luo Fangfei, Sha Rulai tetap sama - tidak ada informasi yang dibocorkan.
Termasuk Luo Fangfei, orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan manipulasi, tidak ada satu pun yang dilewatkan, semuanya menjalani pemeriksaan oleh Luo Qiu.
Setelah memastikan murid-murid dan orang-orang di sekitarnya tidak bermasalah, Luo Qiu segera memerintahkan murid-muridnya membentuk tim pemeriksaan untuk memeriksa seluruh personel Tanah Suci Da Luo. Untuk mencegah kecurangan, dilakukan pemeriksaan silang.
Tidak ada cara, beberapa hal tetap harus diserahkan pada bawahan. Dengan begitu banyak orang, jika Luo Qiu memeriksa sendiri kapan selesainya?
Semua personel Tanah Suci Da Luo telah diperiksa, dan tidak ditemukan masalah apapun.
Bukan hanya Tanah Suci Da Luo, kesembilan Tanah Suci masing-masing melakukan pemeriksaan terhadap personel mereka sendiri.
Yang mengherankan, sama sekali tidak ditemukan masalah dalam pemeriksaan tersebut.
Kemudian kesembilan Tanah Suci melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua penghuni Tanah Suci dengan sistem silang, artinya setiap orang harus bergantian diperiksa oleh personel dari kesembilan Tanah Suci.
Meski jumlah penghuni Tanah Suci jauh lebih sedikit dibanding luar, tetap merupakan pekerjaan besar. Tiga puluh tahun telah berlalu, Sembilan Santo dengan sabar melanjutkan langkah demi langkah...
Di kedalaman rawa-rawa Jalan Buntu Huangze, Sha Rulai menjaga kendaraan tunggangan terbang sambil menunggu sendirian di sebuah hutan.
Saat terdengar suara gemuruh, Sha Rulai menoleh dan melihat kepala suku Suku Rubah Hei Yun menemani seorang wanita berjubah perak yang cantik bagai bidadari berjalan mendekat - tak lain adalah Yin Ji, kepala suku tua Suku Rubah.
Melihat hal ini, pupil mata Sha Rulai menyempit tiba-tiba, bahkan menunjukkan sedikit keterkejutan.
Dari dekat, Yin Ji yang berpenampilan anggun tersenyum datar, "Si Pasir kecil yang suka melompat-lompat dulu sudah dewasa. Hampir tak bisa dikenali."
Sha Rulai jakunnya bergerak naik turun, penuh ketidakpercayaan: "I... Ibu Guru... Anda... Anda bukan...?"
Dia tidak mungkin salah mengenali. Waktu itu masih kecil, tapi kesan akan keindahan Ibu Guru sangat mendalam, apalagi panggilan "Si Kecil Sha" itu terlontar.
Tapi menurut pengetahuannya, bukankah Ibu Guru ini sudah menjadi korban musibah?
Yin Ji: "Niu Daomei tidak memberitahumu?"
Sha Rulai menatap Hei Yun, tak mengerti ada apa sebenarnya. Dalam hati juga dipenuhi keraguan, tak tahu berapa banyak rahasia yang masih disembunyikan Niu Daomei.
Yin Ji: "Awalnya tidak berencana menampakkan diri. Tapi dengar kamu datang, tahu kamu menikahi Fei'er, jadi ingin melihatmu. Kamu dan Fei'er baik-baik saja?"
Pikiran Sha Rulai kacau tak karuan, terus-menerus memberikan kode mata pada Hei Yun. Tapi Hei Yun diam saja, akhirnya terpaksa menjawab dengan nekat: "Baik-baik saja."
Yin Ji menghela napas: "Tak kusangka, Si Kecil Sha yang suka menangis itu akhirnya menikahi putriku, menjadi menantuku. Setelah aku meninggalkan Tanah Suci Da Luo, bagaimana kehidupan Fei'er selama ini? Bisa ceritakan padaku?"
Setelah beberapa saat bergulat dalam kebingungan, Sha Rulai bertanya: "Guru... apakah Guru tahu Anda masih hidup?"
Yin Ji: "Awalnya pasti mengira aku sudah mati. Tapi saat Fei'er datang menyelamatkan putrimu waktu itu, sepertinya dia sudah mulai menebak bahwa aku masih hidup."
"Terakhir kali?" Sha Rulai teringat kejadian waktu itu, saat Niu Daomei menyuruh Luo Fangfei untuk menyelamatkan orang, dan mengatakan bahwa Luo Qiu pasti akan menyetujui. Saat itu dia merasa aneh, sekarang sepertinya mulai memahami sesuatu. Mencoba bertanya, "Selama bertahun-tahun ini Yang Mulia bersembunyi di Jalan Buntu Huangze?"
Yin Ji tersenyum, "Bisa dikatakan begitu! Karena Niu Daomei tidak memberitahumu beberapa hal, tunggulah sampai ada kesempatan yang tepat. Aku tahu semua urusanmu dengan Niu Daomei, aku juga terlibat. Tenanglah, aku bukan orang luar. Si Kecil Sha, ceritakan padaku - setelah aku meninggalkan Tanah Suci Da Luo, bagaimana kehidupan Fei'er selama ini? Bukankah kau menikahi orang lain? Mengapa akhirnya kau menikahi Fei'er?"
Sha Rulai kembali melirik Hei Yun. Akhirnya Hei Yun bersuara, "Tenang, dia sekutu kita, orang yang dipercaya Niu Daomei."
Sha Rulai terdiam sejenak, lalu perlahan berkata, "Setelah Ibu Guru pergi, aku hampir selalu menemani adik seperguruan..."
Kisah masa lalu mengalir perlahan. Proses pendewasaannya tak terpisahkan dari Luo Fangfei. Setelah Yin Ji pergi, mungkin karena faktor usia, ketika Luo Fangfei mulai belajar berjalan terhuyung-huyung, Luo Qiu menugaskan Sha Rulai untuk selalu mendampinginya, pada dasarnya menjadi teman bermain putrinya.
Sha Rulai selalu memperlakukan Luo Fangfei seperti adik kecil. Saat Luo Fangfei masih sangat kecil, dia sering menggendongnya ke mana-mana untuk bermain.
Kemudian, keduanya perlahan tumbuh dewasa, Luo Fangfei juga selalu lengket dengannya, mungkin karena sudah terbiasa bersamanya.
Tapi Sha Rulai kemudian bertemu wanita yang disukainya dan ingin menikahinya. Luo Fangfei menangis histeris dan mengamuk, mengatakan Sha Rulai pernah berjanji akan menikahinya saat dewasa, menggerutu mengapa dia menikahi orang lain?
Beberapa ucapan dan janji adalah perkataan masa muda yang tak bisa dianggap serius. Setelah dewasa, Sha Rulai sama sekali tidak menganggapnya sungguhan, selalu memperlakukan Luo Fangfei sebagai adik seperguruan dan adik perempuan, tak bisa menumbuhkan perasaan cinta. Tapi entah kenapa Luo Fangfei menganggapnya serius.
Luo Qiu juga kurang setuju dengan pernikahan itu, mungkin karena sakit hati melihat putrinya, memberi isyarat pada Sha Rulai bahwa dia bersedia menikahkan putrinya.
Tapi saat itu Sha Rulai sudah jatuh cinta mati pada wanita pujaannya, nekat dengan segala cara, bersikeras harus menikahinya. Akhirnya dia berhasil.
Belakangan barulah dia tahu akibat dari pernikahan status tidak setara. Hukuman dari Luo Qiu sangat kejam. Wanita yang dicintainya menderita setahun sehari, akhirnya tewas, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.
Akhirnya, menghadapi realita, dia tetap menikahi Luo Fangfei.
Kira-kira begitulah. Beberapa hal dihilangkannya, tapi masalah yang diperhatikan Yin Ji sudah dijawab. Selama ini Luo Qiu selalu sangat memanjakan Luo Fangfei, tidak pernah membuatnya kesal.
Setelah sekian tahun baru pertama kali jelas mengetahui jalur pertumbuhan putrinya, Yin Ji banjir air mata. Menekan dada, rasa sakit terbelahnya darah daging menghujam hati.
Melihat wanita ini terus menangis tanpa henti, Sha Rulai juga tak tahu harus berbuat apa. Ia memutuskan nanti akan menanyakan detail pada Niu Daomei. Untuk sementara mengabaikannya, ia berkata pada Hei Yun: "Kepala Suku, aku tidak bisa menunda terlalu lama. Surat itu seharusnya sudah kau terima."
Hei Yun mengangguk halus, "Ada urusan apa? Tanyakan saja."
Sha Rulai: "Ada masalah di Taman Tak Terbatas..." Setelah menjelaskan situasi secara garis besar, ia menekankan inti masalah: "Saat ini Niu Daomei tidak bisa masuk, tapi dia memintaku untuk memastikan kondisi pohon Buah Tanpa Batas. Setelah buah dipetik, bukankah biasanya butuh 30 tahun untuk berbunga lagi? Mengapa hanya dalam setahun sudah mekar? Kalian Suku Rubah seharusnya paling paham tentang pohon ini."
Hei Yun mengerutkan kening, "Ada kejadian seperti itu?"
Sha Rulai heran, "Bahkan kau pun tidak tahu?"
Hei Yun agak canggung, "Sejujurnya, aku lahir di Jalan Buntu Huangze. Sama sekali belum pernah melihat pohon Buah Tanpa Batas. Pengetahuanku hanya dari cerita para tetua suku."
"......" Sha Rulai kehilangan kata-kata.
"Berbunga lebih awal, bukan tidak mungkin." Yin Ji yang berdiri di samping tiba-tiba bersuara.
Sha Rulai dan Hei Yun serentak menoleh, melihatnya menyeka air mata dengan lengan bajunya.
Yin Ji menenangkan diri, menatap Sha Rulai: "Xiao Shazi, kau bilang Buah Rubah Suci di dalam Taman Tak Terbatas belum dipetik selama dua abad. Jika benar demikian, sangat mungkin terjadi pembungaan dini."
Sha Rulai segera bertanya, "Dikatakan belum dipetik selama dua abad, itu pasti benar. Ibu Guru tahu alasannya?"
Yin Ji mengusap bekas air mata di wajahnya, "Di masa lalu ketika Buah Rubah Suci masih banyak ada, buah yang sudah matang tidak akan tetap tergantung di pohon. Suku kami akan memetiknya sesuai musim. Setelah dipetik, tiga puluh tahun berbunga, tiga puluh tahun berbuah, tiga puluh tahun matang – tidak mungkin salah."
"Tapi Buah Rubah Suci adalah harta langka di antara langit dan bumi, berbeda dengan buah biasa. Waktu berbunga dan berbuahnya tidak terikat musim atau pengaruh iklim. Pohon Buah Rubah Suci baru akan berbunga setelah menyerap energi langit dan bumi yang cukup, baru berbuah setelah energi itu cukup lagi, dan buahnya baru matang setelah penyerapan energi ketiga kalinya."
"Buah Rubah Suci di Taman Tak Terbatas yang sudah matang itu tergantung terlalu lama di pohon. Pohon Buah Tak Terbatas sebenarnya sudah menyerap energi cukup untuk berbunga. Setelah buah dipetik, pembungaan dini bukan hal yang sulit dipahami. Karena itu, kemungkinan pembungaan prematur sepenuhnya ada."
Sha Rulai tersadar, tapi matanya tak bisa tidak melirik ke Hei Yun. Ia menyadari Ibu Guru ini justru lebih memahami masalah Buah Tanpa Batas daripada kepala suku Suku Rubah. Dengan hati-hati ia bertanya, "Ibu Guru, kasus ini menyangkut masalah sangat besar dan genting. Apakah Anda yakin seperti ini?"
Hei Yun meliriknya sinis. Dalam hati bergumam: Pandangan apa ini? Sepertinya seluruh Suku Rubah tak ada yang lebih paham darinya.
Yin Ji tersenyum dengan bekas air mata, "Setelah pulang, sampaikan pada Niu Daomei – katakan ini perkataanku. Ia pasti akan memahaminya."
“Baik!” Sha Rulai mengangguk, lalu memberi hormat sambil berkata: “Ibu Guru, Kepala Suku, saya datang ke Taman Tak Terbatas atas perintah, sekalian mampir ke sini untuk menyelesaikan amanat Niu Daomei. Tidak boleh berlama-lama, nanti menimbulkan kecurigaan.”
Yin Ji bertanya: “Apakah kau akan menjadi penjaga Taman Tak Terbatas? Katanya orang yang masuk ke sana sulit keluar dengan mudah. Lalu bagaimana dengan Fei-er?” Ucapannya masih menyiratkan kerinduan pada putrinya.
Sha Rulai: “Bukan penjaga tetap, hanya sementara. Sekarang Taman Tak Terbatas bermasalah, formasi perlindungannya hancur. Membangun ulang butuh waktu, ditambah para penjaga aslinya sudah kabur. Banyak hal rumit, pohon buah juga sudah kosong. Sembilan Santo hanya mengirim penjaga sementara untuk merawat pohon.”
“Saya juga menerima permintaan Niu Daomei. Selain mencari tahu alasan mekarnya bunga dini pada Suku Rubah, juga harus memastikan apakah pohon benar-benar berbunga lebih awal. Niu Daomei khawatir ini jebakan Sembilan Santo. Makanya saya menerima tugas ini untuk menyelidiki detailnya.”
Yin Ji: “Begitu rupanya. Tugasmu sangat berbahaya. Kalau sampai ketahuan, Luo Qiu takkan mengampunimu. Ingat selalu berhati-hati.”
