Setelah konfirmasi pohon di Taman Tak Terbatas berbunga, dia tak ingin tinggal lagi di sana. Komunikasi dengan Niu Daomei juga sulit, apalagi di masa genting seperti ini.
Ditambah Luo Fangfei yang selalu ingin dekat, tak mau berpisah lama. Begitu Sha Rulai sedikit menyiratkan sikap, Luo Fangfei langsung merengek pada ayahnya tiada henti. Luo Qiu yang agak memanjakan putrinya, juga tak merasa harus Sha Rulai, akhirnya menggantinya dengan orang lain.
Tak disangka tak lama setelah pulang, malah mengalami kejadian seperti ini.
Ia bisa merasakan, Lan Daolin masih menahan kekuatan terhadapnya sebagai murid Luo Qiu sekaligus menantu. Jika tidak, nyawanya pasti tidak bisa diselamatkan.
Meski begitu, lukanya parah. Ia hanya bisa menyaksikan Lan Daolin membawa Luo Fangfei pergi dengan kesenjangan kekuatan yang terlalu besar untuk dihalangi.
……
"Tuan Muda, surat dari Jia Wuqun sudah sampai. Pengirimnya menunggu balasanmu untuk dibawa pulang."
Di Tai Xue, Shao Pingbo sedang berdiskusi dengan sekelompok guru. Setelah selesai dan para guru bubar, Shao Sanxing mendekat sambil mengingatkan, mengeluarkan surat dari lengan bajunya dan menyerahkannya.
Shao Pingbo sedikit terkejut, ternyata mengirim orang sendiri untuk mengantarkan surat. Ia menyadari, kemungkinan isi surat tersebut sangat rahasia dan takut kebocoran, sehingga mengirim personel tepercaya untuk mengantarkannya.
Setelah menerima dan membukanya, ternyata surat balasan dari Jia Wuqun. Menanggapi tuntutan pihak ini, Jia Wuqun tidak memberi penjelasan apapun, hanya memberitahu bahwa ini bukan ditujukan padanya. Lan Ming yang ditinggalkan untuknya cukup membuktikan kesungguhan Jia Wuqun. Tujuan tindakan ini adalah menggunakan Lan Ming untuk memicu konflik antar Sembilan Santo.
Sekarang, Jia Wuqun meminta pihak ini agar Lan Ming menyerahkan kontak atas yang membantai Hong Yunfa, serta kontak yang memberi tahu Zhuge Chi, untuk memastikan kesalahan Lan Ming sehingga situasi tidak mereda dan terus dikacaukan.
Dalam suratnya, Jia Wuqun menyatakan percaya bahwa dengan kemampuan Shao Pingbo, membuat Lan Ming membocorkan dua kontak atas ini takkan menjadi masalah.
Setelah menutup surat, sorot mata Shao Pingbo berkilat. Diam-diam menggigit giginya: "Ini jelas rencana yang sudah dipersiapkan lama. Sejak awal mendekatiku, langkah demi langkah, semuanya sudah berada dalam rencana pihak lawan. Yang membuatku kesal, aku sama sekali tidak tahu kedalaman situasi di balik mereka, malah menjadi bidak catur mereka. Jancuk!"
Shao Sanxing mencoba bertanya: "Tuan Muda, apakah dua jalur itu akan diberitahu?"
Shao Pingbo terdiam.
……
Tanah Suci Langit Biru nyaris kosong tak berpenghuni. Setelah menerima pesan dari Lan Daolin, hampir semua orang kabur dan bersembunyi.
Sebuah sangkar logam berisi delapan orang: putri Luo Qiu, Luo Fangfei; Kepala Suku bawahan Wu Chang, Hei Shi; anak angkat Ibu Salju, Bai Wuya; Yuan Fei bawahan Yuan Se, dan lain-lain. Singkatnya, orang-orang penting dari delapan Tanah Suci semuanya berhasil ditangkap dengan mudah oleh Lan Daolin.
Delapan Tanah Suci juga tidak menyangka Lan Daolin akan melakukan serangan mendadak, sehingga tidak sempat bersembunyi dan akhirnya terjebak dalam situasi ini.
Saat ini, Lan Daolin berdiri tegak dengan tangan terkepal di atas sangkar logam. Di bawah kakinya, delapan tawanan yang terkurung ini bisa dengan mudah dihukum mati kapan saja, memastikan tak satu pun bisa melarikan diri.
Di depan, Du Wuxu dan delapan orang lainnya datang bersama-sama. Mendengar sarang mereka diserang, tanpa pikir panjang mereka langsung bergegas ke tempat kejadian.
Pemandangan di depan mata membuat wajah kedelapan orang itu berubah muram.
"Ayah!" teriak Luo Fangfei dari dalam sangkar, nada permohonannya jelas terdengar.
Luo Qiu yang wajahnya tegang hanya memandangi putrinya beberapa saat. Melihat putrinya tak terluka, dia diam dan tidak menunjukkan emosi apa pun.
Ibu Salju yang pertama bersuara, "Lan Daolin, apa maksudmu?"
Lan Daolin berkata datar, "Tidak ada maksud khusus. Justru aku yang ingin bertanya apa maksud kalian! Jika ingin berubah sikap, aku siap menemani kapan saja. Meski mungkin tak bisa mengalahkan kalian berdelapan, tapi jika aku ingin pergi, kalian belum tentu bisa menghentikanku!" Sikapnya jelas: jika dipaksa, dia akan membunuh para tawanan terlebih dulu.
Mu Lianze bersuara berat, "Lepaskan mereka!"
“Bebaskan tahanan?” Lan Daolin tersenyum sinis, “Kalian yang mulai membuat masalah, sekarang cuma bilang 'bebaskan tahanan' lalu selesai?”
Zhangsun Mi: “Kau sudah membunuh banyak anak buah kami di berbagai wilayah. Aku peringatkan kau tahu batas, jangan keterlaluan!”
Lan Daolin: “Kalian memanfaatkan kesempatan ingin membunuhku, siapa yang keterlaluan?”
Ibu Salju berkata: “Bagaimana solusinya menurutmu?”
Lan Daolin: “Apa pun solusinya, tergantung sikap kalian!”
Du Wuxu: “Jangan-jangan kau masih ingin melindungi anakmu?”
Lan Daolin: “Aturan tetap aturan. Kalau sudah terbukti dia yang bersalah, silakan hukum. Aku gagal mendidik anak, rela dihukum. Hak kendali Paviliun Tak Bertepi bisa kuserahkan.”
Beberapa orang merasa jijik. Paviliun Tak Bertepi sudah hancur dalam perkelahian, ngomong apa lagi tentang menyerahkan.
Delapan orang saling pandang, lalu melihat sekutu mereka dalam sangkar logam. Akhirnya mereka menyatukan pandangan.
Tongkat Ibu Salju mengetuk tanah, “Baik! Sudah diputuskan. Bebaskan tahanan!”
Lan Daolin: “Gampang! Sekarang tempatku kosong. Biarkan mereka menemaniku dulu. Asal kalian bisa mengendalikan situasi yang kalian buat, pasti akan dikembalikan.”
Tak perlu banyak bicara lagi. Kedelapan orang itu pun bubar, kembali ke wilayah masing-masing.
Pertarungan saling bunuh yang rumit akhirnya berkompromi sederhana. Masalah Lan Daolin yang terkepung tidak dipermasalahkan, sementara pembunuhan anggota Delapan Tanah Suci olehnya juga tidak dituntut. Dianggap selesai, tata letak Sembilan Santo kembali seperti semula.
Delapan Santo ingin melanjutkan, namun tak ada cara. Kegagalan membunuh Lan Daolin sebelumnya memaksa mereka menerima situasi ini.
Di antara Sembilan Santo, siapa yang tak ingin menyingkirkan yang lain untuk berkuasa mutlak? Tapi sulit berhasil!
Banyak kultivator tahap Yuan Ying di masa muda, seleksi alam menyisakan mereka berkat alasan tertentu. Bukan soal siapa terkuat, masing-masing punya kemampuan mempertahankan diri. Kegagalan Delapan Santo menahan Lan Daolin sebelumnya jadi alasan utama.
Saat ini pun mereka belum tentu yakin. Tanpa keyakinan, tindakan frontal takkan mengubah hasil, malah mengorbankan nyawa anak buah sendiri. Selain tak menguntungkan, bisa memicu Lan Daolin jadi nekat membuat masalah.
Jika benar bisa bersekongkol menghabisi Lan Daolin, mungkin mereka takkan peduli nyawa sandera-sandera ini.
Sebaliknya, jika gagal dan Lan Daolin kabur lalu terus mengganggu, belum tentu mereka yang akan lebih menderita.
Tata letak Sembilan Santo saat ini beserta eksistensi Paviliun Samar-samar adalah produk cacat akibat saling ketidakberdayaan di antara mereka.
Sebelum pergi, Wu Chang melirik Lan Daolin. Ia tahu percobaan menghasut serangan gabungannya gagal total!
……
Biéyuàn Maolu, Yun Ji terburu-buru memasuki ruang rahasia, memberikan surat rahasia kepada Niu Daomei: "Ada kabar dari Tanah Suci."
Akhirnya datang! Niu Daomei yang sedang bersila bermeditasi membuka mata lebar-lebar, segera meraih surat itu untuk dibaca.
Saat insiden di Pavilion Tak Bertepi, terlalu banyak saksi mata. Sembilan Santo bertempur sengit, Delapan Santo bersekongkol mengepung Lan Daolin. Kini bukan lagi rahasia, menggemparkan dunia!
Beberapa sekte yang dikendalikan di sini juga memiliki toko-toko di Pavilion Tak Bertepi. Informasi pasca-insiden segera dikirim kembali.
Hasil akhir belum diketahui. Niu Daomei sangat ingin tahu apakah Delapan Santo berhasil menghabisi Lan Daolin.
Namun kabar dari Sha Rulai membuatnya kecewa. Delapan Santo yang bersatu pun tak mampu membunuh Lan Daolin. Setelah kabur diam-diam dari Pavilion Tak Bertepi ke Tanah Suci, Lan Daolin segera menyandera orang-orang dari Delapan Tanah Suci. Kedua belah pihak berkompromi lagi...
Niu Daomei perlahan mulai tenang meletakkan surat di tangannya, alis dan matanya menunjukkan kesedihan.
Pertama kali, saat menemukan Buah Tanpa Batas dicuri dan mendengar Delapan Santo mengejar Ibu Salju, dia masih punya harapan. Kegagalan membunuh Ibu Salju mungkin karena Delapan Santo keracunan.
Kali ini, Delapan Santo mengejar Lan Daolin tapi tetap gagal, membuatnya menyadari akar masalahnya: Tak satu pun dari Sembilan Santo yang bisa saling membunuh dengan mudah!
Yun Ji melihat emosinya tiba-tiba murung. Jarang melihatnya seperti ini, dia bertanya: "Sudah sesuai keinginanmu memicu perselisihan, mengapa masih seperti kehilangan jiwa?"
“Aduh!” Niu Daomei yang duduk bersila tiba-tiba menengadah ke langit sambil menghela napas, “Kau belum melihat? Sembilan Santo masing-masing punya kemampuan, sangat sulit membunuh mereka!”
Yun Ji tidak sependapat, “Ini wajar, seandainya Sembilan Santo mudah diatasi, bagaimana mungkin mereka bisa mendominasi dunia selama bertahun-tahun?”
Niu Daomei menggelengkan kepala, “Kau belum memahami maksudku.”
Yun Ji: “Maksud apa?”
Niu Daomei kembali menghela napas: “Kau belum menyadari? Delapan Santo bersekongkol berkali-kali tak bisa mengalahkan satu saja, ini membuktikan kemampuan masing-masing. Jangan bicara soal kultivator Yuan Ying yang kita punya, aku khawatir bahkan dengan seratus Yuan Ying pun belum tentu bisa mengalahkan mereka!”
Ia sudah menghitung: Delapan Santo tak bisa mengalahkan satu, meski pasukannya lengkap, mungkinkah lebih kuat dari Delapan Santo?
Yun Ji mulai menyadari keseriusan masalah ini, terdiam. Ini bukan tidak mungkin, kesenjangan antara Yuan Ying juga besar. Kalau tidak, mengapa ia tak berhadapan dengan Sembilan Santo? Seperti kultivator Pil Emas, seratus Pil Emas pun belum tentu bisa mengalahkan satu petarung terhebat di level yang sama.
Sembilan Santo telah menduduki dunia selama bertahun-tahun tanpa tergoyahkan, ini sudah menjawab segalanya!
Seperti dirinya, meski bertapa selama apapun tak berani berhadapan langsung. Setelah merenung ia berkata: “Kuncinya, selain diri mereka sendiri, siapa yang tahu kedalaman kekuatan Sembilan Santo? Yuan Ying baru mana berani menghadap tanpa izin? Saint Luo Cha, bagaimana kalau kita coba Saint Luo Cha?”
Niu Daomei sudah lama menghitung ini, namun tak kunjung memutuskan. Bagaimana jika si pemakan itu tidak bisa mengatasi? Sama saja menyuruhnya mati.
Namun melihat kondisi saat ini, sepertinya harus dicoba. Ia mengangguk, "Baik, kita coba! Hanya saja Saint Luo Cha tak terkendali. Aku tak yakin apakah bisa menandingi Sembilan Santo."
Yun Ji juga cemas, "Jika Saint Luo Cha pun kalah, mungkin sudah tidak ada cara lagi."
Niu Daomei: "Memang sulit, tapi bukan berarti tidak ada jalan!"
Mata Yun Ji berbinar, "Kau punya ide?"
Niu Daomei menggelengkan kepala, tak mau berpanjang lebar. Sebenarnya ada dua cara.
Pertama, menunggu kultivasinya mencapai tahap Yuan Ying. Mungkin bisa berhadapan langsung dengan Sembilan Santo. Tapi pohon Buah Tanpa Batas yang berbunga lebih awal telah mengacaukan rencana bertahapnya. Entah apakah situasi masih bisa bertahan sampai saat terobosannya nanti.
Kedua, mengurung Sembilan Santo di salah satu dari Lima Domain, membuat mereka terperangkap selamanya!
Tapi cara ini harus dilakukan tanpa membangunkan Sembilan Santo, sekaligus merebut Perintah Bintang, Pengukur Langit, Tongkat Penakluk Dewa, Mutiara Penenang, dan Pedang Penembus Langit.
