Setelah menyelesaikan masalah internal dan eksternal, Sang Earl memulai rencana operasi untuk Yang Mulia Raja. Bersamaan dengan itu, Pasukan Bayaran Kecil secara resmi memindahkan markas mereka ke ibu kota kekaisaran Skambray, dan mendirikan "Aksi Lelang Khusus Hongshi" di Bar pohon yang diadakan setiap Senin sore.
Bertahun-tahun kemudian, para pedagang kaya Skambray masih mengenang suasana meriah saat itu: tribun dipenuhi bangsawan dan pengusaha dari seluruh negeri, sementara palu lelang diangkat tinggi-tinggi oleh juru lelang yang khidmat, menjual berbagai benda istimewa yang terkait dengan urusan penting keturunan mereka.
Saat itu, salam sapaan antara pedagang kaya di ibukota telah berubah menjadi:
1."Sudah lelang hari ini?"
2."Bubur kumis naga hari ini rasanya bagaimana?"
3."Agar ginjal tak lemah, harus pakai Hongshi××."
Tidak ada tembok yang tidak bocor di dunia ini. Meskipun Earl Chi mengendalikan seluruh kekuatan militer di ibukota, tetap tidak bisa menjaga kerahasiaan 100%. Setengah tahun kemudian, seorang Marquis sedang berbincang dengan Kaisar Hongshi tentang rencana pengembangan kekaisaran di perpustakaan istana. Saat hendak pergi, Marquis dengan hati-hati memungut beberapa helai rambut dari lantai dan melilitkannya di jari tengahnya. Kebetulan Kaisar Hongshi menyaksikan adegan ini.
Setelah mengetahui alasan di balik kejadian itu, Kaisar Hongshi tak bisa menghindari penyesalan mendalam: Mengapa mempercayai senyuman Earl? Mengapa tidak menganalisis lebih dalam fenomena permukaan kedamaian yang tak terganggu akhir-akhir ini? Ah—bahkan sebagai kaisar pun, tak bisa menjamin 100% bebas dari kesalahan. Ia segera memanggil Earl untuk melapor.
Sebenarnya, Earl Chi yang baru kembali dari tempat lelang Bar Pohon ke kediaman Adipati sudah lama mempersiapkan diri. Ia telah menyiapkan serangkaian alasan yang terdengar mulia.
Menurut beberapa pelayan pribadi Kaisar Hongshi yang hadir saat itu yang membocorkan informasi secara samar-samar setelah kejadian, pertarungan ini dimulai oleh serangan pertama Earl Chi. Kaisar Hongshi yang awalnya berniat menuntut pertanggungjawaban justru kewalahan menghadapinya, hingga akhirnya harus menyerah dengan mengorbankan wilayah.
Untuk menjaga wajah kaisar, pengawal hanya menjelaskan beberapa poin secara garis besar. Earl Chi langsung membahas tentang tugasnya menjaga perbatasan dan banyak rekan yang gugur di medan perang. Kemudian ia mengajukan masalah partisipasinya dalam Pasukan Bayaran Kecil. Tepat ketika Kaisar Hongshi hendak menanyakan bubur kumis naga, Earl Chi mengalihkan topik pada kehidupan sulit para janda dan yatim piatu prajurit yang gugur di luar Benteng Es.
Andaikan Kaisar Hongshi bukan penguasa bijak, mungkin tidak akan tersentuh oleh pidato penuh keprihatinan Earl Chi. Sayangnya, Hongshi bukan hanya bijaksana tapi juga berhati mulia. Bukan hanya berhati mulia, tapi juga mau menyalahkan diri sendiri karena gagal menjalankan tugas sebagai kaisar. Siapapun yang secara kumulatif melakukan kesalahan-kesalahan ini di hadapan Earl Chi, tak boleh protes ketika sang Earl menjatuhkan batu ke sumur yang sudah kering dengan menguras habis harta kekaisaran.
Earl dengan penuh wibawa menyebutkan bahwa Pasukan Bayaran Kecil telah mengasuh 374 keluarga prajurit yang gugur di Benteng Es. Rinciannya: 102 orang tua, 386 wanita, dan 458 anak di bawah umur (di bawah 16 tahun), total 946 orang. Dengan kebutuhan dasar 4 Koin emas per orang per bulan, dibutuhkan 4000 Koin emas per bulan, atau 40.000 Koin emas per tahun.
Sejujurnya, Kaisar Hongshi yang sudah lama tinggal di istana sama sekali tidak memahami harga barang-barang di kalangan rakyat. Belum lagi membahas apakah di Benteng Es dengan pola grosir, memelihara 1000 orang membutuhkan 4 koin emas per orang setiap bulan. Kaisar Hongshi pasti tidak tahu bahwa sehelai rambutnya di pasaran sudah cukup untuk menghidupi 20 orang.
Dalam situasi di mana manusia menjadi pisau talenan dan kami menjadi ikan di atas talenan ini, sama sekali tidak ada dasar negosiasi. Hasil akhir negosiasi adalah: Sesuai cara Kekaisaran mengelola kelompok tentara bayaran, jika jumlah tentara bayaran resmi melebihi 200 orang, diperbolehkan mengelola suatu desa kecil; jika skala melebihi 1000 orang, diperbolehkan mengelola kota-kota tertentu. 50% pajak kota yang dikelola akan langsung dialokasikan untuk Pasukan Bayaran Kecil, dan kelompok tersebut memiliki hak berbisnis serta berdagang di daerah tersebut. Kaisar Hongshi bersedia menukar hak pengelolaan sebuah kota dengan kebebasan rambutnya rontok secara alami dan hak mengganti pakaian dalam secara bebas. Earl Chi yang terpilih adalah Pulau Xilin.
Dalam komunikasi berikutnya dengan Amy, Chi Hanfeng mengungkapkan tiga alasan memilih Pulau Xilin:
1. Kakek Amy pernah menyebutkan bahwa di pesisir Kekaisaran ada spesies Burung Ganas yang bisa menjadi tunggangan pendekar. Chi Hanfeng selalu merasa tidak puas karena Amy tidak memiliki tunggangan;
2. Pulau Xilin terlihat kecil, namun karena berhadapan dengan area perikanan yang kaya, jika jalur perdagangan dibuka, pasti akan menjadi mutiara di pesisir dengan potensi apresiasi yang besar;
3. Keuntungan pulau adalah kebanyakan orang tidak mau mengganggu, sehingga bisa menjadi kaisar kecil di wilayah sendiri.
Meskipun Amy menyesal tidak bisa mendapatkan keuntungan lebih besar melalui lelang, dia memahami prinsip "jangan mengeringkan kolam untuk menangkap ikan". Selain itu, dengan mengelola Xilin, mereka bisa memindahkan para janda dan yatim piatu dari Benteng Es ke sini. Udara lembab Xilin jauh lebih baik dibandingkan cuaca dingin benua beku. Oleh karena itu, dia setuju dengan gembira.
Kebetulan saat itu, Balbas membawa 20 remaja berusia 16 tahun dari Pasukan Bayaran Kecil ke kediaman Adipati.
Dalam setahun terakhir, cabang Pasukan Bayaran Kecil di Benteng Es telah menampung 458 remaja di bawah 14 tahun dan 223 remaja berusia 14-15 tahun. Awalnya hanya Balbas yang mengurus, kemudian Long juga meninggalkan tugas militer untuk membantu. Dengan menggunakan dana besar yang ditinggalkan Amy, mereka merekrut dua tetua dari Gereja Suci dan seorang magician pengembara untuk mendidik yatim piatu ini.
Metode pendidikan tetap sederhana, melanjutkan pola pendidikan Chi Hanfeng terhadap Amy dan Da Qing Shan dulu: Lari pagi - jenis lari dengan pakaian minim. Setelah itu memotong kayu, sore hari dilatih terpisah sesuai bidang seperti pendekar, magician, atau pastor.
Setelah satu tahun, Pasukan Bayaran Kecil akhirnya memiliki unit resmi pertama di cabang Benteng Es – terdiri dari 170 prajurit muda berusia di atas 16 tahun. Dengan skala sebesar ini, beberapa desa kecil di sekitarnya mulai meminta perlindungan dan bersedia membayar sejumlah kecil uang sebagai imbalan penempatan pasukan tetap untuk melindungi desa dari serangan binatang buas.
Balbas yang sedang khawatir akan habisnya persediaan, langsung menerima tawaran ini meskipun harga yang ditawarkan sangat jauh dari tarif standar Kelompok tentara bayaran tingkat A. Ia kemudian menyerahkan tugas ini kepada Long dan memimpin 20 murid andalannya untuk menunjukkan hasil kerja kepada komandan.
Tugas menerima wilayah Xilin akhirnya jatuh ke tangan Amy. Awalnya Amy ingin pergi bersama Da Qing Shan, Chi Aotian, dan Huo Ensi, namun ditolak oleh Earl Chi. Earl Chi berpendapat hanya Amy yang perlu pergi, sementara yang lain harus menggunakan waktu untuk berlatih giat. Akhirnya Amy berangkat ke Xilin bersama beberapa anak yatim dari rekan seperjuangan ayahnya dulu.
Ketidaklancaran perjalanan ke Xilin sudah ditakdirkan sejak awal. Larangan terhadap Chi Aotian dan Da Qing Shan untuk ikut sendiri telah menjelaskan banyak hal. Membawa naga mana pun akan langsung menarik perhatian orang, jika Chi Aotian menyebutkan nama keluarganya, maka semua kebohongan akan terbongkar; Sesuai kebiasaan, biasanya akan dikirim seorang perwira militer Kekaisaran untuk mendampingi, kali ini juga ditiadakan; Cap yang digunakan bukanlah stempel Adipati Chi, melainkan cap pribadi.
Tentu saja, semua ini tidak diperhatikan oleh Amy. Bagi Raja Tentara Bayaran di masa remaja, dia adalah sosok yang sangat fleksibel dan bisa mencapai tujuannya dalam kondisi apa pun. Bahkan ketika dua orang tertentu memandang bayangannya yang semakin menjauh sambil berbisik-bisik tentang berbagai siasat licik.
"Kali ini ini tantangan lagi baginya, jangan-jangan jenderal Sungai Singa akan menangkapnya?" Seseorang mengelus janggutnya seperti musang memberi selamat pada ayam - berkata dengan niat jahat yang terselubung.
"Tidak apa, hehe, kau pikir dia akan dirugikan?" Seorang pemuda lain berkata, "Muda itu baik, bisa mencoba kegagalan berkali-kali, dan tak perlu khawatir kehilangan tujuan."
"Benar, benar. Mereka sekarang seperti anak ayam yang baru akan keluar dari cangkang telur. Jangan sekali-kali membantu memecahkan cangkangnya, pasti akan mati."
“Polaritas ekstrim, polaritas ekstrim. Seperti gandum musim dingin yang bertunas di musim gugur, kita harus menekan pertumbuhannya secara paksa bahkan dengan menggelindingkan batu giling ke ladang untuk mematikan tunas hijau yang muncul prematur. Dengan cara ini, akar di bawahnya akan tumbuh lebih kokoh.”
Keduanya saling memandang, lalu tertawa terkekeh-kekeh serempak seperti rubah.
Amy adalah sosok yang sama sekali tidak memahami nilai uang. Kebetulan karena alasan tertentu, belakangan ini ia memiliki dana berlimpah. Sambil berjalan-jalan dengan delapan adik angkatnya, ia membelikan berbagai barang bagus untuk mereka. Dari 200 Koin emas yang dibawa, tersisa kurang dari 80 saat tiba di Xilin. Para taruna tentara bayaran yang pertama kali merantau ini - yang sebelumnya hidup susah setelah kehilangan ayah - kini mendapat kompensasi penuh dari kakak senior mereka. Sebelum sampai Xilin, mereka sudah berganti baju baru bahkan pedang besar dua tangan yang mengkilap. Jika bukan karena Amy yang masih memaksa mereka bangun pagi untuk latihan dasar bela diri dan teknik pedang, hampir tak ada celah untuk mengkritik sang kakak senior ini.
Atas penolakan Viscount Fan, Amy justru terlihat sangat tenang. Hampir sama santainya dengan para saudara seperjuangannya, ia kembali perlahan ke Skambray dengan menikmati pemandangan. Saat bertemu Paman Chi yang menyambutnya, ia hanya berkata datar: "Kali ini cukup menyenangkan. Sang Jenderal bilang masih perlu berdiskusi. Paman Chi, mari kita lanjutkan lelang. Saranku, buatlah yang lebih besar skalanya, dan tekankan konsep 'terakhir kalinya', 'edisi terbatas' agar harganya bisa tinggi." Setelah itu, ia langsung mengajak anak buahnya mencari Chi Aotian untuk duel.
Perkembangan selanjutnya bisa ditebak semua orang. Setelah Paman Chi dengan suara serak menggelar tiga kali lagi "Lelang Terakhir Edisi Terbatas Kaisar Hongshi", Kaisar Hongshi akhirnya turun tangan. Ketika mengetahui seorang jenderal kecil demi wilayah Xilin yang tak berarti memaksanya menelanjangi rahasia pribadinya di depan publik, betapa terlukanya perasaannya – "Mengapa yang terluka selalu aku?"
Tentu saja, dengan kebijaksanaan Kaisar Hongshi, beliau takkan mencopot jabatan seorang jenderal hanya karena urusan keluarga. Namun melalui prosedur normal dan cara yang sah, beliau akan memaksa departemen militer segera mengeluarkan perintah pengawasan yang sangat ketat.
Suatu malam, ketika Wakil Menteri Urusan Militer Marquis yang terikat perintah kerajaan terpaksa menunggangi binatang gaib selama sembilan hari sembilan malam berturut-turut untuk mencapai Kediaman Jenderal Sungai Singa menyampaikan perintah, tidak sulit dimengerti bahwa sambil dalam hati mengucapkan salam kepada seluruh keluarga Viscount Fan, dia menggunakan sepatu bot kulit yang sudah sangat kotor untuk "menyapa" pintu gerbang kediaman jenderal dan prajurit penjaga yang membukakan pintu.
Meski tidak bisa menjelaskan detail situasi kepada Viscount Fan, wajah pucat Marquis telah menunjukkan badai yang akan datang. Marquis hanya berkata satu kalimat: "Atas nama Yang Mulia Raja dan Markas Besar Militer, aku memerintahkanmu untuk segera menyerahkan pengelolaan Xilin kepada Pasukan Bayaran Kecil. Dari detik ini, efisiensimu akan dihitung per menit!" Setelah itu, Marquis langsung pergi ke Pos Peristirahatan untuk beristirahat di kediaman yang disiapkan untuk pejabat tinggi.
Ketika Viscount Fan sendiri memimpin pasukan kembali ke Ibukota siang-malam tanpa istirahat, barulah dia mendapatkan informasi pertama tentang Pasukan Bayaran Kecil. Baik Kisah Kesatria Naga Suci, Kesatria Naga Kematian, maupun Insiden Celana Dalam Batu Merah, semuanya membuatnya merasa dingin hingga ke tulang sumsum. Tentu saja, ketika mengetahui bahwa Keluarga Chi - salah satu Tiga Keluarga Terkemuka Kekaisaran - adalah pemegang saham utama sekaligus CEO dan COO Pasukan Bayaran Kecil, barulah dia menyadari besarnya kesalahan yang telah diperbuat. Kini dia teringat betapa mematikannya senyuman santai remaja yang terlihat seperti sarjana itu dahulu.
Belakangan, bagaimana cara Viscount Fan mengundang Pasukan Bayaran Kecil Amy kembali ke Xilin, karena kedua belah pihak berusaha menyembunyikan prosesnya, publik sama sekali tidak mengetahuinya. Hanya saja kemudian, ketika para bangsawan Kekaisaran mengunjungi rumah Viscount Fan, mereka kebetulan menyaksikan makan siang keluarga Fan dan terkejut menemukan puluhan anggota keluarga harus bertahan dengan bubur, bahkan acar dibagikan per orang. Saat para bangsawan membicarakan cara keluarga Fan memasak bubur di pagi hari lalu mendinginkannya dan memotongnya menjadi balok agar lebih kenyal dan mengenyangkan sebagai bahan obrolan setelah makan, mereka mengira Amy sedang memamerkan kekuatan dengan berlindung di bawah pengaruh keluarga Chi. Kemudian, semakin banyak cerita dari Kerajaan Hami yang beredar. Setelah mengetahui bahwa seorang Earl dan Marquis yang juga Kesatria Naga pernah dikalahkan Amy hingga harus hidup dari bubur, barulah mereka mulai menyadari betapa hebatnya pemuda ini. Pada Kalender Sihir 3, Musim Dingin Bulan 2, setelah ribuan penolakan dan basa-basi, Pasukan Bayaran Kecil akhirnya diundang ke Kota Xilin melalui permohonan berulang dan tangisan Viscount Fan. Sejak hari itu, Xilin perlahan berkembang menjadi kota paling terkenal sejak era Kalender Sihir.
Di masa depan, setiap tahun pada tanggal 8 Musim Dingin Bulan 2, para pengguna pedang dari empat benua yang memiliki waktu luang akan menyempatkan diri datang ke kota kecil Xilin di muara Sungai Singa, Benua Eminoll, untuk menghadiri upacara persembahan pedang tahunan.
Konon, setiap tahun pada hari itu, pulau Xilin menjual lebih dari 50.000 genggam pedang mini berbentuk Pisau Es dengan rasio 1/10 yang diukir gambar Raja Tentara Bayaran Amy.
Pada tanggal 8 Bulan 2 Musim Dingin Tahun 3 Kalender Sihir, Pasukan Bayaran Kecil resmi menginjakkan kaki di Pulau Xilin. Sejak hari itu, pedang sebagai senjata pendukung mulai memiliki kekuatan sebagai nenek moyang semua senjata. Berkat integritas, ketidakmementingan diri, dan prinsip mengedepankan kepentingan dunia yang dimiliki Raja Tentara Bayaran Amy yang seumur hidup bersahabat dengan pedang, senjata ini pun menjadi lambang keluhuran moral bela diri.
Di pulau kecil inilah, profesi pendekar berevolusi menjadi empat spesialisasi utama: Pendekar Pedang Besar, Prajurit Pedang Dua Tangan Penghalang, Pendekar Pedang Besar Burung Ganas, dan Pendekar Pedang Magis.
——《Legenda Sang Raja Tentara Bayaran》
