Malam semakin pekat, sinar bulan merambat melalui lapisan awan yang bergulung, menyirami tanah salju perak dengan cahaya bulan merah muda.
Empat kereta luncur delegasi diplomatik melesat cepat melalui hutan lebat. Meski telah keluar dari Hutan Es dan Salju, sepanjang jalan tegakan hutan konifer yang menjulang masih tumbuh rapat berdesakan. Setiap kereta luncur ditarik oleh 12 ekor anjing salju yang berlari sangat cepat dipimpin anjing pemimpin, sesekali mengeluarkan desahan berat "Huu...".
Di kereta luncur paling depan terdapat dua personel militer Kekaisaran bersama seorang pemandu. Di belakangnya mengikuti Amy dan Da Qing Shan, kemudian seorang prajurit kerajaan dengan dua gadis. Penjaga barisan belakang tetap beberapa prajurit Kekaisaran.
Dari kereta luncur di tengah, samar-samar terdengar percakapan dua gadis.
“Yu Shang, kenapa kau begitu berani? Berani mempercayai Da Qing Shan dan Amy itu? Sepertinya mereka lebih muda dari kita, bukan?” Sha Ruo membisik di telinga rekannya sambil merangkul.
"Hei, anak kecil yang terlalu banyak khawatir." Lin Yusheng tiba-tiba tertawa, "Jangan remehkan mereka. Aku memilih mereka karena beberapa alasan. Pertama, kekuatan mereka luar biasa. Lihat anak bernama Amy itu, setelah teriak semua langsung tiarap. Meski banyak yang iri, tak ada yang berani menantang. Kedua, latar belakang mereka... Amy punya tiga atribut: pendekar pedang, penyihir level 2 netral, dan pendekar pedang magis. Di usianya, kebanyakan anak di ibukota masih belajar di akademi ksatria atau sihir. Tapi dia menguasai tiga sekaligus! Dia juga murid Lei Ge, dan kulihat ada aura bangsawan kekaisaran. Da Qing Shan lebih mengejutkan lagi - dia adalah ksatria naga! Lihat langit itu..."
"Wah, apa itu?" Sha Ruo berteriak kaget.
"Kurasa itu naganya Da Qing Shan," Lin Yusheng menjawab pasti. "Alasan terakhir, aku suka sorot mata jernih mereka yang tanpa kepalsuan. Dalam perjalanan berbahaya ini, jika ada orang jahat... Aku yakin mereka bukan tipe seperti itu."
"Hihihi, Kak Sheng, kau yang terlalu paranoid..." Sha Ruo tiba-tiba tertawa menggoda, "Waktu pertama ketemu di ibukota, banyak pemuda mengitarimu. Mungkin karena itu kau selalu mencurigai orang ya?"
“Haha, berani-beraninya kamu mengejekku, bukankah kamu juga begitu?” Yu Shang mengangkat tangan mungilnya tinggi-tinggi seolah hendak memukul.
“Hehe, Kak Shang, maafkan aku ya.” Sha Ruo tersenyum sambil menahan tangan lawan bicaranya, “Aku dibesarkan di lingkungan gereja. Semua orang di sekitarku dulu adalah anggota gereja. Dan struktur gereja kami sangat jelas, area tempat tinggalku hampir seluruhnya perempuan. Laki-laki yang kulihat selama perjalanan ini lebih banyak dari total yang kukenal selama 16 tahun sebelumnya.”
“Dasar gadis kecil, apakah hatimu berdebar-debar? Suka dengan pria tampan mana? Biar kukenalkan.” Yu Shang menyeringai nakal.
Di hamparan salju keperakan, tawa gemerincing dua gadis itu bergema...
“Da Qing Shan, apa yang sedang ditertawakan kedua gadis itu?” Amy tidak paham, “Sungguh mengganggu, sudah larut begini masih berisik. Ingat, besok kita harus minta ganti rugi karena tidur terganggu!”
Berbeda dengan dugaan, perjalanan berlangsung sangat aman. Tak ada suara mencurigakan yang mengindikasikan serangan terhadap rombongan duta. Lü'er sering terbang tinggi ke udara untuk mencari, tapi tetap tak menemukan apa-apa. Selama perjalanan, hanya sesekali anjing pemimpin menggonggong, lalu terdengar suara luncuran kereta salju di atas salju.
Tinggal tiga hari lagi menuju Kota Snow Plains. Saat semua prajurit kekaisaran mulai lega, wajah Amy justru semakin tegang. Setelah makan malam, dia mengumpulkan semua orang di sekitar api unggun dan dengan serius menyampaikan kekhawatirannya.
“Kita sedang berada dalam bahaya besar!” Ujar Amy dengan pernyataan mengejutkan.
Yu Shang mengerutkan alis: “Mengapa bisa begitu?”
Seorang prajurit Kekaisaran di samping berbisik, “Mungkin ingin memungut biaya tentara bayaran lebih banyak, memeras!”
Amy seolah tidak mendengar apapun, melanjutkan pembicaraannya sendiri, “Mengapa musuh tidak mengejar kita? Apakah kalian semua pernah memikirkannya?” Setelah jeda sebentar, dia melanjutkan, “Jika benar seperti yang kalian katakan, maka musuh sangat memahami rute kalian dan sangat terorganisir. Mereka pasti akan melacak sepanjang jalan. Saya perkirakan mereka mungkin sudah tahu tentang pasukan bayaran kalian. Bagi mereka, harusnya sudah jelas bahwa kita tidak mengambil jalan raya Gunung Naga. Jika mereka mengejar melalui jalur itu, sangat merugikan bagi mereka. Kavaleri sangat tidak efektif di hutan dan medan salju. Lalu apa yang akan mereka lakukan?”
Kalimat-kalimatnya singkat namun setiap kata tepat sasaran. Semua orang tengah berpikir.
“Jika aku yang jadi mereka, aku tidak akan mengejar sepanjang rute. Setelah tahu tujuan akhir misi diplomatik, solusinya mudah. Aku akan langsung mengendarai kuda ke luar kota Padang Salju untuk menunggu kalian. Tempatkan pos pengintaian bergerak di lokasi-lokasi strategis, konsentrasikan pasukan utama di pinggiran. Begitu ada sinyal, langsung serbu. Bagaimana misi diplomatik bisa bertahan saat itu?”
Semua prajurit menarik napas dalam-dalam.
“Lalu... lalu... apa yang harus kita lakukan?” Wajah Yu Shang pucat membayangkan daya hantam kavaleri hitam.
“Ya, bagaimana solusinya? Aku sudah pusing memikirkannya. Da Qing Shan, bagaimana pendapatmu?” Amy mengerutkan kening.
“Hmm, bisakah kita membagi pasukan menjadi beberapa kelompok? Jadi mereka bingung harus kejar siapa.” Da Qing Shan juga mengerutkan kening.
“Benar!” Amy menepuk tangan gembira hampir melompat: “Mereka semua mengenal kalian, jadi kalian terus menerobos keluar. Saat mereka mengepung kalian, aku dan Da Qing Shan pergi meminta bantuan. Mereka pasti tidak akan menghalangi kami. Kurasa bantuan akan datang dalam satu shichen. Saat itu kita bisa...”
“Mengurus jenazah kami--” Yu Shang memotong dengan wajah dingin, “Kalau begitu untuk apa kami menyewa tentara bayaran? Lebih aman kalian pergi sendiri ke Kota Salju! Apakah tentara bayaran harus mengorbankan majikan demi mencari bantuan?” Gadis itu tak menyangka dua remaja ini mengajukan rencana seperti itu.
“Hehe…” Amy menjulurkan lidah, “Ini cuma ide kreatif. Kenapa kalian panik? Belum pasti dilakukan. Meski tingkat keberhasilannya 100%.”
“Ada cara lain dengan tingkat keberhasilan tinggi, tapi risikonya sama. Da Qing Shan, bawa Yu Shang atau Sha Ruo bersembunyi di belakang. Gunakan Lü'er untuk memantau area musuh yang tipis. Kami akan menarik perhatian musuh ke hutan lebat. Perkiraanku mereka punya pasukan cadangan terbatas. Semakin lama kami menahan, semakin aman kalian. Setiba di Kota Salju, segera minta bantuan pasukan penjaga.”
“Tidak, aku yang akan mengalihkan mereka. Kamu yang antar mereka ke kota.” Da Qing Shan menolak tegas.
“Otak ada air ya?!” Amy memukul bagian belakang kepala Da Qing Shan, “Tanpa Lü'er siapa yang bisa berhasil menerobos keluar? Jangan... jangan bilang suruh aku bawa Lü'er pergi, si Kakek kecil itu, aku tidak sanggup melayaninya. Jujur saja, bahkan bertempur melawan 100 ksatria hitam pun lebih aman daripada bersama Lü'er.” Wajah Amy menghitam sambil menghancurkan mimpi Da Qing Shan.
“Sha Ruo, kata-kata Amy masuk akal. Atas nama ketua sementara delegasi duta besar, aku perintahkan kamu dan Da Qing Shan masuk sendiri ke Kota Snowfield, serahkan surat kepercayaan negara terlebih dulu, lalu kembali untuk menyelamatkan kami. Jika ada masalah, kamu cukup bawa pulang anak Binatang Gaib ke ibukota. Ingat harus cepat-cepat, kalau tidak kesempatan tahun ini akan sia-sia.” Lin Yushang berdiri mendadak, berkata dingin pada Sha Ruo.
“Tidak!” Sha Ruo memalingkan kepala dengan keras kepala, rambut panjangnya berkibar-kibar di udara.
“Adik baik, kamu dari jurusan pastor, aku penyihir. Siapa yang lebih berguna dalam perang? Lagipula kamu mewakili duta dua negara. Bisakah aku mewakili Gereja Suci? Tolong bantu kakak sekali, ya? Adik, kumohon, kalau tidak kita semua...” Melihat cara keras tidak berhasil, Lin Yushang memeluk bahu kurus Sha Ruo, membujuk dengan lembut sambil air mata berderai-derai jatuh.
“Sudahlah, Kakak, jangan seperti ini. Aku pergi saja.” Melihat Lin Yushang menangis, Sha Ruo langsung panik dan buru-buru menyetujui. Tapi ketika memikirkan bahaya yang mungkin dihadapi Lin Yushang dan yang lain, air matanya pun tumpah seketika.
"Baiklah, nona-nona, masih ada kami tentara bayaran di sini, jangan berpisah seperti ini. Besok pagi kita akan berpisah. Da Qing Shan, satu jam setelah kami pergi, belok ke kiri. Ingat, pastikan Lü'er terus memantau semua situasi. Sudah, hari sudah malam, tidurlah." Dengan senyum dingin di sudut bibir, Amy berdiri dan berjalan menuju kereta luncur miliknya.
Keesokan harinya pagi-pagi, Amy, Lin Yushang, dan lebih dari 10 prajurit membawa tiga kereta luncur pergi. Da Qing Shan dan Sha Ruo terus memandangi mereka hingga hilang dari pandangan, lalu menghela napas berat. Mereka kemudian mengemudikan kereta luncur, mengoreksi sudut sesuai petunjuk jarum sihir, dan mulai bergerak ke arah utara.
Menurut perkiraan Amy, Da Qing Shan dan Sha Ruo akan bergerak ke utara dahulu, kemudian berbelok ke timur. Rute ini akan menambah jarak tempuh lebih dari 20 kilometer, membuat mereka diperkirakan terlambat satu jam dibanding kelompok Amy saat keluar dari hutan.
Mungkin karena yatim piatu sejak kecil, Da Qing Shan adalah orang yang pendiam. Bahkan ketika bersama Amy, dia lebih banyak mendengar, merenung, dan bertindak. Jika bisa tidak berbicara, dia pasti tidak akan mengucapkan sepatah kata pun. Apalagi kali ini adalah perjalanan jauh pertamanya bersama gadis.
Dia melemparkan perisainya kepada Sha Ruo, lalu duduk diam di bagian depan kereta luncur. Busur baja sudah terisi panah, diletakkan di dekat kakinya. Pedang setengah terhunus, bahkan tombak naga emas pemberian Dewa Naga dikeluarkan dari kantong perlindungan sihir dan diletakkan di bawah pantatnya. Tangannya memegang ranting panjang, sesekali mengetuk kepala anjing pemimpin untuk mengarahkannya. Beberapa saat kemudian, Lü'er terbang ke udara mengawasi situasi sekitar.
Sha Ruo juga diam. Angin dingin yang menderu membuat bicara menjadi sulit. Seperti Da Qing Shan, ini pertama kalinya dia berduaan dengan lawan jenis. Sebagai gadis yang dibesarkan di Gereja Suci, interaksi dengan pria sama sekali bukan keahliannya.
Waktu berlalu dengan cepat di tengah salju dan hutan.
Malam segera tiba di dalam hutan.
Melihat kerja keras Da Qing Shan sepanjang hari, Sha Ruo merasa bersalah. Dia melompat dari kereta luncur, menggerakkan kakinya yang nyaris mati rasa, lalu bersiap mengumpulkan kayu dan menyalakan api untuk memanggang daging.
Saat sedang meregangkan kaki, dia menoleh dan mendapati Da Qing Shan sudah mulai bekerja. Baru ingin menawarkan bantuan, tapi pemandangan aneh di depannya membuatnya terpaku.
Da Qing Shan menemukan pohon tua yang sudah lapuk dan roboh. Dia menghunus pedang dari pinggangnya, mengayunkan pedang untuk menebang pohon tersebut.
“Orang ini bodoh ya?” Sha Ruo tertawa dalam hati. Bagaimana mungkin menggunakan pedang untuk menebang pohon? Pedang terbaik sekalipun tidak bisa dipakai menebang, karena mata pedang akan rusak dan cepat patah —— bilah pedang yang ramping-panjang tidak bisa menahan tekanan geser sebesar itu. Apalagi ini hutan konifer, dengan kapak saja perlu waktu lama. Sebenarnya setiap kereta salju sudah dilengkapi dua kapak khusus untuk menebang pohon saat bermalam di hutan.
Sha Ruo baru saja ingin mengambil kapak, tiba-tiba melihat batang pohon besar sudah terbelah dua dihajar pedang Da Qing Shan. Pedangnya berkelebat lagi, sebongkah kayu bakar standar 40 cm sudah terpotong rapi. Da Qing Shan menegakkan potongan kayu itu di tanah, mengayunkan pedangnya tinggi-tinggi. Kretak, kretak... Setiap tebakan membuat sepotong kayu bakar standar langsung terlepas dari batang.
Ha? Manusia macam apa ini? Begitu caranya membuat kayu bakar? Fenomena ini hampir membalikkan semua pengetahuan dasar Sha Ruo. Sungguh aneh. Pantas saja dua pemuda yang terlihat biasa ini bisa menjadi tentara bayaran kelas A, rupanya punya kemampuan luar biasa.
Da Qing Shan sama sekali tidak memperhatikan pandangan orang lain. Sebenarnya dia juga tidak berani melihat wajah Sha Ruo. Jika ada orang lain yang berpakaian mirip, pasti akan langsung tertukar. Setelah kayu bakar siap, dia segera menyusunnya menjadi tumpukan api unggun, lalu menyiram minyak pinus. Bruk—! Nyala api langsung berkobar tinggi.
Segera, aroma kuat daging panggang menyebar dari api unggun.
Takdir adalah sesuatu yang sangat aneh.
Beberapa orang memiliki takdir tanpa ikatan. Dua orang yang tinggal di area yang sama, mungkin sering pergi ke tempat yang sama, minum obat dari dokter yang sama, mengajak main anjing yang sama, dan bahkan memiliki banyak pandangan yang mirip secara mengejutkan, tapi justru tidak bisa menyatu.
Beberapa orang memiliki ikatan tanpa takdir, tapi terus-menerus bersikeras: "Takdir di tangan Tuhan, ikatan di tangan manusia." Sebenarnya, sebagian besar waktu ketika takdir belum matang, bagaimanapun usaha, hasilnya tetap sama.
——《Wacana Sesat》
