Pagi-pagi keesokan harinya, Da Qing Shan bangun dan mendapati lidahnya bengkak. Cairan beracun tadi malam ternyata masih terlalu pekat. Lidah yang lemah jelas tidak bisa menahannya, untungnya tidak ada luka di mulutnya, jika tidak... Dia menggelengkan kepala kuat-kuat lalu mengambil segenggam salju dari tanah dan menggosokkannya ke wajahnya.
Mungkin karena obat luka luar memiliki efek penetral racun, kaki Sha Ruo justru tidak mengalami masalah berarti. Meski Sha Ruo sengaja menghindari pandangan Da Qing Shan, dia tetap menyadari wajah Da Qing Shan yang agak bengkak. Sebagai seorang pendeta, Sha Ruo menebak penyebabnya. Dengan perlahan dia membacakan mantra kecil, kilatan cahaya putih menyambar, seketika Da Qing Shan merasakan wajahnya kembali seperti biasa.
Kemudian, keduanya menunduk dengan beban pikiran. Da Qing Shan berjalan di depan sambil menarik kereta anjing dan memimpin Lü'er membuka jalan, sementara Sha Ruo mengikuti di belakang seperti istri muda yang tertekan.
Karena sama-sama masih pemula dan dalam kondisi seperti ini, jelas mereka tidak bisa mengamati sekitar. Tanpa disadari, tiba-tiba semua anjing salju mulai menggonggong keras. Da Qing Shan dan Sha Ruo tersentak lalu mengangkat kepala.
Di depan mereka, dari balik hutan tiba-tiba muncul lima ksatria berkuda hitam dengan baju besi hitam sepenuhnya. Wajah para ksatria tersembunyi di bawah helm hitam mereka.
"Da Qing Shan secara refleks mengangkat perisai dengan tangan kiri, ujung pedang di tangan kanannya menyembul di belakang perisai. Ia melangkah mundur selangkah sambil melindungi Sha Ruo di belakangnya. Lü'er yang juga terkejut mengepakkan sayapnya perlahan dan segera berlari ke belakang Da Qing Shan.
Ksatria di tengah membuka visor helmnya. Wajahnya yang memerah akibat hawa dingin perlahan merekah dalam senyum penuh kemenangan: "Meski kalian licik dan bisa menipu orang-orang bodoh lainnya, jangan harap bisa mengelabuiku! Menyerahlah, aku ingin menyelesaikan ini dengan damai. Perintah kami kali ini bukan untuk membunuh."
Da Qing Shan yang masih berusia 17 tahun mengetatkan bibirnya, matanya menatap lurus ke arah lawan. Perisai di tangan kirinya diangkat sedikit lebih tinggi - ini adalah sikap bertarung yang umum di kalangan tentara bayaran dan militer. Bagi Da Qing Shan yang berwatak teguh, kata "menyerah" takkan pernah terlintas dalam pikirannya.
"Hmph, mencari maut!" geram ksatria di atas kuda sambil menutup visor helmnya. Tangannya yang kanan terangkat, lima ksatria lain serempak mengambil tombak kuda sepanjang tiga meter dari sisi pelana, menegakkannya di tangan. Begitu tangan sang pemimpin mengayun ke bawah, kelimanya serentak memacu kuda.
Meski hanya lima orang, gerakan mereka seragam dan terkoordinasi, suara derap kaki kuda pun terdengar serempak. Lumpur hitam beterbangan di bawah kuku kuda. Pemimpin musuh tampaknya telah mempelajari skill serangan gabungan. Serangan yang terkoordinasi ini tidak hanya membawa daya penghancur besar, tapi juga tekanan psikologis yang masif.
Semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat.
Pada jarak sekitar 20 meter, kelima ksatria itu mengubah posisi tombak yang semula tegak lurus menjadi horizontal. Ujung baja membiaskan cahaya menyilaukan di bawah terik matahari.
"Lü'er, terbang, serang dengan sihir!" Da Qing Shan berteriak. Di momen genting ini, Da Qing Shan masih berharap Lü'er bisa tampil melebihi kemampuannya, melepaskan beberapa sihir petir atau mantra ofensif lainnya. Meski tak bisa diharapkan untuk memberikan pukulan mematikan, setidaknya bisa memperlambat serangan beberapa musuh.
Naga hijau zamrud itu membentangkan sayapnya sedikit lalu segera melayang di udara. Tanpa jeda, udara di depan Lü'er mulai bergetar dan berubah bentuk. Seekor naga angin berwarna hijau kebiruan muncul, diikuti yang kedua, ketiga, keempat.
Naga-naga angin itu mengendarai angin dingin, mengepakkan sayap besar, lalu menyambar dari langit secara serempak. Para ksatria tertegun melihat pemandangan ini. Bahkan penyihir level satu sekalipun tak mungkin bisa memanggil empat naga angin dalam waktu sesingkat ini. Naga angin adalah sihir tingkat empat!
Ksatria yang awalnya bermaksud menciptakan dampak besar, kini menghadapi serangan udara dahsyat dari ketinggian 10 meter lebih. Semua kuda perang telah melaju kencang dan mustahil menghentikan momentum inersia besar mereka. Para ksatria menyesuaikan arah tombak serang ke atas, berharap bisa menusuk naga angin. Ksatria di sayap mulai menarik tali kekang ke luar untuk memperluas jarak, sebab formasi serangan rapat seperti ini takkan mampu bertahan dari serangan udara, apalagi jika naga tiba-tiba mempercepat serangan dari belakang.
Begitu ruang kosong terbentuk di kedua sisi, dua ksatria di tengah juga mengarahkan kuda mereka ke samping untuk memperluas area pertempuran.
Hanya ksatria pemimpin di tengah yang tak bisa menghindar. Beruntung, keempat naga angin itu tak menyerangnya. Momentum dahsyatnya membawanya melesat langsung ke arah Da Qing Shan.
Naga angin adalah personifikasi angin. Meski tak segesit naga sejati, tetap sulit bagi ksatria biasa untuk mengalahkannya. Apalagi di padang salju dan hutan lebat ini, kemampuan tempur ksatria terbatas. Keempat ksatria itu segera terjerembab dalam pertarungan terpisah yang melelahkan.
Seekor naga angin tiba-tiba meninggalkan kepala ksatria yang sedang berputar-putar, langsung terbang ke belakang ksatria lain. Kaki belakang raksasanya menggapai dari langit, menyambar ksatria yang masih bertarung dengan naga angin lainnya dari atas kuda. Sayap besar mengibaskan udara dingin membawa ksatria itu pergi.
Bisa dipastikan, nasib ksatria itu sangat mengenaskan. Umur maksimal naga angin yang terwujudkan sekitar 10 menit, artinya dalam 10 menit ksatria itu akan terjatuh dari langit... Ksatria ini hanya bisa berharap naga angin terbang ke tepi danau atau punya kebiasaan meletakkan mangsa di tanah untuk "mencucinya" sebelum dimakan.
Da Qing Shan sama sekali tidak menyangka, mantra serangan Lü'er tiba-tiba berubah dari petir (magic serangan level 2-3) menjadi magic level 4. Sebelum pergi, Lei Ge pernah melakukan penilaian magic pada Lü'er, menyimpulkan level magicnya sudah setara penyihir level 1 manusia. Kini setelah melewati Pertempuran Yin Feng, dengan bantuan Dewa Naga, Lü'er jelas telah melampaui batasan itu.
Tak sempat berpikir panjang, pemimpin ksatria sudah menyergap di depan. Tombak panjangnya diacungkan lurus menusuk ke arahnya.
Pada dasarnya, dalam perang satu lawan satu seperti ini, serangan tombak ksatria tidak memiliki keunggulan sama sekali. Kondisi ideal bukanlah menggunakan tombak, karena di bawah gaya benturan yang besar, tombak tidak punya kesempatan untuk melakukan penyesuaian luas. Bahkan prajurit infanteri biasa bisa menghindari tombak ksatria dengan berguling atau melompat. Dalam perang langsung ksatria vs infanteri, senjata terbaik ksatria adalah pedang melengkung atau pedang panjang, namun lawan sudah tidak bisa mengganti senjata lagi.
Da Qing Shan juga tidak bisa menghindar. Sha Ruo berada tepat di belakangnya. Jika dia menghindar, maka Sha Ruo akan langsung berhadapan dengan tombak mengkilap itu. Sha Ruo tidak memiliki kelincahan seperti itu, dan Da Qing Shan tidak ingin hal itu terjadi. Dia mengangkat perisainya tinggi-tinggi, tepat saat tombak menancap, perisai dimiringkan ke sudut tertentu. Ujung tombak baja dan perisai baja berbenturan dengan suara nyaring yang menusuk telinga. Tombak itu meleset dari perisai. Pedang di tangan Da Qing Shan segera menyambar dari balik perisai, kilau perak berkelebat!
Pedang itu menghujam langsung ke leher kuda. Ksatria dengan baju zirah lengkap dalam kondisi tempur, sekali terlepas dari tunggangannya, akan menjadi tak berdaya dan sulit melawan pasukan lain. Ksatria di atas kuda dengan dingin menggunakan bagian belakang tombak untuk menahan serangan. Pedang itu terpental kembali.
Chi Hanfeng sering melatih Da Qing Shan. Setiap kali, Da Qing Shan menggunakan kombinasi pedang tunggal + perisai. Dia sangat mahir dalam menangani serangan balik kavaleri dengan pedang tunggal. Meski tidak bisa mengalahkan Ksatria Binatang Legenda, tapi melawan ksatria kuda hitam biasa, Da Qing Shan cukup berpengalaman.
Begitu ksatria berlari melewatinya, tanpa ragu Da Qing Shan mengangkat perisai kirinya tinggi-tinggi untuk melindungi diri dari tendangan kaki belakang kuda di sebelah kiri. Pedang kanannya yang terpental dia rentangkan datar, tubuhnya melengkung seperti busur, langsung melesat ke bawah perut kuda. Tombak panjang ksatria hitam sudah tak terjangkau lagi. Da Qing Shan menyelinap dari kiri ke kanan kuda, meninggalkan torehan panjang di perut kuda dengan pedangnya.
Melihat darah yang memancur deras, Da Qing Shan bergumam "beruntung". Seandainya lawannya Ksatria Binatang Legenda, serangan tadi pasti gagal. Xiao Bai sendiri pasti sudah melompat ke udara.
Kuda perang itu merintih kesakitan, berlari beberapa meter sebelum terjungkal. Ksatria di atasnya terlempar oleh gaya inersia. Da Qing Shan ragu sejenak, tak mengejar. Seekor Naga Angin menderu mendekat, cakar raksasanya mencengkeram punggung ksatria, kepala naganya menghantam helm hingga suara tulang remuk terdengar samar. Ksatria itu pun tak bisa lagi bertahan.
Pertempuran berakhir dengan sangat cepat, lima ksatria hampir seluruhnya terbunuh dalam 10 menit. Tak lama kemudian bayangan tiga naga angin bergetar dan menghilang dalam hembusan angin.
Da Qing Shan mengusap darah di wajahnya, melambai ke Lü'er yang masih berputar-putar di udara. Lü'er menukik turun. Da Qing Shan yang biasanya enggan bicara tak bisa menahan diri menepuk kepala Lü'er, "Bagus, hebat."
Lü'er menunjukkan ekspresi "masih belum lihat kekuatan suku Naga Suci ya?", lalu menyodokkan kepalanya ke ransel Da Qing Shan. Sejujurnya, kebutuhan akan insentif material seperti dendeng kadal jauh lebih besar dibanding dorongan spiritual baginya...
Ksatria hitam bertaruh payah, tapi kemampuan sebagai kepala logistik tidak buruk. Dari empat mayat ditemukan 500+ koin emas, segudang obat penyembuh. Yang lebih memuaskan Da Qing Shan adalah empat kuda hitam perkasa. Sayang waktu mepet, kalau tidak baju zirah mayat bisa dilepas untuk ditukar uang. Tapi dengan karakter Da Qing Shan, mungkin tetap tak tega meski ada waktu. Jika ini Amy, seberapa sibuk pun pasti sampai rambut mayat dikerok untuk dijual ke pabrik pupuk.
Sha Ruo terpana melihat empat mayat, bibirnya bergetar samar-samar berdoa - menjalankan tugas terakhir seorang pastor untuk mendoakan jiwa-jiwa ini segera mencapai pembebasan.
Masalah muncul ketika Da Qing Shan bersiap menunggangi kudanya. Lü'er tiba-tiba menyerang dan menggigitnya dengan keras. Barulah Da Qing Shan teringat perkataan Chi Hanfeng: Bangsa Naga sangat membenci kesatria naga yang mendekati kuda tunggangan lain. Bahkan ketika naga sedang sakit, mereka tetap tidak mau menerima hal ini.
Tapi bantuan harus secepat memadamkan api. Dengan pikiran "kau kan bangsa naga suci yang mengerti akal sehat", Da Qing Shan mulai bernegosiasi dengan Lü'er. Akhirnya, dengan syarat "hanya sekali ini, tidak ada lagi contoh berikutnya" dan iming-iming 20 dendeng kadal, dia berhasil mendapatkan kebebasan untuk bertindak kali ini.
Dua jam kemudian, gerbang Kota Snow Plains sudah terlihat. Da Qing Shan dan Sha Ruo sedikit mengurangi kecepatan sebelum menerobos masuk ke pos penjagaan di luar gerbang kota.
Puluhan prajurit Hami yang berjaga sudah lama tidak menghadapi kavaleri asing yang nekat menerobos seperti ini. Pedang melengkung khas Orang Hami semuanya terhunus. Seorang pemimpin yang mendengar keributan di luar keluar dari pos penjagaan, bertanya dalam bahasa umum Benua Beku yang fasih: "Apa tujuan kalian? Mengapa berani menerobos masuk?"
Sejak kecil Sha Ruo dibesarkan di gereja, kemudian dikirim sebagai utusan khusus Gereja Suci ke Kekaisaran Amy. Dia sangat paham komunikasi antar pejabat. Dia mengeluarkan dua buah token dari dalam bajunya, satu berwarna emas dan satu biru, lalu menyerahkannya kepada pemimpin: "Kami adalah utusan resmi Kekaisaran Amy dan Gereja Suci yang datang untuk menjemput Binatang Gaib. Di Hutan Es dan Salju kami diserang musuh. Kami berdua berhasil menerobos kepungan untuk meminta bala bantuan dari Kerajaan Hami. Tolong antar kami menemui Yang Mulia Jenderal tertinggi yang bertugas mempertahankan kota."
"Token yang mewakili negara menunjukkan efektivitas yang semestinya." Di bawah pimpinan prajurit penjaga kota, Da Qing Shan dan Sha Ruo menunggang kuda terbang memasuki kediaman resmi jenderal tertinggi - rumah Baron Minas.
Mendengar laporan tersebut, Baron Minas - seorang pria Hami berusia sekitar 40 tahun - menyambut mereka secara pribadi dan segera mengerahkan 500 pasukan Kavaleri Serigala Salju untuk bersama Da Qing Shan menerobos keluar gerbang kota.
"Tidak akan terjadi apa-apa, pasti tidak akan terjadi apa-apa." Da Qing Shan dan Sha Ruo diam-diam mendoakan dalam hati.
Dataran sepanjang kilometer dengan cepat dilintasi, di depan telah terlihat hutan lebat. Sesuai perjanjian sebelumnya, Amy dan pasukannya seharusnya memancing musuh masuk ke dalam hutan di sekitar sini.
Di bawah sorot mata penuh keheranan semua orang, Da Qing Shan mengulurkan tangan untuk memanggil Lü'er turun, menyuruh Lü'er terbang lagi ke ketinggian tertinggi untuk melakukan penggeledahan bekas-bekas Amy dan yang lain. Lü'er membubung ke udara.
Dengan cepat, di bawah panduan Lü'er, Da Qing Shan dan yang lain menemukan banyak bekas kuku kuda di sebuah area yang agak lapang di tengah hutan, namun... tidak ada satupun benda lain yang tertinggal di lokasi.
Tahun pertama Kalender Sihir ditakdirkan menjadi tahun yang penuh gejolak.
Awal musim panas, di benua beku muncul misi ganda SS pertama dalam 50 tahun terakhir dengan hadiah besar;
Pertengahan musim panas, naga jahat Yin Feng muncul kembali, dikabarkan dibunuh oleh A Feng berjubah putih dan kurcaci Locke bersama-sama;
Akhir musim panas, kelompok tentara bayaran kelas A kelima muncul. Kelompok tentara bayaran kecil ini mencapai prestasi tak tertandingi: dalam sebulan melonjak dari kelas F ke kelas A, dua anak laki-laki tak dikenal tiba-tiba menjadi bintang baru yang bersinar;
Awal musim gugur, Taimegelse Naga Hijau Es suci kuno pertama kali tercatat secara resmi dalam sejarah. Da Qing Shan muncul mendadak sebagai Ksatria Naga Suci pertama sepanjang sejarah;
Akhir musim gugur, terjadi lagi peristiwa yang semakin membingungkan dunia...
Banyak catatan sejarah tak resmi menyebut tahun ini sebagai tahun trio legendaris Manusia-Naga-Dewa.
——《Kronik Kalender Sihir》
