Di bawah tatapan semua orang, Amy secara singkat menceritakan rangkaian kisah Pasukan Bayaran Kecil dari pendiriannya hingga sekarang, tentu saja termasuk bagaimana mereka tanpa sengaja menyebabkan kerugian ekonomi besar bagi rakyat baik Kerajaan Hami. Hanya saja, dengan keterampilan tinggi, Amy pertama-tama menggambarkan secara dramatis bagaimana Tuan Chi Hanfeng mengeksploitasi Orang Hami dan menyebabkan kerugian ekonomi serta mental yang besar, baru kemudian menggambarkan tindakannya sendiri dan Da Qing Shan sebagai "korban yang harus membayar utang guru". Bahkan menunjukkan sikap murid berbakti yang ingin membereskan kekacauan gurunya - lagipula Balbas dan yang lain tidak ada di sini untuk membongkar buku catatan rahasianya "Catatan Memalukan Chi Hanfeng".
Menurut penjelasannya, Chi Hanfeng diperkirakan harus membayar ganti rugi mental jauh lebih dari 1 juta Koin emas.
Ketika menceritakan bagaimana Amy menyuruh Da Qing Shan melindungi Sharo sendirian ke Kota Dataran Salju, senyum penuh pencerahan muncul di wajah Chi Hanfeng, sementara pipi Sharo sudah memerah padam.
Adegan pertarungan sengit melawan Naga Jahat Yin Feng juga membuat detak jantung banyak orang berdebar kencang.
Tak diragukan lagi, seiring bertambahnya pengalaman, Amy semakin menunjukkan keterampilan pidato luar biasanya yang mungkin didapat dari berbagai ujian penting di Kerajaan Hami. Bahkan saat menceritakan kisah secara singkat, irama yang naik turun membuat semua orang - manusia maupun dewa - terkagum-kagum atau cemas. Di wajah dua bocah lelaki Chi Aotian dan Huo Ensi terpancar ekspresi penuh kekaguman terhadap petualangan.
Adipati sedikit mengangguk: “Benar, pahlawan muncul dari kalangan muda, anak keluarga miskin cepat mandiri. Amy sangat cerdik, Da Qing Shan kuat tapi tidak sombong, Horans tampaknya memiliki kemampuan luar biasa. Ao Tian, kau harus lebih sering bersama Amy, Da Qing Shan, dan Horans. Jangan terus bergaul dengan orang-orang itu yang hanya membuat masalah. Setiap kali aku kembali ke ibukota, selalu ada yang datang mengadukanmu.”
“Baik, Kakek.” Ekspresi Chi Ao Tian menjadi jauh lebih ramah.
“Ayah, kenapa Ayah kembali dari perbatasan?” Chi Hanfeng bersikap serius seperti pendeta yang sedang berdoa di kuil – tentu saja ini pemandangan yang belum pernah dilihat Amy dan Da Qing Shan.
“Haha——” Suara tawa lega Adipati menggema di aula, “Ao Tian, tinggal dua hari lagi kompetisi pemilihan Ksatria Binatang Legenda. Ayahmu sedang sibuk di tempatnya, sedangkan aku – orang biasa tak bisa mengaturku. Jadi aku pulang untuk mendukungmu.”
“Terima kasih, Kakek.” Chi Ao Tian menatap lantai, berkata pelan.
Adipati tampaknya sudah terbiasa dengan perilaku aneh cucunya ini. Tanpa sedikit pun menegur, setelah berbasa-basi sebentar dengan tamu, ia menyuruh Chi Hanfeng melanjutkan jamuan lalu pergi beristirahat bersama pengawalnya.
Chi Hanfeng melihat hari sudah larut. Dengan sengaja ia menempatkan Amy dan ketiga anak lelaki lainnya dalam satu kamar dengan Chi Ao Tian, lalu memerintahkan mereka mengantar kedua nona pulang.
Malam hari, empat bocah lelaki berbincang singkat. Mereka saling mengagumi kemampuan bela diri yang melebihi anak seusianya. Untuk pertama kalinya, Chi Aotian aktif berbicara dengan semua orang.
Malam semakin larut. Setelah sepakat untuk bertanding bela diri besok antara Amy dan kawan-kawan dengan Chi Aotian, para bocah lelaki itu tidur lebih awal. Di tempat yang tak terlihat mereka, beberapa adegan khusus sedang berlangsung.
