Menghadap angin sungai, Zhuge Chi memiringkan kepala ke arah Niu Daomei yang berdiri sejajar, bertanya curiga: "Menghubungi mata-mata Zhao?"
Niu Daomei melemparkan sebuah batu lagi ke sungai dengan suara "Dum!", "Benar, hubungi mata-mata Zhao. Nanti akan ada yang menangkap mata-mata itu, lalu membocorkan keberadaanmu di Paviliun Tak Bertepi. Pada akhirnya akan ketahuan bahwa kau berhubungan dengan Lan Ming. Jangan sampai kau bilang tak bisa menemukan satu mata-mata Zhao pun yang menyusup."
Zhuge Chi: "Bisa ditemukan, tapi berani apa saya menghubungi sekarang?"
Niu Daomei: "Tidak mungkin semua diawasi orang Piao Miao Ge. Pasti ada yang kau anggap aman. Apalagi ada saya di belakang. Saya akan kirim pengawas. Jika ada masalah, akan saya singkirkan. Mata-mata itu takkan sempat memberi tahu Piao Miao Ge."
Zhuge Chi: "Bagaimana mungkin Lan Ming mau berurusan denganku? Menghindari pertemuan dengannya di Paviliun Tak Bertepi saja sudah sulit."
Niu Daomei: "Kalau saya bilang akan bertemu, pasti akan bertemu."
Zhuge Chi: "Begitu tahu itu saya, dia pasti langsung melapor."
Niu Daomei: "Tidak akan. Dia juga tak berani. Lan Ming adalah orang saya."
"......" Zhuge Chi tercekat, wajahnya dipenuhi ketidakpercayaan, "Putra Lan Daolin, Lan Ming... orangmu?"
Niu Daomei: "Dengan kata lain, mungkin lebih mudah kau pahami - saya memegang senjata mematikan terhadap Lan Ming."
Zhuge Chi: "Apa saya tak ada pilihan lain?"
Niu Daomei tersenyum, menghindari pertanyaan, "Satu hal yang membuatku penasaran. Dengan kultivasimu, kenapa masih bertahan mengawal beban seperti Hai Wuji?"
Kalimat ini sepertinya telah membuat Zhuge Chi menemukan jawabannya. Ia terdiam sejenak lalu berkata: "Sudah lama menjadi hamba, wajar jika akhirnya terbiasa."
Niu Daomei: "Ini jawaban yang cukup baik. Aku juga ingin tahu, bagaimana kau bisa mencapai tahap Yuan Ying?"
Zhuge Chi: "Buah Tanpa Batas. Barang dari gudang dalam istana, disegel dalam sebuah peralatan. Tidak pernah ditemukan, waktu masuk ke istana juga sudah tidak bisa dilacak. Kemudian tanpa sengaja kutemukan. Kakeknya, almarhum kaisar sebelumnya yang memberikannya padaku. Tanpa keluarga Hai, tidak akan ada aku."
Niu Daomei mengangguk halus, "Kudengar sebelumnya beberapa Santo telah membunuh banyak yang mencapai Yuan Ying. Tampaknya di masa lalu cukup banyak Buah Tanpa Batas yang jatuh ke dunia manusia dari Tanah Suci. Untuk saat ini, kau bisa dibilang yang lolos, cukup beruntung."
Zhuge Chi menghela napas, "Dunia ini luas. Siapa yang tahu apakah masih ada yang tersembunyi? Hanya saja aku yang ketahuan."
Niu Daomei: "Pergilah! Tentang Hai Wuji, jangan kau khawatir. Akan ada yang menjaganya."
Zhuge Chi: "Aku bahkan tidak tahu siapa kalian sebenarnya. Jika kalian berniat mencelakakanku, aku mungkin tak akan kembali!"
Niu Daomei: "Untuk hal seperti ini, jika kubilang takkan mencelakaimu, kau mungkin tak percaya. Aku juga bingung cara meyakinkanmu. Mari ubah penjelasannya... Tetaplah pergi. Jika tidak, kau takkan bisa kemana-mana. Pedagang kue wijen itu sepertinya akan mati dengan mengenaskan!"
Hampir bersamaan mereka menoleh. Pandangan bertemu. Zhuge Chi merasakan ancaman tebal dari orang ini.
Yun Ji di samping terus berjaga-jaga, siap setiap saat menghentikan serangan Zhuge Chi.
Niu Daomei justru bersikap biasa-biasa saja, memandang ke permukaan sungai sambil tersenyum tipis: "Jika kau ingin melindunginya, maka kau harus pergi. Jika kau rela meninggalkannya dan hidup untuk dirimu sendiri, lebih baik kau bersekutu dengan kami. Begini saja, bunuhlah si penjual kue wijen itu sekarang juga, aku akan segera memberitahukan identitasku. Dengan begitu kau juga punya kartu lawan untuk mempertahankan diri. Aku menepati janji! Pilihan ada di tanganmu!"
Zhuge Chi mengucapkan kata demi kata dengan tegas: "Bagaimana jika aku menolak semuanya?"
Niu Daomei menjawab tenang: "Mulai sekarang, si penjual kue wijen akan menghilang sementara waktu. Setelah kau menyelesaikan tugas dan kembali, kau akan tahu apakah aku membahayakanmu atau tidak. Biarkan fakta yang berbicara, omongan kosong tak ada gunanya. Jika tebakanku benar, dia sudah lenyap."
Zhuge Chi tiba-tiba menoleh ke belakang. Lapak kue wijen tempat Hai Wuji berdadi benar-benar kosong. Seketika dia kaget besar, langsung menyambar Niu Daomei.
Yun Ji yang sudah siaga sejak tadi bergerak secepat kilat, menggenggam pergelangan tangan Zhuge Chi. Keduanya saling dorong dengan energi kultivasi mereka, menciptakan kebuntuan.
Pandangan Zhuge Chi dan Yun Ji bertemu dalam duel tatapan.
Niu Daomei memandang lengan Yun Ji yang mulai kewalahan, berkata datar: "Lebih baik jangan membuat keributan. Kalau tidak, dia akan mati seketika!"
Tindakan menyandera untuk mengancam ini dilakukannya dengan sangat natural, tanpa beban sama sekali.
Setelah itu dia berbalik pergi: "Mengapa kami harus menyelamatkan sekaligus melindungi kalian? Jangan terlalu egois, hanya mau untung tanpa mau berkorban. Pergilah! Aku menepati janjiku. Kami tunggu kabar baikmu."
“Detail spesifik akan ada yang menghubungimu. Omong-omong, lapangan kue wijen itu jangan lupa disita untuknya, agar tidak menimbulkan kecurigaan kalau nanti tidak ada yang menjaga.”
Yun Ji melepaskan pergelangan tangan Zhuge Chi, mundur selangkah demi selangkah sambil melindungi bagian belakang Niu Daomei, tetap waspada selama proses mundur.
Zhuge Chi menggenggam erat kedua tinjunya, wajah tegang menatap tajam, hanya bisa menyaksikan kedua orang ini pergi tanpa bisa berbuat apa-apa.
……
Di Taman Tak Terbatas, Wang Zun yang diperintahkan mengantarkan barang melewati pemeriksaan, tiba di Aula Daluo dan bertemu Sha Rulai yang sedang berkedudukan di sana, menyelesaikan proses serah terima barang.
Sha Rulai menyuruh orang membawa barang tersebut untuk diatur. Setelah tidak ada orang luar di aula, Wang Zun baru mendekat dan berbisik: “Di luar, pasukan sudah disiapkan untuk kerja sama dengan operasi di sana.”
Sha Rulai mengangguk halus, “Tidak ada keanehan dalam proses pengiriman informasi?”
Wang Zun: “Sekarang masuk-keluar Tanah Suci sangat rumit, mustahil menyelundupkan apa pun. Hanya bisa meminta utusan menghafal isi pesan diam-diam lalu menerjemahkannya setelah masuk.”
Sha Rulai: “Jangan gunakan orang yang sama untuk pengirim pesan keluar dan pembawa pesan masuk.”
Wang Zun: “Tahu.”
Sha Rulai: “Selain itu, kecuali terpaksa, jangan sering-sering datang ke sini lagi. Untuk permintaan apa pun dari sana, laksanakan sendiri sesuai koordinasi.”
Wang Zun: “Baik!”
……
Di wilayah Kerajaan Han, tepat pada jam makan siang, seorang pria memasuki sebuah rumah makan dengan santai, naik ke ruang VIP, tinggal sejenak baru keluar dan meninggalkan tempat itu, lalu cepat-cepat pergi dari kota.
Sementara di dalam dan luar rumah makan, beberapa orang terus mengawasi diam-diam aktivitas di ruang VIP tersebut.
Di jalanan, dua orang bergegas datang ke warung teh yang berseberangan dengan rumah makan dan duduk. Di meja tersebut awalnya ada seorang Laohan, orang ini adalah Li Zhengfa, Kepala Lembah Baichuan yang telah menyamar.
Mereka adalah inspektur Piao Miao Ge yang ditugaskan di Lembah Baichuan. Alasan kemunculan mereka di sini adalah karena menemukan anggota Piao Miao Ge yang berperilaku mencurigakan, dan berusaha keras menguntitnya hingga ke tempat ini.
Alasan penguntitan ini sebenarnya karena terdesak tekanan dari Sembilan Santo. Sembilan Santo telah mengeluarkan ultimatum: jika tidak bisa menunjukkan hasil dalam setengah tahun, semua nyawa mereka akan terancam. Karena itu begitu menemukan kecurigaan, mereka nekat menguntit anggota Piao Miao Ge.
"Target sudah keluar kota, kami telah meminta bantuan saudara seperguruan yang bertugas di sini untuk membantu menguntit." Salah satu dari dua orang yang duduk mengangkat cangkir teh sambil melapor.
Li Zhengfa berbisik: "Segera selidiki latar belakang status orang yang akan ditemuinya."
Begitu kata-katanya habis, ketiga orang tersebut saling menghindari pandangan, terus menunduk minum teh.
Orang dari ruang VIP rumah makan keluar, melihat ke kiri-kanan di depan pintu, lalu bergegas pergi.
Dua shichen kemudian, latar belakang status orang tersebut sudah terbongkar di hadapan Li Zhengfa - ternyata seorang pegawai kecil kantor kabupaten setempat.
Saat malam tiba, Li Zhengfa yang berjaga diam-diam di luar sebuah paviliun menoleh. Seorang murid mendekat dan berbisik: "Tim penguntit melaporkan, orang itu sudah kembali ke markas Piao Miao Ge."
Li Zhengfa menatap paviliun yang berpendar cahaya lentera itu. Setelah matanya berkedip-kedip, ia bersuara berat: "Terus mengawasi seperti ini bukan solusi. Tangkap dan interogasi diam-diam!"
Di sampingnya, dua murid saling pandang. Salah seorang berkata, "Kepala suku, bagaimana jika orang itu juga dari Piao Miao Ge?"
Li Zhengfa: "Diam-diam tidak diselidiki bagaimana bisa tahu ada apa ini. Tidak tahu statusnya anggap saja tidak tahu, kalau dia orang Piao Miao Ge, lepaskan saja. Kita terus mengawasi begini juga bukan solusi, tidak akan menemukan apa-apa. Beri tahu murid yang berkedudukan di kota, siapkan penanganan masalah, tekan suara gemuran penangkapan."
Dengan perintahnya, beberapa orang menyusup masuk ke dalam kompleks kediaman, dengan serangan kilat menangkap target yang sudah diawasi seharian...
Sehari kemudian, Li Zhengfa buru-buru tiba di sekte Han di Lembah Baichuan.
Setelah menyampaikan pesan, bertemu dengan Pemimpin Sekte Yin Rushu. Setelah memberi salam, langsung ke pokok persoalan: "Pemimpin, saya sangat membutuhkan bantuan kekuatan sekte!"
Yin Rushu tertegun sejenak, "Masalah apa?"
Li Zhengfa: "Saya menemukan orang yang mencurigakan di Piao Miao Ge. Setelah diuntit, terlihat dia menyambung kontak diam-diam dengan seseorang. Kemudian dilakukan penangkapan rahasia terhadap orang yang dihubungi. Hasil interogasi menemukan beberapa masalah."
Yin Rushu menatapnya tak percaya. Ternyata orang ini benar-benar terpojok oleh Tanah Suci. Bukan cuma menguntit anggota Piao Miao Ge, bahkan berani menangkap orang yang berhubungan dengan mereka! Tapi bisa dimaklumi perasaannya, sudah terdesak sampai jalan buntu, tidak berjudi berarti mati!
Setelah terdiam sejenak, bertanya: "Masalah apa yang ditemukan."
Li Zhengfa: "Setelah interogasi keras, orang ini mengaku statusnya, ternyata adalah mata-mata Zhao yang menyusup di wilayah Han. Juga mengungkap tujuan anggota Piao Miao Ge yang menyambung kontak dengannya - mereka memerintahkannya untuk segera merapikan daftar personel penyusupan yang ada di tangannya, lalu mengirimkan secara rahasia ke sebuah titik di perimeter gurun tak berujung, di sana akan ada yang menjemput. Saat ini tenaga saya hanya ada saya sendiri dan dua murid, ditambah keterbatasan jangkauan, khawatir takkan mampu menangani investigasi lanjutan. Saya meminta Pemimpin Sekte mengerahkan kekuatan sekte untuk kerja sama!"
Yin Rushu bergumam pelan: "Zhengfa, perasaanmu saya pahami. Ini mungkin aksi internal Piao Miao Ge. Pantaskah kita ikut campur dalam urusan seperti ini? Jika ingin menyelidiki, laporkan saja ke Piao Miao Ge dan minta mereka membantu, tidak bolehkah?"
Li Zhengfa bersuara berat: "Kontak tersebut mengungkap satu hal - petugas Piao Miao Ge mengatakan, alasan harus dikirim sendiri tanpa menggunakan saluran distribusi surat adalah karena saluran rahasia pengiriman sebelumnya telah dikuasai Piao Miao Ge. Karena itu semakin sedikit yang tahu semakin baik!"
Yin Rushu terkejut. Anggota Piao Miao Ge takut ketahuan oleh Piao Miao Ge sendiri? Ini jelas sedang melakukan sesuatu di belakang Piao Miao Ge. Tanpa sadar ia mondar-mandir beberapa langkah, tiba-tiba berhenti dan menoleh: "Saya akan segera memanggil para kepala suku untuk membahas insiden ini!"
Li Zhengfa mengangkat tangan, "Pemimpin Sekte, sungguh tidak boleh! Paviliun Samar-Samar (Piao Miao Ge) menyusup ke mana-mana. Bahkan desas-desus tentang Sembilan Santo yang turun langsung menangkap Zhuge Chi sudah bocor. Mereka sedang menyelidiki pengkhianat internal. Kita tak berani menjamin apakah ada masalah dalam sekte kita. Jika informasi ini bocor, semua jerih payahku akan sia-sia! Pemimpin, golok sudah mengarah ke leherku dan dua murid. Jika kita terus bersikap asal-asalan tanpa memberi penjelasan, kami bertiga pasti mati!" Ia memberi hormat dengan tangan tergenggam, lalu membungkuk dalam pose memohon.
