Semua orang di bawah panggung tertegun, tak seorang pun bisa membayangkan akhir seperti ini.
Apakah Naga Hijau kecil ini adalah Naga Suci kuno yang legendaris? Apakah ini makhluk suci yang setara dengan dewa seperti dalam legenda?
"Tidak pernah terdengar Naga Suci Purba yang memiliki status dewa menjadi tunggangan manusia. Apa itu Naga Suci Purba? Mereka adalah salah satu dari tiga ras tertinggi di antara puluhan ras; Konon Naga Suci Purba memiliki kekuatan sihir yang melebihi magister sakral, dan sama sekali tidak memiliki batasan kekuatan sihir; Konon Naga Suci Purba menguasai bahasa manusia dan bisa berubah wujud menjadi segala makhluk termasuk manusia; Konon Naga Suci Purba..."
Apakah naga kecil yang sama sekali tidak seperkasa dua naga raksasa sebelumnya ini adalah Naga Suci Purba?
Namun semua yang terlihat di depan mata membuktikan hal ini, mustahil bagi siapapun untuk tidak mempercayainya.
Bertarung melawan Naga Suci Purba? Bukankah itu seperti bertarung melawan dewa? Bahkan lebih berbahaya dari pertarungan melawan dewa, setidaknya para dewa tidak pernah menyerang manusia, sedangkan cerita tentang naga menyerang manusia sudah terlalu banyak. Melihat semua penghormatan bangsa naga terhadap naga kecil ini, siapapun yang berani menantangnya pasti akan dicabik-cabik oleh ribuan naga.
Tentu ini hanya perkiraan umum. Hadiah besar akan melahirkan pemberani, di depan keuntungan besar pasti ada yang berani mengambil risiko.
"Saya protes! Kompetisi ini sangat tidak adil, kami menuntut pembatalan taruhan!" Seru seorang pria paruh baya sambil mengangkat tangannya.
"Protes, protes, protes!"
"Protes penipuan."
"Kembalikan uang, kembalikan uang, kembalikan uang!"
Suara protes di bawah terus bergulung seperti ombak, pasukan yang menjaga ketertiban di belakang mulai kesulitan mengendalikan situasi.
"Amy menggunakan mantra pengapungan, melayang di udara sambil mengacungkan Pisau Es ke langit. Puluhan kilat menyambar dari langit menghujam sekitar panggung parade, membuat kerumunan orang terpana oleh efek magis yang dahsyat."
"Amy menggunakan mantra kecil penguat suara, suaranya langsung memekakkan telinga semua orang."
"Seperti kata pepatah: Kalah taruhan harus bayar. Kalian semua adalah warga terhormat ibukota Kerajaan Hami, masa tidak tahu dasar-dasar seperti ini? Apa ada yang memaksa kalian membeli? Bukankah kami juga membuka taruhan untuk Da Qing Shan?" Amy menarik napas panjang.
"Orang bijak cari uang dengan cara benar. Sebagai salah satu Kelompok Tentara Bayaran Level A langka di benua ini, kami selalu taat hukum. Tapi siapa pun yang berani menantang dengan kekuatan jahat, akan kami hukum berat! Ingat Naga jahat Yin Feng yang legendaris? Lihat akhirnya – kami penggal kepalanya!"
Tampaknya calon Raja Tentara Bayaran masa depan ini paham betul seni memadukan logika dan emosi. Di saat tepat, tak ragu mengancam nyawa.
"Saudara-saudara tercinta, siapa yang membuat kalian rugi besar? Siapa yang menghabiskan modal kalian? Apakah judi itu sendiri?"
Amy langsung menuding dua orang malang.
"Hukum berat bagi dalang yang berani menantang Prajurit Naga Suci!"
……
Kemarahan massa yang terus ditekan akhirnya menemukan saluran pelampiasan, mendidih sepenuhnya.
Amy sangat puas dengan hasil ini. Saat perhatian semua orang teralihkan, dia menyelinap pergi bersama Da Qing Shan, Lü'er, serta dua gadis. Ikut kabur dua bos kasino bawah tanah yang girang bukan main - yang awalnya hanya ingin mencari untung kecil, kali ini mereka meraup keuntungan besar.
Belakangan, banyak orang yang pernah berurusan dengan Amy dan Chi Hanfeng menyimpulkan: Jika Chi Hanfeng adalah iblis, maka Amy adalah raja iblis yang menyamar sebagai malaikat. Berurusan dengan Chi Hanfeng paling-paling hanya kehilangan uang dan malu, tapi berurusan dengan Amy, sekali terkena gigitannya, pasti sampai ke tulang. Bukan hanya harta dan reputasi, nyawa pun bisa melayang.
Sebenarnya, sebelum resmi mendapat gelar Raja Tentara Bayaran, Amy punya beberapa julukan lain. Yang paling populer di Benua Es adalah: Raja Penjudi Iblis.
Konon, dua Kesatria Naga yang pernah sangat termasyhur itu bukan hanya kalah total dalam taruhan, tapi juga harus menghadapi banyak penagih utang yang tak bisa mereka lawan selama beberapa dekade berikutnya. Beberapa pejabat tinggi bahkan menyita seluruh gaji mereka selama 10 tahun dari kas negara sebagai ganti rugi taruhan.
Keluarga mereka pun jatuh miskin, hidup dalam kesulitan sepanjang sisa hidupnya.
Yisu III juga tidak menyangka masalah akan membesar seperti ini. Untungnya, ada 100.000 koin emas yang bisa dikembalikan ke 70% warga biasa di lokasi, jadi dia pun tak bisa lagi berkomentar pada Amy.
Gengsi raja benar-benar terluka. Selama beberapa hari berturut-turut dia tidak memanggil delegasi diplomatik. Urusan pengambilan binatang gaib diserahkan sepenuhnya kepada menteri luar negeri.
Sejak saat itu, semua urusan delegasi berjalan lancar. Setiap tempat memberi lampu hijau, bahkan saat Amy dan kawanan makan di jalan bisa mencapai efek membersihkan area - seluruh ibu kota tahu dua komandan kelompok tentara bayaran Level A yang keji ini.
Tiga hari kemudian, Lin Yushang mewakili delegasi Kekaisaran Amy secara resmi mengajukan kepulangan ke Raja Yisu III.
Demi protokol, Yisu III tetap memimpin para menteri mengantar delegasi keluar Kota Padang Salju.
Cuaca semakin dingin. Di pagi akhir musim panas, satu pihak menunjukkan kerinduan pada kota ini - terutama Tuan Aimi - sementara pihak lain berbicara hal lain, sangat berharap orang-orang ini segera pergi.
Pasukan Ksatria Serigala Salju mengawal delegasi dari depan dan belakang. Akhirnya, kelompok dua manusia jahat dan satu naga ini pun menghilang dalam hamparan salju putih...
Melihat bayangan delegasi yang semakin menjauh, Yisu III hendak memimpin para menteri kembali. Tiba-tiba terdengar teriakan Amy dari belakang: "Yang Mulia tunggu! Yang Mulia tunggu!" Seluruh pejabat Kerajaan Orang Hami mengira anak ini ingin kembali, wajah mereka pucat ketakutan...
Amy sendirian mengendarai kuda hitam yang dirampas dari kavaleri serigala, berlari kembali. Senyum tipis mengembang di bibirnya. Dari dalam bajunya, dia mengeluarkan sebuah amplop dan menyerahkannya kepada Raja Yi Su III: "Yang Mulia, hampir lupa menyerahkan ini. Sungguh senang bisa mengenal Anda."
Setelah berkata demikian, dia mencambuk kudanya dan pergi.
Di dalam amplop terdapat dua halaman kertas yang penuh tulisan. Tak disangka tulisan Amy cukup indah, rapi seperti aura bangsawan bawaan yang selalu membuat orang nyaman memandangnya.
Yang Mulia:
Suatu kali, ketika Da Qing Shan dan saya menyebut diri sebagai "hamba", Yang Mulia terlihat sangat terkejut. Pasti bertanya-tanya mengapa dua tentara bayaran kecil ini menyebut diri sebagai hamba.
Sebenarnya meskipun generasi pendahulu kami tidak lahir di kerajaan ini, tapi Da Qing Shan dan saya lahir di daratan yang diterjang badai salju ini. Tanah inilah yang membesarkan kami.
Terhadap tanah ini, kami menyimpan perasaan yang sangat mendalam.
Yang Mulia, tahukah Anda mengapa saya memilih profesi tentara bayaran?
Ayah saya adalah tentara, Paman Chi Hanfeng yang membesarkan saya juga tentara. Tapi sejak kecil, saya justru bercita-cita menjadi tentara bayaran.
Jujur saja, mungkin Yang Mulia akan menertawakan saya. Satu-satunya tujuan menjadi tentara bayaran adalah untuk bebas membunuh Serigala Salju.
Sudah bisa ditebak, desa tempat saya dibesarkan adalah permukiman imigran pendatang murni. Sejak kecil, hampir setiap bulan Serigala Salju datang merampok desa kami.
Bukanlah orang yang tinggal di desa seperti ini yang bisa merasakan ketegangan saat menghindari serigala salju. Sewaktu kecil, banyak ayam salju berbulu halus milikku yang dimakan serigala salju, juga banyak domba salju yang belum sempat digiring pulang yang diseret serigala.
Aku benar-benar sudah lupa berapa banyak air mata yang kutumpahkan untuk mereka.
Sebenarnya, keluarga kami masih termasuk beruntung. Di desa-desa sekitar, tidak ada tahun dimana tidak ada anak kecil yang dimakan serigala salju.
Yang Mulia, Paduka adalah penguasa yang sangat progresif. Menghapus sistem lama, membangun kembali kekuatan negara. Menurutku ini juga alasan banyak pendatang yang berani menghadapi tekanan serigala salju untuk bermigrasi ke kerajaan.
Mohon Paduka lebih mempertimbangkan warga non-Hami di dalam kerajaan.
Aku punya saran. Bisakah dibangun kota yang lebih besar di sekitar Danau Salju Bulan, serta beberapa kota kecil di sepanjang jalan raya Gunung Naga? Tembok pertahanannya dibangun lebih tinggi agar warga terlindung dari gangguan serigala salju.
Kebetulan kali ini aku mendapatkan sejumlah uang di ibukota kerajaan. Menurutku orang yang berani bertaruh besar pasti tidak terlalu mempermasalahkan uang ini. Sedangkan aku, sejak kecil tidak pernah benar-benar memegang uang, bahkan tidak tahu cara membelanjakannya. Apalagi Da Qing Shan.
Uang ini sebenarnya tidak berguna jika disimpan di sini. Jadi kupikir lebih baik digunakan untuk hal-hal yang lebih praktis.
Aku sudah berdiskusi dengan Senior Locke. Semua uang sekitar 900.000 Koin Emas disimpan di tempatnya. Paduka bisa mengambilnya kapan saja.
Semoga setiap orang di kerajaan ini bahagia...
Da Qing Shan & Amy
Musim Gugur Tahun 2 Kalender Sihir
“Ini... anak bodoh...” Raja Yi Su III bergumam pelan, matanya berkaca-kaca, tak kuasa menutup rapat kelopak mata hingga dua butir air mata besar mengalir keluar...
Di kejauhan, para kesatria semakin menjauh, salju dan hutan perlahan menelan segalanya, sementara Lü'er di langit menyatu dengan birunya angkasa.
Bertahun-tahun kemudian, di sekitar Bar Pohon yang sering dikunjungi Amy dan Da Qing Shan, beberapa kota kecil yang diperluas oleh Yi Su III - terutama dihuni non-suku Hami - berkembang pesat bahkan menyatu membentuk wilayah metropolitan besar.
Saat itu, Bar Pohon sepenuhnya terkepung dalam lingkaran kota.
Setelah musyawarah, kota baru ini dinamakan "Persahabatan Salju", dengan bagian selatan dinamakan "Kampung Halaman Amy" dan utara "Tanah Kelahiran Qing Shan". Penamaan ini karena penduduk distrik selatan berasal dari Desa Haike tempat kelahiran Amy, sementara penduduk utara berasal dari desa asal Da Qing Shan.
Kota ini merupakan satu-satunya yang diakui oleh keturunan Raja Tentara Bayaran dan Da Qing Shan sebagai kota yang menggunakan nama mereka.
Istilah "memberkahi generasi penerus" sangat tepat disematkan pada Da Qing Shan dan Amy.
Bangsawan dan Wilayah Kekuasaan
Pemilik wilayah umumnya bangsawan feodal bergelar seperti Adipati (Duke), Marquis (Marquis), Earl (Earl), Viscount (Viscount), Baron (Baron), dll.
Wilayah kekuasaan terbagi menjadi berbagai jenis.
Wilayah bangsawan besar yang turun-temurun sering disebut tanah apanase.
Tanah apanase umumnya merupakan insentif efektif yang diberikan kaisar pendiri kepada pejabat penting, di dalamnya bangsawan memiliki hak mutlak.
Di luar tanah apanase, terdapat perkebunan manor.
Manor biasanya merujuk pada wilayah bangsawan yang tidak ditunjuk raja, kebanyakan diperoleh melalui pembelian legal atau ilegal, di mana kekuasaan bangsawan tidak lagi setara dengan hukum.
Banyak bangsawan lebih suka membeli manor di luar negeri karena berbagai alasan.
——《Sejarah Perkembangan Benua*Diskusi Para Panglima Perang》
